• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Berdirinya Madrasah Ulumul Qur’an Yayasan Dayah Bustanul Ulum Langsa Dayah Bustanul Ulum Langsa

PROFIL MADRASAH ULUMUL QUR’AN YAYASAN DAYAH BUSTANUL ULUM

A. Sejarah Berdirinya Madrasah Ulumul Qur’an Yayasan Dayah Bustanul Ulum Langsa Dayah Bustanul Ulum Langsa

Dayah1 adalah lembaga pendidikan Islam yang telah berakar di Indonesia. Menurut Abuddin Nata2 bahwa benteng yang paling berjasa dalam proses pertahanan budaya masyarakat Aceh adalah lembaga pendidikan yang disebut “dayah”. Kata dayah adalah kutipan yang berasal dari bahasa Arab yaitu “zawiyah” yang berarti “majelis pengajian”. Kata ini kemudian berubah sesuai dengan dialek bahasa Aceh menjadi “dayah”.

Dalam perkembangan selanjutnya dayah dalam terminologi orang Aceh adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang berperan aktif membina keteguhan keimanan, akhlak, semangat jihad dan keilmuan masyarakat. Lembaga pendidikan ini minimal terdiri dari tiga unsur yaitu kiyai/syekh/ustadz yang mendidik serta mengajar, santri dengan asramanya dan masjid.3 Zamakhsyari Dhofier didalam buku Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren menyebutkan bahwa pondok pesantren memiliki lima elemen,

1 Dayah (bahasa Aceh) artinya Pondok Pesantren

2 Abuddin Nata (Editor), Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan

Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia ( Jakarta: PT Grasindo,2001),h.101 3 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren ( Jakarta: LP3ES,Cet. IV,1999),h.18

yaitu pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab klasik dan kiyai.4 Tumbuh dan berkembangnya pondok pesantren di Indonesia mendapat dukungan kuat dari masyarakat dilokasi berdirinya. Oleh karenanya keberadaannya dapat bertahan lama hingga saat sekarang di nusantara ini. Pendidikan pesantren telah banyak melahirkan tokoh-tokoh masyarakat dan ulama sejak dahulu hingga sekarang dan belum pernah berhenti. Telah terbukti bahwa pendidikan pesantren memiliki banyak keutamaan, diantaranya para santri diasramakan, pengontrolan santri mudah dilakukan, semua praktek-praktek ibadah mudah dilaksanakan seperti shalat berjama’ah dan latihan berdakwah serta pemasyarakatan bahasa baik bahasa Arab maupun bahasa Inggeris, dll.

Pada tahun 1961 di kota Langsa Kabupaten Aceh Timur Propinsi Aceh berdiri sebuah dayah sebagaimana daerah lain yang ada di Aceh juga berdiri pesantren-pesantren bahkan banyak yang masa berdirinya jauh lebih awal. Pondok pesantren (dayah) yang baru didirikan itu diberi nama “Yayasan Dayah Bustanul Ulum” Langsa. Pada perkembangan selanjutnya yayasan ini mendirikan lembaga resmi berbentuk sekolah yakni madrasah yang diberi nama “Madrasah Ulumul Qur’an” dibawah naungan Yayasan Dayah Bustanul Ulum.

Madrasah Ulumul Qur’an Yayasan Dayah Bustanul Ulum ini terletak di Desa Alue Pineung Kota Langsa Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Lokasi Madrasah Ulumul Qur’an Yayasan Dayah Bustanul Ulum berada di sebelah kiri jalan raya Banda Aceh-Medan pada kilometer 447 dengan jarak lebih kurang 7 kilometer dari pusat Kota Langsa dan waktu tempuh dari Kota Langsa ke Desa Alue Pineung dengan bis angkutan kota lebih kurang 15 menit.5 Di sekitar Madrasah Ulumul Qur’an

4 Departemen Agama RI, Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren (Jakarta: Dirjen Binbaga Islam,1988),h.8

5 Sumber: Kantor Yayasan Dayah Bustanul Ulum Langsa, Peta Provinsi

Langsa banyak juga berdiri lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya seperti: MTsN Langsa di Kampung Baru Langsa, MAN 1 Langsa di Sungai Lueng, SMAN II Langsa di Sungai Lueng, SMP-10 di Seuneubok Antara dan juga banyak pesantren-pesantren tradisional di sekitarnya seperti Pesantren Bustanul Muarif6 Gampong Seuriget Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa dan Pesantren Aneuk Seuramoe Mekkah7 Gampong Alue Dua Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. Di samping itu ada beberapa pesantren kecil seperti pesantren Darul Huda, Darul Fatah, Darul Muta’allimin, Darul Abrul, dan pesantren Syahir Nuwi8 yang semuanya berlokasi di Kecamatan Langsa Kota. Adapun pesantren terpadu yang sudah besar selain Madrasah Ulumul Qur’an Langsa yaitu Pesantren Nurul Ulum9 di Cotkeh Peureulak Aceh Timur, Darul Mukhlishin10

di Tanjung Karang Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang dan Pesantren Syukroniyah (Modern)11 di Desa Jawa Kecamatan Kejuruan Muda-Kabupaten Aceh Tamiang.

