• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sayang, Hormat, dan Patuh kepada Orang Tua

Dalam dokumen agama kelas 10 (Halaman 126-129)

Sayang, Patuh dan Hormat kepada Orang Tua dan Guru

A. Sayang, Hormat, dan Patuh kepada Orang Tua

1. Makna Orang Tua bagi Anak

Orang tua memiliki kedudukan inggi dalam Islam. Seiap anak memiliki kewajiban untuk berbuat baik terhadap kedua orang tuanya. Kasih sayang yang tulus yang diberikan orang tua idak akan mampu dibayar dengan uang oleh seorang anak. Oleh karena itu, kasih sayang, perhaian, dan pengorbanan

orang tua harus dibalas dengan kebaikan, kasih sayang, dan pengorbanan

yang serupa, meski idak sebanding. Islam mengenal dua macam orang tua yang harus dihormai, yakni orang tua biologis yang telah melahirkan kita dan

orang tua rohani yang telah mengantarkan kita mengenal Allah Swt.

2. Kewajiban Berbaki kepada Kedua Orang Tua

Berbaki dan berbuat baik kepada orang tua, mengasihi, menyayangi, menghormai, mendoakan, taat, dan patuh terhadap apa yang mereka perintahkan, termasuk melakukan hal-hal yang mereka sukai adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh seiap anak kepada orang tuanya. Perilaku tersebut di dalam isilah agama Islam dinamakan birrul walidain.

Birrul walidain adalah hak kedua orang tua yang harus dilaksanakan oleh

seiap anak, sepanjang keduanya idak memerintahkan atau menganjurkan kemaksiatan atau kemusyrikan. Bahkan, seorang anak tetap harus berbaki meskipun orang tuanya kair atau musyrik. Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt. melalui irman-Nya dalam surah Luqmān/31:15 yang arinya, “Jika keduanya (ibu bapakmu) memaksamu supaya engkau musyrik, menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau idak ketahui, maka janganlah engkau mengikui keduanya, dan bergaullah dengan keduanya di dunia dengan baik.”

Islam mengatur hubungan antara anak terhadap kedua orang tuanya dan

tata cara pergaulannya. Keduanya memiliki hak dan kewajiban yang saling berkaitan. Seorang anak idak diperkenankan mengucapkan kata-kata yang

kurang berkenan terhadap kedua orang tua, apalagi hingga membuat mereka

Arinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S. al- Isrā/17:23)

Ayat ke-23 surah al-Isrā di atas, menjelaskan bahwa seiap anak mesi

memberikan perhaian kepada orang tuanya. Sopan santun, baik dalam ucapan

maupun perbuatan merupakan nilai-nilai yang harus dilakukan seorang anak

kepada orang tuanya. Bahkan, ucapan “ah”, “ih”, “hus” yang bernada penolakan

atau pembangkangan terhadap perintahnya adalah dilarang, apalagi sampai

memukul atau perbuatan kasar lainnya yang menyakii mereka. Dalam ayat yang lain Allah Swt. berirman:

Arinya: “Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau idak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Jadi, jelaslah bahwa perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan perintah langsung dari Allah Swt. yang harus dilaksanakan oleh seiap orang yang beriman. Kepatuhan kepada kedua orang tua merupakan buki kepatuhan kepada Allah, dan kedurhakaan kepada keduanya merupakan kedurhakaan kepada Allah Swt.

3. Keutamaan Berbaki kepada Orang Tua

Islam menempatkan kedudukan orang tua pada tempat terhormat dalam al-Qur’ān. Kedua orang tua menempai posisi pening dalam berbaki

keduanya merupakan pintu keberkahan maupun kesulitan bagi seorang

anak. Jika seorang anak berbaki dan memperlakukan dengan sebaik-baiknya

sebagaimana yang Allah perintahkan, Allah akan memberikan keberkahan hidup kepada anak tersebut. Tetapi sebaliknya, jika seorang anak durhaka kepada ibu bapaknya, Allah tak segan-segan menyulitkan jalan hidupnya.

Rasulullah saw. menegaskan dalam sabdanya:

Arinya: “Ri«a Allah terletak pada ri«a orang tua, dan murk Allah terletak pada kemurkaan orang tua”. (H.R. Baihaqi)

Banyak riwayat yang mengemukakan tentang keutamaan berbaki kepada

orang tua. Keutamaan-keutamaan tersebut akan diperoleh seorang anak baik

di dunia maupun di akhirat kelak. Adapun keutamaan-keutamaan berbaki kepada ornag tua di antaranya adalah seperi berikut.

a. Penghapus dosa besar

Ibnu Umar meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, “Saya telah melakukan suatu dosa besar. Apakah mungkin dosa itu diampuni?” Rasulullah saw. bertanya, “Apakah kedua ibu bapakmu masih hidup?” Lelaki itu dengan sedih menjawab, “Keduanya telah meninggal dunia.” Rasulullah saw. bertanya lagi, “Apakah kaupunya khallah (saudara ibu)?” “Ya punya.” Jawab lelaki itu. Maka Rasulullah kembali bersabda, “Bakikanlah dirimu kepadanya.” (H.R.

Tirmizi, Ibnu Hibban, dan Hakim)

b. Dipanjangkan usia dan dilimpahkan rezeki

Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dilimpahkan rezekinya, hendaklah ia berbaki kepada ibu bapaknya, dan memelihara silaturahim.” (H.R. Ahmad)

c. Akan mendapatkan baki yang sama dari anak keturunan

Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian mengganggu wanita milik orang lain, niscaya wanita milikmu tak anak diganggu orang, dan berbakilah kepada ibu bapak kalian, agar anak-anakmu kelak berbaki kepadamu. Barangsiapa yang diminta maaf oleh saudaranya, hendaklah dimaakannya, baik ia salah atau benar. Jika idak ada yang mengamalkannya, maka ia idak akan mendatangi al-¥aud (sebuah danau) di surga.” (H.R. al-Hakim)

d. Dimasukkan ke dalam surga

Rasulullah saw. bersabda, “Pintu tengah terbuka untuk orang-orang yang birrul walidain. Barangsiapa yang berbaki kepada ibu bapaknya, akan terbukalah pintu itu, dan siapa yang durhaka kepada keduanya, tertutuplah pintu itu baginya.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Śa¥i¥ dalam “At- Targib” dan oleh ad-Dailami dalam Musnadil Firdaus)

Akivitas 3:

1. Carilah dalil al-Qur’ān atau hadis selain yang dikemukakan di atas tentang

kewajiban berbaki kepada orang tua!

2. Mengapa durhaka kepada orang tua dilarang dalam agama Islam? Kemukakan secara rasional alasanmu!

Dalam dokumen agama kelas 10 (Halaman 126-129)