• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TI (1)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU POST SECTIO

CAESARIA TENTANG MOBILISASI DINI DI

RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA

IBUNDA KABUPATEN PANDEGLANG

PROVINSI BANTEN

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH SAINS TERAPAN

DISUSUN OLEH DYAH MUTIARA WARDANI

NIM : 133112540120060

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya Yang Bertanda Tangan Di bawah ini :

Nama : DYAH MUTIARA WARDANI

NPM : 133112540120060

Fakultas/Program : Ilmu Kesehatan/D-IV Kebidanan

Tahun Akademik : 2014/2015

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan

Tingkat Pengetahuan Ibu Post Sectio Caesarea Tentang Mobilisasi Dini di Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2014”.Apabila saya suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat maka saya akan menerima sangsi yang telah ditetapkan. Demikian surat

pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, Desember 2014

Yang Membuat

(5)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM D-IV KEBIDANAN UNIVERSITAS NASIONAL

Karya TulisI lmiah, Desember 2014 Dyah Mutiara Wardani

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Sectio Caesarea Tentang Mobilisasi Dini Di Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2014

xvi + 7 Bab, 69 Halaman, 11 Tabel, 8 Lampiran, 2 Gambar

ABSTRAK

(6)

FACULTY OF HEALTH PROGRAM D-IV MIDWIFERY NATIONAL UNIVERSITY

Burn works lmiah, December 2014

Dyah Mutiara Wardani

Factor – Factor Knowledge level Mrs. Post Sectio Caesarea About Mobilization Early In Jewel Mother Maternity Hospital

Xvi + 7 chapters, 69 pages, 11 tables, 8 Annex, 2 Image

ABSTRACT

At RSB Jewel's mother Pandeglang In October-November 2013 in SC perslinan number as many as 42 patients of 90 patients who were treated, while in 2014 in October-November deliveries in SC by 55 pasen of 100 pasen that dirawat.Sebelum conduct research authors do prasurvey against the mother post sectio caesarea in October 2014 was only 5 mothers of 30 mothers mobilizing post SC (16.7%). The factors that influence the level of knowledge about the mother post sectio caesarea early mobilization including age, education, parity, history Sectio Caesarea, and Resources.. This study used a cross-sectional study. Respondent was the mother post sectio caesarea patients numbered 55 people. The data obtained were analyzed using computer software, data analysis performed univariate to see the characteristics of respondents and bivariate data analysis conducted according to the formula chi square.Dari results showed that the mother post sectio caesarea who lack knowledge about early mobilization by 29 people (52 , 7%) of the 55 samples were obtained. Knowledge mother post sectio caesarea about early mobilization occurs by age greater in women aged <20 years or> 35 years (66.7%), post sectio caesarea mother's knowledge about early mobilization berdasarkanpendidikan greater in the low education (68.5 %), mother post sectio caesarea knowledge about early mobilization by parity greater in primiparous mothers (70.4%), post sectio caesarea mother's knowledge about early mobilization by history sectio caesareal large ore occurs in women who had no history of sectio caesarea (64.9%), post sectio caesarea mother's knowledge about early mobilization based on greater resources occur in the mass media (71.4) .From the bivariate analysis revealed that age, education, parity, history sectio caesarea and resources have a relationship that significantly with maternal knowledge about mobilization post sectio caesarea dini.Diharapkan for RSB Jewel's mother Pandeglang to provide direct counseling to the post section caesarea postpartum mothers to improve the understanding and knowledge of early mobilization.

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dyah Mutiara Wardani Tempat, tanggal lahir : Palembang, 31 Mei 1989

Alamat : Komplek Ambuleuit, Blok N No. 143, RT 01/RW 12 Kel. Cigadung, Kec, Karang Tanjung, Kab. Pandeglang Provinsi Banten, 42251

No. HP : 0878-8528619

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1995-1996 : TK Tunas Merak Tahun 1996-2001 : SDN 1 Kadumerak Tahun 2001-2004 : SMPN 1 Karang Tanjung Tahun 2004-2007 : SMAN 6 Pandeglang

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas

segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah dengan judul “Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan

Tingkat Pengetahuan Ibu Post Sectio Caesaria Tentang Mobilisasi Dini di Rumah

Sakit Bersalin Permata Ibunda Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun

2014”.

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Program Studi Kebidanan Universitas

Nasional Jakarta.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, peneliti telah banyak mendapatkan

bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini

peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Rosmawati Lubis, M.Kes, selaku dekan fakultas kesehatan Universitas

Nasional, Jakarta.

2. Sri Hayuningsih, S.SiT,SKM, MKM, selaku dosen pembimbing I yang telah

menyediakan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberikan arahan

kepada penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

3. Ns. Milla Evelianti, S,SKep, MKM selaku dosen pembimbing II yang telah

menyediakan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberikan arahan

(9)

4. Kepada kedua orang tua tecinta Ir. Mnsyurdin Yusuf dan Nunuk Endah

Wardani yang selalu memberikan dukungan baik moral, material dan doa

sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. dr. H Suradal, SpOG dn Ibu Meiwijaya SKM, MaRS yang telah memberikan

moril dan materil.

6. Rekan-rekan mahasiswi DIV Kebidanan Uiversitas Nasional Jakarta

Angkatan 2014.

7. Serta semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian karya

tulis ilmiah ini.

Semoga Allah SWT karunia dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga

karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

1.Tujuan Umum ... 4

2.Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Peneltian ... 5

1.Bagian RSB Permata Ibunda ... 5

2.Bagi Insitusi Pendidikan... 5

3.Bagi Peneliti... 5

BAB II TIJAUAN PUSTAKA A.Pengetahuan... 6

(11)

2.Tingkat Pengetahuan ... 7

3.Pengukuran Pengetahuan... 8

4.Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 9

B.Sectio Caesarea ... 16

1.Pengertian Sectio Caesarea... 16

2.Indikasi Sectio Caesarea... 17

3.Komplikasi Sectio Caesarea ... 19

4.Perawatan Paska Sectio Caesarea ... 19

C.Masa Nifas ... 23

1.Pengertian Nifas... 23

2.Tujuan Asuhan Masa Nifas ... 23

3.Fisiologi Nifas... 24

4.Tanda-tanda Bahaya Pada Nifas ... 26

5.Program dan Kebijakan Teknis... 27

6.Kebutuhan Ibu Nifas ... 29

D.Konsep Mobilisasi ... 30

1.Pengertian Mobilisasi Dini ... 30

2.Manfaat Mobilisasi Dini ... 31

3.Tujuan Mobilisasi Dini ... 31

4.Tahap-tahap Mobilisasi Dini... 32

5. Mobilisasi Dini Pasca Sectio Caesarea... 32

E.Kerangka Teori... 35

(12)

A.Desain Penelitian... 40

B.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

C.Populasi dan Sample... 41

1.Populasi... 41

2.Sample ... 41

D.Tehnik Pengumpulan Data ... 42

1.Pengambilan Data ... 42

5.Riwayat Sectio Caesaria ... 49

6.Sumber Informasi... 50

B.Bivariat ... 51

1.Hubungan Umur Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Sectio Caesarea... 51

