• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Akuntansi Penggajian Penerbit Percetakan Kanisius

BAB V HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Sistem Akuntansi Penggajian Penerbit Percetakan Kanisius

Yang dimaksud dengan system akuntansi adalah organisasi formulir,

catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk

menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan

pengelolaan perusahaan.1

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai system dan

prosedur maka perlu dibedakan dua pengertian. Menurut Mulyadi, pengertian

system dan prosedur adalah sebagai berikut:2

System adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola terpadu untuk melaksanakan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.

Tujuan pertama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari

suatu kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk

mengahasilkan informasi ekonomi, perusahaan perlu menciptakan suatu

metode pencatatan, penggolongan, analisis dan pengendalian transaksi serta

kegiatan-kegiatan keuangan, kemudian melaporkan hasilnya. Kegiatan

akuntansi meliputi: pengidentifikasian dan pengukuran data yang relevan

untuk suatu pengambilan keputusan; pemrosesan data yang bersangkutan dan

kemudian pelaporan informasi yang dihasilakan; serta pengkomunikasian

1 Drs. Mulyadi, M,Sc., Ak., Sistem Akuntansi ,( Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta, 1993), hal. 3

informasi kepada pemakai informasi. Kegiatan-kegiatan tersebut perlu

dirangkai dalam suatu system yang disebut system akuntansi.

Seperti yang disebutkan dalam bab pendahuluan, system akuntansi

adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan

sedemikian rupa sehungga dapat menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.3

System akuntansi pokok terdiri dari berbagai unsure, yaitu formulir,

catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar, dan buku pembantu; serta laporan.

Menurut Mulyadi, pengertian masing- masing unsure tersebut adalah sebagai

berikut:4

1. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam

terjadinya transaksi. Istilah dokumen sering digunakan untuk formulir

karena dengan formulir, peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam

(didokumentasikan) diatas secarik kertas.

2. Jurnal

Jurnal merupakan catatan yang dipakai untuk mengklasifikasikan

data keungan untuk pertama kalinya menurut penggolongan yang sesuai

dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

3. Buku besar

Data keuangan yang telah dicatat dalam jurnal diringkas dalam

rekening yang disebut buku besar (general ledger). Buku besar dapat

3 Ibit., hal. 3. 4 Ibit.

dipakai sebagai wadah untuk menggolongkan data keuangan dan dapat

digunakan sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan

keuangan.

4. Buku pembantu

Buku pembantu (subsidiary ledger) terdiri dari rekening-rekening

pembant u yang merinci data keungan yang telah dicatat kedalam

rekening-rekening tertentu dalam buku besar.

5. Laporan

Hasil akhir laporan akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat

berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan,

laporan harga pokok produksi, laporan kas dan lain- lain. Laporan berisi

informasi yang merupakan keluaran/output sistem akuntansi.

Menurut Cecil Gilespie sistem akuntansi terdiri dari

prosedur-prosedur yang saling berkaitan yaitu:5

a. Sistem akuntansi utama

1) Klasifikasi rekening, riel dan nominal

2) Buku besar (umum dan pembantu)

3) Jurnal

4) Bukti transaksi

b. Sistem penjualan dan penerimaan uang

1) Order penjualan, perintah pengiriman dan pembuatan faktur

penagihan

5 Dr. Zaki Baridwan, M. Sc., AK. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode (Edisi

2) Distribusi penjualan

3) Piutang

4) Penerimaan uang dan pengawasan kredit

c. Sistem pembelian dan pengeluaran uang

1) Order pembelian dan laporan penerimaan barang

2) Distribusi pembelian dan biaya

3) Utang (voucher)

