• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk mencapai sasaran strategis 1 yaitu “Meningkatnya implementasi Reformasi Birokrasi di lingkungan LAPAN”, maka Settama telah mengukur pencapaian IKU seperti pada Tabel di bawah ini :

Tabel 3.1. Capaian Sasaran Strategis 1

IKU TARGET REALISASI CAPAIAN

Kategori nilai evaluasi Reformasi Birokrasi

BB BB 100%

IKU 1 : Kategori nilai evaluasi Reformasi Birokrasi

Rapat persiapan PMPRB

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019 dan Keputusan Menteri PAN dan RB Nomor 205 Tahun 2015 Tentang Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN), Kementerian PAN dan RB telah melakukan evaluasi atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi di LAPAN dengan surat Nomor B/2516/D.I.PANRB/07/2016, tanggal 18 Juli 2016 yang berpedoman

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 19 pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah. Evaluasi dilaksanakan pada hari Kamis, 25 Agustus 2016. Berikut tabel evaluasi Reformasi Birokrasi LAPAN tahun 2016 :

Tabel 3.2. Indeks Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi LAPAN

No. Komponen Penilaian Maksimal Nilai Nilai Capaian

2015 2016*) %

A Pengungkit

1 Manajemen Perubahan 5,00 3,37 4,62 92,39

2 Penataan Peraturan Perundang-undangan

5,00 2,71 4,38 87,50

3 Penataan dan Penguatan Organisasi

6,00 4,01 5,83 97,22

4 Penataan Tatalaksana 5,00 3,30 3,30 65,95

5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 12,48 13,10 87,34

6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 4,12 6,00 100,00

7 Penguatan Pengawasan 12,00 4,87 8,62 71,84

8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

6,00 3,55 5,35 89,22

Sub Total Komponen Pengungkit 60,00 38,41 51,20 85,33 B Hasil

1 Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi

20,00 14,56 13,25 66,26

2 Pemerintah yang bersih dan bebas KKN

10,00 7,71 7,25 72,50

3 Kualitas Pelayanan Publik 10,00 7,75 7,50 75,00

Sub Total Komponen Hasil 40,00 30,02 28,00 70,00 Indeks Reformasi Birokrasi 100,00 68,43 79,20 79,20

Keterangan :

*) Data diambil dari hasil PMPRB 2016

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 nilai komponen pengungkit mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2015. Perincian nilai komponen adalah sebanyak 7 komponen pengungkit mengalami peningkatan dan 1 komponen pengungkit mendapatkan nilai tetap. Komponen pengungkit yang mengalami peningkatan yaitu manajemen perubahan, penataan peraturan perundang-undangan, penataan dan penguatan organisasi, penataan sistem manajemen SDM, penguatan

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 20 akuntabilitas, penguatan pengawasan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Komponen pengungkit yang bernilai tetap yaitu penataan tatalaksana. Sedangkan semua komponen hasil mengalami penurunan yaitu kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN dan kualitas pelayanan publik.

Berdasarkan hasil penilaian mandiri pelaksanaan Reformasi Birokrasi di LAPAN, penyebab peningkatan dan penurunan pada delapan komponen pengungkit dijelaskan sebagai berikut :

1. Manajemen Perubahan mengalami peningkatan dari “3,37” menjadi “4,62” atau mengalami kenaikan sebesar “1,25” dikarenakan LAPAN telah membentuk Tim Reformasi Birokrasi sesuai kebutuhan organisasi. Sebagian besar tugas tim telah dilaksanakan sesuai rencana kerja. Tim ini juga telah melaksanakan dan menyusun peta proses bisnis (business process) kegiatan utama sebagian besar telah ditetapkan dan dijabarkan ke dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) pada unit kerja.

2. Penataan Peraturan Perundang-undangan mengalami peningkatan dari “2,71” menjadi “4,38” atau mengalami kenaikan sebesar “1,67”. Kenaikan tersebut dikarenakan LAPAN telah melakukan identifikasi, analisis dan pemetaan terhadap peraturan perundang-undangan yang tidak sinkron/harmonis dan dilakukan revisi terhadap peraturan perundang-undangan yang tidak sinkron/harmonis tersebut. Disamping itu telah

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 21 dilakukan sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan yang mensyaratkan adanya rapat koordinasi, naskah akademis/policy paper dan paraf koordinasi, serta dilakukan evaluasi atas pelaksanaan sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan.

