• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Sejarah Penerbit-Percetakan Kanisius tidak dapat lepas dari sejarah

perjalanan Gereja Katolik di Indonesia serta sejarah perjuangan Indonesia dari

masa ke masa, sejak jaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang,

kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru sampai jaman reformasi ini.

Pada tanggal 31 Agustus 1918 di Muntilan didirikan Canisius Vereniging atau perkumpulan Kanisius. Perkumpulan ini memperoleh pengesahan dari pemerintah Belanda yang pada waktu itu menguasai

Indonesia pada tanggal 21 Oktober 1918 di Cipanas. Yayasan ini diketuai oleh

Pastor J. Hoeberech SJ yang pada waktu itu menjabat sebagai Superior Missonis Serikat Jesus, sedangkan Pastor Fans Van Lith SJ menjadi sekretaris yayasan ini.

Yayasan Kanisius didirikan dengan tujuan untuk menyelenggarakan

sekolah. Sampai pada tahun 1926, sekolah yang dikelolah oleh Yayasan

Kanisius berjumlah 74, semuanya merupakan sekolah tingkat dasar.

Seiring berkembangnya karya pendidikan pada waktu itu, pada tanggal

26 Januari 1922, pemimipin Karya Misi Katolik di Jawa Te ngah, yakni Pastor

J. Hoeberechst SJ, mendirikan sebuah percetakan sederhana di Yogyakarta

dengan nama Canisius Drukkeerij. Pada awal berdirinya Penerbit- Percetakan Kanisius memiliki tujuan untuk melayani gereja Katolik Indonesia, khususnya

sekolah-sekola h Katolik milik yayasan Kanisius. Misalnya pada waktu itu

mengadakan barang-barang cetakan untuk gereja dan sekolah Katolik dengan

harga murah, menyediakan pekerjaan bagi orang Jawa yang untuk mendapat

sedikit keuntungan untuk ikut serta menjalankan sekolah-sekolah Katolik yang

diselenggarakan yayasan Kanisius.

Pada permulaan operasinya, manajemen Penerbit-Percetakan Kanisius

dipercayakan kepada bruder-bruder FIC yang berasal dari Belanda dan datang

ke Jawa untuk menjalankan misinya pada tahun 1922. Bruder FIC yang

pertama kali memimpin Penerbit-Percetakan Kanisius adalah Br. Bellinus FIC

(1922-1930), kemudian pada tahun 1930 digantikan oleh Br. Bertinus FIC

(1930-1933), dan pada tahun 1933 digantikan oleh Br. Baldewinus FIC yang

memimpin sampai tahun 1965.

Pada tahun 1946 ketika ibu kota Republik Indonesia pindah dari

Jakarta ke Yogyakarta, Penerbit-Percetakan Kanisius dipercaya untuk

mencetak ORI (Oeang Repoeblik Indonesia).

Pada tahun 1950, Kanisius selain sebagai percetakan, juga menjadi

penerbit. Pada waktu itu Kanisius menerbitkan buku rohani/doa dan buku-bulu

sekolah. Sampai pada akhir tahun 60-an buku-buku terbitan Kanisius

digunakan di seluruh penjuru tanah air dan mempunyai peran yang besar

dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Mulai saat itulah

Penerbit-Percetakan Kanisius tidak membatasi diri hanya melayani Gereja Katolik dan

sekolah-sekolah Kanisius, tetapi terbuka bagi masyarakat luas. Saat itu

Percetakan Kanisius. Br. Jacobus melakukan reorganisasi terhadap

Penerbit-Percetakan Kanisius, dengan memisahkan antara penerbit dan percetakan.

Pada buan Januari 1967, Pater J. Lampe SJ ditunjuk oleh pimpinan

Provinsi Indonesia Serikat Jesus sebagai direktur dengan tugas pokok

memindahkan Penrbit-Percetakan Kanisius ke daearah operasi baru yang

dibeli pada tahun 1952. Tugas tersebut dapat terlaksana pada bulan agustus

1969, dengan pemindahan unit jilid dan unit cetak ke bangunan baru di Jl.

Cempaka No. 9, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman. Selanjutnya pada

tahun 1983 unit Typeseetting dan unit Repro pindah ke lokasi baru tersebut. Sampai tahun 1987 yaitu diusianya yang ke-65, idealisme Penerbit

Percetakan Kanisius belum terumuskan dalam kalimat yang mudah terbaca

dan dimengerti oleh publik. Komitmen penerbit-Percetakan Kanisius adalah

buku-buku bacaan/pelajaran yang diterbitkan adalah buku-buku yang baik,

berguna, terjangkau harganya. Baru pada tahun 1987, Kanisius merumuskan

idealismenya bersama dengan De Vries, seorang konsultan manajemen dari

Belanda, kedalam misi sebagi berikut:

Dengan jiwa Kristiani, Kanisius melayani Gereja dan Bangsa dengan buku-buku bacaan/pelajaran yang baik, berguna dan terjangkau, dengan suasana dan syarat kerja yang memadai serta sehat dan mandiri secara financial”.

