• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jakarta, Februari 2017 Sekretaris Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jakarta, Februari 2017 Sekretaris Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

SEKRETARIS UTAMA

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

Laporan Kinerja (Lakin) Sekretariat Utama (Settama) merupakan pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja pencapaian tujuan dan sasaran strategis serta indikator kinerja utama (IKU) yang diperjanjikan.

Lakin Settama diharapkan dapat memberikan gambaran atas perjanjian kinerja yang telah ditetapkan, serta capaian kinerja tahun 2016. Lakin juga dapat dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang lebih sistematis pada periode Rencana Strategis Tahun 2015-2019.

Berdasarkan analisis dan evaluasi obyektif yang dilakukan melalui Laporan Kinerja Tahun 2016 ini, kami harapkan agar terjadi optimalisasi peran kelembagaan dan peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja seluruh jajaran pejabat dan pelaksana di lingkungan Settama dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Terima kasih.

Jakarta, Februari 2017 Sekretaris Utama

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

(3)

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Sekretariat Utama sebagai penggerak utama (prime mover) berperan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan menjalankan pemerintahan yang baik. Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan LAPAN. Dalam melaksanakan tugas tersebut Sekretariat Utama berperan sebagai pemikir/analis dan penggerak utama dalam menunjang kegiatan teknis antara lain dengan fungsi sebagai :

1. Pengkoordinasian kegiatan di lingkungan LAPAN;

2. Pengkoordinasian dan penyusunan rencana program dan anggaran LAPAN;

3. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana; 4. Penyusunan peraturan perundang-undangan dan advokasi hukum;

5. Pelayanan administrasi kerja sama dan pelaksanaan hubungan masyarakat;

6. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi sumberdaya manusia aparatur, ketatausahaan, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, barang milik negara, serta arsip dan dokumentasi; dan 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.

Pada tahun 2016 Sekretariat Utama telah menetapkan 4 (empat) sasaran strategis dan 6 (enam) Indikator Kinerja Utama (IKU). Adapun sasaran strategis dan IKU adalah sebagai berikut :

1. Sasaran 1 adalah meningkatnya implementasi Reformasi Birokrasi di lingkungan LAPAN. Sasaran ini didukung 1 (satu) IKU, yaitu kategori

nilai evaluasi Reformasi Birokrasi, dengan target nilai “BB” terealisasi “BB”, sehingga capaian 100%.

(4)

iii

2. Sasaran 2 adalah meningkatnya kapabilitas SDM aparatur. Sasaran ini didukung 1 (satu) IKU, yaitu Persentase SDM LAPAN yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan, dengan target 60%, dan terealisasi 67,43% sehingga diperoleh nilai capaian sebesar 112,48%.

3. Sasaran 3 adalah meningkatnya penguatan akuntabilitas kinerja dan keuangan di lingkungan LAPAN. Sasaran ini didukung 2 (dua) IKU, yaitu kategori nilai AKIP LAPAN, dan Opini Laporan Keuangan Lembaga. Capaian dari kedua IKU dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut : a. Kategori nilai AKIP LAPAN dengan target dengan nilai “BB” , terealisasi

“BB” sehingga diperoleh nilai capaian 100%;

b. Opini Laporan Keuangan Lembaga dengan target “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)”, terealisasi “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)” sehingga diperoleh capaian 100%.

4. Sasaran 4 adalah meningkatnya kualitas pelayanan publik di lingkungan LAPAN. Sasaran ini didukung 2 (dua) IKU Hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM), dan Indeks Persepsi Korupsi (IPK). Capaian dari kedua IKU dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut :

a. Hasil SKM dengan target nilai “81”, terealisasi “83,69” sehingga diperoleh capaian sebesar 103,32 %;

b. IPK skala yang dipakai antara (0-4) dengan target 3 (tiga), terealisasi “3,20” sehingga diperoleh capaian sebesar 106,66 %.

(5)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i IKHTISAR EKSEKUTIF ii DAFTAR ISI iv DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 2

1.3 Sumber Daya Manusia (SDM) 4

1.4 Aspek Strategi Organisasi dan Permasalahan Utama 6

1.5 Sistematika Penyajian Laporan 7

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis 8

2.1.1. Sasaran Strategis 9

2.1.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) 9

2.1.3. Perjanjian Kinerja (PK) 2016 10

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016 17

3.2 Capaian Strategis Lainnya 40

(6)

v

3.4 Akuntabilitas Keuangan 42

3.4.1. Realisasi Anggaran Tahun 2016 43

3.4.2. Perbandingan Realisasi Per Jenis Belanja Tahun 2015 dengan 2016

46

3.4.3. Capaian IKU dan Anggaran 47

BAB V. PENUTUP 49

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Settama 3

Gambar 1.2. Komposisi SDM Berdasarkan Jenjang Pendidikan 4

Gambar 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan JFT 5

Gambar 3.1. Grafik Perbandingan Nilai komponen Pengungkit Pelaksanaan RB di LAPAN pada Tahun 2015 dan 2016

25

Gambar 3.2. Grafik Perbandingan Nilai komponen Pengungkit Pelaksanaan RB di LAPAN pada Tahun 2015 dan 2016

26

Gambar 3.3. Grafik Perbandingan persentase Pejabat Struktural, JFT dan JFU dalam memenuhi SDM LAPAN yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan pada Tahun 2016

31

Gambar 3.4. Grafik Pembobotan Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja LAPAN

33

Gambar 3.5. Grafik Opini BPK atas Laporan Keuangan LAPAN dari Tahun 2010-2016

35

Gambar 3.6. Rekapitulasi Pagu dan Realisasi Stker Settama Per Jenis Belanja Tahun 2016

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Komposisi Jabatan Fungsional Tertentu 5

Tabel 2.1. Sasaran Strategis dan IKU Settama 11

Tabel 2.2. Mekanisme Pengumpulan Data Kinerja 12

Tabel 2.3. Sasaran Strategis 1 12

Tabel 2.4. Sasaran Strategis 2 13

Tabel 2.5. Sasaran Strategis 3 14

Tabel 2.6. Sasaran Strategis 4 15

Tabel 3.1. Capaian Sasaran Strategis 1 18

Tabel 3.2. Indeks Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi LAPAN 19

Tabel 3.3. Capaian Sasaran Strategis 2 27

Tabel 3.4. Daftar Pelaksanaan Diklat dan Uji Kompetensi SDM LAPAN Tahun 2016

28

Tabel 3.5. Pemenuhan Standar Kompetensi Yang Dipersyaratkan 31

Tabel 3.6. Capaian Sasaran Strategis 3 32

Tabel 3.7. Opini BPK atas Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2009 – 2015 35

Tabel 3.8. Capaian Sasaran Strategis 4 36

Tabel 3.9. Nilai Survei Kepuasan Masyarakat di lingkungan LAPAN 37

Tabel 3.10. Perbandingan Capaian IKU Tahun 2015-2016 42

Tabel 3.11. Pagu dan Realisasi Per Kegiatan Di Lingkungan Settama Tahun 2016 (7 Satker)

43

Tabel 3.12. Kronologis Revisi Anggaran Settama 44

Tabel 3.13. Pagu dan Realisasi Satker Settama Per Kegiatan Di lingkunga Settama Tahun 2016

45

Tabel 3.14. Perbandingan Realisasi Per Jenis Belanja Tahun 2015 dengan 2016

(9)

viii

Tabel 3.15. Pagu dan Realisasi Settama Tahun 2016 46

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2016 Lampiran II Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016

Lampiran III Pengukuran Kinerja Sekretariat Utama Tahun 2016 Lampiran IV Rencana Aksi Tahun 2016

(11)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 1

BAB I

PEndahuluan

1.1 Latar Belakang

Good governance merupakan perwujudan reformasi penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan terpercaya, yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi, serta berperan dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja (Lakin) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan terhadap sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui perencanaan strategis.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) adalah lembaga pemerintah non-kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi yang mempunyai tugas di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya serta penyelenggaraan keantariksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sekretariat Utama (Settama) merupakan salah satu unit eselon I yang berada dibawah Kepala LAPAN yang wajib melaporkan kinerja sebagai pertanggungjawaban atas kinerja dan anggaran yang dilakukan.

