• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Analisis Struktur Mikro

4.2.3. Scene Ketiga

Tabel 4.3 Hal yang

Diamati

Elemen Penjelasan

Tematik Topik Straight Edge.

Skematik Alur Terdengar lagi suara musik hardcore, kali ini berjudul chaos yang dibawakan oleh blood for blood (salah satu band FSU). Masih sama seperti scene sebelumnya, saat musik

hardcore diputar, video-video

kekerasan dan suasana pada pertunjukan hardcore salaing berganti slide. Setelah music berhenti, James menceritakan tentang sosok “pahlawan” dari band SS Decontrol pada awal tahun 80-an, yang dinilai berkontribusi besar untuk pembentukkan ideologi straight edge dalam komunitas FSU, yang bernama Albert Reel. Al (panggilan untuk Albert), mengembangkan straight edge tidak hanya sebagai cara hidup sehat, namun juga sebagai simbol

kebanggaan yang harus dijaga, atau biasa disebut dengan istilah hardline (garis keras). Paham straight edge garis keras tersebut kemudian diadopsi oleh generasi James muda, dengan cara melihat bagaiamana para “pendahulu” mereka mengkonversi paham hardline kedalam kehidupan sehari-hari. James menuturkan, memasuki awal tahun 90-an, para “pendahulu” mulai bersikap skeptis pada generasi James yang dinilai terlalu brutal dan menghancurkan apa yang telah mereka bangun. Dari sini era FSU baru dimulai, saat James dan generasinya membentuk sebuah komunitas hardcore yang membesarkan beberapa band hardcore yang menjadi pengaruh dalam perkembangan musik hardcore di Amerika, seperti blood for blood, death before dishonor, in my eyes, converage, dan righteous jam. James juga menilai telah membentuk sebuah komunitas yang “aman”, dimana mereka mengatasi masalah yang tidak pernah sanggup diatasi oleh generasi sebelumnya, yaitu para nazi- skin.

Semantik Latar Latar yang tersaji pada scene ini adalah beberapa tempat pertunjukan hardcore, tempat umum, trotoar, pinggir jalan raya dan studio.

Detil 1.Suasana di pertunjukan hardcore, dimana terlihat ada band yang tampil, penonton, dan sekelompok orang yang melakukan pogo. Juga terdengar backsound musik hardcore yang diputar sebelum masuk pada scene dimana James bercerita.

2.Tempat terbuka yang memperlihatkan seorang laki-laki melompat dari sebuah atap gedung dengan tinggi sekitar lima sampai tujuh meter.

3.Sebuah tempat umum yang menjadi area keributan massal, dimana terlihat sekelompok polisi anti huru-hara berkuda dan berpakaian

lengkap, yang sedang

mengamankan beberapa orang laki- laki, dan terlihat keadaan jalan yang tampak kotor, serta sekelompok pemuda yang membakar sesuatu di jalan.

4.Video di sebuah pertunjukan

hardcore, dimana terjadi

pengkeroyokan oleh beberapa laki- laki terhadap seorang laki-laki lainnya, ditengah-tengah kerumumnan penonton.

5.Ditunjukkan juga seorang laki-laki yang melakukan pogo dengan cara “koprol” diantara kepala penonton. 6.Gambar Elgin James di studio

dengan background bendera Amerika serikat, yang di-display secara black and grey dan di-shoot bagian dada keatas.

7.Slide gambar foto James yang sedang memegang microphone, Bruce yang sedang melakukan stage diving (istilah pogo dengan cara merebahkan badan diatas kepala penonton), dan juga beberapa tokoh vokal dibalik terbentuknya FSU.

8.Cuplikan video-clip band wrecking crew (salah satu band FSU).

9.Slide gambar foto sekelompok pemuda yang melakukan pogo. 10.Slide gambar foto band ten yard

fight, in my eyes, dan converage.

Maksud Dari latar dan detil yang disajikan, scene ini masih menekankan atmosfer budaya hardcore. Dan dari cerita James, khalayak penonton dapat mengetahui straight edge sebagai dasar pemahaman FSU dalam memasuki ruang lingkup sub-kultur

hardcore, sebelum

mengkonstruksinya sebagai sebuah simbol kebanggan dalam bentuk hardline straight edge.