Pada tahun 1990, dalam Serikat Jesus terjadi perubahan kebijakan

yang berkaitan dengan usaha dan perhatian dalam penanganan karya-karya

ingin berkonsentrasi pada karya-karya yang menjadi perutusannya dan

menyerahkan karya-karya pada awam. Menurut hasil penetapan Kongregasi

Jendral ke-34, Serikat Jesus seluruh duniah berniat untuk memberikan

perhatian pada karya-karyanya yang khas. Kebijakan ini mangharuskan Pater

J. Lampe S.J dan Pater Th. Hendriks SJ yang membantunya harus

meninggalkan Penerbit Percetakan Kanisius.

Sejak tahun 1993 tapuk pimpinan Penerbit Percetakan Kanisius

diserahkan kepada awam yang telah lama dipersiapkan pendahulunya. Bapak

Drs. E. Surono, MM. adalah orang yang diberi kepercayaan untuk memimpin

dan mengembangkan Penerbit-Percetakan Kanisius untuk masa- masa

mendatang, bersama tujuh manajer yang menjadi koleganya.

Seiring perkembangan jaman rumusan misi yang telah ada dirasa

memerlukan beberapa penyesuaian. Menjelang ulang tahun Perbit-Percetakan

Kanisius ke-75 menyelenggarakan semacam lokakarya bagi fungsionaris

Penerbit-Percetakan Kanisius dengan dipandu oleh Romo A. Djitapandriya SJ

untuk merumuskan kembali visi dan misinya. Visi dan misi

Penerbit-Percetakan Kanisius dirumuskan kembali sebagi berikut:

Visi : “Penerbit-Percetakan Kanisius melibatkan diri pada pembangunan bangsa dalam persaudaraan sejati demi memperjuangkan keutuhan manusia dan ciptaan”

Misi : “Dengan jiwa Kristiani, Penerbit-Percetakan Kanisius, dalam konteks budaya yang berkembang, menyediakan multi media demi pemberdayaan masyarakat dengan mutu kinerja dan hasil yang

terpercaya, mengutamakan relasi dalam hubungan etis dan saling menguntungkan, didukung semangat kerja sama, penghargaan dan pengembangan sumber daya manusia, sarana-prasarana, dan keungan sesuai tuntutan usaha professional”.

Antara rumusan sebelumnaya dan rumusan yang baru terdapat kesamaan,

yakni penyebut secara eksplisit “dengan jiwa kristiani” yang menjadi jiwa,

semangat, spritualitas, prespekrif Penerbit-Percetakan Kanisius dalam

menjalankan misi realnya melalui dunia bisnis. Dalam rumusan yang baru

muncul kalimat “dalam konteks budaya yang berkembang, menyediakan multi

media”, “kiblat kepada pelanggan dan hubungan etis”.

Saat ini tepat pada bulan Januari 2006, Penerbit-Percetakan Kanisius

memasuki usia ke-84, dengan visi dan misi yang memiliki

Penerbit-Percetakan Kanisius berusaha terus berkembang mengikuti perkembangan

jaman.

Penebit-Percetakan Kanisius pada awal berdirinya menempati sebuah

bangunan kecil bekas gedung di kompleks sekolah milik “Bruderan Kidul

Loji”, pada tahun 1923 Penerbit-Percetakan Kanisius pindah ke bangunan

baru seluas 200 m di Jl. Panembahan Senopati No. 16, kemudian pada tahun

1934 Penerbit-Percetakan Kanisius pindah ke kompleks gereja Kidul Loji

seluas 1200 m di Jl. Panembahan Senopati 24.

Pada tahun 1965 Penerbit-Percetakan Kanisius membeli sebidang

tahun 1969 Penerbit-Percetakan Kanisius pindah ke lokasi tersebut dan

menetap sampai sekarang.

Selain ruang produksi dan kantor saat ini Penerbit-Percetakan Kanisius

juga memiliki ruang pamer (showroom) yang berlokasi di Jl. Cempaka No. 9 ini. Untuk memperlancar pemasaran, Penerbit Percetakan Kanisius memiliki

dua kantor cabang yang masing- masing berlokasi di Jakarta dan Surabaya.

Dokumen terkait