Secara historis, Madrasah Ulumul Qur’an Kota Langsa awalnya adalah Dayah Bustanul Ulum, dimana dayah tersebut berdiri sebagai tindak lanjut dari hasil musyawarah antara penguasa perang (Syamaun Gaharu) dan Gubernur Aceh (A. Hasymi) yang salah satu poin keputusannya adalah “Di setiap ibu kota kecamatan akan dibangun Taman Pelajar, yang namanya terserah kepada kecamatan yang bersangkutan.”12

6 Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Bagian Data dan Informasi Pendidikan, Data Pondok Pesantren Tahun

2013-2014, Langsa 13 Oktober 2014. 7 Ibid.

8 Ibid. 9 Ibid.

10 Kementerian Agama RI, Daftar Lampiran Data Dayah Kabupaten Aceh

Tamiang (Karang Baru: Kemenag RI, 2007), h. 106. 11 Ibid.

12 A. Hasymi, 10 Tahun Darussalam/Hari Pendidikan Daerah Istimewa Aceh (Sinar Darussalam, No. 17, 1969), h. 10.

Di Langsa Kabupaten Aceh Timur pada tahun 1961 didirikanlah sebuah pesantren yang diberi nama “Dayah Bustanul Ulum”. Promotor berdirinya adalah Letnan Kolonel Teungku Muhammad Nurdin, seorang WNI keturunan Tionghoa, Bupati dan Penguasa perang Daerah Tingkat II Aceh Timur, Teungku Hasan Tanjong Dama Lhok Sukon, Teungku Husen Berdan dan Teungku Hasan Saudara.13

Sejak berdiri sampai dengan tahun 1967, Dayah Bustanul Ulum belum berkembang secara luas, para santri terdiri dari pelajar-pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang bersekolah pada pagi hari dan siang hari di sekolah lain di sekitar Kota Langsa, kemudian di malam hari mereka dibina secara tradisional di Dayah Bustanul Ulum, yaitu belajar secara halaqah dengan menggunakan metode sorogan dan bandongan. Pada waktu itu materi yang diajarkan hanya berupa pengajian AlQur’an dengan tajwid dan seni qira’ahnya, latihan berpidato (muhadhoroh), dan dasar-dasar kitab kuning serta ilmu bantunya seperti nahwu dan saraf.14

Selanjutnya Pemerintah Daerah Tingkat II Aceh Timur beserta masyarakatnya berkeinginan menjadikan lembaga pendidikan yang para santrinya dididik dalam satu komplek khusus selama menjalani masa pendidikannya. Hasrat ini dimaksudkan agar para santrinya mudah terkoordinir dan mudah membiasakan diri dalam mempraktikkan ilmu yang mereka dapat. Disamping itu adanya inspirasi dari hasil Seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Aceh dan Nusantara pada akhir bulan September 1980 di Aceh Timur yang berkesimpulan “perlunya mendirikan suatu pusat

13 Yayasan Dayah Bustanul Ulum Langsa, Sejarah Dayah Bustanul Ulum (Langsa: Yayasan Dayah Bustanul Ulum, 2000), h. 17.

14 Wawancara dengan Bapak Dr.Tgk.Sulaiman Ismail,M.Ag. selaku salah seorang unsur pembina dayah di rumahnya pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 20.00 WIB.

studi AlQur’an”15 dan juga sebagi realisasi dari amanat Presiden Republik Indonesia Soeharto pada acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Nasional ke-XII tahun 1981 di Desa Arafah Blang Padang Banda Aceh, ketika itu presiden mengajak dan mengimbau: “Marilah sambil menikmati keindahan dan seni baca AlQur’an, kita menghayati isinya sebagai obor dan pedoman dalam kehidupan dunia dan akhirat”.16

Latar itulah pada akhir tahun 1981 atas kerjasama Pemerintah Daerah Tingkat II Aceh Timur, Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Aceh Timur dan Kantor Departemen Agama Kabupaten Aceh Timur memutuskan bahwa sistem pendidikan yang lama Dayah Bustanul Ulum Langsa disempurnakan dengan sistem klasikal.17 Dengan penyempurnaan sistem ini maka dayah ini menjadi Madrasah Ulumul Qur’an sebagai pesantren terpadu dengan memadukan kurikulum pesantren salafiyah, kurikulum Kementerian Agama dan Kurikulum Pendidikan Nasional dengan menempatkan santrinya di asrama dalam masa belajar enam tahun.18

Dikarenakan begitu besarnya minat masyarakat memasukkan anak-anaknya ke Madrasah Ulumul Qur’an, maka lokasinya yang semula di Jalan Irian (sekarang Jalan Syiah Kuala) Langsa, dipindahkan ke lokasi baru yang terletak di tepi jalan raya lintas Sumatera Medan-Banda Aceh, tepatnya pada kilometer 447 Desa Alue Pinueng Kecamatan Langsa, Kabupaten Aceh Timur, (sekarang Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa).