Sintaksis Koherensi Transkrip dari cerita James: “… and then our heroes turn the back on us. Said that we're destroying everything they've built. Said that we're too violence, that we're too extreme. We just are following in their footsteps. They might put back Boston on the map. We'll make them damn sure that we'll never forget it. We made the scene safe. To give rise the bands like Ten Yards Fight, In My Eyes, Converge…”. Dari semua citra buruk yang dilayangkan para pendahulu kepada generasi James, melalui susunan kalimat yang dituturkan James diatas, terselip sebuah maksud

pembelaan dan segi positif yang tidak bisa dilakukan para pendahulunya sebagai sebuah perbandingan.

Stilistik Leksikon Transkrip dari cerita James: “There's only one Boston hardcore hero known in history. His name's Albert Reel from SS Decontrol”. Pemilihan kata “hero” yang digunakan James dalam ceritanya, memberi arti lebih kepada Albert Reel, bukan hanya sebagai sosok yang berjasa, tetapi juga dipuja dan menginspirasi.

Retoris Grafis 1. Backsound dari blood for blood (salah satu band FSU) diputar, dan mulai diperlihatkan gambar dari video pertunjukan hardcore, video kekerasan yang dilakukan secara berkelompok di tempat umum, maupun di tempat pertunjukan hardcore.

2. Backsound musik hardcore

berhenti, dan James mulai bercertita: “There's only one Boston hardcore heroes known in history. His name's Albert Reel from SS Decontrol. Now early 80’s there are hardcore in L.A and hardcore in D.C, Al took the hardcore, brought it to Boston and brought it to the next fuckin level. D.C invented straightedge, Al

invented hardline. Pure show in 1980's 1981 and some punkrock relocates drinking beer in all ages show. Ian McKaye eats my shit in my dirty glass, let go after them. Al and his crew will knock you out. That's a history, know your history.

Begins there. Begins with

straightedge. It goes on with the people out of SS Decontrol shows. You've choke. You've hang peers. You've wrecking machine. You have em go on. You've chokestar Slapshot and then it all begins again. Boston gets prove back on the map. In a crowd at a Slapshot show, you'll see people who bring to the next level. You have my self, Chris Bubbling, Big Tom, Bruce, Chabo who'll become FSU. We started our own bands, Wrecking crew, 44B Block, Berserker, Blood For Blood and we took care of the problem of the generation before as it couldn't. We got rid of the Nazis,

We fuckin acknowledged the

bouncers that try destroying our show. You came to a Boston hardcore show in early 90's, and you didn't belong. That might we get beat up. That we might be in an

industrial size band of the rap. You might be back broke in a whatever. You might be stabbed in Camel square.

3. Setelah slide gambar foto diatas, James meneruskan ceritanya: “And then our heroes turn the back on us. Said that we're destroying everything they've built. Said that we're too violence, that we're too extreme. We just are following in their footsteps. They might put back Boston on the map. We'll make them damn sure that we'll never forget it. We made the scene safe.

To give rise the bands like Ten Yards Fight, In My Eyes, Converge. Now here we are, 20 years after the woolpacks starting the punch and kick while the rest of the country was circle dancing. We got bands like Mental, Righteous Jams, Death Before Dishonor and the kids still

Analisis :

1. Analisis Struktur Makro

Topik adalah landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya . Topik juga merupakan pokok yang akan diberikan atau masalah yang akan dikemukakan. Topik yang diangkat per-scene akan membentuk sebuah tema besar yang menjadi dasar cerita dari film Boston Beatdown Vol. II ini. Pada scene kedua, topik yang diangkat adalah straight edge, dimana ideologi ini menjadi pemahaman dasar komunitas FSU saat mulai memasuki sub-kultur hardcore. Straight edge

pertama kali muncul di Amerika Utara pada awal tahun 1980-an. Adalah Ian Mckaye (minor threat) sebagai pencetus salah satu kekuatan positif dalam budaya anak muda ini. Berawal dari lagu band minor threat yang berjudul straight edge, yang juga diciptakan oleh Ian sebagai sebuah alternatif. Lirik lagunya sebagai berikut:

I’m a person just like you But i've got better things to do Than sit around and fuck my head Hang out with the living dead Snort white shit up my nose Pass out at the shows

I don't even think about speed That's something i just don't need I’ve got the straight edge

I'm a person just like you But i've got better things to do Than sit around and smoke dope ‘Cause i know that i can cope Laugh at the thought of eating ludes Laugh at the thought of sniffing glue Always gonna keep in touch