Lakin Settama disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi Settama serta kewenangan pengelolaan sumberdaya dengan

(12)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 2 didasarkan pada capaian target pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan pada awal tahun, menyajikan informasi terkait keberhasilan yang tercapai maupun kegagalan yang dialami pada tahun 2016, serta sebagai bahan pertimbangan untuk menunjang keberhasilan pencapaian target Renstra Settama tahun 2015-2019.

1.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Sebagai tindak lanjut keluarnya Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2015 tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, telah ditetapkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN. Peraturan Kepala LAPAN ini mengganti Peraturan Kepala LAPAN Nomor 02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan peraturan Kepala LAPAN Nomor 5 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN.

Sesuai dengan peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN, Settama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan LAPAN. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Settama menyelenggarakan fungsi :

a. Pengkoordinasian kegiatan di lingkungan LAPAN;

b. Pengkoordinasian dan penyusunan rencana program dan anggaran LAPAN; c. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana;

d. Penyusunan peraturan perundang-undangan dan advokasi hukum;

e. Pelayanan administrasi Kerja Sama dan pelaksanaan hubungan masyarakat; f. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

sumberdaya manusia aparatur, ketatausahaan, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, Barang Milik Negara (BMN), serta arsip dan dokumentasi; dan

(13)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 3 Struktur organisasi Settama terdiri dari 3 (tiga) Biro. Selain itu terdapat 4 eselon 2 yang bertanggung jawab dibawah Kepala LAPAN, namum secara administrasi dikoordinasikan oleh Settama yaitu Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara yang merupakan Badan Layanan Umum (BLU), Pusat Teknologi Informasi dan Standar Penerbangan dan Antariksa, Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa, dan Inspektorat sebagaimana disajikan pada gambar 1.1. di bawah ini.

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Settama

KEPALA SEKRETARIAT UTAMA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN BIRO KERJA SAMA, HUBUNGAN MASYARAKAT, DAN UMUM BIRO SUMBER DAYA MANUSIA, ORGANISASI, DAN HUKUM PUSAT PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIRGANTARA INSPEKTORAT PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN STANDAR PENERBANGAN DAN ANTARIKSA PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA

(14)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 4 1.3 Sumber Daya Manusia (SDM)

Jumlah dan kualitas SDM merupakan hal terpenting dalam setiap organisasi, karena merupakan input dalam setiap kegiatan dan sekaligus sebagai pengguna output. SDM Settama pada tahun 2016 berjumlah 296 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan yaitu S-3 sebanyak 1 orang atau 0,34% S-2 sebanyak 73 orang atau 24,66% , S-1 sebanyak 130 orang atau 43,92%, DIV sebanyak 1 orang atau 0,34%, DIII sebanyak 13 orang atau 4,39%, SLTA sebanyak 70 orang atau 23,65%, SLTP sebanyak 5 orang atau 1,69%, dan SD sebanyak 3 orang atau 1,01%.

Gambar 1.2. Komposisi SDM Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Pegawai di lingkungan Settama yang memangku Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) sesuai dengan kegiatan utama Settama LAPAN pada tahun 2016 yaitu berjumlah 155 orang, dengan komposisi sebagai berikut:

(15)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 5 Tabel 1.1. Komposisi Jabatan Fungsional Tertentu

Nama Jabatan Jabatan Fungsional Tertentu

Analis Kepegawaian 19

Arsiparis 26

Auditor 12

Peneliti 28

Penerjemah 1

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa 1

Perancang Peraturan Perundang-undangan 1 Perekayasa 2 Perencana 23 Pranata Humas 12 Pranata Komputer 24 Pustakawan 5 Teknisi Litkayasa 1

(16)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 6 1.4 Aspek Strategis Organisasi dan Permasalahan Utama

Arah kebijakan Settama mengacu pada perubahan lingkungan strategis dan amanah arah kebijakan yang ditetapkan pada Renstra LAPAN. Settama sebagai penggerak utama (prime mover) dalam melaksanakan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis. Adapun aspek strategis Settama adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM aparatur, maka strategi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Renstra SDM 2015-2019;

b. Menyusun Roadmap Pengembangan SDM (Human Capital Development Plan);

c. Pola Rekrutmen pegawai berkualifikasi tinggi;

d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi;

e. Penataan dan penempatan SDM berbasis Kompetensi;

f. Database SDM aparatur yang bisa diakses oleh seluruh pegawai; g. Pembinaan jabatan fungsional tertentu;

h. Menyusun standar kompetensi dan melakukan assesmen SDM.

2. Penguatan akuntabilitas kinerja di lingkungan LAPAN, dengan strategi sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pengelolaan kinerja dan keuangan;

b. Penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR);

c. Peningkatan kualitas penatausahaan BMN.

3. Peningkatan kualitas pelayanan publik di lingkungan LAPAN dengan strategi sebagai beri kut :

a. Peningkatan Kerja Sama dalam rangka transfer teknologi dan pemanfaatannya;

(17)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 7 b. Pembinaan dan koordinasi pelayanan publik;

c. Meningkatkan space awareness masyarakat Indonesia dan kehumasan; d. Implementasi tata kelola Teknologi Informasi (TI);

e. Peningkatan tatakelola organisasi LAPAN.

1.5 Sistematika Penyajian Laporan

Laporan kinerja berisi capaian kinerja Settama selama tahun 2016. Capaian kinerja (performance results) tahun 2016 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi. Analisis atas realisasi kinerja terhadap rencana kinerja ini berfungsi untuk mengidentifikasikan adanya celah perjanjian kinerja (performance gap) sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan dalam memperbaiki kinerja di masa mendatang. Berdasarkan kerangka fikir tersebut maka sistematika penyajian Lakin Settama tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Ringkasan Eksekutif Menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Settama tahun 2016

BAB I

Pendahuluan

Penjelasan umum tentang organisasi, aspek strategis organisasi, dan permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi

Menyajikan ikhtisar perjanjian kinerja tahun bersangkutan

Menyajikan capaian kinerja sasaran strategis organisasi dan analisis atas setiap capaian kinerja sasaran organisasi, menguraikan realisasi anggaran sesuai perjanjian kinerja BAB II

Perencanaan Kinerja

BAB III

Akuntabilitas Kinerja

BAB IV

Penutup Menjelaskan kesimpulan capaian kinerja organisasi, dan langkah-langkah meningkatkan kinerja di masa datang

(18)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 8

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis

Untuk mendukung pelaksanaan dan tugas fungsi LAPAN yang memiliki Visi “Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri” sehingga Settama merumuskan visi yang searah dengan visi LAPAN, yaitu :

VISI

Menjadi Penggerak Utama Manajemen Lembaga Yang Akuntabel Berbasis Pelayanan Prima