4) Prosedur pengeluaran barang

d. Sistem pencatatan waktu penggajian

1) Personalia

2) Pencatatan waktu

3) Penggajian

4) Distribusi gaji dan upah

e. Sistem produksi dan biaya produksi

1) Order produksi

2) Pengawasan persediaan

3) Akuntansi biaya

Sedangkan menurut Mulyadi, sistem akuntansi terdiri dari:6

a. Sistem akuntansi pokok

b. Sistem penjualan

c. Sistem pembelian

d. Sistem penggajian dan pengupahan

6 Drs. Mulyadi, M. Sc., AK., Sistem Akuntansi (Edisi kedua, Bagian Penerbit STIE YKPN,

e. Sistem pengawasan produksi dan sistem biaya

f. Sistem kas

g. Sistem akuntansi persediaan

Satu hal yang penting dalam membicarakan sistem akuntansi, yaitu

terlebih dahulu dibedakan pengertian sistem dan prosedur, agar diperoleh

gambar yang jelas mengenai berbagai sistem yang menghasilkan berbagai

macam formulir yang diolah dalam sistem akuntansi. Sistem merupakan

jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk

melaksanakan kegiatan klerikal, yang dibuat untuk menjamin penanganan

secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulan- ulang.7

B. Sistem Pengendalian Intern

1. Pengertian dan tujuan sistem pengendalain intern

Di dalam literatur kita menjumpai beberapa definisi atau

pengertian yang berbeda-beda. Pengertian SPI menurut Mulyadi adalah

sebagai berikut:8

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran- ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut D. Hardanto, pengendalian intern diartikan sebagai berikut:9

Dalam arti sempit, pengendalian intern disamakan dengan internal chek, yaitu prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian data-data administrasi misalnyan mencocokkan penjumlahan mendatar dan

7

Mulyadi, loc. Cit.

8 Mulyadi, op. cit., hal. 165.

9 D. Hardanto, Auntansi Untuk Usahawan ( Jakarta Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi

penjumlahan melurus. Dalam arti luas pengertian intern disamakan dengan manajemen control yaitu suatu sistem yang meliputi semua cara-cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengawasi atau mengendalikan perusahaan. Termasuk disini unsur- unsur seperti formulir- formulir, prosedur-prosedur, pembukuan dan laporan administrasi, budget dan standard, pemeriksaan intern dan sebagainya.

Sesuai dengan tujuan,menurut Mulyadi sistem pengendalian intern

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 10

a. Pengendalian intern administrasi

Pengendalian intern administrasi meliputi: struktur organisasi, metode

dan ukuran- ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong

efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

b. Pengendalian intern akuntansi

Pengendalian intern akuntansi meliputi: struktur organisasi, metode

dan aturan-aturan yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga

kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi.

Menurut D. Hardanto, Ada beberapa prinsip dalam sistem

pengendalian intern agar pengendalian intern dapat dilaksanakan dengan

baik,yaitu:11

a. Pegawai yang kapabel dan dapat dipercaya.

Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu

sistem pengendalian intern. Apabila sudah disusun struktur organisasi

yang tepat, prosedur-prosedur yang baik tetapi tingkat kecakapan

10 Mulyadi, op. cit., hal. 166. 11 D. Hardanto, loc. cit.

pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta, maka tidak bisa

diharapkan sistem pengendalian intern berhasil dengan baik.

b. Pemisahan wewenang

Struktur organisasi disusun sedemikian rupa sehingga pekerja dapat

sepenuhnya dipergunakan dan terdapat pemisahan wewenang antara

fungsi operasi, fungsi penyimpanan dan fungsi pencatatan.

c. Pengawasan

Hasil pekerjaan masing- masing pekerja harus selalu diawasi, kalau

perlu dikoreksi dan dinilai oleh atasan yang bertanggung jawab

terhadap hasil pekerjaan tersebut. Hasil yang tidak memuaskan akibat

adanyan penyelewengan merupakan pemborosan biaya dan apabila

dibiarkan saja maka akibatnya semakin parah, karena selain merugikan

perusahaan juga merusak lingkungan kerja. Hasil pekerjaan

masing-masing pekerja harus selalu diawasi, kalau perlu dikoreksi dan dinilai

oleh atasan yang bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan tersebut.

