AKUNTABILITAS KINERJA
2. Sasaran Strategis 2 (Meminimalkan Luas Serangan yang Disebabkan oleh Serangan OPT dan Bencana Alam)
Adapun indikator sasaran untuk sasaran strategis ke dua adalah menurunnya luas serangan hama dan penyakit tanaman dengan target 1 %. Target tersebut dibuat berdasarkan perkiraan luas serangan OPT di lapangan dengan luas areal pertanaman dikalikan seratus persen. Target 1% sudah merupakan standar secara nasional.
Berdasarkan realisasi yang terdapat di lapangan ternyata serangan hama hanya sekitar 0,6 % dari luas tanam padi secara keseluruhan pada tahun 2016, yang mana luas serangan hama seluas 2.964 ha dari luas tanaman seluas 493.630 ha atau (2.964/493.630) x 100 % = 0,6 %.
Berarti tingkat capaian keberhasilannya = ((( 2x1 ) – 06)/1 )x 100% = 140
Tabel. 3.2.2.2.1
Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 2
No Sasaran Strategis Indikator kinerja Satuan Target Realisa si % capaian 1 Meminimalkan luas serangan yang disebabkan oleh serangan OPT dan bencana alam
d Menurunnya luas serangan hama dan penyakit tanaman (%)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 Page 60
Tabel 3.2.2.4.2
Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2 Tahun 2012-2016
Berdasarkan data diatas diperoleh gambaran bahwa rendahnya serangan hama atau berhasilnya upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan perlindungan tanaman dari serangan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Hal ini akan
menguntungkan kepada petani dimana dengan rendahnya
serangan hama akan berdampak baik bagi hasil produksi pertanian.
Program yang mendukung pencapaian sasaran strategis ini adalah Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas dari anggaran Rp. 4.278.869.750,- terealisasi Rp. 4.138.834.063,- (96,73%), dan realisasi fisik 99,98% (Sangat Baik).
Pada Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas, dalam pelaksanaannya kegiatan yang mendukung yaitu : Peningkatan Perlindungan Tanaman, Fasilitasi Sarana Brigade dan Pengendalian Serangan OPT dan Pengawasan Mutu Standar Pestisida.
No Uraian
Realisasi Tahun Capaian Kinerja Capaian Kinerja (%) 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1
Menurunnya luas serangan hama dan penyakit tanaman (%)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 Page 61
3.Sasaran Strategis 3 (Meningkatnya Nilai Tambah Komoditi
Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura)
Indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah jumlah produk olahan pertanian baru (produk/thn). Berdasarkan tabel hasil pengukuran yang ada terlihat bahwa realisasi capaian dari target yang telah ditetapkan adalah = ( 15/10 ) x 100 % = 150 (sangat baik).
Tabel. 3.2.2.5.1
Hasil Pengukuran Capaian Target Indikator Kinerja, Tujuan dan Sasaran Strategis 3
No Sasaran Strategis Indikator kinerja Satuan Target Realisasi %
1 Meningkatnya nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura. e Jumlah produk olahan pertanian baru Produk/ thn 10 15 150,00
Penentuan capaian target kinerja ini disusun berdasarkan target yang telah ada pada renstra yaitu sebanyak 10 produk /thn dan dibandingkan sampai tahun 2016, sebanyak 15 Produk/thn.
Tabel 3.2.2.3.2
Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 3 Tahun 2012- 2016
Adapun jumlah produk olahan pertanian baru tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bawang Goreng
No Uraian
Realisasi Tahun Capaian Kinerja Capaian Kinerja (%) 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 1 Jumlah produk olahan pertanian baru (produk/thn) 5 5 10 10,34 15 100 100 100 100 150
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 Page 62
2. Bawang Goreng/ kripik kentang 3. Kripik Nangka
4. Kerang Kacang, Ganepo 99
5. Kerupuk Ubi Putih
6. Kerupuk Kentang/ Stik Ubi Ungu 7. Kripik Bongkol Pisang
8. Serundeng Kentang
9. Cabe
10. Dendeng Pucuk Ubi
11. Tomat Kurnia 12. Olahan Cabe Giling
13. Cabe Olahan Basah, Bubuk, Saus Cabe
14. Dodol Pisang 15. Kripik Pepaya
Program yang mendukung pencapaian sasaran tersebut adalah Program Peningkatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil, yang terdiri dari 7 kegiatan yaitu :
1. Pembinaan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian
2. Promosi Pemasaran Hasil Pertanian dan Penyebaran Informasi Pasar
3. Lomba Tanaman Pangan dan Hortikultura
4. Pengembangan dan Peningkatan SDM Kelompok Pengolahan
Hasil serta Nilai Tambah Produk Pertanian
5. Peningkatan Mutu Produk Olahan Kelompok Unit Pelayanan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian ( UP3HP )
6. Pembinaan dan Peningkatan Mutu Produk Olahan Pertanian Secara Terpadu
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 Page 63
Adapun realisasi keuangan dan fisik Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian dapat dilihat dari anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.920.923.000,- terealisasi Rp. 1.737.290.490,- (90,44 %), dan fisik terealisasi 100,00 % (Sangat Baik).