MISI

1. Meningkatkan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian perencanaan program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi kinerja, serta pengelolaan keuangan;

2. Meningkatkan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian sumber daya manusia aparatur, organisasi, tatalaksana, penyusunan peraturan perundang-undangan, dan advokasi hukum;

3. Meningkatkan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian Kerja Sama, hubungan masyarakat, pengelolaan BMN, serta persuratan dan arsip; 4. Mengkoordinasikan pengawasan internal di lingkungan LAPAN;

5. Mengkoordinasikan pengelolaan infrastruktur dan tata kelola teknologi informasi, pengembangan sistem informasi, serta penyusunan standar di bidang penerbangan dan antariksa;

6. Mengkoordinasikan terhadap pengkajian kebijakan strategis di bidang penerbangan dan antariksa;

7. Mengkoordinasikan pelayanan dan pemanfaatan teknologi penerbangan dan antariksa.

(19)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 9 2.1.1. Sasaran Strategis

Untuk mencapai tujuan strategis Settama tahun 2015-2019 maka sasaran strategis yang akan dicapai yaitu :

1. Meningkatnya Implementasi Reformasi Birokrasi di lingkungan LAPAN sehingga mendukung ke pemerintahan yang baik (good governance) berkelas dunia;

2. Meningkatnya kapabilitas SDM aparatur sehingga memenuhi standar kompetensi;

3. Meningkatnya penguatan akuntabilitas kinerja dan keuangan di lingkungan LAPAN sehingga SAKIP bernilai A dan Opini BPK berpredikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);

4. Meningkatnya kualitas pelayanan publik di lingkungan LAPAN sehingga Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) memperoleh predikat AMAT BAIK (A).

2.1.2. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Pencapaian sasaran strategis diukur dengan IKU. Penyusunan IKU disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi unit organisasi atau kewenangan yang dimiliki oleh pejabat yang bersangkutan. Semakin tinggi level organisasi yang dimiliki pejabat bersangkutan, maka semakin tinggi pula level kewenangan yang dimiliki yang bersifat outcome (impact) atau sebaliknya.

Melalui Keputusan Kepala LAPAN Nomor 247 Tahun 2015 tentang perubahan atas Keputusan Kepala LAPAN Nomor 151 Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama Eselon I LAPAN, maka IKU Settama adalah sebagai berikut :

TUJUAN

Mewujudkan Reformasi Birokrasi LAPAN yang efektif dan efisien, serta akuntabel

(20)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 10 2.1.3. Perjanjian Kinerja (PK) 2016

2.1.3. Perjanjian Kinerja (PK) 2016

Perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Dokumen PK merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui PK, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja tertentu yang terukur berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Settama menetapkan 4 Sasaran Strategis dengan 6 IKU, sebagaimana tampak pada Tabel di bawah ini.

IKU SETTAMA

a. Kategori nilai evaluasi Reformasi Birokrasi;

b. Presentase SDM LAPAN yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan;

c. Kategori nilai AKIP LAPAN;

d. Opini Laporan Keuangan Lembaga;

e. Hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM);

(21)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 11 Tabel 2.1. Sasaran Strategis dan IKU Settama

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

Meningkatnya

implementasi Reformasi Birokrasi di lingkungan LAPAN

Kategori nilai evaluasi Reformasi Birokrasi

BB

Meningkatnya kapabilitas SDM aparatur

Persentase SDM LAPAN yang memenuhi standar kompetensi yang

dipersyaratkan

60%

Meningkatnya penguatan akuntabilitas kinerja dan keuangan di lingkungan LAPAN

Kategori nilai AKIP LAPAN BB

Opini Laporan Keuangan Lembaga WTP

Meningkatnya kualitas pelayanan publik di lingkungan LAPAN

Hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM)

81

Indeks Persepsi Korupsi 3

Dokumen PK Settama memuat Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan. PK Settama 2016 dijabarkan dan diterjemahkan dalam PK unit organisasi di bawah Settama. Untuk selanjutnya dituangkan hingga tingkat individu melalui Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Untuk memantau kinerja agar dapat tercapai dilakukan pengumpulan data kinerja dari sub bagian, bagian, hingga level Biro/Inspektorat dan disajikan sebagai capaian kinerja Settama. Mekanisme pengumpulan data kinerja Settama dituangkan sebagaimana tabel berikut ini :

(22)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 12 Tabel 2.2. Mekanisme Pengumpulan Data Kinerja

Sekretaris Utama Tim Pengumpulan Data Kinerja Kepala Biro Renkeu Kepala Bagian Pemanev

1 Menugaskan Tim Pengumpulan Data Kinerja untuk melakukan pengumpulan capaian indikator kinerja Sekretaris Utama

2 Melakukan pengumpulan data kinerja dan melaporkan kepada Sekretaris Utama

3 Mengoreksi draft laporan pengumpulan data kinerja :

- Jika setuju laporan ditandatangani dan disampaikan kepada Kepala Biro Renkeu - Jika tidak setuju laporan dikembalikan kepada Tim Pengumpulan Data Kinerja untuk diperbaiki

4 Menerima laporan pengumpulan data kinerja dan menugaskan Kepala Bagian Pemanev untuk mendokumentasikan

5 Mendokumentasikan laporan pengumpulan data kinerja Sekretaris Utama

No. Kegiatan

Pelaksana

Ya Tidak

Uraian sasaran strategis di atas, dapat dirinci dengan penjelasan sebagai berikut:

Tabel 2.3. Sasaran Strategis 1

Sasaran Strategis 1 :

Meningkatnya implementasi Reformasi Birokrasi di lingkungan LAPAN

IKU REALISASI

2015

TARGET 2016

SATUAN

Kategori nilai evaluasi Reformasi Birokrasi B BB Kategori Nilai Reformasi Birokrasi memiliki tiga sasaran keberhasilan utama yaitu birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efisien dan efektif, dan birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas. Untuk mewujudkan ketiga sasaran tersebut, maka ditetapkan delapan area perubahan yang

(23)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 13 mencakup mental aparatur, pengawasan, akuntabilitas, kelembagaan, tatalaksana, SDM aparatur, peraturan Perundang-undangan dan pelayanan publik.

Salah satu tugas dan fungsi Settama yaitu melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan LAPAN. Untuk itu, Settama diharapkan mampu mengkoordinasikan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan LAPAN sehingga kategori penilaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan LAPAN meningkat dari tahun sebelumnya (B).

Tabel 2.4. Sasaran Strategis 2

Sasaran Strategis 2 :

Meningkatnya kapabilitas SDM aparatur

IKU REALISASI 2015 TARGET 2016 SATUAN Persentase SDM LAPAN yang memenuhi

standar kompetensi yang dipersyaratkan

23,56% 60% Persentase

Dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis LAPAN diperlukan SDM yang berkualitas. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas SDM LAPAN mampu mendukung pencapaian sasaran yang dicanangkan adalah dengan menyusun standar kompetensi. Standar kompetensi dipergunakan sebagai alat untuk mengukur kompetensi individu pegawai dalam rangka pengembangan, pengangkatan, penempatan dan promosi pegawai. Disamping itu, standar kompetensi ini sekaligus sebagai acuan pimpinan LAPAN menugaskan pegawai untuk mengemban suatu jabatan tertentu.

