• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II FAKTOR-FAKTOR PEMBENARAN ABORSI

B. Sejarah Aborsi

Persoalan aborsi tidak dapat dipandang secara sederhana. Dari sudut pandang agama, aborsi secara tegas dinyatakan sebagai praktik yang dilarang. Tidak jauh berbeda dengan perspektif agama, aborsi dari segi moral juga dinilai sebagai tindakan asusila, karena secara substansial aborsi tidak lebih dari bentuk pembunuhan janin yang tidak berdosa. Sementara itu, dari aspek kesehatan, aborsi dipandang sebagai langkah untuk menekan dan bahkan mencegah angka kematian ibu yang masih relatif

65Maria Ulfah Anshor,Op. Cit., hal. 21.

66Asep Saefullah,http://pedangsantri.blogspot.com/2009/02/membendung-legalisasi- aborsi.html, Diakses tanggal 25 Juni 2012.

tinggi terutama di Indonesia.68Masalah aborsi bukanlah masalah yang baru. Ia sudah ada sejak zaman purba/kuno. Yang membedakan hanyalah kadarnya yang semakin lama semakin intens, searah dengan perkembangan teknologi yang semakin memudahkan pelaksanaan aborsi dengan resiko kematian ibu yang semakin kecil.69

Pada Akhir abad ke 18 M, berkembanglah di Eropa sebuah pemikiran yang dipelopori oleh pendeta bernama Malicus, ia menulis sebuah makalah berjudul ”populasi penduduk dan dampaknya dalam masa depan bangsa“ pada tahun 1213 H / 1798M. Ia berpendapat bahwa pertambahan populasi penduduk yang begitu pesat. Oleh karenanya negara terancam kelaparan bila hal ini terus di lestarikan, maka ia mengajak kepada pembatasan keturunan dengan jalan memakai gaya hidup rahib (tidak menikah), atau mengakhirkan proses perkawinan sampai populasi penduduk tidak bertambah pesat. Teori malicus ini diikuti oleh masa berikutnya akan tetapi dengan menggunakan alat-alat pembatasan keturunan. Gerakan ini terus berkembang di Amerika dan disambut hangat dari kalangan penduduk dan negara, sehingga hal ini menjadi tradisi umum sampai terjadi perang dunia pertama tahun 1914 -1918 H. lalu berubahlah persepsi masyarakat disebabkan masuknya wanita ke lapangan-lapangan kerja dan buruh, berangkat dari sinilah berkembang beraneka ragam pencegah kehamilan.70 Kemudian mendapatkan sambutan yang baik.yang kemudian tersiar di

68Istibsjaroh, Op. Cit., hal. 3.

69CB. Kusmaryanto,Op. Cit., hal. 19.

70

Tengku Azhar,http://kaferemaja.wordpress.com/2008/10/07/aborsi-dalam-analisa-fiqh- islam/,diakses 19 Mei 2012.

Negara Amerika. Padahal,pada mulanya timbul banyak pertentangan baik dari masyarakat maupun pemerintah.

Ramuan obat-obatan untuk menggugurkan kandungan sudah dikenal sejak zaman kekaisaran China kuno.71Ibn Sina yang nama lengkapnya Abu Ali Al-Husayn Ibn ‘Abd Allah Ibn Sina (980-1037), seorang dokter Persia, ilmuan dan filsuf Islam paling terkenal, dalam bidang kedokteran. Dalam bukunya “Kaidah-kaidah Kedokteran”, ia menjelaskan bahwa aborsi hanya boleh dilakukan dalam keadaan gawat untuk menyelamatkan nyawa ibunya.72 Ibnu Sina dalam kitab Al Qanun mengatakan bahwa terkadang pada kondisi tertentu dibutuhkan untuk melakukan aborsi di antaranya ketika wanita yang hamil masih terlalu belia sehingga ditakutkan akan membahayakan apabila ia melahirkan. Juga ketika terdapat penyakit dalam rahim seperti penyakit kanker rahim sehingga menyusahkan keluarnya jabang bayi.73