Pada tahun 2016 Kepala LAPAN telah menetapkan 9 Peraturan Kepala sebagai berikut :

1. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai Di Lingkungan LAPAN;

2. Peraturan Kepala Lapan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kelas Jabatan Di Lingkungan LAPAN;

3. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana Strategis LAPAN Tahun 2015-2019;

4. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Situs Web LAPAN;

5. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 5 Tahun 2016 tentang Jabatan Fungsional Umum dan Kualifikasi Pendidikan Di Lingkungan LAPAN; 6. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 9 Tahun 2016 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Evaluasi Implementasi Sistem Akuntabiliat Kinerja Intansi Pemerintah Di Lingkungan LAPAN;

7. Draft Peraturan Kepala LAPAN Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemberian Penghargaan Bagi Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan LAPAN;

8. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 13 Tahun 2016 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Di Lingkungan LAPAN;

9. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 14 Tahun 2016 tentang Kartu Tanda Pegawai Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

3. Penataan dan Penguatan Organisasi mengalami peningkatan dari “4,01” menjadi “5,83” atau mengalami kenaikan sebesar “1,82”. Hal ini dikarenakan LAPAN telah melaksanakan amanat Undang Undang Nomor

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 22 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan, maka LAPAN berusaha untuk melaksanakan penataan dan penguatan tugas dan fungsi organisasi. Penataan dan penguatan organisasi LAPAN telah dilakukan perubahan dengan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 08 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja di Lingkungan LAPAN untuk menuju organisasi LAPAN yang right sizing.Dengan adanya Peraturan Kepala LAPAN tersebut maka perlu melakukan kegiatan evaluasi organisasi untuk menilai ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi, mengukur jenjang organisasi, menganalisis kemungkinan duplikasi fungsi, menganalisis satuan organisasi yang berbeda tujuan namun ditempatkan dalam satu kelompok, kemungkinan adanya pejabat yang melapor kepada lebih dari seorang atasan, kesesuaian struktur organisasi dengan kinerja yang dihasilkan, kesesuaian struktur organisasi dengan mandat, menganalisis kemungkinan tumpang tindih fungsi dengan instansi lain, menganalisis kemampuan struktur organisasi untuk adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis, serta ditindaklanjuti dengan perubahan organisasi. Hasil dari evaluasi organisasi tersebut berupa kajian revitalisasi Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara terkait dengan penerapan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran di LAPAN.

4. Penataan Tata Laksana tidak mengalami perubahan nilai dari tahun sebelumnya dengan nilai “3,30”. Penataan tata laksana dilakukan melalui kegiatan penyusunan business process dan penyelarasan SOP. pembangunan dan implementasi e-government di setiap tugas dan fungsi LAPAN.Penyusunan business process LAPAN pada tahun 2016 telah sampai pada tahap penyusunan Draft Keputusan Kepala LAPAN tentang business process LAPAN dan draft final rancangan peta business process LAPAN Level 0, 1, dan 2 untuk seluruh satuan organisasi LAPAN. Selain itu kegiatan penyelarasan SOP dilakukan dengan inventarisasi SOP yang ada di lingkungan LAPAN. Hasil inventarisasi tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 170 SOP memiliki prioritas sangat tinggi, 465 SOP memiliki

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 23 tingkat prioritas tinggi, 471 SOP memiliki tingkat prioritas cukup, dan 83 SOP memiliki tingkat prioritas rendah.

5. Penataan Sistem Manajemen SDM mengalami kenaikan dari “12,48” menjadi “13,1” atau mengalami kenaikan sebesar “0,62”, dikarenakan LAPAN telah melakukan evaluasi beban kerja, perencanaan kebutuhan pegawai sesuai kebutuhan organisasi, proses penerimaan pegawai yang transparan, obyektif, akuntabel dan bebas KKN, pengembangan pegawai berbasis kompetensi, promosi jabatan dilakukan secara terbuka, penetapan kinerja individu, penegakan aturan disiplin, kode etik dan kode perilaku pegawai, pelaksanaan evaluasi jabatan serta telah adanya sistem informasi kepegawaian. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur dilaksanakan melalui kegiatan optimalisasi peran pegawai LAPAN sebagai human capital (asset organisasi) yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kompetensinya menuju Pejabat Aparatur yang profesional. 6. Penguatan Akuntabilitas mengalami kenaikan dari “4,12” menjadi “6,00”,

atau mengalami kenaikan sebesar “1,88”. Kenaikan dikarenakan keterlibatan pimpinan dalam penyusunan Renstra. Penetapan Kinerja dan memantau pencapaian kinerja secara berkala. Disamping itu dilakukan peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja, telah disusun pedoman akuntabilitas kinerja, pengukuran kinerja berbasis elektronik yang dapat diakses oleh seluruh unit kerja serta dilakukan pemutakhiran data kinerja secara berkala.