Settama dalam melaksanakan tugas pembinaan SDM di lingkungan LAPAN dituntut untuk menyusun dan menerapkan standar kompetensi, baik bagi aparatur pemangku jabatan struktural maupun jabatan fungsional. Pada tahun 2016 target pencapaian terhadap IKU “Persentase SDM LAPAN yang

(24)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 14 memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan” adalah penambahan dari SDM yang telah memenuhi kompetensi. Target tahun 2016 adalah “60%” sebanyak 705 orang dari total SDM LAPAN yaitu sebanyak 1176 orang.

Tabel 2.5. Sasaran Strategis 3

Sasaran Strategis 3 :

Meningkatnya penguatan akuntabilitas kinerja dan keuangan di lingkungan LAPAN

IKU REALISASI 2015 TARGET 2016 SATUAN

Kategori nilai AKIP LAPAN B BB Kategori

Nilai

Opini Laporan Keuangan Lembaga WDP WTP Opini

Sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). SAKIP diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah, ini berarti instansi pemerintah secara mandiri merencanakan, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerja serta melaporkannya kepada instansi yang lebih tinggi. Pelaksanaan sistem dengan mekanisme semacam itu, memerlukan evaluasi dari pihak yang lebih independen agar diperoleh umpan balik yang obyektif untuk meningkatkan akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah. Target hasil penilaian atas AKIP di LAPAN yang dilakukan oleh Kementerian PAN dan RB tahun 2016 adalah “BB”.

Pemberian opini WTP merupakan bentuk apresiasi dari BPK atas hasil pemeriksaan laporan keuangan di Kementerian/Lembaga, disamping pemberian rekomendasi lainnya. Laporan keuangan yang disusun oleh LAPAN merupakan media akuntabilitas keuangan yang disajikan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kelemahan dalam sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan berdampak pada belum tercapainya opini WTP. Upaya perbaikan terus dilakukan oleh

(25)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 15 LAPAN untuk meraih kembali predikat WTP setelah dua tahun berturut-turut meraih predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Diharapkan pada tahun 2016 dapat ditingkatkan menjadi kategori “WTP”.

Tabel 2.6. Sasaran Strategis 4

Sasaran Strategis 4 :

Meningkatnya kualitas pelayanan publik di lingkungan LAPAN

IKU REALISASI 2015 TARGET 2016 SATUAN Hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 75,54 81 Nilai

Indeks Presepsi Korupsi 3,26 3 Indeks

Sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, setiap warga negara dan penduduk berhak memperoleh pelayanan kebutuhan dasar dari negara. Negara berkewajiban membangun kepercayaan masyarakat melalui pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara negara. Pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik.

Pada saat ini pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah belum memenuhi harapan dari stakeholder. Upaya perbaikan pelayanan publik dilakukan di berbagai aspek antara lain standar pelayanan, kemampuan SDM dan sarana serta prasarana pelayanan publik. Sesuai tugas dan fungsinya, Settama melaksanakan pelayanan publik lingkup kegiatan koordinasi, pembinaan dan dukungan administrasi. Sebagai unit kerja penggerak utama (prime mover) di lingkungan LAPAN, kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh Settama mutlak menjadi tolok ukur kinerjanya. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelayanan publik di lingkungan Settama dilakukan melalui SKM dengan menggunakan metode dan teknik survei yang baku. Pada tahun 2016 ditargetkan memperoleh nilai “81”. Selain hasil SKM sebagai indikator kinerja sasaran strategis 4 terdapat

(26)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 16 juga indikator kinerja Indeks Persepsi Korupsi (IPK). IPK adalah suatu metode untuk mengukur tingkat persepsi korupsi di sektor publik yang dilakukan oleh pejabat negara dan politisi. IPK dipresentasikan dalam bentuk bobot nilai dengan rentang 0-4. Upaya peningkatan nilai IPK LAPAN dilakukan pada bidang pengadaan barang dan jasa melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) secara elektronik, penandatanganan pakta integritas setiap pegawai di lingkungan LAPAN pada awal tahun anggaran sebagai komitmen pegawai terhadap kinerja, penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN). Pada tahun 2016 LAPAN menargetkan IPK dengan indeks “3”.

(27)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 17

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Reformasi Birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan SDM aparatur, dengan tujuan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan bebas dari praktik-praktik KKN.

Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik telah mendorong pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, tepat, teratur, dan efektif yang dikenal dengan SAKIP. Akuntabilitas berhubungan dengan mekanisme supervisi, pelaporan, dan pertanggungjawaban kepada stakeholder. Pada era Reformasi Birokrasi pimpinan instansi diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam penyusunan standar akuntabilitas yang sesuai dengan harapan publik.

3.1 Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016

Pelaksanaan evaluasi dan analisis kinerja dilakukan melalui pengukuran kinerja yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Settama. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada IKU yang telah diidentifikasi agar sasaran strategis dan tujuan strategis yang menjadi wujud kontrak kinerja pada tahun 2016 dapat tercapai. Penjelasan atas capaian IKU Settama yang diperjanjikan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :

(28)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 18

Sasaran Strategis 1

Untuk mencapai sasaran strategis 1 yaitu “Meningkatnya implementasi Reformasi Birokrasi di lingkungan LAPAN”, maka Settama telah mengukur pencapaian IKU seperti pada Tabel di bawah ini :

Tabel 3.1. Capaian Sasaran Strategis 1

IKU TARGET REALISASI CAPAIAN

Kategori nilai evaluasi Reformasi Birokrasi

BB BB 100%

IKU 1 : Kategori nilai evaluasi Reformasi Birokrasi

Rapat persiapan PMPRB

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019 dan Keputusan Menteri PAN dan RB Nomor 205 Tahun 2015 Tentang Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN), Kementerian PAN dan RB telah melakukan evaluasi atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi di LAPAN dengan surat Nomor B/2516/D.I.PANRB/07/2016, tanggal 18 Juli 2016 yang berpedoman

(29)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 19 pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah. Evaluasi dilaksanakan pada hari Kamis, 25 Agustus 2016. Berikut tabel evaluasi Reformasi Birokrasi LAPAN tahun 2016 :

Tabel 3.2. Indeks Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi LAPAN

No. Komponen Penilaian Maksimal Nilai Nilai Capaian

2015 2016*) %

A Pengungkit

1 Manajemen Perubahan 5,00 3,37 4,62 92,39

2 Penataan Peraturan Perundang-undangan

5,00 2,71 4,38 87,50

3 Penataan dan Penguatan Organisasi

6,00 4,01 5,83 97,22

4 Penataan Tatalaksana 5,00 3,30 3,30 65,95

5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 12,48 13,10 87,34

6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 4,12 6,00 100,00

7 Penguatan Pengawasan 12,00 4,87 8,62 71,84

8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

6,00 3,55 5,35 89,22

Sub Total Komponen Pengungkit 60,00 38,41 51,20 85,33 B Hasil

1 Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi

20,00 14,56 13,25 66,26

2 Pemerintah yang bersih dan bebas KKN

10,00 7,71 7,25 72,50

3 Kualitas Pelayanan Publik 10,00 7,75 7,50 75,00

Sub Total Komponen Hasil 40,00 30,02 28,00 70,00 Indeks Reformasi Birokrasi 100,00 68,43 79,20 79,20

Keterangan :

*) Data diambil dari hasil PMPRB 2016

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 nilai komponen pengungkit mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2015. Perincian nilai komponen adalah sebanyak 7 komponen pengungkit mengalami peningkatan dan 1 komponen pengungkit mendapatkan nilai tetap. Komponen pengungkit yang mengalami peningkatan yaitu manajemen perubahan, penataan peraturan perundang-undangan, penataan dan penguatan organisasi, penataan sistem manajemen SDM, penguatan

(30)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 20 akuntabilitas, penguatan pengawasan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Komponen pengungkit yang bernilai tetap yaitu penataan tatalaksana. Sedangkan semua komponen hasil mengalami penurunan yaitu kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN dan kualitas pelayanan publik.