Adapun masa belajar pada Madrasah Ulumul Qur’an adalah enam tahun, yang terdiri dari dua jenjang pendidikan, yaitu:19

15 Ibid.

16 Proyek Proposal Dayah Modern Madrasah Ulumul Qur’an Langsa (Langsa, 2 September 1986), h. 2.

17 Ibid.

18 Yayasan Dayah Bustanul Ulum, Sejarah, h. 34.

a. Tingkat Tsanawiyah dengan status Disamakan berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Nomor: a/Wa/MTs/002/1996 tanggal 28 Desember 1996, masa belajarnya tiga tahun.

b. Tingkat Aliyah dengan status Disamakan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Republik Indonesia Nomor : A/E. IV/MA/029/1998 tanggal 9 Februari 1998, masa belajarnya tiga tahun.

Siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya selama enam tahun, disamping memiliki dua ijazah, yaitu ijazah Madrasah Tsanawiyah dan ijazah Madrasah Aliyah, juga memperoleh Syahadah Madrasah Ulumul Qur’an Yayasan Dayah Bustanul Ulum. Sebagai Pondok Pesantren terpadu, Madrasah Ulumul Qur’an Yayasan Dayah Bustanul Ulum Langsa memadukan kurikulum pendidikan Dayah yang merupakan sistem pendidikan tradisional Aceh dengan kurikulum Departemen Agama, pada pagi hari dari jam 07.30 s.d. jam 13.00 para santri belajar dengan sistem pendidikan Madrasah yang Mata Pelajarannya marupakan percampuran antara Mata Pelajaran Kurikulum Kementerian Agama dan Mata Pelajaran Kurikulum Dayah, sementara di Sore hari, jam 16.30 s.d. 18.00 merupakan waktu untuk mata pelajaran Kelembagaan, semisal Tahfidzul Qu-an, Qira-ah al-Qur’an, Bahasa Arab, Bahas Inggeris, Kaligraphi, Syarhil Qur’an, Fahmil Qur’an, Muhadharah, Kesenian, Olah Raga, serta keterampilan Menjahit & Memasak (khusus Putri).20

Malam hari pada pukul 19.30 s.d. 21.00 para santri kembali mengikuti Pelajaran dengan sistem Madrasah, namun lebih dititikberatkan pada Kurikulum Dayah (mempelajari

Kitab Kuning), Jam 22.00 s.d. 23.00 kembali mengikuti mata pelajaran Kelembagaan Pengembangan Bakat.

Secara dejure penyelenggaraan pendidikan pada Madrasah Ulumul Qur’an Kota Langsa telah memiliki Nomor Statistik 510011740002 dengan Akte Pendirian : Akte Notaris Riza Octariana, SH No. 120 Tanggal 11 Juni 2010 dengan SK Pengesahan: SK. Menteri Hukum & HAM RI No. AHU-5278.AH.01.04, Tanggal 30 Desember 2010. (Lampiran 1).

Adapun periodesasi kepemimpinan Madrasah Ulumul Qur’an Kota Langsa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1

Periodesasi Kepemimpinan Madrasah Ulumul Qur’an Yayasan Dayah bustanul Ulum Langsa

No Nama Pimpinan Masa Kepemimpinan

1. H. Hasan. ZZ, BA 1981-1992

2. Drs. H. Zainuddin Mard 1992-Maret 2003 3. Drs. H. Zainuddin Saman Maret – Mei 2003

4 Drs. H. Ibrahim Daud Mei 2003-Maret 2005 5 H. Muhammad Yunus Noerdin Maret 2005-November 2010 6 Drs. H. Alaiddin Mahmud, MSP November 2010-September 2011 7 Masa transisi

a. Aidil Fan, MH, Tgk. H. Nurdin Ibrahim, BA (langsung di bawah pengurus Yayasan Dayah Bustanul Ulum ) b. Fajran Zain, MA (koordinator

Alumni)

September 2011-September 2012

September-November 2012

8 Drs. H. Abdul Halim, M.Pd November 2012 s.d. sekarang Sumber: Papan Data Madrasah Ulumul Qur’an Kota Langsa Tahun 2015.