Perdebatan mengenai aborsi selalu terjadi dari zaman ke zaman, baik berdasarkan alasan religius maupun sipil. Henry de Bracton adalah orang pertama yang menulis hukum sipil mengenai aborsi. Ia adalah salah seorang hakim dari raja Inggris Hendrik III. Ia wafat tahun 1628. Menurutnya, aborsi dilarang bila pelaksanaannya terjadi sesudah janin terbentuk atau sudah mendapatkan nyawa/jiwa, yakni sejak adanya tanda-tanda pergerakan janin. Zaman berganti dan pergerakan demi pergerakan datang silih berganti. Pandangan mengenai aborsi lambat laun juga mengalami tekanan perubahan. Pergerakan untuk melonggarkan kembali aborsi mulai

71CB. Kusmaryanto,Loc. Cit. 72Ibid., hal. 20.

pada tahun 1950-an. Pada tahun 1952 diadakan suatu konfersi untuk mengganti persyaratan aborsi. Selama ini aborsi hanya boleh dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu, dan sekarang ingin diperluas supaya aborsi boleh dilakukan demi kesehatan jiwa si ibu.74

Sama seperti di bagian dunia lainnya masalah aborsi di Indonesia juga bukan masalah yang baru. Sejak lama sudah terdapat obat-obatan tradisionil yang berkhasiat untuk menggugurkan kandungan.75 Sepanjang sejarah umat manusia, aborsi sering ditemukan di berbagai tempat dan kebudayaan. Tetapi secara umum dapat dikatakan, dulu aborsi hampir selalu dipraktikan di luar profesi medis atau di pinggiran profesi medis oleh dukun.76

Persamaan antara aborsi dengan pembunuhan terletak pada dampak menghilangkan nyawa yang telah siap atau berpotensi untuk berpartisipasi dalam tugas kekhilafan. Akan tetapi ironisnya alasan pelaku aborsi jauh lebih buruk daripada alasan mereka yang melakukan pembunuhan bayi pada masa lampau. Padahal masyarakat abad dua puluh sudah mendendangkan hak-hak asasi manusia dengan suara yang jauh lebih nyaring daripada sebelumnya. Paling tidak ada tiga alasan yang diisyaratkan Al-Quran dan Sunnah bagi pembunuhan bayi pada masa jahiliyah yang lampau. Pertama, orang tua khawatir terjatuh dalam lembah kemiskinan dengan menanggung biaya hidup anak-anak perempuan yang lahir, apalagi menurut mereka anak perempuan tidak produktif. Kedua, anak-anak

74Ibid., hal. 31. 75Ibid.,hal 36.

dikhawatirkan jatuh dalam lembah kemiskinan, jika mereka dewasa kelak. Al-Quran mengingatkan bahwa, “Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka (anak- anak itu) dan juga kepadamu” (QS. Al-Isra [17] : 31). Ketiga, khawatir menanggung aib akibat ditawan dalam peperangan sehingga diperkosa. Maka apabila salah seorang diantara mereka tentang kelahiran anak perempuan, hitamlah (mukanya merah padam) dan dia sangat marah (QS. Al-Nahl [16] : 58)77

Pelaku aborsi pada masa Jahiliah modern, sebagian melakukannya bukan karena takut miskin, baik menyangkut dirinya sekarang, maupun menyangkut anaknya kelak. Tetapi perbuatan keji itu mereka lakukan pada umumnya untuk menutup malu yang menimpa mereka. Pada masa Jahiliah yang lampau, anak dibunuh oleh mereka yang tidak berpengetahuan belum juga mengenal apa yang dinamakan hak asasi manusia. Sekarang, anak dibunuh oleh ibu bersama dokter ahli dan bidan.78

Dokumen terkait