Berdasarkan hasil penilaian mandiri pelaksanaan Reformasi Birokrasi di LAPAN, penyebab peningkatan dan penurunan pada delapan komponen pengungkit dijelaskan sebagai berikut :

1. Manajemen Perubahan mengalami peningkatan dari “3,37” menjadi “4,62” atau mengalami kenaikan sebesar “1,25” dikarenakan LAPAN telah membentuk Tim Reformasi Birokrasi sesuai kebutuhan organisasi. Sebagian besar tugas tim telah dilaksanakan sesuai rencana kerja. Tim ini juga telah melaksanakan dan menyusun peta proses bisnis (business process) kegiatan utama sebagian besar telah ditetapkan dan dijabarkan ke dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) pada unit kerja.

2. Penataan Peraturan Perundang-undangan mengalami peningkatan dari “2,71” menjadi “4,38” atau mengalami kenaikan sebesar “1,67”. Kenaikan tersebut dikarenakan LAPAN telah melakukan identifikasi, analisis dan pemetaan terhadap peraturan perundang-undangan yang tidak sinkron/harmonis dan dilakukan revisi terhadap peraturan perundang-undangan yang tidak sinkron/harmonis tersebut. Disamping itu telah

(31)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 21 dilakukan sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan yang mensyaratkan adanya rapat koordinasi, naskah akademis/policy paper dan paraf koordinasi, serta dilakukan evaluasi atas pelaksanaan sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan.

Pada tahun 2016 Kepala LAPAN telah menetapkan 9 Peraturan Kepala sebagai berikut :

1. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai Di Lingkungan LAPAN;

2. Peraturan Kepala Lapan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kelas Jabatan Di Lingkungan LAPAN;

3. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana Strategis LAPAN Tahun 2015-2019;

4. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Situs Web LAPAN;

5. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 5 Tahun 2016 tentang Jabatan Fungsional Umum dan Kualifikasi Pendidikan Di Lingkungan LAPAN; 6. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 9 Tahun 2016 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Evaluasi Implementasi Sistem Akuntabiliat Kinerja Intansi Pemerintah Di Lingkungan LAPAN;

7. Draft Peraturan Kepala LAPAN Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemberian Penghargaan Bagi Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan LAPAN;

8. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 13 Tahun 2016 tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Di Lingkungan LAPAN;

9. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 14 Tahun 2016 tentang Kartu Tanda Pegawai Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

3. Penataan dan Penguatan Organisasi mengalami peningkatan dari “4,01” menjadi “5,83” atau mengalami kenaikan sebesar “1,82”. Hal ini dikarenakan LAPAN telah melaksanakan amanat Undang Undang Nomor

(32)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 22 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan, maka LAPAN berusaha untuk melaksanakan penataan dan penguatan tugas dan fungsi organisasi. Penataan dan penguatan organisasi LAPAN telah dilakukan perubahan dengan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 08 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja di Lingkungan LAPAN untuk menuju organisasi LAPAN yang right sizing.Dengan adanya Peraturan Kepala LAPAN tersebut maka perlu melakukan kegiatan evaluasi organisasi untuk menilai ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi, mengukur jenjang organisasi, menganalisis kemungkinan duplikasi fungsi, menganalisis satuan organisasi yang berbeda tujuan namun ditempatkan dalam satu kelompok, kemungkinan adanya pejabat yang melapor kepada lebih dari seorang atasan, kesesuaian struktur organisasi dengan kinerja yang dihasilkan, kesesuaian struktur organisasi dengan mandat, menganalisis kemungkinan tumpang tindih fungsi dengan instansi lain, menganalisis kemampuan struktur organisasi untuk adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis, serta ditindaklanjuti dengan perubahan organisasi. Hasil dari evaluasi organisasi tersebut berupa kajian revitalisasi Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara terkait dengan penerapan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran di LAPAN.

4. Penataan Tata Laksana tidak mengalami perubahan nilai dari tahun sebelumnya dengan nilai “3,30”. Penataan tata laksana dilakukan melalui kegiatan penyusunan business process dan penyelarasan SOP. pembangunan dan implementasi e-government di setiap tugas dan fungsi LAPAN.Penyusunan business process LAPAN pada tahun 2016 telah sampai pada tahap penyusunan Draft Keputusan Kepala LAPAN tentang business process LAPAN dan draft final rancangan peta business process LAPAN Level 0, 1, dan 2 untuk seluruh satuan organisasi LAPAN. Selain itu kegiatan penyelarasan SOP dilakukan dengan inventarisasi SOP yang ada di lingkungan LAPAN. Hasil inventarisasi tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 170 SOP memiliki prioritas sangat tinggi, 465 SOP memiliki

(33)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 23 tingkat prioritas tinggi, 471 SOP memiliki tingkat prioritas cukup, dan 83 SOP memiliki tingkat prioritas rendah.

5. Penataan Sistem Manajemen SDM mengalami kenaikan dari “12,48” menjadi “13,1” atau mengalami kenaikan sebesar “0,62”, dikarenakan LAPAN telah melakukan evaluasi beban kerja, perencanaan kebutuhan pegawai sesuai kebutuhan organisasi, proses penerimaan pegawai yang transparan, obyektif, akuntabel dan bebas KKN, pengembangan pegawai berbasis kompetensi, promosi jabatan dilakukan secara terbuka, penetapan kinerja individu, penegakan aturan disiplin, kode etik dan kode perilaku pegawai, pelaksanaan evaluasi jabatan serta telah adanya sistem informasi kepegawaian. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur dilaksanakan melalui kegiatan optimalisasi peran pegawai LAPAN sebagai human capital (asset organisasi) yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kompetensinya menuju Pejabat Aparatur yang profesional. 6. Penguatan Akuntabilitas mengalami kenaikan dari “4,12” menjadi “6,00”,

atau mengalami kenaikan sebesar “1,88”. Kenaikan dikarenakan keterlibatan pimpinan dalam penyusunan Renstra. Penetapan Kinerja dan memantau pencapaian kinerja secara berkala. Disamping itu dilakukan peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja, telah disusun pedoman akuntabilitas kinerja, pengukuran kinerja berbasis elektronik yang dapat diakses oleh seluruh unit kerja serta dilakukan pemutakhiran data kinerja secara berkala.

7. Penguatan pengawasan juga mengalami peningkatan dari “4,87” menjadi “8,62” atau mengalami kenaikan sebesar “3,75” dikarenakan LAPAN telah melaksanakan kebijakan penguatan pengawasan dengan berpedoman pada beberapa Peraturan Kepala LAPAN sebagai berikut :

a. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 20 Tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi di lingkungan LAPAN. Disamping itu dilakukan kampanye publik, evaluasi dan tindak lanjut atas kebijakan penanganan gratifikasi;

(34)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 24 b. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Whistleblower System (WBS) di lingkungan LAPAN. Peraturan Kepala LAPAN ini telah disosialisasikan, diimplementasikan, dievaluasi dan ditindaklanjuti;

c. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 22 Tahun 2015 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di lingkungan LAPAN. Peraturan Kepala LAPAN ini telah disosialisasikan, diimplementasikan, dievaluasi dan ditindaklanjuti;

d. Peraturan Kepala LAPAN Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan LAPAN. Peraturan Kepala LAPAN ini telah disosialisasikan, diimplementasikan, dievaluasi dan ditindaklanjuti;

e. Surat Keputusan Kepala LAPAN Nomor 91 Tahun 2015 tentang Satuan Tugas Sistem Pengawasan Instansi Pemerintah (SPIP) di lingkungan LAPAN. Melalui Peraturan ini telah dibangun lingkungan pengendalian, penilaian atas risiko organisasi, dan pengendalian untuk meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi.

