• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhaimin Hasil Temuan

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

C. Hasil Temuan Penelitian

1. SDIT Salsabilah

a. Konsep Internalisasi nilai-nilai agama Islam dalam membangun karakter Religius Siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh maka didapat bahwa SDIT Salsabilah ini mempunyai konsep menciptakan Generasi Taqwa, yang mana menginginkan semua element lingkungan sekolah bernuansa Islami dengan pemandangan para warga sekolahnya yang bersikap Islami terutama para siswanya yang bersikap Islami dan rajin beribadah.

Dalam konsep Islami yang diusung SDIT Salsabilah ini merupakan usaha untuk membuat sekolah dasar yang berlandaskan Islam.Sehingga meskipun sekolah ini merupakan sekolah dasar, tetapi memberiikan kesan yang Islami kepada para siswanya.

Generasi Taqwa disini yaitu membentuk siswanya bersikap sesuai dengan nilai-nilai agama Islam yang ada dan menerapkan apa yang telah disampaikan oleh guru mengenai nilai-niolai agama Islam. Sehingga dengan begitu para siswa akan terbiasa dengan nuansa yang Islami di sekolah dan mereka pun akan bersikap yang Islami juga di rumah masing-masing.

Tujuan lainnya dari konsep Islami yaitu bahwa di SDIT Salsabilah Kepanjen ingin mencetak lulusan yang berwawasan luas serta berkepribadian muslim. Sehingga adanya konsep Islami disni memang sesuai dengan apa yang

diharapkan ooleh SDIT Salsabilah ini, yang mana ketika para siswa yang telah menyelesaikan belajarnya disni akan menjadi pribadi yang muslim di luar sana. b. Strategi Internalisasi nilai-nilai agama Islam dalam membangun budaya

religious anak.

Disini strategi meliputi metode dan evaluasi, akan tetapi sebelum membahas strategi dan lainnya maka peneliti akan membahas tahapan-tahapan terlebih dahulu. Adapun tahapan-tahapan yang digunakan di SDIT Salsabilah adalah Islamisasi Pengetahuan, pengawasan serta pengawasan.

Di dalam Islamisasi Pengetahuan ini para siswa akan diberitahu atau diinfokan mengenai beberapa nilai-nilai agama Islam. Sehingga para siswa akan mengetahui macam-macam nilai-nilai agama Islam yang telah disampaikan oleh guru. sehingga para siswa akan menjadi lebih tahu tentang kandungan agama Islam. Sebenarnya adanya hal ini merupakan pengenalan dan pengetahuan awal siswa tentang nilai-nilai agama Islam sebelum memasuki tahap yang lebih mendalam, yang mana pada tahap awal ini bertujuan agar siswa mengingat terlebih dahulu apa saja nilai-nilai agama Islam itu.

Tahap selanjutnya yaitu pengawasan yang mana sudah memasukam tahap memberi pengertian dan pemahaman kepada siswa. Jika para siswa sudah memahami betul-betul maka tanpa disadari hal itu akan dilakukan. Hal ini tentunya perlu pengawasan dari piha sekolah maupun rumah agar nilai-nilai agaam Islam ini selalu dilakukan. Pihak di sekolah dan di rumah saling bekerja sama.

Tahapan yang terakhir yaitu Implementasi merupakan puncak dari tahapan ini, praktek disini yaitu mengajak siswa melakukan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan nilai-nilai agama Islam. Ketika siswa diajak untuk melakukannya maka siswa akan terlatih dan mulai terbiasa bersikap Islami. Tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Agar tahapan di atas sesuai dengan tujuan dan harapannya maka diperlukan adanya strategi.Adapun strategi yang digunakan dalam Internalisasi nilai-nilai agama Islam untuk membangun budaya religious adalah pemahaman, penerapan.

Strategi yang pertama yaitu pemahaman, maksudnya adalah siswa diberi wawasan nilai-nilai agama Islam terlebih dahulu agar para siswa tidak bingung ketika dilakukan penerapan sikap yang mencerminkan nilai-nilai agama Islam.Strategi pembiasaan merupakan usaha yang dilakukan guru kepada siswa guna membiasakan siswa untuk berkepribadian muslim.

Setelah diberi pemahaman maka strategi berikutnya yakni pengawasan, guru serta wali murud diharapkan senantiasa mengawasi tingkah siswa, maksudnya lebih membetulkan jika melakukan kekeliruan.