Hasil yang tidak memuaskan akibat adanyan penyelewengan

merupakan pemborosan biaya dan apabila dibiarkan saja maka

akibatnya semakin parah, karena selain merugikan perusahaan juga

merusak lingkungan kerja.

d. Penetapan tanggung jawab secara perseorangan

Tanggung jawab terhadap suatu tugas, harus dapat ditelusuri dari saat

tugas tersebut dimulai sampai selesai. Cara demikian ini membawa

sungguh-sungguh karena takut diminta pertanggungjawaban atas hasil

pekerjaannya.

e. Pemeriksaan otomatis berdasarkan prosedur-prosedur yang ruitin.

Prosedur-prosedur harus disusun sedemikian rupa sehingga

memungkinkan saling mencocokkan antara pekerjaan petugas yang

satu dengan pakerjaan petugas yang lain. Dengan adanyan

prosedur-prosedur yang rutin maka dimungkinkan adanya spesialisasi dan

pembagian tugas serta pemeriksaan secara otomatis terhadap semua

kagiatan rutin tersebut.

f. Pencatatan yang seksama dan segera

Transaksi-transaksi ekstern dan intern yang mempunyai akibat

ekonomis harus segera dicatat dalam dokumen-dokumen dasar yang

diberi nomor urut. Apabila ada kesalahan dalam pencatatan maka

formulir tersebut harus dicap ”Batal” dan tetap dalam nomor urut yang

baik.

g. Penjagaan fisik

Penjagaan fisik terhadap harta milik perusahaan sangat mengurangi

kerugian akibat kecurangan atau kerusakan serta penjagaan kualitas.

h. Pemeriksaan oleh petugas yang bebas dari tugas-tugas rutin

Sistem administrasi perus ahaan harus diteliti kembali secara periodik.

Pemeriksaan ini dilakukan oleh bagian yang bebas dari pekerjaan rutin.

Tujuan dari pemeriksaan ini untuk memastikan bahwa semua prosedur

disamping itu dipertimbangkan apakah pengendalian intern yang telah

ada perlu disesuaikan kembali atau tidak.

2. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut bulletin Accounting Control,unsur-unsur sitem

pengendalian intern yang baik meliputi:

a. Adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab secara

jelas.

Apabila organisasi perusahaan semakin besar maka pimpinan

tidak mampu mengetahui semua kejadian dalam perusahaan.

Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kegiatan

perusahaan merupakan hal yang pokok.

Suatu dasar yang berguna dalam penyusunan struktur

organisasi perusahaan adalah pertimbangan bahwa struktur organisasi

itu harus fleksibel dalam arti memungkinkan adanya

penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total. Selain itu

struktur organisasi yang disusun harus dapat menunjukkan garis-garis

wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Untuk dapat memenuhi

syarat adanya pengendalian yang baik hendakanya struktur organisasi

dapat memisahkan fungsi- fungsi operasiona l, penyimpangan dan

pencatatan. Dasar untuk memisahkan hal itu terletak pada syarat

dimana tidak diperbolehkannya suatu depatemen mengadakan

pembukuan sendiri untuk pekerjaan yang dilakukannya. Dengan kata

seorangpun melakukan semua transaksi tanpa adanaya oarang lain

yang melakukan pemeriksaan. Hal ini untuk mencegah timbulnya

kecurangan-kecurangan dalam perusahaan.

b. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik, yang

berguna untuk melakuakn pengendalian akuntansi yang cukup

terhadap harta milik, hutang-hutang, pendapatan-pendapatan dan

biaya. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dalam perusahaan

merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan

terhadap operasi dan transaksi- transaksi yang terjadi dan juga untuk

mengklasifikasikan data akuntansi dengan tepat. Klasifikasi data

akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar.

Susunan rekening dalam buku besar biasanya disebut chart of

accounts.

Menurut AICPA, susunan rekening yang baik harus dapat

memenuhi hal-hal sebagai berikut:12

1. Membantu mempermudah penyusunan laporan- laporan keuangan dan laporan- laporan lainnya dengan ekonomis.

2. Meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan teliti harta-harta milik, hutang-hutang, pendapatan-pendapatan, harga pokok dan biaya-biaya yang harus diperinci sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen didalam melakukan pengawasan operasi perusahaan.