Disamping itu LAPAN telah mencanangkan zona integritas dengan menetapkan Pusat Sains Antariksa dan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer sebagai Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan mempersiapkan unit kerja lain untuk penilaian mandiri sebagai Wilayah WBK serta Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik meningkat dari “3,55” menjadi “5,35” atau mengalami kenaikan sebesar “1,80” dikarenakan LAPAN telah memiliki standar pelayanan yang dimaklumatkan lengkap dengan SOPnya. dan standar pelayanan tersebut telah direviu dan SOP telah diperbaiki. Telah dilakukan sosialisasi dan pelatihan serta penerapan “Budaya Pelayanan Prima”, terdapat unit dan media pengaduan lengkap dengan SOPnya, serta dilakukan evaluasi atas penanganan keluhan dan masukan. Inovasi pelayanan telah dilakukan sehingga bermanfaat bagi penerima

(35)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 25 layanan termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan. Media pengaduan layanan juga telah disiapkan lengkap dengan SOPnya. Dilakukan survei kepuasan masyarakat terhadap layanan.

Gambar 3.1. Perbandingan Nilai Komponen Pengungkit Pelaksanaan RB di LAPAN pada 2015 dan 2016.

Berbeda dengan delapan komponen pengungkit, ketiga komponen hasil mengalami penurunan nilai. Berikut ini penjelasan penyebab penurunan nilai tersebut :

1. Kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi menurun dari “14,56” menjadi “13,25” atau mengalami penurunan sebesar “1,31” yang dipengaruhi oleh hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan nilai 68,94 dari skala o-100. Upaya yang dilakukan adalah melakukan peningkatan kinerja organisasi dengan kompetensi SDM.

2. Pemerintah yang bersih dan bebas KKN mengalami penurunan dari “7,71” menjadi “7,25” atau mengalami penurunan sebesar “0,46” dikarenakan hasil survei eksternal atas persepsi korupsi LAPAN menurun dari nilai “3,26” menjadi “3,00” dari skala indeks 0-4 dan opini BPK atas Laporan Keuangan pada saat PMPRB dengan hasil Wajar Dengan Pengecualian.

(36)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 26 Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan sistem pengendalian pelaporan keuangan dan transparansi informasi di LAPAN.

3. Penilaian kualitas pelayanan publik menurun dari “7,75” menjadi “7,5” atau mengalami penurunan sebesar “0,25”. Penurunan tersebut sesuai hasil survei eksternal kualitas pelayanan terhadap penerima layanan yang dipilih melalui purposive random sampling menunjukkan SKM LAPAN sebesar “3” dari skala 0-4. Upaya yang dilakukan untuk peningkatan dalam bidang penguatan kualitas pelayanan publik yaitu LAPAN telah menerapkan SOP dan telah mendapatkan pengakuan dengan diterimanya Sertifikat ISO 9001:2008 tentang Pelayanan Pemanfaatan Teknologi Dirgantara (Pusfatekgan) dan Pelayanan Data Penginderaan Jauh (Putekdata) pada Layanan Litbang, serta sertifikat ISO 27001 dan ISO 20000 pada layanan penerapan teknologi informasi.

Gambar 3.2. Perbandingan Nilai Komponen Pengungkit Pelaksanaan RB di LAPAN pada 2015 dan 2016.

Dari uraian tabel di atas secara keseluruhan diperoleh hasil indeks Reformasi Birokrasi LAPAN pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibanding dengan tahun sebelumnya dan target yang diperjanjikan tercapai.

(37)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 27

Sasaran Strategis 2

Untuk mencapai sasaran strategis 2 yaitu “Meningkatnya kapabilitas SDM aparatur”, maka Settama telah mengukur pencapaian IKU seperti pada Tabel di bawah ini :

Tabel 3.3. Capaian Sasaran Strategis 2

IKU TARGET REALISASI CAPAIAN

Presentase SDM LAPAN yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan 60% ( 705 orang) 67.43% (793 orang) 112,38%

IKU 2 : Persentase SDM LAPAN yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Pelaksanaan pengelolaan SDM berbasis kompetensi dapat dilaksanakan melalui pengembangan kompetensi. Dari sisi pengembangan kompetensi, pada dasarnya kompetensi dapat ditingkatkan dengan pemberian kesempatan di berbagai jabatan, sedangkan kompetensi teknis (hard skills) melalui peningkatan ilmu dan keterampilan. Untuk kompetensi perilaku, program pengembangan yang dapat dilakukan adalah melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan individu yang bertujuan untuk mengubah perilaku, sedangkan nilai-nilai organisasi yang membentuk kompetensi institusi, dapat ditanamkan melalui internalisasi.

Indikator Kinerja 2 berupa “Persentase SDM LAPAN yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan” diberlakuan untuk nenilai presentase SDM LAPAN yang memenuhi standar kompetensi sesuai penempatan jabatannya yaitu pada jabatan struktural, jabatan fungsional tertentu dan jabatan fungsional umum.Untuk jabatan struktural, LAPAN telah mengeluarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 09 Tahun 2015 tentang Standar Kompetensi Manajerial Jabatan Pimpinan Tinggi Madya. Sedangkan untuk jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, telah dikeluarkan Peraturan Kepala

(38)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 28 LAPAN Nomor 14 Tahun 2015 tentang Standar Kompetensi Manajerial Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. Melalui Peraturan Kepala LAPAN ini telah dilaksanakan seleksi untuk pengisian seluruh jabatan struktural di lingkungan LAPAN, pengisian jabatan sesuai Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN dan mengisi jabatan struktural organisasi teknis operasional atau teknis penunjang bidang tertentu di LAPAN yaitu Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan LAPAN.

Untuk jabatan fungsional tertentu LAPAN mempunyai 743 (tujuh ratus empat puluh tiga) SDM yang tersebar pada 14 (empat belas) jabatan fungsional tertentu. Sesuai ketentuan yang berlaku, maka seseorang PNS yang akan diangkat dalam jabatan fungsional tertentu harus memenuhi standar kompetensi berupa lulus diklat pada jenjang jabatan fungsional tertentu, sesuai program pelatihan instansi pembina jabatan fungsionalnya. Sedangkan untuk jabatan fungsional umum, maka pengangkatan dan penempatan SDM harus berpedoman pada kriteria sesuai standar instansi pembina untuk keahlian dan ketrampilan SDM pada jabatan fungsional umum. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi standar kompetensi SDM LAPAN yang dipersyaratkan. LAPAN telah mengirimkan pegawainya untuk mengikuti diklat fungsional, diklat struktural (diklat pimpinan tingkat II, III, dan IV), diklat pengadaan barang dan jasa dan sertifikasi fungsional. Adapun rincian pelaksanaan diklat dan bimtek dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 3.4. Daftar Pelaksanaan Diklat dan Uji Kompetensi SDM LAPAN Tahun 2016

KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN JUMLAH PESERTA KETERANGAN 1. Diklat Kepemimpinan Tingkat II di LAN Bandung. 29 Maret - 5 Agustus 2016

2 orang Lulus 2 orang

2. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan CV di Pasuruan.

