• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sectio Caesarea

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

B. Sectio Caesarea

1. Pengertian Sectio Caesarea

Sectiocaesareaadalah upaya mengeluarkan janin melalui pembedahan pada dinding abdomen dan uterus.Sectio aesareamerupakan bagian dari metode obstetrik operatif. Persalinan sectio caesareadilakukan sebagai alternatif jika persalinan lewat jalan lahir tidak dapat dilakukan. Tujuan dilakukan persalinansectio caesareaagar ibu dan bayi yang dilahirkan sehat dan selamat (Sofian, 2011).

a. Sectio Caesarea primer (aktif)

Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan section caesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit (CV kecil dari 8 cm).

b. Sectio Caesarea

Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa (partus percobaan), bila tidak ada kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal, baru dilakukan section caesarea.

c. Sectio caesareaulang (repeat caesarea section)

Ibu yang pada kehamilan yang lalu mengalami section caesarea (previous caesarean section) dan pada kehamilan selanjutnya dilakukan section caesareaulang.

d. Sectio caesareahisterektomi (caesarea section hyhicterectomy) Adalah suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan section caesarea, langsung dilakukan histerektomi misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat.

e. Operasi poro(porro epretion)

Adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kafum uteri (tentunya janin sudah mati), dan langsung dilakukan histerektomi misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat..

2. Indikasi Sectio Caesarea

Menurut sofian (2012), indikasisectio caesarea, yaitu : a.Ibu

1). Plasenta Previa sentralis dan lateralis (posterior) 2). Panggul sempit

3).Holmer mengambil batas terendah untuk melahirkan janin viasnateralis ialah CV=8 cm, panggul dengan CV=8cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan janin normal, harus diselesaikan dengan section caesarea. CV antara 8-10cm boleh dicoba dengan

partus percobaan baru setelah gagal dilakukan sectio caesarea sekunder.

4). Disproprosi sevalo pelvik : yaitu ketidak seimbangan antara ukuran kepala dan panggul

5). Ruptura uteri mengancam 6). Partus lama (proonged labor) 7). Parus tak maju (obstructed nlabor) 8). Distosia serviks

9). Pre-eklamsia dan hipertensia b. Janin

1) Malpresentasi melintang 2) Letak bokong

Section caesareadianjurkan letak bokong bila ada : a) Panggul sempit.

b) Primigravida.

c) Janin besar dan berharga.

3) Presentasi dahi dan muka (depleksi) bila reposisi dengan cara- cara lain tidak berhasil.

a) Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil.

b) Gemeli, menurut Eastman Sectio caesareadianjurkan. 4) Bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu (shoulder

a) Bila terjadi interlock (lucing of the tweins) b) Distoria oleh karena tumor

c) Gawat janin, dan sebagainya. 3. Komplikasi Sectio Caesarea

Menurut sofian (2012),dibagi 4 yaitu : a. nfeksi puerperal (Nifas)

b. Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.

c. Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung

d. Berat : Dengan peritonitis, spsis dan ileus paralitik hal ini sering kita jumpai pada pratus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang telah pecah terlalu lama

1). Pendarahan, disebabkan karena Banyaknya pembuluh darah yang terputus dan terbuka, atonia uteri, Pendarahan pada plasenta bed 2). Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila

reperionialisasi terlalu tinggi

3).Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang 4. Perawatan Paska Operasi Sectio Caesarea

Perawatan luka post operasi sectio caesarea adalah merawatluka untuk mencegah trauma (injury) pada kulit, jaringan (membrane mukosa) lain yang disebabkan adanya trauma, fraktur, luka operasi yang didapat merusak kalori (Winarni, 2012).

Langkah-langkah perawatan luka post operasi sectio caesarea, yaitu : a. Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan larutan antiseptic lalu ditutup dengan kasa/penutup luka, secara periode pembalut luka diganti dan luka dibersihkan. Dibuat catatan kapan benang akan dicabut.

b. Tempat Perawatan Luka Sectio caesarea

Setelah tindakan dikamar operasi selesai, penderita dipindahkan kekamar rawat khusus dan dilengkapi alat pendingin kamar udara beberapa hari.Dan bila paska SC keadaan penderita gawat, segera pindahkan ke unit perawatan darurat untuk perawatan bersama-sama dengan unit anastesi.Setelah beberapa hari dirawat dalam kamar rawat khusus atau pada unit perawatan darurat dan keadaan penderita mulai pulih, disini perawat luka dan pengukuran TTV penderita dilanjutkan seperti biasa.

c. Pemberian cairan infus

Karena selama 24 jam pertama penderita puasa paska operasi, maka pemberian cairan perinfus, seperti dekstrose 5-10% gram fisiologis, selera bergantian harus cukup banyak dengan mengandung elektrolit

keluar ditampung dan diukur, hal ini sebagai pedoman pemberian cairan dihentikan setelah pasien flextus, lalu dimulailah pemberian makanan peroral dan cairan peroral.

d. Diit

Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah pasien firxtus lalu dimulailah pemberian makanan dan minuman peroral, pemberian sedikit minum adalah diperbolehkan setelah 6-10 jam paska bedah.Jumlahnya dapat dinaikan pada hari pertama obat- obatan peroral sudah dapat diberikan pemberian makanan rutin diatas dihentikan jika terjadi komplikasi pada pencernaan.

e. Nyeri

Sejak penderita sadar dalam 24 jam pertama, rasa nyeri masih dirasakan di daerah operasi. Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut diberikan obat-obatan anti sakit dan penenang atau obat-obatan lainnya. Setelah dari pertama atau kedua rasa nyeri akan menghilang sendiri

f. Mobilisasi

Mobilisasi secara bertahap sangat berguna membantu jalanya penyembuhan luka penderita.Miring ke kanan dan ke kiri sudah dapat dimulai setelah 6-10 jam.Setelah penderita sadar, latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur terlentang.

g. Kateterisasi

Perawatan pengosongan kandung kemih pada bedah kebidanan sama saja dengan persalinan biasa bila tidak ada luka robekan yang luas jalan lahir. Bila hal ini ada maka mencengah iritasi dan pencemaran luka oleh urine kandung keming dikosongkan dengan kateter.Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan pendarahan.

h. Pemberian

1) Antibiotika, kemotherapi, dan anti inflamasi 2) Obat-obatan pencegah perut kembung 3) Obat-obatan lainnya

Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum dapat diberikan roboransia, anti inflamasi, bahan tranfusi darah bila pasien anemis.

i. Perawatan

Hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dan pengukuran darah, yaitu :

1) Tekanan Darah 2) Jumlah Nadi / Menit 3) Prekuensi pernafasan

Dokumen terkait