• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEBAGAI NEGARA KESATUAN SEBAGAI NEGARA KESATUANSEBAGAI NEGARA KESATUAN

SEBAGAI NEGARA KESATUANSEBAGAI NEGARA KESATUAN

SEBAGAI NEGARA KESATUAN

SEBAGAI NEGARA KESATUAN

A

AA

AA

Perkembangan politik dan ekonomi

Indonesia pasca kedaulatan Kembali ke NKRI Pemilu I Dekrit Presiden Persaingan ideologis Perkembangan ekonomi - Alasan - Proses - Kabinet Natsir - Kabinet Sulaiman - Kabinet Wilopo - Kabinet Ali I - Kabinet Burhanudin - Kabinet Ali II - Kabinet Juanda Kabinet pada masa

demokrasi liberal - Tahap I (DPR) - Tahap II (Konstituante) - Latar belakang - Isi - USDEK

- Lembaga Tinggi Negara - Perjanjian Pancasila dan UUD 1945

- Penyimpangan politik luar negeri - Penggantian uang - Badan koordinasi pembagunan ekonomi - Perencanaan pembangunan 8 tahun

- Penyimpangan politik luar negeri - Dekon Membahas tentang Meliputi Meliputi Meliputi Meliputi Meliputi Terdiri atas

Bab 4 Perkembangan Politik dan Ekonomi Indonesia Pascapengakuan Kedaulatan 4 54 54 54 54 5

b. Pada umumnya masyarakat Indonesia tidak puas dengan hasil KMB yang melahirkan negara RIS. Rakyat di berbagai daerah melakukan kegiatan- kegiatan, seperti demonstrasi dan pemogokan untuk menyatakan keinginannya agar bergabung dengan Republik Indonesia.

c. Dengan sistem pemerintahan federal berarti melindungi manusia Indonesia yang setuju dengan penjajah Belanda.

2.

2.

2.

2.

2. Proses Kembali ke Negara Kesatuan RIProses Kembali ke Negara Kesatuan RIProses Kembali ke Negara Kesatuan RIProses Kembali ke Negara Kesatuan RIProses Kembali ke Negara Kesatuan RI

Dengan disetujuinya KMB pada tanggal 2 November 1949, di Indonesia terbentuklah satu negara federal yang bernama Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri dari negara-negara bagian yaitu Republik Indonesia, negara Sumatera Timur, negara Sumatera Selatan, negara Pasundan, negara Jawa Timur, negara Madura, negara Indonesia Timur, Kalimantan Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Biliton, Riau, dan Jawa Tengah. Masing-masing negara bagian mempunyai luas daerah dan penduduk yang berbeda.

Setelah berdirinya negara RIS, segera muncul usaha-usaha untuk membentuk kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rakyat di daerah-daerah melakukan kegiatan-kegiatan seperti demonstrasi dan pemogokan untuk menyatakan keinginannya agar bergabung dengan Republik Indonesia di Yogyakarta. Bentuk nyata dari adanya pertentangan tersebut yaitu muncullah dua golongan berikut.

a. Golongan unitaris, yaitu golongan yang menghendaki negara kesatuan, dipimpin oleh Moh. Yamin

b. Golongan federalis, adalah golongan yang tetap menghendaki adanya negara serikat, dipimpin oleh Sahetapy Engel.

Pertentangan ini dimenangkan oleh golongan unitaris. Pada tanggal 8 Maret 1950, pemerintah RIS dengan persetujuan Parlemen dan Senat RIS mengeluarkan Undang-Undang Darurat No. 11 tahun 1950 tentang “Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS”. Berdasarkan Undang-Undang Darurat tersebut berturut-turut negara-negara bagian menggabungkan diri dengan Republik Indonesia, sehingga sampai tanggal 5 April 1950 negara RIS tinggal terdiri dari tiga negara bagian, yaitu:

a. Republik Indonesia (RI) b. Negara Sumatra Timur (NST) c. Negara Indonesia Timur (NIT)

Sementara itu pada tanggal 19 Mei 1950 dicapai kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Republik Indonesia Serikat (NST dan NIT). Kesepakatan tersebut dinamakan “Piagam Persetujuan” yang berisi sebagai berikut. a. Kedua pemerintah sepakat untuk membentuk negara kesatuan sebagai penjelmaan