Never want to use a crutch I've got the straight edge Terjemahan:

Aku seseorang seperti kamu

Tapi aku punya sesuatu yang lebih baik untuk dilakukan Daripada duduk-duduk dan memabukkan kepalaku Bergaul dengan mayat hidup

Mendengus heroin di hidungku Tidak sadarkan diri di pertunjukan

Aku bahkan tidak berpikir tentang kecepatan Itu adalah sesuatu yang tidak aku butuhkan Aku punya straight edge

Aku seseorang seperti kamu

Tapi aku punya sesuatu yang lebih baik untuk dilakukan Daripada duduk-duduk dan merokok ganja

Menertawakan pikirkan untuk memakan ludes Tertawa membayangkan menghirup lem Selalu akan tetap berhubungan

Tidak pernah ingin menggunakan penopang Aku punya straight edge

Dari lirik lagu tersebut Ian ingin mengubah image negatif yang menjadi “label” hardcore-punk pada saat itu, dan menawarkan sebuah alternatif untuk hidup lebih sehat dengan bersikap abstain terhadap penggunaan zat-zat yang tidak baik untuk tubuh seperti narkoba, rokok, alkohol, serta tidak melakukan hubungan sex bebas. Simbol “X” yang dipakai oleh pelaku straight edge, didapat dari peraturan di Amerika yang memberikan tanda “X” di bagian tangan untuk anak dibawah umur yang memasuki bar, dan dilarang mengkonsumsi alkohol. Tanda “X” ini dipakai sebagai bentuk sukarela untuk tidak menyentuh alkohol. Dengan cepat gaya hidup positif ini menyebar ke hardcore scene (komunitas hardcore) di kota-kota lain, karena pada saat itu minor threat adalah salah satu band hardcore generasi awal dan berperan sangat vokal dalam perkembangan musik hardcore di Amerika dan Dunia.

Di Boston, gaya hidup straight edge ini diadopsi dan diperkenalkan oleh band SS decontrol. Menurut cerita James, Albert Reel (salah satu personil SS decontrol) mengembangkan gaya hidup straight edge ini menjadi sebuah paham. Paham ini kemudian berubah menjadi sebuah simbol yang dibanggakan dan dikonversikan dalam bentuk hardline (garis keras). Hardline straight edge adalah sebuah pergerakan etnosentris (kelompok straight edge garis keras), dimana hal tersebut bukan lagi persoalan pilihan individu, tetapi sudah mencangkup lingkungan sosial. Mereka tidak akan mentolerir siapapun yang kedapatan mengkonsumsi alkohol, obat-obatan terlarang ataupun merokok pada pertunjukan hardcore di Boston, karena dinilai melenceng dari ideologi yang mereka pegang. Dari scene ini ditonjolkan sebuah sudut lain dalam pemahaman straight edge. Kota Boston menjadi pencetus “modifikasi” straight edge pada bentuk hardline, yang kemudian mulai menyebar ke

hardcore scene di kota lain seperti New York dan Los Angeles pada awal yahun 1990-an.

2. Analisis Superstruktur

Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalani suatu cerita bisa berbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam (Aminudin, 1991 : 126). Alur pada scene kedua film ini, berawal dari backsound lagu blood for blood (salah satu band FSU) berjudul chaos, dan masih sama seperti scene sebelumnya, saat musik hardcore diputar, video-video kekerasan dan suasana pada pertunjukan hardcore salaing berganti slide. Setelah music berhenti, James menceritakan tentang sosok “pahlawan” dari band SS Decontrol pada awal tahun 1980-an, yang dinilai berkontribusi besar untuk pembentukkan ideologi straight edge dalam komunitas FSU, yang bernama Albert Reel. Al (panggilan untuk Albert), mengembangkan straight edge tidak hanya sebagai cara hidup sehat, namun juga sebagai simbol kebanggaan yang harus dijaga, atau biasa disebut dengan istilah hardline (garis keras). Paham straight edge garis keras tersebut kemudian diadopsi oleh generasi James muda, dengan cara melihat bagaiamana para “pendahulu” mereka mengkonversi paham hardline kedalam kehidupan sehari-hari. James menuturkan, memasuki awal tahun 1990-an, para “pendahulu” mulai bersikap skeptis pada generasi James yang dinilai terlalu brutal dan menghancurkan apa yang telah mereka bangun. Dari sini era FSU baru dimulai, saat James dan generasinya membentuk sebuah komunitas hardcore yang membesarkan beberapa band hardcore yang menjadi pengaruh dalam perkembangan musik hardcore di Amerika, seperti blood for blood, death before dishonor, in my eyes, converage, dan righteous jam. James juga menilai telah membentuk sebuah komunitas yang “aman”, dimana mereka mengatasi masalah yang tidak pernah sanggup diatasi oleh generasi sebelumnya, yaitu para nazi-skin. Dimulai dari “pahlawan” generasi James yang membuka mata mereka, diceritakan

