• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebutkan dan jelaskan apa itu limbah B3 dan apa saja tahapan pengelolaan limbah B3 tersebut!

METODE PENYEGELAN KANTONG SAMPAH MEDIS

3. Sebutkan dan jelaskan apa itu limbah B3 dan apa saja tahapan pengelolaan limbah B3 tersebut!

Jawaban:

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) merupakan zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup.

Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun meliputi beberapa tahapan, yaitu:

a. Pengurangan dan Pemilahan Limbah B3; b. Penyimpanan Limbah B3;

c. Pengangkutan Limbah B3; d. Pengolahan Limbah B3;

e. Penguburan Limbah B3; dan/atau f. Penimbunan Limbah B3.

77

Rangkuman :

Cara terbaik dalam melakukan kontrol infeksi adalah dengan memutus siklus penularan penyakit adalah dengan mengikuti kewaspadaan isolasi (kewaspadaan standard dan kewaspadaan berdasarkan transmisi), sehingga siklus penularan penyakit akibat agen infeksi dapat diputus/dicegah.

Penerapan Kewaspadaan Isolasi.

a. Kewaspadaan Standar, dengan penerapan sebagai berikut:  Kebersihan tangan.

 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).  Manajemen limbah dan benda tajam.  Manajemen lingkungan.

 Penanganan linen (Kain Alas Instrumen, Kain Sarung Dental Unit).  Peralatan perawatan pasien.

 Perlindungan kesehatan karyawan.  Penyuntikan yang aman.

 Etika batuk.

b. Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi.  Transmisi airborne/udara.

a. Gunakan masker N95/respiratorik b. Segera lepas selesai tindakan  Transmisi droplet/percikan.

a. Gunakan masker bedah, pelindung mata dan wajah b. Segera lepaskan selesai tindakan

 Transmisi kontak.

a. Gunakan sarung tangan dan gaun b. Segera lepaskan selesai tindakan

PENANGANAN INSTRUMEN DAN ALAT PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI 1. Pembatasan Kontaminasi

2. Penentuan zona (Basic Protocol HKSAR, 2008) 3. Pre-Cleaning

78

4. Pembersihan instrumen 5. Disinfeksi Tingkat Tinggi 6. Sterilisasi

7. Penatalaksanaan Dental Unit

Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang dipakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan infeksius. APD terdiri dari sarung tangan, masker/Respirator Partikulat, pelindung mata (goggle), perisai/pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun pelindung/apron, sandal/sepatu tertutup (Sepatu Boot). Tujuan Pemakaian APD adalah melindungi kulit dan membran mukosa dari risiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya.

Limbah dapat berupa Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3, yang merupakan zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup, yang selanjutnya disebut Limbah B3, (sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3). Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun. Pengelolaan limbah B3 yang timbul dari fasilitas pelayanan kesehatan meliputi beberapa tahapan, yaitu:

79

a. Pengurangan dan Pemilahan Limbah B3; b. Penyimpanan Limbah B3;

c. Pengangkutan Limbah B3; d. Pengolahan Limbah B3;

e. Penguburan Limbah B3; dan/atau f. Penimbunan Limbah B3.

Daftar Pustaka :

1. Permenkes No. 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

2. Standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI. 2012. Jakarta

3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 56 tahun 2015 tentang Tata Cara dan persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari Faskes

4. KEMENKES. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD) dalam menghadapi Wabah COVID-19. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. 8 April 2020

5. PDGI. Himbauan pencegahan penyebaran COVID-19 di Pelayanan kedokteran gigi. Diunduh://pdgi.or.id Diakses April 2020

6. Permenkes No. 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 7. Buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

Tugas :

1. Membuat rangkuman berupa mindmap mengenai materi tentang APD!

2. Mencari jurnal tentang ICRA (Infection Control Risk Assesment), dengan contoh tindakan ICRA tersebut di salah satu Rumah Sakit atau Pelayanan Kesehatan lainnya!

3. Membuat rangkuman berupa mindmap mengenai materi tentang Pengelolaan Limbah di Praktek Dokter Gigi!

80

Test Formatif : Soal

1. Kontaminasi silang dari mikroorganisme yang kemungkinan dapat terjadinya penularan penyakit oleh agen infeksi di tempat pelayanan kesehatan gigi adalah berasal dari:

a. Kontak langsung dan tidak langsung dari pasien ke tenaga pelayanan kesehatan gigi. b. Antara tenaga pelayanan kesehatan dan pasien, yaitu karena pasien tidak menggunakan

Alat Pelindung Diri (APD).

c. Berasal dari kontak langsung pada peralatan kedokteran gigi yang tidak dilakukan sterilisasi dengan sempurna, sehingga terjadi infeksi dari pasien satu ke pasien lainnya. d. Limbah medis (cair dan padat) yang dikelola sesuai aturan yang benar dan memiliki

instalasi pengelolaan limbah medis yang baik di pelayanana kesehatan gigi.

e. Infeksi antara komunitas ke pasien, yang terjadi kontaminasi pada saat dilakukan DHE di komunitas tempat banyak pasien dengan keluhan kesehatan gigi.

2. Bagian dari kegiatan PPI yang wajib dilaksanakan oleh tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia diantaranya:

a. Penanganan linen (Kain Alas Instrumen, Kain Sarung Dental Unit) sebagai bagian dari surveilans.

b. Menggunakan masker bedah, pelindung mata dan wajah untuk mencegah transmisi droplet/percikan.

c. Menggunakan masker N95 untuk mencegah transmisi droplet/percikan.

d. Menggunakan sarung tangan dan gaun untuk mencegah transmisi droplet/percikan. e. Melakuan pendidikan dan pelatihan cara pengisian rekam medis yang lengkap. 3. Salah satu tata cara mencuci tangan yang direkomendasikan oleh WHO adalah:

a. Mencuci tangan dengan air mengalir selama 40-60 detik.

b. Mencuci tangan dengan cairan berbasis alcohol selama 40-60 detik. c. Mencuci tangan dengan air mengalir selama 20-30 detik.