Republik Indonesia berdasarkan proklamasi 17 Agustus 1945.

b. Undang-Undang Dasar yang diperoleh dengan mengubah konstitusi RIS sedemikian rupa sehingga prinsip-prinsip pokok UUD 1945 dan bagian-bagian yang baik dari konstitusi RIS termasuk di dalamnya.

c. Dewan menteri harus bersifat parlementer.

d. Presiden adalah Presiden Sukarno, sedangkan jabatan wakil presiden akan dibicarakan lebih lanjut.

e. Membentuk sebuah panitia yang bertugas menyelenggarakan persetujuan tersebut.

Gambar 4.1 Gambar 4.1 Gambar 4.1 Gambar 4.1

Gambar 4.1 Rakyat Bandung berdemo menuntut pembubaran negara pasundan Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX 4 6 4 6 4 6 4 6 4 6

Sesuai dengan Piagam Persetujuan tersebut pemerintah Republik Indonesia dan RIS akan membentuk panitia bersama. Panitia ini diketuai oleh Menteri Kehakiman RIS yaitu Prof. Dr. Mr. Supomo dan Abdul Hamid dari pihak Republik Indonesia. Tugas pokoknya yaitu merancang Undang-Undang Dasar Sementara Negara Kesatuan. Rancangan tersebut berhasil disusun pada tanggal 20 Juli 1950 untuk selanjutnya diserahkan kepada dewan perwakilan negara-negara bagian untuk disempurnakan.

Akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1950 Rancangan UUD itu diterima baik oleh senat, parlemen RIS, dan KNIP. Pada tanggal 15 Agustus 1950 Presiden Sukarno menandatangani Rancangan UUD tersebut menjadi UUD Sementara Negara Kesatuan Republik Indonesia atau lebih dikenal sebagai UUDS 1950.

Pada tanggal 17 Agustus 1950 negara RIS secara resmi dibubarkan dan kita kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rakyat Indonesia merayakan tanggal 17 Agustus 1950 itu dengan meriah sebagai ulang tahun kemerdekaan yang ke-5.

1.

1.

1.

1.

1. Perkembangan Politik Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)Perkembangan Politik Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)Perkembangan Politik Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)Perkembangan Politik Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)Perkembangan Politik Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)

Menurut UUDS 1959, pemerintah Republik Indonesia menganut sistem demokrasi lib- eral. Dalam demokrasi liberal berlaku sistem kabinet parlementer, artinya pemerintahan dipegang oleh perdana menteri dan menteri-menterinya bertanggung jawab pada parlemen atau DPR.

Dengan berlakunya kabinet parlementer pemerintahan Republik Indonesia tidak stabil. Hal ini disebabkan antara lain:

a. partai politik mementingkan kepentingan golongan masing-masing sehingga kabinet jatuh bangun

b. partai politik tidak mencerminkan dukungan rakyat pemilih

c. partai politik yang berkuasa tidak dapat melaksanakan programnya, sebab masa kerja kabinet pendek.

Sistem kabinet parlementer memungkinkan adanya persaingan antarpartai politik untuk menduduki kursi terbanyak dalam parlemen. Pada masa Demokrasi Liberal telah terjadi pergantian kabinet sebanyak tujuh kali, yaitu sebagai berikut.

a. a. a. a.

a. Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951)Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951)Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951)Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951)Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951) Pada tanggal 22 Agustus 1950 Presiden Sukarno mengangkat Muhammad Natsir dari Masyumi sebagai formatur kabinet. Lima belas hari kemudian kabinet berhasil dibentuk dengan nama Kabinet Natsir. Program kerja Kabinet Natsir, antara lain:

1) mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilu Konstituante dalam waktu singkat

2) menggiatkan usaha mencapai keamanan dan ketentraman

3) memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.

Salah satu keberhasilan Kabinet Natsir adalah diterimanya Indonesia sebagai anggota PBB yang ke-60 pada tanggal 28 September 1950. Akhirnya Kabinet Natsir jatuh, karena mosi Hadikusumo dari PNI tentang pembekuan dan pembubaran DPRD Sementara.