SR 1.333 1.333 1.333 4.000 SPAM Non-PDAM Ter fasilitas
7.4. PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
7.4.2. Sasaran Program 1 AIR LIMBAH
RPI2-JM VII - 1
Pengelolaan sektor sanitasi di Kabupaten Rote Ndao masih membutuhkan perhatian serius terutama jika dikaitkan pencapaian target 100-0-100 maupun RPJMN 2015-2019. Menurunkan separuh dari proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2019, bukanlah pekerjaan yang mudah. Berbagai sektor pembangunan lain yang tidak kalah pentingnya menuntut untuk menjadi prioritas pembangunan yang pada dasarnya juga selalu bermuara pada perbaikan kualitas hidup masyarakat yang ada.
Untuk Pengelolaan air limbah perkotaan dilaksanakan secara swadaya oleh masing-masing rumah tangga dan dilakukan dengan sistim On site, untuk air limbah dari dapur atau kamar mandi biasanya langsung dialirkan kedalam tanah ataupun dialirkan keselokan yang kemudian disalurkan ke drainase
kota. Tentang pengelolaan limbah di kabupaten Rote Ndao belum ada data yang memadai sehingga
belum bisa diuraikan secara mendetail.
Dalam mendukung pencapaian target dalam RPJMN 2015-2019 maka Ditjen Cipta Karya menyelenggarakan kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan (air limbah, dan drainase) serta Pengembangan Persampahan yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Adapun indikator kinerja programnya adalah meningkatnya kontribusi pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat yang
terdiri dari pelayanan air limbah di Nusa tenggara Timur, disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 7.29
Target Kinerja Air Limbah di Provinsi NTT Tahun 2015- 2019
Sasaran kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan / Output / Sub Output Sa t ua n Volume 2015 2016 2017 2018 2019 Total Pem b an gu n an Sist em Pen go lah an Air
Lim b ah Skala Ko t a
Sist em Pengolahan Air Limbah Terpusat 10 2 4 4 10
Pengadaaan lahan IPLT lokasi 22 2 5 5 5 5 20
Perencanaan IPLT paket 22 2 5 5 5 5 20
Pembangunan IPLT paket
22 2 5 5 5 5 20
OP IPLT paket 110 2 27 27 27 27 108
M obil Tinja unit 44 4 10 10 10 10 40
OP M obil Tinja ls
110 10 25 25 25 25 100
Sist em Pengolahan Air Limbah Setempat KK
Pem b an gu n an Sist em Pen go lah an Air Lim b ah Skala Kawasan / Lin gku n gan
Sist em Pengolahan Air Limbah berbasis
inst it usi KK
Sist em Pengolahan Air Limbah berbasis
m asyarakat KK
M CK++ paket
40 10 10 10 10 40
IPAL Komunal paket 60 15 15 15 15 60
Sept ictank Kom unal paket 200 50 50 50 50 200
Pem b an gu n an Sist em Pen an gan an Persam p ah an Skala Kawasan
Sist em Pengurangan Sampah Berbasis Inst it usi KK Sist em Pengurangan Sampah Berbasis
M asyarakat KK
Inst alasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Jumlah Kab/ kota yang dibangun inst alasi pengolahahn Lum pur Tinja (IPLT)
Infrastrukt ur Air Limbah dengan sistem Terpusat Skala kot a, kawasan dan kom unal
Jumlah Kab/ kot a yang dibangun infrastrukt ur air limbah t erpusat skala kota
RPI2-JM VII - 1
Sumber : RAD 100-0-100 NTT 2016
7.4.2.2. PERSAMPAHAN
Pengelolaan persampahan dilakukan melalui berbagai tahapan yakni perencanaan, pengadaan sarana dan prasarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan serta monitoring dan evaluasi. Dalam konteks Kabupaten Rote Ndao, hal tersebut belum seluruhnya dapat dilakukan.
Pemerintah kabupaten sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam hal ini masih mengalami berbagai keterbatasan, baik sumberdaya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana, penganggaran, regulasi hingga aspek kelembagaan. Disisi lain, pihak swasta yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengelolaan sub sektor persampahan terutama pada posisi pengadaan sarana dan pengelolaannya, juga belum memberikan partisipasi nyata.
Demikian pula dengan keterlibatan masyarakat secara langsung dalam tahapan fungsi pengelolaan persampahan, masih sangat minim. Sebagian besar masih mengelola sampah dengan membakar atau bahkan membuang begitu saja ke lingkungan.
Untuk menjawab kebutuhan gerakan 100-0-100 sektor persampahan maka diperlukan indikator kinerja program untuk meningkatnya kontribusi pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat sektor pelayanan persampahan di Nusa tenggara Timur yang disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 7.30.
