Tabel 3.11 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) DIY Menurut Kabupaten/Kota Periode 2009/2010 s/d Periode 2012/2013
11. Sasaran Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Meningkat
Akuntabilitas pemerintah menunjukkan pergeseran baru dalam relasi antara pemerintah dengan publik. Konsep akuntabilitas menunjukkan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk bisa mempertanggung-jawabkan mandat yang diberikan publik untuk mengelola urusan-urusan publik, dengan memberikan pelayanan publik dan pemenuhan hak-hak warga negara. Dalam RPJMD DIY 2012-2017, perhatian DIY akan pentingnya akuntabilitas, bisa dilihat dalam rumusan misi ke-3
yaitu Me i gkatka Tata Kelola Pe eri taha ya g Baik . Tata kelola
pemerintahan yang baik lazim di gambarkan dalam 3 pilar yaitu akuntabilitas, transparansi dan partisipasi. Ketiga kata kunci ini menunjukkan juga pengakuan akan kontribusi bukan hanya pemerintah dalam penyelesaian urusan-urusan publik, namun juga masyarakat dan pihak non pemerintah yang lain. Karenanya, partisipasi dan transparansi juga menjadi kunci selain akuntabilitas untuk membuat pengelolaan publik dengan lebih terbuka dan memberi ruang bagi berbagai pihak.
Capain kinerja yang sudah dicapai menunjukkan hasil yang baik. Target yang ditetapkan adalah nilai Auntuk akuntabilitas kinerja pemerintah, yang telah
berhasil dicapai (133,33%), atau bernilai kinerja sangat tinggi. Dengan pencapaian
ini, bahkan menyumbang 100% terhadap target akhir RPJMD yaitu mencapai nilai A pada tahun 2017. Sebagai catatan, kinerja ini adalah realisasi kinerja pemerintah daerah tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Kemenpan tahun 2014, karena proses penilaian akuntabilitas kinerja tahun 2014 sedang dalam proses ketika laporan ini disusun.
Tabel 3.39 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah Meningkat
Indikator Capaian 2013 2014 Target Akhir RPJMD (2017) Capaian s/d 2014 terhadap 2017 (%) Target Realisasi % Realisasi
Nilai
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Menurut penilaian Kemenpan dan Reformasi Birokrasi, beberapa hal penting dari penilaian akuntabilitas Pemda DIY adalah sebagai berikut:
a. Pemda DIY meraih nilai 76,36 atau mencapai predikat A. Rincian hasil
penilaian adalah sebagai berikut:
o Perencanaan Kinerja meraih nilai 26,95
o Pengukuran Kinerja meraih nilai 14,90
o Pelaporan Kinerja meraih nilai 11,91
o Evaluasi Kinerja meraih nilai 7,60
o Capaian Kinerja meraih nilai 15,00
b. Nilai ini merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen
manajemen kinerja di lingkungan Pemda DIY yang dievaluasi.
c. Pemda DIY telah membangun akuntabilitas kinerja pada tingkat
pemerintah provinsi dan SKPD dengan menerapkan sistem akuntabilitas kienrja instansi pemerintahan yang meliputi perencanaan, kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan evaluasi kinerja
d. Secara umum, evaluasi atas kinerja Pemda DIY adalah baik, namun ada
beberapa hal yang dibutuhkan untuk perbaikan ke depan sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.40 Hasil Penilaian Akuntabilitas Pemda DIY Tahun 2014, Kemenpan-RB
Aspek Tantangan dan Rekomendasi
Perencanaan Kinerja
Target kinerja tahunan dalam penetapan kinerja dan monitoringdan evaluasi (monev) capaian kinerja secara berkala pada sebagian SKPD implementasinya masih belum optimal, yaotu target kinerja tahunan belum diturunkan ke target kinerja triwulanan, analisi capaian kinerja triwulanan masih kurang lengkap khususnya terkait dengan rencana perbaikan atas hambatan dan kendala dalam pencapaian target kinerja Pemanfaatan monev berkala atas capaian penetapan kinerja belum dimanfaatkan optimal untuk mengarahkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program dan kegiatan SKPD
Pengukuran Kinerja
Sistem pengumpulan data kinerja yang dibangun SKPD sebagian belum dapat menghasilkan data kinerja yang cepat dan akuart
Pemanfaatan pengukuran hasil kinerja secara berkala dan tahunan atas capaian IKU belum dimanfaatkan secara optimal oleh SKPD untuk umpan balik perbaikan dalam perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan
Pelaporan Kinerja
Lakip sebagian SKPD belum menyajikan perbandingan data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini dengan tahun sebelumnya dan dengan target kinerja jangka menengah
Aspek Tantangan dan Rekomendasi
Pemanfaatan informasi kinerja dalam LAKIP untuk perbaikan perencanaan kinerja secara berkelanjutan belum dilakukan secara optimal
Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja belum fokus dilakukan pada keberhasilan pencapaian target kinerja program tetapi masih terfokus pada penyerapan anggaran dan fisik kegiatan. Juga belum mengindentifikasi rekomendasi-rekomendasi untuk peningkatan kinerja program yang dilaksanakan Capaian
Kinerja
Pencapaian kinerja dinilai dari aspek pencpaaian target, dan keandalan data kinerja, serta keselarasan kinerja output dengan kinerja outcome Capaian kinerja bidang kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, sosial dan ekonomi sudah baik, juga kinerjan lainnya. Belum optimalnya ketercapaian outcome disebabkan masih ada sasaran yang tidak berorientasi hasil dan indikator kinerja yang tepat
Secara Nasional dari 33 provinsi, hanya ada 2 provinsi yang mendapat nilai A yaitu DIY dan Jawa Timur., sementara 82 penyelenggara pemerintahan yang dinilai tingkat provinsi dan kemterian/lembaga, juga hanya ada 2 instansi yang mendapat nilai A dan, DIY merupakan 1 dari 2 Instansi pemerintah yang mendapat nilai A tersebut.