Upaya yang dilakukan dalam peningkatan nilai tambah dan daya saing produk TPH melalui agroindustri pedesaan adalah berupa pengolahan hasil pertanian yakni dengan mengembangkan “Unit Pelayanan Pengembangan dan Pengolahan Hasil Pertanian
(UP3HP) “ yang berorientasi mutu dan pembinaan manajemen
dalam proses berproduksi.
Grafik Peningkatan Jumlah UP3HP (klpk)
0 50 100 150 200 Series 1 Series 2 83 100 110 125 145 160 175 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sampai tahun 2016 terdapat 175 unit kelompok UP3HP tersebar di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dan yang difasilitasi dengan peralatan pengolahan tahin 2016 sebanyak 15 unit UP3HP yaitu :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 Page 64
1. Kelompok UP3HP Kubang Sepakat – Kab. Solok
2. Kelompok UP3HP Subrata Mandiri – Kab. 50 Kota
3. Kelompok UP3HP Ladora – Kab. Agam
4. Kelompok UP3HP Suka Maju Kab. Solok
5. Kelompok UP3HP Syakura 21 – Kab. Pasaman
6. Kelompok UP3HP Karya Bakti – Kab. Padang Pariaman
7. Kelompok UP3HP KWT Merpati Putih – Kab. 50 Kota
8. Kelompok UP3HP Bina Bersama – Kota Payakumbuh
9. Kelompok UP3HP Aro Indah – Kab. Solok
10. Kelompok UP3HP Usaha Bersama Mekar Sari – Padang
11. Kelompok UP3HP KWT Razaki - Kab. Pessel
12. Kelompok UP3HP Harapan Bari – Kab. 50 Kota 13. Kelompok UP3HP KWT Kelok Indah – Kab. Pessel
14. Kelompok UP3HP Maju Bersama Kota Bukittinggi
15. Kelompok UP3HP Lembah Sago – Kab. 50 Kota
Diharapkan kelompok-kelompok tersebut berkembang
dengan baik, dapat menjadi motivator/pendorong bagi kelompok/ pelaku usaha lainnya untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah produk, yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan pelaku usaha.
Untuk memperbaiki mutu produk pertanian agar dapat
bersaing di pasar domestik maupun internasional telah
dilaksanakan cara-cara penanganan pascapanen dan pengolahan yang baik yang saat ini dikenal dengan istilah Good Handling Practices (GHP) dan Good Manufakturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Points ( HACCP ), Cara-cara tersebut merupakan aspek yang penting untuk meningkatkan mutu
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 Page 65
produk pertanian. Produk olahan yang menerapkan GHP dan GMP adalah :
Ganepo 99 : UP3HP Senior Ganepo – Kab. 50 Kota Keju Ubi Jalar Ungu : UP3HP Patamuan – Kab. Solok Stick Ubi Ungu : UP3HP Bambu Kuning – Kota Bukittinggi
Keu Bawang Ubi : UP3HP Suka Maju – Kab. Solok
Kripik Pisdang : UP3HP Nan Sakato – Kab. Pasaman
Serundeng Kentang : UP3HP Lembang Jao Mandiri – Kab. Solok
Tojin Jagung : UP3HP Bundo – Kab. Tanah Datar
Kue Panggang Beras : UP3HP RONA – Kab Tanah Datar
Kripik Singkong Balado : UP3HP Rahmat – Kab. Tanah Datar
Dengan adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk
peningkatan nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura maka berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa telah semakin berkembangnya unit usaha pengolahan produk hasil pertanian dengan bertambahnya jenis produk olahan yang terdapat di pasaran.