Target Kinerja Persampahan di Provinsi NTT Tahun 2015- 2019
Sasaran kegiatan Indikat or Kine rja Kegiatan / Output / Sub Output Satuan Vol ume 2015 2016 2017 2018 2019 Total
Per atur an Pengembangan
Penyehatan Lingk ungan
Per mukiman
Jumlah NSPK Per atur an
Pengembangan Peny ehatan
lingk ungan Per muk iman
Penyusunan Rancangan Per atur an dan
Standar Pedoman Kr iter ia Bidang
Pengembangan PLP
NSPK
Penyusunan Outline Plan dan DED Air
Limbah pak et 22 2 5 5 5 5 22
Penyusunan Master Plan dan DED
Per sampahan pak et 22 6 4 4 4 4 22
Pembinaan dan Pengaw asan
Pelak sanaan Penyehatan Lingk ungan Per muk iman
Fasilit asi Penguatan Kapasitas Pemer intah
daer ah dalam Bidang Pengembangan PLP Kab/ Kota 22 22 22 22 22 22
Fasilit asi Penguatan Kapasitas Masyar akat dan Kemitr aan dalam Bidang Pengembangan PLP
Kab/ Kota 22 22 22 22 22 22
Infr ast r uk tur Tempat Pemr osesan Ak hir Sampah
Jumlah Kab/ k ota y ang dibangun TPA
Pembangunan Sistem Penanganan Per sampahan Sk ala Kota
Sistem Penanganan Per sampahan Skala Kota
Pengadaan Lahan TPA Lokasi 22 6 2 2 6 6 22
Pembangunan TPA Sanitar y landfill Lokasi 22 6 2 2 6 6 22
Pembangunan sar ana Penunjang lok asi 22 6 2 2 6 6 22
Pengadaan Alat Ber at unit 44 12 4 4 12 12 44
Alat Angkut Sampah unit
Dump tr uck Sampah unit 130 93 8 9 10 10 130
Ar m Roll unit 65 16 10 9 15 15 65
Kontainer Sampah unit 260 100 40 40 40 40 260
Motor Sampah unit 155 67 22 22 22 22 155
Ger obak Sampah bh 1500 168 333 333 333 333 1500
TPS unit 840 584 64 64 64 64 840
Tong Sampah Ter pilih unit 4400 716 921 921 921 921 4400
OP Pengangk utan Sampah ls 22 20 22 22 22 22 22
OP TPA 22 6 2 2 6 6 22
Sistem Penanganan Pengolahan Sampah Antar a
Infr ast r uk tur Tempat Pemr osesan Ak hir Sampah
Jumlah Kab/ k ota y ang dibangun TPA
Pembangunan TPST 3R 22 4 4 4 5 5 18
TOTAL
Pembinaan, fasilitasi,
pengaw asandan k ampanye
ser ta adv ok asi
Jumlah Pembinaan &
pengaw asan pengembangan
peny ehatan lingkungan
RPI2-JM VII - 1
Sumber : RAD 100-0-100 NTT 2016
7.4.2.3. DRAINASE
Beberapa saluran alam (sungai) yang mengalir di wilayah kabupaten Rote Ndao yang berfungsi pula sebagai saluran irigasi dapat dijadikan saluran primer pembuangan air limbah dan air hujan (pematusan) melalui saluran-saluran sekunder dan tersier yang ada. Saluran tersier menampung air dari “catchment area” dan air dari saluran persil. Saluran sekunder sebagai saluran yang menjadi penampungan air dari saluran-saluran tersier lingkungan.
Sistem jaringan drainase primer di Kabupaten Rote Ndao terdapat beberapa aliran sungai yang melewati Kota Ba’a, sehingga membantu penyaluran drainase seperti sungai Menggalama, Metina dan Tulandale.
Sistim drainase perkotaan berdasarkan tipe topografi daerah kota dan jumlah daerah genangan yang ada pada wilayah perkotaan kabupaten Rote Ndao. Perencanaan Sistim drainase yang rencanakan terdiri dari beberapa tipe tergantung genangan yang ada. Pada genangan yang cukup banyak disediakan sistim drainase yang besar sehingga di perlukan saluran drainase yang berbeda- beda, antara tempat yang satu dengan yang lainnya.
Pada sistim Jaringan Drainase wilayah perkotaan kabupaten Rote Ndao di rencanakan pembuatan selokan – selokan tertentu yang dapat berfungsi sebagai suatu sistim jaringan Drainase yang menunjang dan cukup aman dan dapat menampung debit air pada daerah genangan. Pembuatan selokan berdasarkan banyaknya genangan, sehingga di dapatkan besaran dan tipe saluran.sehingga adanya saluran yang merupakan saluran Utama ( Primer) dan saluran kecil yang merupakan saluran sekunder dan tersier yang merupakan saluran penunjang.