Beberapa hal telah dilakukan oleh Pemda DIY untuk mendorong akuntabilitas juga bisa dilihat dari upaya menindaklanjuti Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government. Pemda DIY melalui
Peraturan Gubernur Nomer 42 tahun 2006 telah menetapkan Blueprint Jogja Cyber
Province yang dititikberatkan pada program Digital Government Services (DGS)
sebagai panduan strategis implementasi dan pengembangan e-government di
Gambar 3.32 Kerangka Digital Government Services (DGS)
Dalam dokumen DGS yang telah diperbaharui, pada tahun 2013 direncanakan ada 10 program yang menjadi unggulan dalam pelaksanaan DGS dan telah tercapai.
Seluruh program layanan sudah dikembangkan dengan pelayanan secara on-line.
Beberapa program pendukung pelaksanaan DGS di Pemerintah Daerah DIY untuk pelayanan masyarakat dan pelayanan internal pemerintahan antara lain Portal
Pemda DIY jogjaprov.go.id, LPSE (Pengadaan Barang Secara Elektronik), CPNS
On-line (Penerimaan CPNS Secara Online), SIPKD (Sistem Informasi Penganggaran
Keuangan Daerah), Web Monev, Jogja Plan, SIM Pegawai, SIM Perijinan Terpadu
Pemda DIY, Sistem Informasi Jembatan Timbang, Sistem Informasi Perijinan online,
Gambar 3.33 LPSE DIY
Dengan konsep e-government tersebut, peran dan keterlibatan masyarakat dalam
berinteraksi melalui jaringan elektronik akan lebih terberdayakan. Masyarakat dapat ikut terlibat dan berperan aktif dalam mendukung dan memberikan partisipasi dalam kegiatan pembangunan. Selain itu, informasi dan layanan kepada masyarakat dapat lebih mudah diakses dan digunakan. Konsep inilah yang
dinamakan layanan teknologi berbasis Citizen Centris.
Pembangunan infrastruktur jaringan komputer di Pemerintah Daerah DIY telah dimulai sejak tahun 2002 dan telah mengalami pengembangan sampai saat ini. Pembangunan jaringan komputer tersebut memungkinkan terkoneksinya tiap-tiap SKPD dalam jaringan internet/intranet, sehingga tranformasi data dan informasi antar unit kerja dapat berjalan semakin lancar. Sampai dengan akhir tahun 2013, jaringan infrastruktur komputer Pemerintah Daerah DIY telah menghubungkan 104 titik lokasi di lingkup Pemerintah Daerah DIY dengan rincian :
- Menggunakan jaringan kabel fiber optic sejumlah 19 titik
- Menggunakan jaringan kabel HFC sejumlah 35 titik
- Menggunakan jaringan wireless sebanyak 50 titik
Dalam upaya peningkatan tata kelola pemerintahan ini, partisipasi masyarakat juga didorong melalui pengembangan aplikasi dan ruang keterlibatan publik dalam sistem perencanaan dan pengendalian pembangunan. Masyarakat bisa mengakses informasi-informasi untuk pengendalian pelaksanaan pembangunan dengan masuk
ke tautan monevapbd.jogjaprov.go.id. Dengan menggunakan username dan
password pu lik , asyarakat isa e dapatka i for asi e adai te ta g
bagaimana pelaksanaan dan kinerja pembangunan di DIY untuk kurun waktu tertentu. Berikut adalah tampilan awal untuk akses publik tersebut:
Gambar 3.34 Web Monev APBD DIY (monevapbd.jogjaprov.go.id)
Dalam menu sistem integrasi ROPK, Monev APBD dan E-Sakip misalnya, masyarakat bisa mengakses informasi-informasi yang disajikan dalam menu monev APBD, e-sakip (sesuai Permenpan RB Nomer 29 tahun 2010), monev hibah dan Bansos, arsip monev APBD (yang bisa dipilih tahunnya), dan buku petunjuk serta buku petunjuk ROPK.
Permasalahan:
a. Persoalan dengan pengembangan sarana-sarana untuk membuka
transparansi dan akuntabilitas adalah sejauh mana sarana-sarana dan sistem informasi berbasis teknologi informasi sudah dimanfaatkan oleh masyarakat
b. Juga muncul pertanyaan, apakah skem yang tersedia sebagai sarana
pengembangan akuntabilitas untuk menjangkau masyarakat yang tidak melek teknologi. Strategi ini juga penting karena proporsi masyarakat yang belum melek teknologi jumlahnya lebih banyk
c. Juga penting untuk menggali, sejauh mana aplikasi dan data berbasis
teknologi informasi ini telah dipakai sebagai pijakan perbaikan perencanaan tahun/ periode setelahnya
Solusi:
a. Pemanfaatan informasi dan hasil analisis pengendalian untuk perbaikan
kualitas perencanaan pada periode berikutnya
b. Penyebarluasan informasi dan prosedur untuk penerapan UU tentang
Keterbukaan Informasi Publik untuk menjamin hak masyarakat dalam kebijakan publik.