2.Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Sectio Caesarea ... 52

3. Hubungan Paritas Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Sectio Caesarea... 54

(13)

Post Sectio Caesarea ... 56 BAB VI PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat ... 58 B. Analisasi Bivariat ... 59

1.Hubungan Umur Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Sectio

Caesarea... 59 2.Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post

Sectio Caesarea... 61 3. Hubungan Paritas Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post

Sectio Caesarea... 62 4. Hubungan Riwayat SC Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post

Sectio Caesarea... 64 5. Hubungan Sumber Informasi Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu

Post Sectio Caesarea ... 66 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan... 68 B.Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman 3.1 Definisi Operasional ... 39 5.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu post Sectio Caesarea

Tentang Mobilisasi Dini ... 46

5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu post Sectio Caesarea

Tentang Mobilisasi Dini Brdasarkan Umur... 46

5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu post Sectio Caesarea

Tentang Mobilisasi Dini Berdasarkan Pendidikan ... 47

5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu post Sectio Caesarea

Tentang Mobilisasi Dini Berdasarkan Paritas ... 47

5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu post Sectio Caesarea

Tentang Mobilisasi Dini Berdasarkan Riwayat Sectio Caesarea... 48

5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu post Sectio Caesarea

Tentang Mobilisasi Dini Berdasarkan Sumber Informasi ... 48

5.7 Hubungan Antara Umur Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu post Sectio

Caesarea Tentang Mobilisasi Dini... 49

5.8 Hubungan Antara Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu post Sectio

Caesarea Tentang Mobilisasi Dini... 50

5.9 Hubungan Antara Paritas Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu post Sectio

(15)

5.10 Hubungan Antara Riwayat Sectio Caesarea Dengan Tingkat

Pengetahuan Ibu post Sectio Caesarea Tentang Mobilisasi Dini... 52

5.11 Hubungan Antara Sumber Informasi Dengan Tingkat

(16)

DAFTAR GAMBAR

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian dari Institusi

Pendidikan

Lampiran II : Surat Keterangan Izin Melakukan Penelitian dari Institusi

Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda Pandeglang

Lampiran III : Lembar Input Uji Chi Square

Lampiran VI : Lembar Output Uji Chi Square

Lampiran V : Lembar Quesioner

LampiranVI : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran VII : Surat Permohonan Untuk Menjadi Responden

(18)

SURAT PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikum wr.wb

Dalam rangka menyesuaikan tugas akhir sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan Program D IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Nasional (UNAS) Jakarta, maka saya yang bertanda tangan dibawah ini :

NAMA : DYAH MUTIARA WARDANI NPM : 133112540120060

JUDUL : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA TENTANG MOBILISASI DINI DI RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA IBUNDA KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

Dengan segala kerendahan hati, penulis mohon dengan hormat kepada ibu agar berkenan meluangkan waktu guna mengisi dftar pertanyaan yang penulis ajukan sesuai dengan pengetahuan yang ibu miliki dan kegiatan yang ibu lakukan.

Jawaban ibu sangat diperlukan sebagai data penelitian dan semata mata untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak ada maksud yang lain. Jawaban yang telah ibu berikan akan kami jaga kerahasiaannya.

Atas kesediaan dan bantuan yang ibu berikan, penulis sampaikan terimakasih yang sebesar besarnya.

Pandeglang, 2014

(19)

LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama :

Umur :

Pekerjaan : Alamat :

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian bahwa segala informasi tentang penelitian ini akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan peneliti, maka saya (bersedia/tidak bersedia) untuk menjadi responden penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Sectio Caesarea Tentang Mobilissi Dini di Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2014”. Apabila terjadi sesuatu yang merugikan diri saya akibat penelitian ini, maka saya akan bertanggung jawab dan tidak akan menuntut dikemudian hari.

Pandeglang, 2014 Responden

(20)

QUESIONER

Anak yang dilahirkan : ... 1. Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami operasi sectio caesarea ?

a. Ya b.Tidak

2.Sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan sebuah irisan di sebut ? a. Sectio Caesarea

b. Normal Pengetahuan :

3.Proses bergerak sedini mungkin pada ibu nifas di sebut ? a. Mobilisasi

b. Nifas

4.Apakah berpengaruh buruk jika melakukan mobilisasi dini setelah operasi ? a. Ya

b. Tidak

5.Apakah menurut ibu berbahaya jika setelah 6 jam ibu bergerak miring kiri-kanan? a. Ya

b. Tidak

6.Apakah menurut ibu baik, jika hanya berdiam diri ditempat tidur setelah 24 jam melahirkan?

(21)

7.Setelah operasi berapa jam ibu mampu untuk menggerakan kaki dan tungkai bawahnya ?

a. Jam ke 8 sampai ke 12 b. Setelah 24 jam

8.Dilakukannya mobilasasi setelah operasi bertujuan untuk apa? a. Sirkulasi darah menjadi baik

b. Memperlancar pengeluaran darah nifas

9.Apakah ibu mengetahui pentingnya mobilisasi setelah operasi sectio caesarea? a. Ya

b. Tidak

10. Apakah ibu mengetahui manfaat pentingnya mobilisasi? a. Ya

b.Tidak

11. Setelah berapa jam ibu boleh melakukan mobilisasi? a. 8-12 jam setelah operasi

b. 3 jam setelah operasi

12. Apa yang ibu rasakan pada saat melakukan mobilisasi setelah operasi 8 jam? a. Perut terasa lapar

b. Nyeri luka sayatan operasi

Sumber Informasi

13. Darimanakah ibu mengetahui sumber informasi tentang pentingnya mobilisasi dini setelah operasi ?

a. Media masa

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) menetapkan standar rata-rata sectio

caesarea di sebuah Negara adalah sekitar 5-15 % per 1000 kelahiran di

dunia. Rumah Sakit pemerintah kira – kira 11 % sementara Rumah Sakit

swasta bisa lebih dari 30% (Gibbson L. et all, 2010). Menurut WHO terjadi

peningkatan persalinan dengan section caesarea di seluruh Negara selama

tahun 2007 – 2008 yaitu 110.000 per kelahiran di seluruh Asia (Sinha

Kounteya, 2010).

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, rata-rata

angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran

hidup. AKI ini jauh melonjak dibanding hasil AKI SDKI 2007 yang

mencapai 228 per 100 ribu kelahiran hidup (Rachmaningtyas, 2012).

Angka kejadian sectio caesaria di Indonesia menurut survei nasional

tahun 2007 adalah 92.1000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari

seluruh persalinan. Di Indonesia angka persalinan dengan sectio caesaria

mengalami peningkatan dari 5% menjadi 20% dalam 20 tahun terakhir.

(Indiarti, 2007).

Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Banten tahun 2010 mencapai

(23)

pedarahan 84 kasus (39%), eklamsi sekitar 49 kasus (20%), infeksi 21 kasus

(7%), dan lain lain 71 kasus (33%). (Dines Kesehatan Banten 2010).

Adapun berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang

pada tahun 2012 julah kasus kematian ibu sebesar 48 orang dari 22.662

persalinan, yang banyak disebabkan oleh perdarahan 16 orang, hipertensi

dalam kehamilan 9 orang, infeksi 4 orang, dan penyebab lain sebanyak 19

orang (Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, 2012).

Menurut Wiknjosatro (2007), mengatakan setiap wanita menginginkan

persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi dengan sempurna.

Ada dua cara persalinan yaitu persalinan lewat vagina yang lebih dikenal

dengan persalinan alami dan persalinan caesar atau section caesarea yaitu

tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi dengan melalui insisi pada dinding

perut dan didnding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat

janin diatas 500 gram. Sedngkan menurut Sarwono (2008), pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan dengan sectio caesarea (SC) adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding rahim, namun

pada kenyataan masih sering terjadi komplikasi pada ibu post partum seperti,

infesksi puerperal, pendarahan, luka pada kandung kencing, embiolisme

paru-paru, rupture uteri dan juga dapat terjadi pada bayi seperti kematian prenatal.

Pada luka operasi dengan sectio caesaria perlu diperhatikan terutama

(24)

obat-Mobilisasi Dini pasca sectio caesaria yaitu suatu pergerakan posisi atau

adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan

persalinan secara caesar, (K.Bariah,2010). Adapun manfaat mobilisasi dini

pada pasien pasca operasi sectio caesaria diantaranya memperlancar

pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium, memperlancar involusi

alat kandungan, memperlancar fungsi alat grastointestinal dan alat

perkemihan, meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga

mempercepat fungsi asi dan sisa pengeluaran metabolisme.(Kasdu, 2003).

Di Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda jumlah pasien rawat inap pada

tahun 2013 sebanyak 800 pasen/kasus, dari jumlah tersebut perawatan ibu bersalin sebanyak 450 kasus, dimana jumlah persalinan normal sebanyak 150

kasus, sedangkan SC sebanyak 300 kasus.

Pada bulan Oktober – November tahun 2013 jumlah perslinan secara SC

sebanyak 42 pasen dari 90 pasien yg dirawat, Sedangkan di tahun 2014 pada

bulan Oktober- November jumlah pasen yang dirawat berjumlah 100 pasien,

yang diantaranya 55 ibu yang melahirkan dengan operasi caesararia, 30 orang

diantaranya ibu bersalin normal dan 15 orang dengan perawatan lain.

Sebelum melakukan penelitian penulis melakukan prasurvey terhadap ibu

post sectio caesarea pada bulan Oktober tahun 2014 ternyata hanya 5 ibu

(25)

Dengan melihat uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil penelitian

dengan judul“ Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Pengetahuan Ibu Post Sectio Caesaria tentang Mobilisasi Dini di RSB

Permata Ibunda tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan

ibu post sectio caesaria tentang mobilisasi dini di RSB Permata Ibunda

periode Oktober-November 2014?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan tingkat

pengetahuan ibu post Sectio Caesaria tentang mobilisasi dini di RSB

Permata Ibunda periode Oktober-November 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi ibu post sectio caesaria tentang

mobilisasi dini berdasarkan umur, pendidikan, paritas, riwayat sectio

caesaria dan sumber informasi di RSB Permata Ibunda Tahun 2014

b. Diketahuinya hubungan antara umur, pendidikan, paritas, riwayat

(26)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi RSB Permata Ibunda

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam menentukan

kebijakan tentang mobilisasi dini pada ibu post sectio caesaria.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan acuan untuk menambah bahan materi dan informasi

di perpustakaan Universitas Nasinal Jakarta mengenai pengaruh

pengetahuan ibu post sectio caesaria terhadap moblisasi dini.

3. Bagi Peneliti

a. Diharapkan bisa sebagai pengalaman nyata dalam penelitian, proses

keilmuan lebih lanjut dn menambah pengetahuan tentang karya tulis

ilmiah.

b. Diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis mengenai tujuan,

manfaat dan tahap-tahap dalam melakukan mobilisasi dini pasca

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, hal ini terjadi setelah orang merupakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pasca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. (Notoatmojo, 2005)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behaviour). (Sunaryo, 2004)

(28)

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2007), mengemukakan bahwa pengetahuan tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, diantaranya : a. Tahu (Know)

Merupakan pengetahuan paling rendah.Tahu artinya dapat mengingat, atau mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

b. Memahami (Comprehension)

Merupakan kemampuan untuk menjelaskan dan menginterprestasikan dengan benar tentang objek yang diketahui seseorang yang telah paham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan, memberikan contoh.

c. Aplikasi (Aplikation)

Merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisis (Analysis)

Merupakan kemampuan untuk menyatakan materi/suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

(29)

f. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penelitian suatu objek.Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang ada disusun sendiri.

3. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2007), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur.

Pertanyaan yang dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Pertanyaan subjektif, misalnya pertanyaan essay.

b. Pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda, betul salah, dan menjodohkan.

Pertanyaan essay disebut subjektif karena penilaian untuk pertanyaan tersebut melibatkan faktor-faktor subjektif dari penilaian. Sedangkan pertanyaan objektif lebih disukai karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat dinilai.

(30)

a. Pengetahuan ibu baik apabila presentasi jawaban benar yang diperoleh >75% dari seluruh pertanyaan yang diajukan/ ditanyakan dalam Quesioner.

b. Pengetahuan ibu cukup apabila presentasi jawaban benar yang diperoleh 60%-75% dari seluruh pertanyaan yang diajukan/ditanyakan dalam Quesioner.

c. Pengetahuan ibu kurang apabila presentasi jawaban benar yang diperoleh <60% dari seluruh pertanyaan yang diajukan/ditanyakan dalam Quesioner.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Umur

Menurut Sulaeman (2008), umur yang dianggap optimal untuk mengambil keputusan adalah diatas umur 20 tahun, karena umur kurang atau dibawah 20 tahun cenderung dapat mendorong terjadinya keimbangan dalam mengambil keputusan atau memilih, sehingga umur <20 tahun cenderung memiliki pengetahuan yang kurang.

(31)

Usia ideal untuk hamil dan melahirkan adalah 20-35 tahun,lebih atau kurang dari usia itu adalah beresiko. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan dalam 3 hal, yaitu : fisik,ental/emosi dan kesiapan sosial ekonomi.

Umur ideal ibu untuk hamil (20-35 tahun) dengan alasan :

1) Secara fisik, mulai umur 20 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya benar benar telah siap menerima kehamilan.

2) Secara emosional, biasanya perempuan telah siap menjadi seorang ibu

3) Secara sosial ekonomi menguntungkan, misalnya sudah selesai sekolah minimal SLTA.

Umur kurang dari 20 tahun, atau lebih dari 30 tahun kurang baik untuk hamil, karena secara fisik, kesehatan tubuh ibu :

1) Pada umur kurang dari 20 tahun, alat reproduksi ibu belum matang dan belum siap untuk hamil dan melahirkan

2) Pada umur lebih dari 35 tahun, alat reproduksi ibu tidak sebaik pada umur 20-30 tahun

Umur 35 tahun ke atas bukan umur ideal untuk hamil dibagi menjadi :

(32)

2) Biasanya ibu sudah mempunyai dua anak atau lebih, sehingga mempunyai resiko yang lebih tinggi

3) Kemungkinan memperoleh anak yang tidak sehat ( misalnya cacat) lebih besar. (Susi,2008).

Penelitian oleh Supartini di RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2012 menyatakan bahwa Umur dapat mencerminkan pengalaman dan kematangan jiwanya dalam kemampuan berfikir kreatif, umur semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui penerapan ilmu yang diperoleh dalam pengetahuannya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya. Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berfikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. ( Susi, 2008).

(33)

pengetahuannya rendah. Mereka cenderung berfikir sederhana terhadap hal yang dihadapinya.Dan bahwa tingkat pendidikan menunjukan hubungan positif yang menigkat dan dengan demikian pengetahuan juga meningkat.(Notoadmodjo, 2007).

Pendidikan terdiri dari pedidikan formal dan informal. Pendidikan formal bersifat berjenjang (SD, SLTP, SLTA, PT).Melibatkan pemerintah (diakui atau tidak) adanya ijazah. Pendidikan informal ada ijazah tetapi belum tentu diakui (Haryati, 2008).

Sesuai dengan penelitian Amirudin pada tahun (2012) yang menyatakan bahwa pendidikan ibu berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu post sectio caesarea terhadap mobilisasi dini.

c. Paritas

Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu (Widyastuti, 2009).

(34)

kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Al-magassary, 2012).

Pada paritas 1-3 cenderung wanita lebih untuk mempelajari sesuatu sehingga mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan paritas tinggi atau > 3.(Wiknjosastro, 2007).

Menurut Manuaba (2012), klasifikasi paritas yaitu : 1) Primipara

Primipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali.

2) Multipara

Multipara adalah wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.

Sedangkan menurut Bejo (2010), ditinjau dari peningkatannya paritas dikelompokan menjadi tiga, yaitu :

1) Paritas rendah atau primipara

Paritas rendah meliputi nullipara dan primipara 2) Paritas sedang atau multipara

(35)

3) Paritas tinggi

Kehamilan dan persalinan pada paritas tinggi atau grandemulti adalah ibu hamil dan melahirkan 5 kali atau lebih. Paritas tinggi merupakan paritas rawan oleh karena paritas tinggi banyak kejadian – kejadian obstetrik patologi yang bersumber pada paritas tinggi, antara lain:

a) Plasenta previa

b) Perdarahan post partum

c) Dan lebih memungkinkan lagi terjadinya atonia uteri. (Bejo, 2010).

Penelitian oleh Supartini di RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2012 mengatakan bahwaibu dengan multipara lebih berani melakukan mobilisasi dini post sectio caesarea karena pengalaman ibu yang pernah melahirkan maka ibu mampu untuk melakukan mobilisasi dini lebih cepat.

d. Riwayat Sectio Caesarea

(36)

saat mengejan pada proses persalinan normal yang dapat berpotensi menyebabkan perdarahan. Oleh karena itu, untuk menghindari morbiditas dan mortalitas pada ibu dengan riwayatsectio caesareaterutamasectio caesareadengan irisan vertikal, maka persalinansectio caesareamenjadi pilihan (Anonim, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Supartini di RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2012 yang menyatakan bahwa yang tidak mempunyai riwayat SC berhubungan dengan pengetahuan ibu post sectio caesarea tentang mobilisasi dini karena ibu belum berpengalaman dengan melahirkan.

e. Sumber Informasi

Sumber Informasi adalah segala hal yang dapat digunakan oleh seseorang sehingga mengetahui tentang hal yang baru dan mempunyai ciri-ciri yaitu, dapat dilihat, dibaca, dipelajari, diteliti, dikaji dan dianalisa, dimanfaatkan dan dikembangkan.(wijaya,2008).

Pengetahuan diperoleh melalui informasi yaitu :

1) Media masa misalnya membaca surat kabar, mendengar radio, melihat film atau televise, internet dan sebagainya. (Ratu, 2005) 2) Lingkungan : informasi didapatkan dari masyarakat sekitar

melalui orang seperti guru, intruktur, nara sumber, tokoh masayarakat dan sebagainya.

(37)

mudah menerima informasi dari orang lain maupun media masa. Mereka akan berpikiran maju dan sangat ingin mencoba hal yang baru diperkenalkan

B. SectioCaesarea

1. Pengertian Sectio Caesarea

Sectiocaesareaadalah upaya mengeluarkan janin melalui pembedahan pada dinding abdomen dan uterus.Sectio aesareamerupakan bagian dari metode obstetrik operatif. Persalinan sectio caesareadilakukan sebagai alternatif jika persalinan lewat jalan lahir tidak dapat dilakukan. Tujuan dilakukan persalinansectio caesareaagar ibu dan bayi yang dilahirkan sehat dan selamat (Sofian, 2011).

a. Sectio Caesarea primer (aktif)

Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan section caesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit (CV kecil dari 8 cm).

b. Sectio Caesarea

(38)

c. Sectio caesareaulang (repeat caesarea section)

Ibu yang pada kehamilan yang lalu mengalami section caesarea (previous caesarean section) dan pada kehamilan selanjutnya dilakukan section caesareaulang.

d. Sectio caesareahisterektomi (caesarea section hyhicterectomy) Adalah suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan section caesarea, langsung dilakukan histerektomi misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat.

e. Operasi poro(porro epretion)

Adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kafum uteri (tentunya janin sudah mati), dan langsung dilakukan histerektomi misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat..

2. Indikasi Sectio Caesarea

Menurut sofian (2012), indikasisectio caesarea, yaitu : a.Ibu

1). Plasenta Previa sentralis dan lateralis (posterior) 2). Panggul sempit

(39)

partus percobaan baru setelah gagal dilakukan sectio caesarea sekunder.

4). Disproprosi sevalo pelvik : yaitu ketidak seimbangan antara ukuran kepala dan panggul

5). Ruptura uteri mengancam 6). Partus lama (proonged labor) 7). Parus tak maju (obstructed nlabor) 8). Distosia serviks

9). Pre-eklamsia dan hipertensia b. Janin

1) Malpresentasi melintang 2) Letak bokong

Section caesareadianjurkan letak bokong bila ada : a) Panggul sempit.

b) Primigravida.

c) Janin besar dan berharga.

3) Presentasi dahi dan muka (depleksi) bila reposisi dengan cara-cara lain tidak berhasil.

a) Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil.

(40)

a) Bila terjadi interlock (lucing of the tweins) b) Distoria oleh karena tumor

c) Gawat janin, dan sebagainya.

3. Komplikasi Sectio Caesarea

Menurut sofian (2012),dibagi 4 yaitu : a. nfeksi puerperal (Nifas)

b. Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.

c. Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung

d. Berat : Dengan peritonitis, spsis dan ileus paralitik hal ini sering kita jumpai pada pratus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang telah pecah terlalu lama

1). Pendarahan, disebabkan karena Banyaknya pembuluh darah yang terputus dan terbuka, atonia uteri, Pendarahan pada plasenta bed 2). Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila

reperionialisasi terlalu tinggi

3).Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang

4. Perawatan Paska Operasi Sectio Caesarea

(41)

Langkah-langkah perawatan luka post operasi sectio caesarea, yaitu : a. Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan larutan antiseptic lalu ditutup dengan kasa/penutup luka, secara periode pembalut luka diganti dan luka dibersihkan. Dibuat catatan kapan benang akan dicabut.

b. Tempat Perawatan Luka Sectio caesarea

Setelah tindakan dikamar operasi selesai, penderita dipindahkan kekamar rawat khusus dan dilengkapi alat pendingin kamar udara beberapa hari.Dan bila paska SC keadaan penderita gawat, segera pindahkan ke unit perawatan darurat untuk perawatan bersama-sama dengan unit anastesi.Setelah beberapa hari dirawat dalam kamar rawat khusus atau pada unit perawatan darurat dan keadaan penderita mulai pulih, disini perawat luka dan pengukuran TTV penderita dilanjutkan seperti biasa.

c. Pemberian cairan infus

(42)

keluar ditampung dan diukur, hal ini sebagai pedoman pemberian cairan dihentikan setelah pasien flextus, lalu dimulailah pemberian makanan peroral dan cairan peroral.

d. Diit

Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah pasien firxtus lalu dimulailah pemberian makanan dan minuman peroral, pemberian sedikit minum adalah diperbolehkan setelah 6-10 jam paska bedah.Jumlahnya dapat dinaikan pada hari pertama obat-obatan peroral sudah dapat diberikan pemberian makanan rutin diatas dihentikan jika terjadi komplikasi pada pencernaan.

e. Nyeri

Sejak penderita sadar dalam 24 jam pertama, rasa nyeri masih dirasakan di daerah operasi. Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut diberikan obat-obatan anti sakit dan penenang atau obat-obatan lainnya. Setelah dari pertama atau kedua rasa nyeri akan menghilang sendiri

f. Mobilisasi

(43)

g. Kateterisasi

Perawatan pengosongan kandung kemih pada bedah kebidanan sama saja dengan persalinan biasa bila tidak ada luka robekan yang luas jalan lahir. Bila hal ini ada maka mencengah iritasi dan pencemaran luka oleh urine kandung keming dikosongkan dengan kateter.Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan pendarahan.

h. Pemberian

1) Antibiotika, kemotherapi, dan anti inflamasi 2) Obat-obatan pencegah perut kembung 3) Obat-obatan lainnya

Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum dapat diberikan roboransia, anti inflamasi, bahan tranfusi darah bila pasien anemis.

i. Perawatan

Hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dan pengukuran darah, yaitu :

(44)

C. Masa Nifas

1. Pengertian Nifas

Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (saefudin, 2006)

Masa nifas atau masa pueperium adalah masa partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Anggraini, 2010).

Pueperium atau nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Siti Saleha, 2009)

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut marmi (2012), yaitu :

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun fisiologik. b. Melaksanakan Skrening yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, memberikan imunisasi pada bayinya dan perawatan bayi sehat.

(45)

3. Fisiologi Nifas

Menurut marmi (2012), Perubahan-perubahan fisiologi diantaranya : a. Perubahan fisik

b. Involusi Uterus dan pengeluaran lochea c. Laktasi / pengeluaran air susu ibu d. Perubahan fisikis

e. Perubahan sistem tubuh lainnya

Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retaksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari tiga lapis otot yang berbentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna. Dengan demikian terhindar dari pendarahan post partum.

(46)

Involusi Uterus

Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus

Plasenta Lahir Sepusat 1000 gr

7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat

simpisis 500 gr

14 hari (2 minggu) Tidak teraba 350 gr

42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gr

56 hari (8 minggu) Normal 30 gr

Gambaran klinis masa puerperium diantaranya, segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu badan, tetapi tidak lebih dari 380c.Bila terjadi peningkatan melebihi 380c berturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Uterus yang telah menyelesaikan tugasnya, akan menjadi keras kontraksinya, sehingga dapat menutup pembuluh

darah. Kontraksi uterus yang diikuti his pengiring menimbulkan rasa nyeri disebut nyeri ikutan (after fain), terutama pada multipara.Masa pueperium diikuti pengeluaran cairan sisa plasenta endomentrium dan sisa dari tempat inplantasi placenta disebut lochea.

Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut : (Anggraini, 2010).

a. Lochea Rubra (Krueta): 1 sampai 3 hari, berwarna merah dan hitam, teridiri atas desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa

mekonoum, sisa darah.

(47)

c. Lochea serosa : 7 sampai 14 hari, berwarna Kekuningan. d. Lochea alba : Setelah hari ke 14, berwarna putih.

4. Tanda-tanda bahaya pada nifas

a. Pendarahan pervaginaan yang kuat bias atau tiba-tiba bertambah banyak.

Tanya pada ibu apkah ia merasakan nyeri atau sakit, ketika mengalami pendarahan tersebut. Periksa tekanan darah, suhu, nadi, dan DJJ.Lakukan pemeriksaan eksternal (luar).Rasakan apakah perut bagian bawah lembut pada perabaan.Lakukan pemeriksaan speculum (jika memungkinkan).

b. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.

Ukur tekanan darah, suhu dan nadi.Lakukan pemeriksaan eksternal (luar). Pemeriksaan internal (dalam), raba kelembutan abdomen atau rebound tendemess. Kelembutan yang berulang periksa nyeri sudut costo vertebral (CVAT) pinggang bagian dalam, dan periksa protein urin.

c. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan.

(48)

d. Pembengkakan pada wajah atau tangan

Periksa adanya pembengkakan, ukur tekanan darah dan protein urine, periksa haemoglobin atau warna konjungtiva, telapak tangan.Bila ditemukan bengkak pada tangan dan wajah, atau pada mata kaki yang cekung dila ditekan, maka ibu harus segera dirujuk Dokter.

e. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu berkemih

Beri antipiretik, paracetamol 10-15 mg/kg BB/ kali diberikan 4x sehari dan antikolvusan, asam valporat 15-40 mg/kg BB/ kali terbagi dalam 2-2 dosis.

f. Payudara yang berubah menjadi merah, panas atau terasa sakit

Pemberian antibiotic dilakukan sesuai dengan dosis. Dosis dan cara pemberian antibiotic ditentukan berdasarkan berat badan ringannya infeksi dan berat badan seseorang.

g. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama

Ibu disarankan untuk makan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

h. Merasa sedih atau tidak mampu merawat dirinya sendiri dan bayinya i. Merasa sangat letih dan nafas terengah-engah

5. Program dan Kebijakan Teknis

(49)

a. 6-8 jam persalinan Tujuan :

1) Mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan masa nifas karena atonia uteri.

3) Pemberian ASI awal

4) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

5) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia, jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

b. 6 hari setelah persalinan Tujuan :

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi. Fundus dibawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal, tidak ada bau

2) Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau pendarahan normal.

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat

(50)

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan kepada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetp hangat dan merawat bayi sehari-hari

c. 2 minggu setelah persalinan

Tujuan :Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan) d. 6 minggu setelah persalinan

Tujuan :

1) Menanyakan kepada ibu tentang penyulis-penyulis yang ia atau bayi alami

2) Memberikan konseling untuk KB secara dini

6. Kebutuhan Ibu Nifas

Kebutuhan Ibu Nifas meliputi :

a. Nutrisi karena ibu nifas memberikan ASI pada bayi juga, maka nutrisi yang diberikan tidaklah sedikit oleh karena itu ibu nifas perlu menjaga asupan nutrisinya. Nutrisi yang baik untuk ibu nifas yakni dengan banyak mengkonsumsi sayuran hijau dan susu khusus laktasi.

b. Kebersihan diri yaitu jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi baik pada luka jahitan maupun kulit.

c. Istirahat yang cukup

(51)

e. Mobilisasi atau gerak kecil tubuh ibu nifas yakni 2 jam post partum ibu dianjurkan miring kekiri dan kekanan, 6 jam post partum ibu boleh beranjak dari tempat tidur untuk BAK/BAB serta membersihkan tubuhnya sendiri. Mobilisasi ini dilakukan untuk menjaga postur tubuh yang baik sehingga masa involusi uteri dapat dilalui dengan baik.

f. Senam nifas yakni senam yang dilakukan sesuai kemampuan ibu untuk memperlancar sirkulasi darah karena lama berbaring. Biasanya dengan bergerak-gerak ekstermitas tubuh.

g. Dukungan psikologis terutama dari keluarga sehingga ibu dapat melakukan perannya sebagai ibu baru dengan optimal. (Bonny Danuatmaja, 2003).

D. Konsep Mobilisasi

1. Pengertian Mobilisasi Dini

(52)

Mobilisasi terbagi 2 macam :

a. Mobilisasi aktif yaitu latihan pada tulang dsb sendi yang dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan perawat atau keluarga

b. Mobilisasi pasif yaitu latihan yang diberikan pada klien yang mengalami kelemahan otot berupa latihan pada tulang dan sendiri dimana klien tidak dapat melakukan sendiri. Sehingga klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga.

2. Manfaat Mobilisasi Dini

a. Memperlancar pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium b. Memperlancar involusi alat kandungan.

c. Memperlancar fungsi alat grastointestinal dan alat perkemihan. d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat

fungsi asi dan sisa pengeluaran metabolisme.

3. Tujuan Mobilisasi Dini

a. Sirkulasi darah menjadi baik, mencegah trombosit b. Proses involusi yang cepat

c. Terganggunya kerja pembuluh darah dan otot-otot tubuh, terutama didaerah kaki dan panggul, sehingga tidak akan menimbulkan bekuan-bekuan darah yang membahayakan karena bisa menyumbat aliran darah dijantung atau otak yang bisa berlangsung pada serangan stroke.

(53)

darahnya menjadi baik.Ini dimaksudkan agar ibu terhindar dari pembengkakan selain thrombosit yakni pembuluh darah.

4. Tahap-tahap Mobilisasi Dini

Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu pasca seksio sesarea (Imelda, 2009).: a. Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu pasca seksio sesarea harus

tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki.

b. Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekananmencegah trombosis dan trombo emboli.

c. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk.

d. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan .

5. Mobilisasi Dini Pasca Sectio Caesarea

Mobilisasi Dini pasca sectio caesaeiayaitu suatu pergerakan posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan secara caesar, (K.Bariah,2010).

(54)

hati, pada hari pertama setelah operasi biasanya ibu berjalan sempoyongan.

Memang sampai hari ke-2 setelah pembedahan, ibu masih akan merasa sangat lelah dan terganggu oleh adanya sayatan di perut bagian bawah. Bergerak, membungkuk, dan berjalan, rasanya sangat sulit dan nyeri.Meskipun demikian, ibu harus tetap berusaha, sedikit demi sedikit untuk melakukan gerakan.Diawali dari menggerakan ujung jari kaki, memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis.Serta menekuk dan menggeser-geser kaki kerah pinggir tempat tidur.

Memang rasa sakit yang masih terasa 2-3 hari setelah operasi, umumnya membuat ibu enggan menggerakan badan, apabila turun dari tempat tidur.Padahal, sekarang ini dokter kandungan malah menganjurkan ibu yang menjalani operasi Caesareauntuk tidak berdiam diri ditempat tidur. Mobilisasi ini kan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan dan memudahkan kerja usus besar serta kandung kemih.

(55)

ketika pertama kali turun dari tempat tidur karena mungkin merasa hilang kesadaran atau lemas.

Beberapa dibawah ini dapat dilakukan agar dapat bangkit setelah bedah Caesareatanpa rasa sakit :

a. Ganjal punggung dengan bantal dalam posisi setengah duduk, lalu gerakan kaki kedepan dan kebelakang serta berputar kekanan dan kekiri. Gerakan kaki ini dapat dilakukan juga dalam posisi berbaring atau sebelum ibu mampu untuk duduk. Gerakan ini dapat memperlancar peredaran darah dan mempercepat pengambilan system pencegahan tubuh setelah operasi

b. Apabila semakin kuat, tekuk kedua kaki, lalu luruskan. Ulangi semampunya.

c. Meminta tolong pada suami atau perawat untuk menyangga tubuh, dan latihan tubuh untuk duduk tegak. Tahan tubuh dengan kedua tangan, geserkan kaki ke pinggir tempat tudur, kemudian turunkan kaki hingga menjuntai hingga beberapa saat.

(56)

f. Jika posisi berdiri sudah cukup stabil dan kuat, lanjutkan dengan mencoba melangkah sedikit demi sedikit. Awalnya, akan merasa sangat nyeri. Namun dengan beberapa kali latihan, rasa nyeri itu akan berangsur-angsur berkurang. (Kasdu Dini, 2003).

E. Kerangka Teori

Berdasarkan teori-teori diatas, maka dapat disusun kerangka teori sebagai berikut :

Sumber : Sulaeman, Horlock, Susi, Notoadmodjo, Haryati, Widyastuti, Al-magassary, Wiknjosastro, Bejo, Kasdu Dini, Anonim

Gambar 2.1 Karakteristik :

1. Umur ibu 2. Paritas

3. Tingkat pendidikan

4. Riwayat Sectio Caesaria Pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang mobilisasi dini

(57)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. KerangkaKonsep

Dalam penelitian ini kerangka konsep menjelaskan tentang “Tingkat

Pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang mobilisasi dini di RSB Permata

Ibunda tahun 2014”.Kerangka konsep tersebut digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 3.1

Kerangka Konsep

 Umur

 Pendidikan  Paritas

 RiwayatSectio Caesarea

 Sumber informasi

(58)

B. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diambil dalam penelitian

ini adalah:

1. Ada hubungan umur dengan pengetahuan ibu post sectio caesarea

tentang mobilisasi di RSB Permata Ibunda tahun 2014

2. Ada hubungan pendidikan dengan pengetahuan ibu post sectio caesarea

tentang mobilisasi di RSB Permata Ibunda tahun 2014

3. Ada hubungan paritas dengan pengetahuan ibu post sectio caesarea

tentang mobilisasi di RSB Permata Ibunda tahun 2014

4. Ada hubungan riwayat sectio caesaria dengan pengetahuan ibu post

sectio caesareatentang mobilisasi di RSB Permata Ibunda tahun 2014

5. Ada hubungan sumber informasi dengan pengetahuan ibu post sectio

(59)

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Opersional

No Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur Kategori

Skala

Baik : jika jawaban >70%

2 Umur Lama waktu hidup

seseorang dihitung sejak pertama lahir sampai dilakukan penilaian

Wawancara Kuesioner 1. <20 tahun dan >35

(60)

5 Riwayat

Wawancara Kuesioner 1. Media masa 2. Lingkungan

(61)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada jenis penelitian ini menggunakan metode deskritif adalah suatu

metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran dan

deskritif tentang suatu keadaan secara objektif (Soekidjo, 2005).

Rancangan dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross

sectional. Rancangan cross sectionalialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor resiko dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

(point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi

sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel

subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek

penelitian diamati pada waktu yang sama. Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian kuantitatif dimana penelitian yang didasarkan pada data –

(62)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian diwilayah kerja ruang

bersalin RSB Permata Ibunda. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan

Oktober - November 2014.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti

(Notoatmodjo,2010), Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang melakukan operasi section caesarea di RSB Permata

Ibunda periode bulan Oktober - November 2014 sebanyak 55 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil atau dari

keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan

populasi. (Notoatmodjo, 2010).

Dalam penelitian ini jumlah sample menggunakan total sampling

yaitu semua objek dalam populasi dijadikan sample untuk diteliti yaitu

(63)

D. Tehnik Pengumpulan Data

1. Pengambilan Data

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah dibuat oleh

peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep kedalam bentuk

pertanyaan tertutup dengan memilih alternative jawaban yang disediakan.

Pengambilan data dilakukan setelah ibu post section caesaria kemudian

diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan dan tata kerja

penelitian serta bersedia untuk dijadikan sample penelitian. Kemudian

ibu diminta untuk mengisi dengan lengkap kuesioner yang telah disediakan.

Tata cara penelitian adalah selama pengambilan data, peneliti

mendampingi ibu agar dapat memberikan penjelasan terhadap pertanyaan

yang tidak dimengerti oleh ibu. Peneliti memeriksa kembali jawaban dari

kuesioner yang telah diisi.

2. Pengolahan Data

Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan

kesimpulan yang baik. Diperlukan pengolahan data pada dasarnya

merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau ringkasan

berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

(64)

b. Coding/membuat lembaran kode

Merupakan kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Data Entry/memasukan data

adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel atau database computer.

d. Cleaning/pembersihan data

Data yang sudah dimasukan perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan kemungkinan adanya kesalahan kesalahan kode ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan

pembetulan/koreksi.

3. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis

univariat dan analisis bivariat.

1. Analisis Univariat

Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat, penelitian

analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap

variabel dari hasil penelitian. Analisa univariat berfungsi untuk

meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa

sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang

berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik. Analisa univariat dilakukan masing–masing variabel yang

(65)

2. Analisis Bivariat

Penelitian ini pula menggunakan analisis bivariat dengan rumus

Chi Square (Kai Kuadrat).Chi Square adalah sebuah uji hipotesis

tentang perbandingan antara frekuensi observasi dengan frekuensi

harapan yang didasarkan oleh hipotesis tertentu pada setiap kasus

atau data. Uji Chi Square digunakan untuk menguji dua kelompok

data baik variabel independen maupun dependennya berbentuk

kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua

peristiwa atau lebih, sehingga data nya bersifat diskrit. (Notoatmodjo, 2010).Variabel yang akan di uji dengan

menggunakan komputerisasi dalam software komputer statistic

(66)

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Univariat

1. Pengetahuan

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi IbuSectio CaesareaBerdasarkan Tingkat Pengetahuan di Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda

(PeriodeOktober-November 2014)

Tingkat Pengetahuan Ibu

Total

Frekuensi Presentase (%)

Kurang 29 52,7

Baik 26 47,3

Total 55 100

Berdasarkan tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa ibu post Sectio

Caesarea yang mempunyai pengetahuan kurang sebesar 29 orang

(52,7%), sedangkan yang berpengetahuan baik sebesar 26 orang

(67)

2. Umur Ibu

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi IbuSectio CaesareaBerdasarkan Umur Di Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda

(PeriodeOktober-November 2014)

UmurIbu

Total

Frekuensi Presentase (%)

< 20 dan > 35 33 60

20 – 30 22 40

Total 55 100

Berdasarkan tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa ibu post Sectio

Caesarea yang berumur<20 tahun dan >35 sebesar 33 orang (60%),

(68)

3. Pendidikan

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi IbuSectio CaesareaBerdasarkan Pendidikan Di Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda

(PeriodeOktober-November 2014)

Pendidikan

Total

Frekuensi Presentase (%)

Rendah 35 63,6

Tinggi 20 36,4

Total 55 100

Berdasarkan tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa ibu post Sectio

Caesarea yang pendidikan rendah sebesar 35 orang(63,6%) sedangkan

(69)

4. Paritas

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi IbuSectio Caesarea Berdasarkan Paritas Di Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda

(PeriodeOktober-November 2014)

Paritas

Total

Frekuensi Presentase (%)

Primipara 27 49,1

Multipara 28 50,9

Total 55 100,0

Berdasarkantabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa ibu post Sectio

Caesarea yang paritas primipara sebesar 27 orang (49,1%) sedangkan

(70)

5. Riwayat Sectio Caesaria

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi IbuSectio CaesareaBerdasarkan Riwayat Sectio caesareadi Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda

(Periode Oktober-November 2014)

RiwayatSectio Caesarea

Total

Frekuensi Presentase (%)

Ya 18 32,7

Tidak 37 67,3

Total 55 100

Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa ibu post Sectio

Caesarea yang riwayat sectio caesarea sebesar 18 orang (32,7%),

sedangkan yang tidak ada riwayat sectio caesarea sebesar 37 orang

(71)

6. Sumber Informasi

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi IbuSectioCaesareaBerdasarkan Sumber Informasi di Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda

(Periode Oktober-November 2014)

UmurIbu

Total

Frekuensi Presentase (%)

Media masa 27 49,1

Lingkungan 28 50,9

Total 55 100,0

Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa ibu post Sectio

Caesarea yang mendapatkan sumber informasi dari media massa

sebesar 27 orang (49,1%) sedangkan yang mendapatkan sumber

(72)

B. Bivariat

1. Hubungan Umur Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post

Sectio Caesarea

Tabel 5.7

Hubungan Umur Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu PostSectio Caesareadi Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda

(PeriodeOktober-November 2014)

Jumlah 29 52,7 26 47,3 55 100

Dari tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa pad aumur ibu< 20 atau>

35 tahun yang pengetahuan kurang lebih besar terjadi sebanyak 22

orang (66,7%), dibandingkan yang pengetahuan baik sebanyak 11 orang

(33,3%).Sedangkan pada umur ibu 20-35 tahun yang pengetahuan

kurang lebih sedikit terjadi sebanyak7 orang (31,8%), dibandingkan

(73)

Hasil pengujian analisis, hubungan antara kedua variable

menunjukkan statistic nilaiuji chi square P value = 0,015. Dapat

disimpulkan bahwa P value ≤ α (0,05) menolak Ho, sehingga ada

hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan pengetahuan ibu

post sectio caesarea tentang mobilisasi dini.Dari hasil analisa di peroleh

OR = 4,286 artinya responden yang berumur< 20tahun atau>35 tahun

berpeluang 4,286kali lebih besar berpengetahuan kurang dibandingkan

yang berusia 20-35 tahun.

2. Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post

Sectio Caesarea

Tabel 5.8

Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu PostSectio Caesareadi Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda

(74)

Dari table 5.8 di atas menunjukkan bahwa ibu yang pendidikan

rendah,lebih besar terjadi pada ibu yang pengetahuan kurang sebanyak

24 orang (68,6%), dibandingkan yang pengetahuan baik sebanyak 11

orang (31,4%).Sedangkanibu yang berpendidikan tinggi, lebih sedikit

terjadi pada ibu yang pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (25%),

dibandingkan yang pengetahuan baik sebanyak 15 orang (75%).

Hasil pengujian analisis, hubungan antara kedua variable

menunjukkan statistic nilai uji chi squareP value = 0,002. Dapat

disimpulkan bahwa P value ≤ α (0,05) menolak Ho, sehingga ada

hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu

post sectio caesarea tentang mobilisasi dini.Dari hasil analisa di peroleh

OR = 6,545 artinya responden yang pendidikan rendah berpeluang

6,545kali lebih besar berpengetahuan kurang dibandingkan yang

(75)

3. Hubungan Paritas Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post

Sectio Caesarea

Tabel 5.9

Hubungan Paritas Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu PostSectio Caesareadi Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda

(PeriodeOktober-November 2014)

Jumlah 29 52,7 26 47,3 55 100

Dari tabel 5.9 di atas menunjukkan bahwa paritas primipara, lebih

besar terjadi pada ibu yang pengetahuan kurang sebanyak 19 orang

(70,4%), dibandingkan yang pengetahuan baik sebanyak 8 orang

(29,6%).Sedangkan ibu paritas multipara, lebih sedikit terjadi pada ibu

yang pengetahuan kurang sebanyak10 orang (35,7%), dibandingkan

yang pengetahuan baik sebanyak 18 orang (64,3%).

(76)

sectio caesarea tentang mobilisasi dini.Dari hasil analisa di peroleh OR

= 4,275 artinya responden yang paritas primipara berpeluang 4,275kali

lebih besar berpengetahuan kurang dibandingkan yang paritas

multipara.

4. Hubungan Riwayat SC Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post

Sectio Caesarea

Tabel 5.10

Hubungan Riwayat SC Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Sectio Caesareadi Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda

(PeriodeOktober-November 2014)

Jumlah 29 52,7 26 47,3 55 100

Dari table 5.10 di atas menunjukkan bahwa riwayat SC, lebih besar

terjadi pada ibu yang pengetahuan baik sebanyak 13 orang (72,2%),

dibandingkan yang pengetahuan kurang sebanyak 5 orang

(77)

yang pengetahuan kurang sebanyak 24 orang (64,8%), dibandingkan

yang pengetahuan baik sebanyak 13 orang (35,2%).

Hasil pengujian analisis, hubungan antara kedua variable

menunjukkan statistic nilai ujichi squareP value = 0,020. Dapat

disimpulkan bahwa P value ≤ α (0,05) menolak Ho, sehingga ada

hubungan yang signifikan antara Riwayat SCdengan pengetahuan ibu

post sectio caesarea tentang mobilisasi dini.Dari hasil analisa di peroleh

OR = 0,208artinya responden yang riwayat SC berpeluang 0,208 kali

lebih besar berpengetahuan baik dibandingkan yang tidak ada riwayat

SC.

5. Hubungan Sumber Informasi Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post

Sectio Caesarea

Tabel 5.11

Hubungan Sumber informasi Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Post Sectio Caesareadi Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda

(78)

Dari tabel 5.11 di atas menunjukkan bahwa media massa, lebih

besar terjadi pada ibu yang pengetahuan kurang sebanyak 20 orang

(74,1%), dibandingkan yang pengetahuan baik sebanyak 7 orang

(25,9%).Sedangkansumber informasi lingkungan, lebih sedikit terjadi

pada ibu yang pengetahuan kurang sebanyak9 orang (32,1%),

dibandingkan yang pengetahuan baik sebanyak 19 orang (67,9%).

Hasil pengujian analisis, hubungan antara kedua variable

menunjukkan statistic nilai ujichi square P value = 0,003. Dapat

disimpulkan bahwa P value ≤ α (0,05) menolak Ho, sehingga ada

hubungan yang signifikan antara sumber informasi dengan pengetahuan

ibu post sectio caesarea tentang mobilisasi dini.Dari hasil analisa di

peroleh OR = 6,032 artinya sumber informasi media massa berpeluang

6,032 kali lebih besar berpengetahuan kurang dibandingkan sumber

(79)

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian mengenai

faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu post sectio caesarea

tentang mobilisasi dini di Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda Tahun 2014.

Pembahasan hasil merujuk pada tujuan penelitian, hasil yang didapat pada

penelitian dan kesenjangan dengan tinjauan pustaka.

A. Analisis Univariat

1. Ibu post Sectio Caesarea yang mempunyai pengetahuan kurang sebesar

29 orang (52,7%) sedangkan yang pengetahuan baik sebesar 26 orang

(47,3%).

2. Ibupost Sectio Caesarea yang berumur <20 tahun dan >35 sebesar 33

orang (60%) sedangkan yang berpengetahuan baik sebesar 22 orang

(40%).

3. Ibupost Sectio Caesarea yang pendidikan rendah sebesar 35 orang

(63,6%) sedangkan yang pendidikan tinggi sebesar20 orang (36,4%).

4. Ibu post Sectio Caesarea yang paritas primipara sebesar 27 orang

(49,1%) sedangkan yang paritas multipara sebesar 28 orang (50,9%).

5. Ibu post Sectio Caesarea yang riwayat sectio caesarea sebesar 18 orang

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori
Tabel 3.1Definisi Opersional
Tabel 5.2 Sectio Caesarea
Tabel 5.3 Sectio Caesarea
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Hubungan Mobilisasi Dini dengan Pengeluaran Lochea Rubra pada Ibu Post Sectio Caesarea (SC)di Ruang Paviliun Melati RSUD

hubungan tingkat pengetahuan mobilisasi dini dengan perilaku mobilisasi dini ibu postpartum sectio caesarea (SC) di ruangan Sasando dan Flamboyan RSUD Prof.. Data

bahwa umur merupakan salah satu faktor terjadinya ketuban pecah dini, dimana pada ibu hamil dengan umur &lt;20 tahun alat reproduksi belum matang secara sempurna

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Purwanti (2013) pengeluaran lochea rubra semakin banyak dirasakan oleh ibu post sectio caesarea apabila melakukan mobilisasi

Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan proporsional random sampling, diperoleh sampel sebanyak 296 orang dengan proporsi sampel ibu bersalin dengan tindakan Sectio

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Partum Normal dan Sectio Sesarea di Rumah Sakit Umum H..

Pengaruh Edukasi dengan Booklet Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Sectio Caesarea Peneliti melakukan uji normalitas shapiro-wilk karena jumlah sampel kurang dari 50

65 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Ibu Didalam Melakukan Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea Sebelum Diberikan Komunikasi, Informasi, Edukasi KIE di RSIA Melati Husada Malang