7. Penguatan pengawasan juga mengalami peningkatan dari “4,87” menjadi “8,62” atau mengalami kenaikan sebesar “3,75” dikarenakan LAPAN telah melaksanakan kebijakan penguatan pengawasan dengan berpedoman pada beberapa Peraturan Kepala LAPAN sebagai berikut :

a. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 20 Tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi di lingkungan LAPAN. Disamping itu dilakukan kampanye publik, evaluasi dan tindak lanjut atas kebijakan penanganan gratifikasi;

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 24 b. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Whistleblower System (WBS) di lingkungan LAPAN. Peraturan Kepala LAPAN ini telah disosialisasikan, diimplementasikan, dievaluasi dan ditindaklanjuti;

c. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 22 Tahun 2015 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di lingkungan LAPAN. Peraturan Kepala LAPAN ini telah disosialisasikan, diimplementasikan, dievaluasi dan ditindaklanjuti;

d. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan LAPAN. Peraturan Kepala LAPAN ini telah disosialisasikan, diimplementasikan, dievaluasi dan ditindaklanjuti;

e. Surat Keputusan Kepala LAPAN Nomor 91 Tahun 2015 tentang Satuan Tugas Sistem Pengawasan Instansi Pemerintah (SPIP) di lingkungan LAPAN. Melalui Peraturan ini telah dibangun lingkungan pengendalian, penilaian atas risiko organisasi, dan pengendalian untuk meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi.

Disamping itu LAPAN telah mencanangkan zona integritas dengan menetapkan Pusat Sains Antariksa dan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer sebagai Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan mempersiapkan unit kerja lain untuk penilaian mandiri sebagai Wilayah WBK serta Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik meningkat dari “3,55” menjadi “5,35” atau mengalami kenaikan sebesar “1,80” dikarenakan LAPAN telah memiliki standar pelayanan yang dimaklumatkan lengkap dengan SOPnya. dan standar pelayanan tersebut telah direviu dan SOP telah diperbaiki. Telah dilakukan sosialisasi dan pelatihan serta penerapan “Budaya Pelayanan Prima”, terdapat unit dan media pengaduan lengkap dengan SOPnya, serta dilakukan evaluasi atas penanganan keluhan dan masukan. Inovasi pelayanan telah dilakukan sehingga bermanfaat bagi penerima

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 25 layanan termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan. Media pengaduan layanan juga telah disiapkan lengkap dengan SOPnya. Dilakukan survei kepuasan masyarakat terhadap layanan.

Gambar 3.1. Perbandingan Nilai Komponen Pengungkit Pelaksanaan RB di LAPAN pada 2015 dan 2016.

Berbeda dengan delapan komponen pengungkit, ketiga komponen hasil mengalami penurunan nilai. Berikut ini penjelasan penyebab penurunan nilai tersebut :

1. Kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi menurun dari “14,56” menjadi “13,25” atau mengalami penurunan sebesar “1,31” yang dipengaruhi oleh hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan nilai 68,94 dari skala o-100. Upaya yang dilakukan adalah melakukan peningkatan kinerja organisasi dengan kompetensi SDM.

2. Pemerintah yang bersih dan bebas KKN mengalami penurunan dari “7,71” menjadi “7,25” atau mengalami penurunan sebesar “0,46” dikarenakan hasil survei eksternal atas persepsi korupsi LAPAN menurun dari nilai “3,26” menjadi “3,00” dari skala indeks 0-4 dan opini BPK atas Laporan Keuangan pada saat PMPRB dengan hasil Wajar Dengan Pengecualian.

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 26 Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan sistem pengendalian pelaporan keuangan dan transparansi informasi di LAPAN.

3. Penilaian kualitas pelayanan publik menurun dari “7,75” menjadi “7,5” atau mengalami penurunan sebesar “0,25”. Penurunan tersebut sesuai hasil survei eksternal kualitas pelayanan terhadap penerima layanan yang dipilih melalui purposive random sampling menunjukkan SKM LAPAN sebesar “3” dari skala 0-4. Upaya yang dilakukan untuk peningkatan dalam bidang penguatan kualitas pelayanan publik yaitu LAPAN telah menerapkan SOP dan telah mendapatkan pengakuan dengan diterimanya Sertifikat ISO 9001:2008 tentang Pelayanan Pemanfaatan Teknologi Dirgantara (Pusfatekgan) dan Pelayanan Data Penginderaan Jauh (Putekdata) pada Layanan Litbang, serta sertifikat ISO 27001 dan ISO 20000 pada layanan penerapan teknologi informasi.

Gambar 3.2. Perbandingan Nilai Komponen Pengungkit Pelaksanaan RB di LAPAN pada 2015 dan 2016.

Dari uraian tabel di atas secara keseluruhan diperoleh hasil indeks Reformasi Birokrasi LAPAN pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibanding dengan tahun sebelumnya dan target yang diperjanjikan tercapai.

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 27

Dokumen terkait