bertahap sampai pada titik James dan generasinya menjadi sebuah kelompok yang mandiri.

3. Analisis Struktur Mikro

Latar tidak hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana, benda- benda dalam lingkungan tertentu, tetapi juga suasananya yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup masyarakat (Aminudin, 1987 : 68). Latar yang tersaji pada scene kedua film ini adalah beberapa gambar foto dan tempat pertunjukan hardcore, dari suasananya terlihat seperti sebuah mini bar. Tempat umum, jalan raya yang menjadi tempat bentrok sehingga terlihat aparat keamanan yang mengamankan tempat kejadian. Studio dengan background bendera Amerika Serikat yang menjadi tempat pengambilan gambar narasumber.

Pemberitaan dengan detil yang besar, akan mengembangkan bagaimana wacana dikembangkan oleh media, tentunya yang menguntungkan pihak komunikator (Eriyanto, 2001: 238). Pada scene ini, backsound lagu hardcore yang diputar mengiringi slide video kekerasan dan suasana di pertunjukan hardcore, sangat membangun atmosfer sub- kultur hardcore dengan lirik dan musikalitasnya. Adalah lagu blood for blood yang berjudul chaos, dengan lirik lagu seperti ini:

“So I hate you

Much resentment and pain just drains

So I revel alone in the madness inside my brain I tell you now I don't know how

I don't feel these metal wounds within Will never heal

My deal was to be alone

That ain't as sad as the fact of being bad This world's gone mad to the chaos we add Listen up to what I'm about to say

You preach peace stop the hate Useless youth feels only Frustration rising inside inside Hate still burning inside inside

Chaos will hit you in your face Chaos in your face

Chaos in your face

Life on the streets is rough

Right or wrong you must be tough Crime seems like the only way

Down the wrong path you'll become a prey Chaos in your face

Chaos in your face

Chaos runs wild on the streets A large part of Me is defeat Major cause of our downfall Something I can't ignore

Sometimes I imagine what I'm going to see Troubles and turmoils fate's got a hold on me Fuck that

Chaos in your face Chaos in your face

This time you've gone too far Sentiments there are no more This ends justify my means This ends in that which I believe I clench my fist to you

I'm right here What you gonna do

You ain't tough You ain't nothing punk So let's throw down and show what you got” Terjemahan:

“Jadi aku membencimu

Banyak kebencian dan rasa sakit yang mengalir

Jadi saya bersenang-senang sendirian di kegilaan dalam otak saya Aku berkata kepadamu sekarang aku tidak tahu bagaimana

Aku tidak merasakan lukaku ini Akan pernah terembuhkan

Kesepakatanku adalah kesendirian

Itu tidak terlalu menyedihkan atas fakta menjadi buruk Dunia ini sudah terlanjur gila untuk kekacauan yang kita tambahkan

Dengarkan apa yang saya akan katakan Ceramahmu untuk menghentikan kebencian

Pemuda yang terpinggirkan yang hanya merasakan Frustrasi bangkit dari dalam, dalam

Kebencian tetap terbakar dari dalam, dalam Kekacauan akan memukulmu tepat di wajahmu Kekacauan di wajahmu

Kekacauan di wajahmu Hidup di jalanan itu keras

Benar atau salah kamu harus tangguh

Kejahatan sepertinya menjadi satu-satunya cara

Berjalan di gang yang sempit kamu akan menjadi mangsa Kekacauan di wajahmu

Kekacauan di wajahmu Kekacauan meliar di jalanan

Sebagian besar dari aku adalah kekalahan Penyebab utamanya adalah kejatuhan kami Sesuatu yang saya tidak bisa abaikan

Kadang-kadang aku membayangkan apa yang ingin aku lihat Masalah dan takdir kekacauan mengikatku