3. Mengurangi dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat didalam setiap rekening.

4. Memberikan batas-batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal, persediaan-persedian dan biaya-biaya.

5. Memuat rekening-rekening kontrol bila diperlukan.

12 Soekamto (Penterjemah), Committee on auditing procedur: Internal Control, (Yogyakarta:

Dengan adanya pengklasifikasian data kedalam rekening maka

dengan mudah dapat segerah diketahui segala kegiatan unit-unit

organisasi serta hasil- hasil kegiatannya saat rekening-rekening

pembukuan ditutup.

Agar catatan sebagai fungsi kontrol lebih efektif lagi maka

diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:

1. Pembukuan secara organisatoris harus terpisah dari tanggungjawab

penyimpangan.

2. Pembukuan harus direncakan sedemikian rupa dan terpelihara

catatan-catatan yang lengkap dan tepat mengenai tanggungjawab

serta hasil- hasilnya.

3. Pembukuan harus menyertai setiap terjadinya transaksi yaitu setiap

transaksi harus segerah dicatat.

4. Pembagian tanggungjawab sepenuhnya mengenai

penyelenggaraan, maksudnya tidak diperbolehkan bagian lain

menyelenggarakan pembukuan.

c. Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan dalam melakukan

tugas-tugas dan fungsi- fungsi setiap bagian dalam organisasi.

Praktek-praktek yang sehat maksudnya adalah setiap pegawai

dalam perusahaan, melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan. Misalnya bagian akuntansi baru mencatat

pendukung transaksi pembelian seperti surat permintaan pembelian,

laporan penerimaan dan faktur dari penjualan.

Apabila semua pegawai melakukan pekerjaannya sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan. Misalnya bagian akuntansi

baru mencatat hutang setelah menerima dan memeriksa semua

pegawai melakukan pekerjaannya sesuai dengan prosedur, maka bisa

terdapat suatu pengendalian intern yang cukup baik. Praktek yang

sehat ini harus berlaku untuk seluruh prosedur yang ada sehingga

pekerjaan suatu bagian akan langsung dicek oleh bagian yang lain.

Pekerjaan pengecek ini dapat terjadi bila struktur organisasi dan

prosedur yang disusun itu sudah memisahkan tugas-tugas dan

wewenang-wewenang sehingga tidak ada satu bagianpun dalam

perusahaan yang mengerjakan suatu transaksi dari awal sampai akhir.

d. Suatu tingkat kualitas karyawan yang sesuai dengan tanggung

jawabnya.

Banyak perusahaan yang beranggapan bahwa untuk

menghemat biaya maka dipakai tenaga kerja yang kurang

kecakapannya karena murah. Dalam jangka pendek akan menghemat

biaya, tetapi dalam jangka panjang akan terbukti bahwa pemakaian

tenaga kerja yang kurang cakap mengakibatkan pengeluaran biaya

yang lebih besar, karena tenaga kerja tersebut produktivitasnaya

rendah dan banyak terjadi pemborosan akibat

Agar sistem pengendalian intern dapat lebih efektif lagi, selain

terpenuhinya keempat ciri-ciri di atas diperlukan beberapa pengawasan

tambahan yang terdiri dari:

a. Laporan- laporan

Setelah semua trasaksi dicatat dan telah dimasukkan dalam

rekening-rekening, maka pekerjaan selanjutnya adalah membuat

laporan- laporan secara periodik mengenai semua kegiatan dan

hasilnya. Laporan merupakan alat bagi suatu bagian dalam

perusahaan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya.

Laporan ini diserahkan kepada atasan dengan maksud agar atasan

dapat mengetahui sampai seberapa jauh pekerjaan yang

dilaksanakan. Agar atasan dapat selalu mengetahui hasil kegiatan

perusahaan, biasanya disusun laporan- laporan secara periodik yaitu

mengenai bidang-bidang operasional. Apabila ada kesalahan dalam

pembuatan laporan dapat menyebabkan kerugian akibat salah

dalam mengambil keputusan. Oleh sebab itu diperlukan ketelitian

didalam penyelenggaaraan, mekanisme maupun penentuan isi

laporan.