18 April - 6 Agustus 2016

(39)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 29 KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN JUMLAH PESERTA KETERANGAN 3. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV di Agam. 25 April - 13 Agustus 2016

1 orang Lulus 1 orang

4. DIKLAT Jabatan

Fungsional Pustakawan (PNBP).

1 Maret - 19 Mei 2016 1 orang Lulus 1 orang

5. Diklat Jabatan Fungsional

Penjenjangan Auditor Muda.

8 - 23 Juni 2016 1 orang Lulus 1 orang

6. Diklat Jabatan Fungsional Pengangkatan Arsiparis Tingkat Ahli (PNBP). 1 Februari - 16 Mei 2016.

1 orang Lulus 1 orang

7. Diklat dan Ujian

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

1 - 4 Agustus 2016 93 orang Lulus 22 0rang

8. Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama Gelombang XV. 18 Agustus - 7 Septermber 2016

4 orang Lulus 4 orang

9. Diklat Jabatan

Fungsional Perekayasa I.

9 - 12 Agustus 2016 9 orang Lulus 9 orang

10. Diklat Jabatan

Fungsional Perekayasa II.

30 Agustus - 2 September 2016

1 orang Lulus 1 orang

11. Diklat Jabatan Fungsional Arsiparis Tingkat Ahli.

19 September - 21 Oktober 2016

4 orang Lulus 4 orang

12. Diklat Kepemimpinan Tingkat III di Setneg.

3 Agustus - 17 Nopember

6 orang Lulus 6 orang

13. Diklat Jabatan Fungsional

Penjenjangan Auditor

26 September - 8 Oktober 2016

(40)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 30 KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN JUMLAH PESERTA KETERANGAN Madya (PNBP). 14. Diklat Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian I 23 Agustus - 9 September 2016

4 orang Lulus 4 orang

15. Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama Gelombang XIX. 16 Oktober - 5 Nopember 2016

2 orang Lulus 2 orang

16. Diklat Jabatan Fungsional Pranata Humas Tingkat Keahlian Angkatan VII (PNBP).

13 September - 6 Oktober 2016.

1 orang Lulus 1 orang

17. Diklat Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian II.

5 - 23 Desember 2016 1 orang Lulus 1 orang

18. Uji kompetensi calon Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama

8-22 November 2016 16 orang Lulus 16 orang

TOTAL 143 orang 78 orang

Dari jumlah SDM LAPAN sebanyak 1176 (seribu seratus tujuh puluh enam) orang, target SDM yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan sebanyak 60% atau sebanyak 705 (tujuh ratus lima) orang.

(41)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 31 Gambar 3.3. Perbandingan persentase Pejabat Struktural, JFT dan JFU dalam memenuhi SDM

LAPAN yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan pada Tahun 2016. Melalui berbagai kegiatan diklat, capaian IKU 2 ini sebanyak 793 (tujuh ratus sembilan puluh tiga) orang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan terdiri dari jabatan jabatan struktural, jabatan fungsional tertentu dan jabatan fungsional umum. Dengan demikian capaian IKU 2 standar kompetensi yang dipersyaratkan atau mencapai 112,48 %.

Tabel 3.5. Pemenuhan Standar Kompetensi SDM LAPAN Yang Dipersyaratkan

SDM LAPAN yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

STRUKTURAL

Jumlah pejabat struktural : 119

Jumlah yang belum diklat : 33

86

JFT

Jumlah pegawai menduduki JFT 2016 : 754

Jumlah pejabat struktural yang memiliki JFT : 86

668

(42)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 32

Sasaran Strategis 3

SDM LAPAN yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Jumlah bendahara pengeluaran : 20

30 JFU

Sertifikasi PBJ : 9

9

TOTAL 793

Untuk mencapai sasaran strategis 3 yaitu “Meningkatnya penguatan akuntabilitas kinerja dan keuangan di lingkungan LAPAN”. maka Settama telah mengukur pencapaian IKU seperti pada Tabel di bawah ini :

Tabel 3.6. Capaian Sasaran Strategis 3

IKU TARGET REALISASI CAPAIAN

Kategori nilai AKIP LAPAN BB BB 100%

Opini Laporan Keuangan Lembaga

WTP WTP 100%

IKU 3 : Kategori nilai AKIP LAPAN

Dalam melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja. Kementerian PAN dan RB dalam melakukan penilaian terhadap aspek-aspek sebagai berikut:

a. Aspek perencanaan (bobot 35%), komponen-kompenen yang dievaluasi antara lain : (1) perencanaan strategis, (2) perencanaan kinerja, (3) penetapan kinerja, dan keterpaduan serta keselarasan diantara sub komponen tersebut.

b. Aspek pengukuran kinerja (bobot 20%), komponen-komponen yang dievaluasi adalah : (1) indikator kinerja secara umum dan indikator kinerja utama (IKU), (2) pengukuran, serta (3) analisis hasil pengukuran kinerja. c. Aspek pelaporan kinerja (bobot 15%), yang dinilai adalah ketaatan

pelaporan, pengungkapan dan penyajian, serta pemanfaatan informasi kinerja guna perbaikan kinerja.

(43)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 33 d. Aspek evaluasi kinerja (bobot 10%), yang dinilai adalah

pelaksanaan evaluasi kinerjadan pemanfaatan hasil evaluasi.

e. Aspek Capaian kinerja (bobot 20%), dalam hal ini Kementerian PAN dan RB melakukan riviu atas prestasi kerja atau capaian kinerja yang dilaporkan dengan meneliti berbagai indikator pencapaian kinerja, ketetapannya, pencapaian targetnya, keandalan data, dan keselarasan dengan pencapaian sasaran pembangunan dalam dokumen perencanaan (RPJMN, RENSTRA).

Gambar 3.4. Pembobotan Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja LAPAN.

Kementerian PAN dan RB akan menyampaikan penilaian AKIP kepada seluruh K/L dan Pemerintah Daerah. Di dalamnya terdapat rekomendasi yang dapat dijadikan acuan dalam perbaikan AKIP tahun mendatang. Sementara itu, penilaian kategori nilai AKIP 2016 belum diserahkan oleh Kementerian PAN dan RB.

(44)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 34

IKU 4 : Opini Laporan Keuangan Lembaga

Pencapaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan instansi bukan hanya prestasi instansi semata, namun juga suatu kewajiban bagi instansi tersebut untuk semakin berkualitas dalam pengelolaan dan pelaporan keuangan. Paradigma ini yang harus dipegang oleh seluruh instansi (termasuk unit kerja di lingkungan LAPAN). sehingga dapat memberikan motivasi untuk menyajikannya dengan lebih efisien, efektif, dan menghasilkan outcome yang bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, pada Laporan Keuangan tahun 2015 LAPAN berusaha untuk mendapatkan Opini WTP dari BPK, karena tiga tahun terakhir (2012, 2013 dan 2014) Laporan Keuangan LAPAN mendapat opini BPK Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2014 antara lain : kelemahan sistem pengendalian internal pada akun aset belanja modal yang tidak sesuai dengan ketentuan pada satuan kerja, belum dimanfaatkannya peralatan proses produksi propelan serta adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan keuangan negara.