Strategi yang terakhir yaitu penerapan (Implementasi), setelah siswa mendapat wawasan serta pengawasan, maka siswa akan diminta untuk menerapkan nilai-nilai agama tersebut di lingkungan sekolah. Yang mana dengan adanya penerapan maka siswa akan dapat memahami lebih dalam terhadap nilai-nilai agama Islam.

Di dalam strategi pasti membutuhkan adanya metode, yang mana metode tersebut digunakan untuk menggapai tujuan dari strategi. Adapun metode yang digunakan di SDIT Salsabilah Kepanjen dalam Internalisasi nilai-nilai agama Islam untuk membangun budaya religious anak adalah Keteladaan, pembiasaan serta kemitraan.

Guru merupakan panutan siswa di sekolah dengan itu penting adanya metode modeling di sekolah. Karena guru merupakan orangtua siswa di sekolah, dengan itu siswa pasti akan melihat apa yang dilakukan oleh gurunya. Maka siwa akan menjadi insane yang berperilaku Islami atau tidaknya dapat dilihat dari sikap gurunya. Maka modeling disini sangatlah penting danya, sehingga dengan adanya metode ini diharapkan siswa dapat meniru sikap baik yang dilakukan oleh guru.

Selanjutnya yaitu kedisplinan, di sekolah pasti penting adanya kedisiplinan. Karena tanpa adanya disiplin di sekolah maka akhlaq siswa akan menjadi tidak teratur dan tidak menjadi baik, maka disiplin disini sangat diperlukan.

Metode pembiasaan, yaitu membiasakan siswa dengan perilaku-perilaku yang baik dan Islami. Karena dengan adanya pembiasaan disini maka siswa akanterlatih dan terbiasa bersikap Islami tanpa harus diingatkna dan ditegur terlebih dahulu seperti dibiasakannya makan dan minum dengan dudukk di SDIT Salsabilah Kepanjen ini sehingga para siswa terbiasa dengan hal itu.

Metode selanjutnya yaitu pengawasan, yang dimaksud yaitu pengawasan di sekolah oleh guru dan juga pengawasan di rumah oleh orang tua.Jadi segala

tidak tanduk anak terkontrol.Di SD ini pengawasan oleh guru bisa pengamatan langsung, sedang pengawasan oleh orang tua bisa melalui buku penguhubung (mutaba’ah sehari-hari) yang tiap hari harus di bawa ke sekolah untuk di cek oleh guru.Di SDIT Salsabilah ini menggunakan pengawasan langsung (guru) dan melalui buku penghubung (oleh orang tua). Dengan adanya evaluasi ini maka diharapkan para siswa bisa terkontrol sikapnya karena ada kerjasama dari orang tua dan guru tersebut.

.

Gambar. Metode Internalisasi nilai-nilai agama Islam dalam membangun budaya religious anak di SDIT Salsabilah

c. Hasil Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Membangun Karakter Religious Anak

Setelah adanya proses panjang di dalam Internalisasi pastinya akan ada hasil dari proses tersebut. Adapun hasil dari hal tersebut adalah sebagai berikut; 1). Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya KEMITR AAN PEMBI ASAA N KETELAD ANAN

2). Ukhuwah dan Peduli social

Persaudaraan yang erat, dalam hal ini bisa terlihat dengan saling menasihati sesame teman, menjenguk teman yang sedang sakit serta bakti social seperti pembagian takjil.

3). Akhlaqul Karimah

Sikap atau perilaku seseorang yang didorong dengan perbuatan sadar untuk melakukan perbuatan yang baik.Indikasinya seperti berada di tabel.

Tabel 4.13 Internalisasi Nilai Religius yang ditanamkan di SDIT. Salsabilah

No Nilai Religius Deskripsi Indikator

1.

Religius Sikap dan perilaku

yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang

dianutnya

 Mengucapkan salam

 Berdoa sebelum dan

seudah belajar

 Melaksanakan ibadah,

missal sholat dhuha

berjamaah, sholat wajib berjama’ah

2 Ukhuwah & Peduli

social Persaudaraan yang erat  Berbagi makanan  Saling nasehat menasehati sesame teman  Melakukan kegiatan bakti sosial

3 Akhlaqul Karimah Sikap atau perilaku

seseorang yang

didorong dengan

perbuatan sadar untuk melakukan perbuatan yang baik

 Jujur

 Menghormati yag lebih tua

 Disiplin

 Mandiri