81

e. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20-30 detik.

4.

SPO penatalaksanaan dekontaminasi peralatan perawatan pasien yang telah dipakai dalam perawatan pasien yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh, diantaranya:

a. Pre-cleaning dilakukan setelah pembersihan dengan cara merendam dengan air bersih. b. Semua peralatan yang telah dipakai dibuang dan dimusnahkan sesuai prinsip pembuangan

sampah dan limbah yang benar.

c. Untuk peralatan yang besar seperti USG dan X-Ray tidak perlu dilakukan didekontaminasi permukaannya setelah digunakan.

d. Untuk alat bekas pakai yang akan di pakai ulang, setelah dibersihkan dengan menggunakan spons, di DTT dengan klorin 0,5% selama 10 menit.

e. Peralatan nonkritikal yang terkontaminasi, dapat didisinfeksi menggunakan detergen, sedangkan peralatan semikritikal dan kritikal didisinfeksi dan disterilisasi.

5. Jenis-jenis APD yang digunakan oleh praktik dokter gigi yang benar adalah:

a. Sarung tangan tidak disarankan penggunaannya jika sudah melakukan prosedur mencuci tangan yang baik dan benar menurut rekomendasi WHO.

b. Sarung tangan heavyduty harus dipakai manakala saat melakukan tindakan bedah atau mengantisipasi kemungkinan terjadinya perdarahan pada perawatan.

c. Masker respiratorik digunakan untuk mencegah penularan melalui droplet dan dapat pula digunakan di bagian gizi atau dapur.

d. Baju pelindung sekali pakai (disposable) biasanya terbuat dari 100% katun, 100% polyester atau gabungan dari polyester-katun.

e.

Kacamata dan face shield harus dipakai oleh dokter gigi dan stafnya untuk melindungi mata dari cipratan dan debris yang diakibatkan oleh high speed handpiece, pembersihan karang gigi baik secara manual maupun ultrasonik.

6. Indikasi pemakaian sepatu pelindung yaitu:

a. Pertolongan dan tindakan persalinan serta tindakan operasi b. Pengangkatan dan pengangkutan limbah

82

c. Penanganan di nurse station

d. Pencucian peralatan alat makan tenaga kesehatan e. Pembersihan lantai kamar mandi rumah sakit

7. Urutan pelepasan APD yang benar adalah sebagai berikut di bawah ini: a. Dimulai dari melepaskan gaun bagian luar yang paling besar itemnya b. Dimulai dari melepaskan penutup kepala yang paling atas penggunaannya c. Dimulai dengan melepaskan sarung tangan lalu melakukan kebersihan tangan d. Dimulai dari melepaskan pelindung kaki yang paling bawah penggunaannya e. Dimulai dan di akhiri dengan mencuci tangan dengan air dan sabun

8. Yang bukan termasuk limbah B3 adalah:

a. Limbah cair berbahaya dan beracun seperti larutan fixer, limbah kimiawi cair, dan limbah farmasi cair

b. Limbah air yaitu semua air buangan termasuk tinja dan air seni perumahan sekitar tempat pelayanan kesehatan

c. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan

d. Limbah patologis adalah limbah berupa buangan selama kegiatan operasi, otopsi, dan/atau prosedur medis lainnya

e. Limbah sitotoksik adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker

9. Urutan pengelolaan limbah B3 yang benar adalah sebagai berikut:

a. Penyimpanan, pemilahan, pengolahan, pengangkutan, penimbunan dan penguburan limbah B3

b. Penyimpanan, pemilahan, pengangkutan, pengolahan, penimbunan dan penguburan limbah B3

83

c. Pengurangan, pemilahan, penyimpanan, pengolahan, pengangkutan, penimbunan dan penguburan limbah B3

d. Pengurangan, pemilahan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, penguburan dan penimbunan limbah B3

e. Pengurangan, pemilahan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, penimbunan dan penguburan limbah B3

10. Salah satu langkah penyimpanan limbah B3 yaitu dengan penggunaan warna pada setiap kemasan dan/atau wadah limbah sesuai karakteristik limbah tersebut, yaitu:

a. kuning untuk limbah radioaktif b. cokelat untuk limbah infeksius c. ungu, untuk limbah sitotoksik d. merah untuk limbah patologis

e. biru untuk limbah bahan kimia kedaluwarsa

Kunci Jawaban 1) A 2) B 3) D 4) D 5) E 6) A 7) C 8) B 9) D 10) C

84

Umpan Balik : - Pelaksana tutorial diberikan umpan balik berupa form Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa (EDOM) yang diisi oleh mahasiswa setelah

pelaksanaan tutorial dan pleno berlangsung, sehingga terdapat evaluasi dari proses tutorial dan pleno.

- Mahasiswa juga diberikan umpan balik atau evaluasi dari Fasil (pemberi tutorial), berupa penilaian individu (keterampilan bertanya, menjawab pertanyaan, berpendapat, dan sikap respek, empat, serta support) dan juga penilaian presentasi oral per kelompok (penyajian materi PPT, penguasaan materi, gaya presentasi, serta sikap & perilaku.

85

MODUL ANALISIS LINGKUNGAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN