• Tidak ada hasil yang ditemukan

Segmen Distribusi Gas

Dalam dokumen 2013 Laporan Tahunan PGN (Halaman 98-101)

Pendapatan dari segmen usaha distribusi gas berasal dari kegiatan penyaluran dan penjualan gas milik Perusahaan ke pelanggan di wilayah distribusi dan berkontribusi lebih dari 90% terhadap pendapatan konsolidasi Perusahaan. Faktor utama yang mempengaruhi pendapatan dari segmen usaha distribusi gas bumi adalah volume gas dari produsen atau pemasok, harga beli gas dari produsen atau pemasok dan harga jual gas yang dapat diterapkan Perusahaan kepada pelanggan.

Perusahaan membeli gas bumi dari beberapa produsen atau pemasok gas dengan periode kontrak yang bervariasi. Kontrak utama dan dengan periode jangka panjang adalah dengan ConocoPhillips, Pertamina dan Santos. Tiga produsen ini beserta pemasok gas lainnya memasok gas untuk wilayah distribusi PGN yang meliputi Jawa Bagian Barat, Jawa Bagian Timur dan Sumatera Bagian Utara. Perusahaan mendistribusikan atau menjual gas ke pelanggan berdasarkan perjanjian jual beli gas (PJBG). Pelanggan distribusi dengan volume terbesar antara lain industri pembangkit listrik, manufaktur bahan kimia dan keramik. Perjanjian jual beli gas antara PGN dan pelanggan merupakan perjanjian bisnis dengan harga gas ditentukan berdasarkan beberapa faktor antara lain harga beli gas, daya beli pelanggan, harga energi alternatif lainnya, dan beberapa faktor lain. Jika pemasok menaikkan harga gas kepada PGN, maka PGN akan melakukan penyesuaian terhadap harga jual kepada pelanggan. Sementara khusus untuk pelanggan rumah tangga, harga jual gas mengacu kepada peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan ditetapkan oleh BPH Migas.

Di bulan September 2013, PGN merestrukturisasi area SBU distribusi untuk mengoptimalkan penjualan serta untuk dapat melayani kebutuhan pasar lebih baik. Hal ini turut membantu

meningkatkan peran PGN dalam pembangunan infrastruktur dan pengembangan ekonomi nasional.

Restrukturisasi area SBU distribusi meliputi: • Membagi area di SBU menjadi unit yang

lebih kecil untuk mengoptimalkan layanan pelanggan.

• Mendirikan area penjualan baru untuk mengembangkan pasar.

• Menyederhanakan terminologi “Area Penjualan dan Layanan (Sales and Service Area)” menjadi “Area”.

Area Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat Meliputi Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera Selatan dan Lampung dengan kegiatan administratif mencakup Area Jakarta, Banten, Bogor, Cilegon, Tangerang, Bekasi, Karawang, Cirebon, Palembang dan Lampung.

Area Distribusi Wilayah II Jawa Bagian Barat Meliputi Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo dan Semarang dengan kegiatan administratif mencakup Area Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan Semarang.

Area Distribusi Wilayah III Sumatera Bagian Utara Meliputi Sumatera Utara, Batam, Pekanbaru dan Dumai dengan kegiatan administratif mencakup Area Medan, Batam, Pekanbaru dan Dumai

Analisa dan Pembahasan Manajemen 97

4

Kategori Pelanggan Distribusi Gas

PGN melayani berbagai sektor pelanggan dan membagi tipe pelanggannya menjadi 3 segmen, yaitu:

1. Pelanggan rumah tangga

Mencakup perumahan, rumah susun, kondominium dan apartemen. 2. Pelanggan komersial

Mencakup UKM, pusat kesehatan, rumah sakit, perguruan tinggi, kantor pemerintah, kompleks perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, SPBG dan usaha komersial lainnya. 3. Pelanggan industri

Mencakup industri manufaktur bahan kimia, keramik, logam dasar, logam fabrikasi, kertas, kaca, kayu, semen; serta penggilingan, pembangkit listrik .

Mulai 1 April 2013, PGN secara simultan melakukanpembaharuan kontrak penjualan gas bumi ke pelanggan komersial, manufaktur, dan pembangkit listrik di tiap SBU. Kontrak ini memberikan manfaat baru bagi pelanggan antara lain Perusahaan memperpanjang periode kontrak dari dua tahun menjadi lima tahun dan menerapkan sistem perpanjangan otomatis untuk tahun selanjutnya.

Dalam upaya memperluas cakupan usaha niaga di sisi hilir, di tahun 2012 PGN mendirikan Entitas Anak, PT Gagas Energi Indonesia (GEI) untuk mengembangkan usaha pengolahan gas. GEI melayani sektor pembangkit listrik, industri, LNG mikro dan pelanggan CNG terutama di Jawa Timur dan Sumatera Utara. GEI juga telah membangun Mobile Refueling Unit (MRU), unit pengisian BBG bergerak untuk melayani sektor transportasi di Jakarta.

segmen distribusi Gas – Periode yang berakhir tanggal 31 desember 2013 dibandingkan dengan periode yang berakhir tanggal 31 desember 2012.

Secara konsolidasi, pendapatan yang diterima dan pengeluaran yang muncul berkaitan dengan penjualan gas bumi ke pelanggan meningkat masing-masing sebesar 16,33% dan 42,94%. Peningkatan pendapatan dipengaruhi kenaikan volume distribusi dan penyesuaian harga kepada pelanggan. Penyesuaian harga, yang dilakukan seiring dengan kenaikan harga beli gas dari produsen dan pemasok gas, diterapkan dalam dua tahap: kenaikan 35% mulai 1 September 2012 dan 15% mulai 1 April 2013. Kenaikan ini berdampak pada pelanggan di SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat yang mendapat gas melalui pipa SSWJ antara lain Jakarta, Banten, Bogor, Bekasi, Karawang, Cilegon dan Tangerang.

Sebagai akibat penyesuaian harga gas di SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat, harga jual rata-rata gas PGN mengalami kenaikan menjadi USD 8,87/MMBtu (asumsi kurs USD 1= Rp 12.189). Meskipun harga jual rata-rata gas bumi PGN mengalami kenaikan, harga jual ini masih lebih kompetitif dibanding harga BBM non-subsidi, terutama harga diesel (High Speed Diesel/HSD). Sepanjang tahun 2013, harga jual rata-rata gas PGN adalah sekitar 34% dari harga HSD. Selain itu, harga gas bumi cenderung stabil, sementara harga HSD terus berluktuasi.

Pada tahun 2013 pendapatan PGN dipengaruhi oleh kenaikan volume dan penyesuaian harga ke pelanggan, kelebihan suplai gas bumi di Jawa Timur dan depresiasi Rupiah terhadap USD dari Rp9.670 di tahun 2012 menjadi Rp12.189 di tahun 2013.

Analisa dan Pembahasan Manajemen 98

Sejak tahun 2011, permintaan dan kebutuhan gas telah melampaui jumlah pasokan gas PGN, sehingga Perusahaan harus menerapkan sistem alokasi gas, yang membatasi jumlah penyerapan gas bagi pelanggan. Agar sistem alokasi gas ini dipatuhi pelanggan, Perusahaan menerapkan harga premium untuk penggunaan gas diatas volume tertentu yang disepakati dalam kontrak. Situasi ini berubah di tahun 2013, dengan meningkatnya pasokan gas dari produsen dan pemasok serta dimulainya komersialisasi atau penjualan gas hasil regasiikasi LNG. Meskipun pasokan cukup berluktuasi di sepanjang tahun 2013, namun PGN berhasil mendistribusikan gas sebesar 823,83 MMScfd, meningkat 3% dari volume distribusi di tahun 2012. Seiring meningkatnya volume pasokan, maka sistem alokasi gas di beberapa wilayah tidak lagi diberlakukan dan akibatnya mengurangi jumlah gas dengan harga premium. Pengurangan pendapatan dari harga premium berdampak pada berkurangnya pendapatan tambahan dari pemakaian gas yang melebihi alokasi.

Untuk usaha yang berkelanjutan dalam jangka panjang, Perusahaan harus mendapatkan pasokan gas untuk dapat memenuhi permintaan pengguna gas. Namun beberapa tahun terakhir, harga tambahan pasokan gas dari pemasok baru cenderung lebih tinggi dari sebelumnya.

Harga LNG dan proses regasiikasi dari cair ke gas menyebabkan harga gas hasil regasiikasi LNG menjadi lebih mahal daripada gas yang disalurkan melalui pipa. PGN menyikapi kondisi perbedaan harga yang cukup jauh tersebut secara hati-hati, dan melakukan uji coba penjualan gas hasil regasiikasi LNG untuk melihat daya beli dan kesiapan pelanggan dan pengguna gas. Pada tahun 2013, perusahaan ailiasi, PT Nusantara Regas telah menjual sejumlah 177 BBtud gas hasil regasiikasi

LNG, dan 12 BBtud dari jumlah tersebut digunakan untuk melihat kemampuan pelanggan atau pengguna gas di wilayah distribusi PGN.

Adanya pasokan gas yang baru diproduksi di Jawa Timur menyebabkan situasi kelebihan pasokan gas di wilayah tersebut di tahun 2012 dan 2013. Hal ini memicu trader gas memanfaatkan aturan yang memungkinkan mereka untuk melakukan usaha niaga gas bumi tanpa kewajiban membangun dan mengembangkan infrastruktur ke wilayah pasar pengguna gas. Akibatnya, terjadi perpanjangan rantai bisnis untuk menyalurkan gas kepada pelanggan yang menyebabkan tambahan biaya baik bagi PGN maupun pelanggan.

Situasi ekonomi di Indonesia juga turut mempengaruhi kinerja PGN. Inlasi sebesar 8,38.% di tahun 2013 tidak mengurangi volume pemakaian gas pelanggan. Namun depresiasi nilai Rupiah sebesar 26% mempengaruhi pengakuan pendapatan porsi Rupiah yang diperoleh dari penjualan gas karena PGN mencatatkan pendapatan dalam US Dollar.

Pendapatan Distribusi per Kategori Pelanggan

Pendapatan Distribusi Gas tersebut diperoleh dari distribusi gas bumi kepada industri dan pembangkit listrik, komersial serta rumah tangga. Pendapatan dari distribusi kepada masing-masing jenis pelanggan tersebut pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: industri dan power plant naik 16,33% menjadi USD2,69 miliar, komersial naik 48,71% menjadi USD75,10 juta, SPBG turun 56,15% menjadi USD1,64 juta dan rumah tangga turun 1,28% menjadi USD5,42 juta. Pendapatan neto dari pelanggan yang melebihi 10,00% dari jumlah pendapatan neto konsolidasian adalah pendapatan dari PT PLN (Persero), entitas berelasi dengan Pemerintah, masing-masing sebesar USD575,21 juta atau 19,16% dan USD400,06 juta atau 15,50% dari jumlah pendapatan neto konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Analisa dan Pembahasan Manajemen 99

4

PeNdAPATAN disTRiBUsi PeR KATeGORi PeLANGGAN

Pendapatan per Kategori Pelanggan

2013 2012 Δ (%)

Juta USD Kontribusi % Juta USD Kontribusi %

Industri dan Power plant 2.687,57 97,03 2.310,22 97,48 16,33

Komersial 75,10 2,71 50,50 2,13 48,71

SPBG 1,64 0,06 3,74 0,16 (56,15)

Rumah Tangga 5,42 0,20 5,49 0,23 (1,28)

Total 2.769,73 100,00 2.369,95 100,00 16,87

Dalam dokumen 2013 Laporan Tahunan PGN (Halaman 98-101)