(45)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 35 Gambar 3.5. Opini BPK atas Laporan Keuangan LAPAN dari Tahun 2010 – 2016

Dengan rekomendasi tersebut, pada tahun 2015 LAPAN berusaha menindaklanjuti dengan memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang dimaksud. Pada Laporan Keuangan Tahun 2015, LAPAN telah melakukan perbaikan dengan inventarisasi dan penilaian atas pekerjaan yang tidak dapat dinilai kewajarannya serta melaksanakan evaluasi pengadaan barang/jasa sehingga panyajian laporan keuangan menjadi wajar.

Berdasarkan Opini BPK Nomor : 116A/HP/XVI/05/2016 tanggal 26 Mei 2016, bahwa Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran. Neraca Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas, serta Catatan atas Laporan Keuangan dinyatakan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dengan demikian maka target IKU-4 tercapai.

Tabel 3.7. Opini BPK atas Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2009 - 2015

TAHUN JENIS PEMERIKSAAN OPINI BPK

2010 Laporan Keuangan (LK) 2009 WTP 2011 LK 2010 WTP 2012 LK 2011 WTP 2013 LK 2012 WDP 2014 LK 2013 WDP 2015 LK 2014 WDP 2016 LK 2015 WTP

(46)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 36

Sasaran Strategis 4

Untuk mencapai sasaran strategis 4 yaitu “Meningkatnya kualitas pelayanan publik di lingkungan LAPAN”, maka Settama telah mengukur pencapaian IKU seperti pada Tabel di bawah ini :

Tabel 3.8. Capaian Sasaran Strategis 4

IKU TARGET REALISASI CAPAIAN

Hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 81 83,69 103,32%

Indeks Persepsi Korupsi 3 3,20 106,66%

IKU 5 : Hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM)

Rapat Survei Kepuasan Masyarakat

Pada tahun 2016 target nilai SKM LAPAN “81”. Target Nilai SKM LAPAN ini juga sebagai acuan target nilai SKM Settama. Hasil capaian SKM LAPAN melebihi target yang telah ditetapkan dengan capaian sebesar “83,69” atau 103,32%. Hasil tersebut diperoleh dari pengolahan hasil nilai SKM yang dilakukan terhadap responden melalui pengisian kuesioner yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(47)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 37 Tabel 3.9. Nilai Survei Kepuasan Masyarakat di lingkungan LAPAN

No. SATUAN KERJA JUMLAH

RESPONDEN

NILAI SKM

1 Biro Perencanaan dan Keuangan 96 79,69

2 Biro SDM , Organisasi dan Hukum 165 79,88

3 Biro Kerja Sama, Humas dan Umum

1.123 81,62

4 Inspektorat 75 79,11

5 Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara

51 80,46

6 Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

74 81,39

7 Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh

353 89,77

8 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare

172 83,15

9 Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer

60 88,99

10 Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam

597 89,37

11 Pusat Sains Antariksa 52 85,62

12 Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pasuruan

82 83,98

13 Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pontianak

316 90,06

14 Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Sumedang

581 88,57

15 Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa

13 84,80

16 Pusat Teknologi Penerbangan 278 84,07

17 Pusat Teknologi Satelit 411 84,71

18 Balai Kendali Satelit, Pengamatan Antariksa dan Atmosfer dan Penginderaan Jauh Biak

61 79,39

19 Pusat Teknologi Roket 96 76,39

20 Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut

75 85,69

21 Pusat Teknologi Informasi dan Standar Penerbangan dan Antariksa

152 71,53

TOTAL 4.883 1.748,24

SKM LAPAN 83,25

Dari tabel diatas, sebanyak 4.883 responden penerima pelayanan publik yang diberikan oleh satuan kerja di lingkungan LAPAN, terdiri dari internal

(48)

LAPO LAPORAN KINERJA SEKREARIAT UTAMA 2016 38 (satuan kerja di lingkungan LAPAN) dan eksternal (pengguna layanan). Responden tersebut memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan yang diberikan LAPAN kepada masyarakat. Rincian jumlah responden penerima layanan di satuan kerja unit eselon II paling sedikit yaitu Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa sejumlah 13 responden dan paling banyak yaitu Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat dan Umum sejumlah 1.123 responden. Satuan kerja mandiri atau balai dengan responden terbanyak adalah Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Sumedang sejumlah 581 responden dan paling sedikit adalah Balai Kendali Satelit, Pengamatan Antariksa dan Atmosfer dan Penginderaan Jauh Biak sejumlah 61 responden.

Satuan organisasi unit eselon II dengan nilai SKM tertinggi yaitu Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh dengan nilai “89,77” dan nilai terendah yaitu Pusat Teknologi Informasi dan Standar Penerbangan dan Antariksa yang memperoleh nilai SKM “71,53”. Sedangkan satuan kerja mandiri atau balai dengan nilai SKM tertinggi yaitu Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pontianak yang memperoleh nilai SKM “90,06” dan nilai terendah adalah Balai Kendali Satelit, Pengamatan Antariksa dan Atmosfer dan Penginderaan Jauh Biak yang memperoleh nilai SKM “79,39”.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik, perlu dibuat kode etik reward and punishment kepada unit kerja dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat pengguna, serta mereviu master plan pelayanan publik. Walaupun nilai SKM LAPAN melebihi target yang telah ditetapkan namun sesuai dengan masukan dari Kementerian PAN dan RB, untuk validasi nilai dan responden, sebaiknya menggunakan pihak luar/independen agar keabsahannya juga dapat dipertanggungjawabkan.

IKU 6 : Indeks Persepsi Korupsi

Indeks Persepsi Korupsi (IPK) di lingkungan LAPAN diperoleh melalui survei terhadap masyarakat yang memperoleh layanan dengan hasil penilaian pada skala indeks 0 – 4. Survei dilakukan oleh LAPAN secara on-line melalui

Gambar

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Settama KEPALA  SEKRETARIAT UTAMA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN BIRO  KERJA SAMA, HUBUNGAN  MASYARAKAT, DAN UMUM  BIRO  SUMBER DAYA MANUSIA, ORGANISASI, DAN HUKUM PUSAT PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIRGANTARA INSPEKTORAT PUSAT TEKN
Gambar 1.2. Komposisi SDM Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Gambar 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan JFT
Tabel 2.2. Mekanisme Pengumpulan Data Kinerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya laporan Skripsi dengan judul “Sistem Pemesanan dan Pengendalian Persediaan

merupakan sumber hukum formil dari Hukum Tata Negara sepanjang traktat atau perjanjian itu menentukan segi hukum ketatanegaraan yang hidup bagi negara masing-masing yang terikat

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. 

a. Kelompok-kelompok yang bermitra harus menerima Tata Perilaku UEM Melawan Korupsi dan Untuk Tranparensi, Garis Pedoman bagi Para Bendahara, dan Tata Perilaku

Planetarium juga sebagai sarana untuk memperkenalkan bidang pendidikan ini kepada masyarakat awam, menumbuh kembangkan minat serta ilmu pengetahuan dan tekhnologi antariksa

(6)Kebijakan Industri Abon Lele KARMINA dalam mengelola persediaan bahan baku ikan lele pada periode produksi 2008, 2009, 2010 dan 2011 masih belum efisien

Pati merupakan komponen tapioka dan merupakan senyawa yang tidak mempunyai rasa dan bau sehingga modifikasi tepung tapioka mudah dilakukan.Tepung tapioca biasa digunakan