Persetan dengan itu Kekacauan di wajahmu Kekacauan di wajahmu

Kali ini kamu sudah terlalu jauh Tidak ada lagi sentimen

Ini berakhir dengan kebenaran yang aku maksudkan Ini berakhir di apa yang aku percaya

Aku mengepalkan tinjuku kepadamu Aku ada di sini

Apa yang akan kamu lakukan

Kamu tidak tangguh kamu bukan apa-apa punk

Jadi mari kita selesaikan dan perlihatkan apa yang kamu punya" Lirik dalam lagu chaos yang diputar menjadi backsound pada scene kedua ini, menjelaskan tentang video-video kekerasan yang diperlihatkan. Dari sekian banyak lagu, lagu ini dipilih sebagai representasi “kekacauan” yang ada dalam setiap pemuda FSU atas rasa benci dan frustasi yang mereka dapat dari lingkungan sosial. Hukum rimba yang berlaku di kehidupan jalanan, menjadikan kekerasan sebagai satu-satunya bahasa yang mereka mengerti. Selain backsound, detil yang disajikan dalam scene ini juga berupa video yang menunjukkan latar dan peristiwa untuk mendukung informasi atau pesan yang disampaikan dalam film. Video-video yang ditampilkan kali ini lebih merepresentasikan “kekacauan” sebagai visualisasi dari backsound yang diputar. Ada video yang memperlihatkan para polisi anti huru-hara berpakaian lengkap dengan tongkat dan pelindung kepala, dan sebagian terlihat menunggangi kuda. Para polisi tersbut terlihat sedang mengamankan sebuah tempat

umum di area terbuka, yang dimana terlihat sisa-sisa bentrok yang terjadi sebelumnya, benda-benda yang berserakkan di tengah jalan, sisa-sisa benda yang terbakar, seorang laki-laki yang “dilumpuhkan” oleh dua orang aparat, serta sekelompok pemuda yang membakar benda dijalan. Diperlihatkan juga seorang laki-laki yang melompat dari atap sebuah gedung berketinggian sekitar enam sampai tujuh meter, entah dengan tujuan apa, yang jelas video dalam scene ini memperlihatkan sisi “kekacauan” yang menjadi bagian FSU, sebagai pendukung fakta yang diceritakan James bahwa “label” brutal yang diberikan oleh para pendahulunya, yang pada akhirnya membuat FSU memisahkan diri dengan para pendahulunya.

Koherensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tersusunnya uraian atau pandangan sehingga bagian-bagiannya berkaitan satu dengan yang lain. Transkrip dari cerita James:

“… and then our heroes turn the back on us. Said that we're destroying everything they've built. Said that we're too violence, that we're too extreme. We just are following in their footsteps. They might put back Boston on the map. We'll make them damn sure that we'll never forget it. We made the scene safe. To give rise the bands like Ten Yards Fight, In My Eyes, Converge…”

Terjemahan:

“… dan kemudian para pahlawan kami meninggalkan kami. Berkata bahwa kami menghancurkan segala sesuatu yang mereka bangun. Berkata bahwa kami terlalu brutal, bahwa kami terlalu ekstrim. Padahal kami hanya mengikuti jejak mereka. Mereka mungkin membuat Boston dikenal orang. Tetapi kami akan memastikan mereka tidak akan pernah lupa pada Boston. Kami membuat komunitas ini aman. Untuk membesarkan band seperti Ten Yard Fight, In My Eyes, Converage…”

Dari semua citra buruk yang dilayangkan para pendahulu kepada generasi James, melalui susunan kalimat yang dituturkan James diatas, terselip sebuah maksud pembelaan dan segi positif yang tidak bisa dilakukan para pendahulunya sebagai sebuah perbandingan. Ideologi yang

ditanamkan oleh para pendahulu James, ternyata dituai dengan cara berbeda oleh generasi James. Dari transkrip cerita James bisa dilihat bahwa generasi James dinilai “gagal” oleh para pendahulu mereka karena terlalu mengutamakan otot dalam menyelesaikan masalah, namun disatu sisi generasi James menurutnya sendiri telah “sukses” membuat nama kota Boston disegani, tidak hanya dikenali di seluruh Amerika dalam lingkup musik hardcore.

Leksikon yang terdapat pada scene ini adalah transkrip dari cerita James: “There's only one Boston hardcore hero known in history. His

Dokumen terkait