Agar suatu lapoaran berfungsi dengan baik, Herkert and

Wilson dalam buku Controllership menyatakan 5 prinsip dasar

sebagai berikut:13

13 Heckert Brooks and James D. Wilson, Controllership, (Secon edition. New York: The Roland

1. Pertanggungjawaban, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan itu harus disusun sesuai dengan tanggungjawab bagian-bagian dalam perusahaan. Laporan- laporan seperti ini dibuat bertingkat sesuai denagan tingkat-tingkat yang ada dalam struktur organisasi.

2. Pengecualian, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa lapoaran yang disusun itu hendaknya menunjukkan hal- hal yang menyimpang dari standard atau budgetnya. Maksud dari prinsip ini ialah agar manajemen dapat memusatkan pada hal- hal yang menyimpang.

3. Perbandingan, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan yang disusun itu hendaknya dibandingkan dengan data-data lain agar lebih mempunyai arti. Perbandingan ini dapat dilakukan dengan standard atau denagan realisasi periode sebelumnya.

4. Ringkas, yaitu prinsip bahwa laporan yang dibuat untuk bagian yang lebih tinggi harus ringkas, sehingga dapat memberikan ruang lingkup yang lebih luas.

5. Komentar, yaitu bahwa laporan itu sebaiknya juga berisi beberapa komentar dari pihak yang menyusun. Maksud pemberian komentar ini adalah agar pembaca dapat segerah mengetahui hal- hal penting yang ada.

b. Standard kerja

Standard kerja merupakan alat untuk mengukur realisasi.

Dengan adanya standard kerja maka laporan- laporan disusun

dengan membandingkan antara realisasi denga n standardnya,

sehingga dapat diketahui adanya penyimpangan-penyimpangan

yang terjadi. Apabila ada perbedaan yang menyolok dapat segerah

diketahui dan kemudian dianalisis penyebab-penyebabnya serta

tindakan-tindakan apa yang harus dapat segerah dilakukan agar

tidak terjadi perbedaan-perbedaan tersebut.

Standard kerja ini sebetulnya kurang efektif sebagai alat

sangat efektif sebagai alat pengawasan terhadap terjadinya

pemborosan-pemborosan.

Agar standard kerja dapat berfungsi sebagai alat

pengawasan yang efektif dan berguna, maka harus memenuhi

kriteria-kriteria dibawah ini:

1. Dapat dicapai, bahwa standard harus didasarkan pada penilaian

keadaan-keadaan masa sekarang ini dan masa yang akan

datang. Standard harus memenuhi kondisi yang memungkinkan

untuk dicapai dan masuk akal, walaupun untuk mencapai

tujuan tersebut perlu kerja keras.

2. Dapat dimengerti, bagi pegawai yang akan melaksanakan

standard ini, maka harus menghayati dasar penyusunan dan

memahami arti-arti perbandingan antara standard kerja dengan

hasil kerja yang sesungguhnya.

3. Diterima dan dipakai, standard kerja harus disusun melalui

konsultasi dengan pihak-pihak yang melaksanakan dengan

pihak yang meminta tingkat standard kerja yang diinginkan,

agar supaya dapat dihindari adanya pertentangan dan

keengganan pelaksana.

c. Staff Audit Intern

Pada perusahaan yang masih belum berkembang, fungsi

pengawasan masih dapat dilakukan sendiri oleh pimpinan, tetapi

transaksi yang dilakukan, pimpinan sudah tidak dapat melakukan

pengawasan tanpa bantuan staff audit intern. Staff audit intern ini

merupakan bagian atau pegawai dalam perusahaan yang tugasnya

melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan prosedur-prosedur

yang telah ditetapkan. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk

mengetahui apakah pelaksanaan kerja itu sesuai atau menyimpang

dari yang sudah ditetapkan. Karena prosedur itu disusun dengan

tujuan untuk mengadakan suatu sistem pengendalian intern maka

pekerjaan staff audit intern ini merupakan suatu tindakan untuk

menilai keefektifan cara-cara (alat-alat) pengendalian intern yang

lain. Dari hasil pemeriksaan ini manajemen dapat mengetahui

apakah ketepatan-ketepatan yang sudah ada itu dipatuhi atau tidak.

B. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan

Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah suatu sistem

prosedur dan catatan-catatan yang digunakan untuk menetapkan secara tepat

dan teliti, jumlah gaji dan upah yang harus diterima oleh setiap karyawan,

jumlah yang harus dipotong dari gaji dan upah itu untuk pajak pendapatan

serta sisa gaji dan upah yang benar-benar dibayarkan kepada karyawan.

Pada sistem akuntansi penggajian dan pengupahan dapat terjadi

kecuranga n-kecurangan. Kecurangan ini dapat dilakukan dengan memasukkan

nama-nama karyawan yang fiktif dalam daftar gaji dan upah atau membayar

Tujuan sistem penggajian dan pengupahan adalah sebaga i berikut:14

a. Secara cepat dan tepat dapat diketahui berapa besarnya gaji atau upah

yang harus dibayarkan kepada setiap karyawan.

b. Menyelenggarakan catatan-catatan yang efesien dan teliti dari semua gaji

dan upah, potonga n-potongan pajaknya dan potongan-potongan lainnya.

c. Membayar gaji dan upah karyawan dengan cara yang memuaskan.

d. Menyusun secara tepat dan teliti semua laporan pajak pendapatan dan

pajak upah yang dibutuhkan oleh inspeksi pajak.

e. Menetapakan dan menggunakan semua sistem pengecekan intern untuk

mencegah kesalahan-kesalahan dan kecurangan-kecurangan.

Sistem penggajian dan pengupahan dalam perusahaan manufaktur

melibatakan fungsi personalia, fungsi keuangan dan fungsi akuntansi. Fungsi

personalia bertanggungjawab dalam pengangkatan karyawan, penetapan

jabatan, penetapan tarif gaji dan upah, promosi dan penurunan pangkat, mutasi

karyawan dari perusahaannya dan penetapan berbagai tunjangan kesejahteraan

karyawan serta perhitungan gaji dan upah karyawan. Fungsi keuangan

bertanggungjawab atas pelaksanaan pembayaran gaji dan upah serta berbagai

tunjangan kesejahteraan karyawan. Fungsi akuntansi bertanggungjawab atas

pencatatan biaya tenaga kerja untuk kepentingan perhitungan HPP dan

penyediaan informasi guna pengawasan biaya tenaga kerja.

1. Unit-unit Organisasi Terkait Dalam Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan

Unit- unit organisasi yang terkait dalam sistem penggajian dan

pengupahan adalah bagian kepegawaian, bagian pencatat waktu, bagian

gaji dan upah, bagian utang, bagian kasa, bagian kartu persediaan dan

bagian jurnal:15

a. Bagian kepegawaian

Bagian ini memegang fungsi personalia yang bertanggungjawab untuk

mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan

penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan

upah, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan.

b. Bagian pencatatan waktu

Bagian ini memegang fungsi pencatat waktu yang bertanggungjawab

untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan

perusahaan.

c. Bagian gaji dan upah

Bagian ini memegang fungsi pembuat daftar gaji dan upah yang

bertanggungjawab untuk menghitung penghasilan tiap karyawan

selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Hasil hitungan ini

dituangkan dalam daftar gaji dan upah, kemudian diserahkan pada

fungsi pencatat utang untuk pembuatan bukti kas keluar yang dipakai

sebagai dasar pembayaran gaji dan upah kepada karyawan.

d. Bagian utang

Bagian ini memegang fungsi pencatat utang dan menerbitkan bukti kas

keluar yang memberi otorisasi kepada fungsi pembayar gaji dan upah

untuk membayarkan gaji dan upah kepada karyawan seperti yang

tercantum dalam daftar gaji dan upah tersebut.

e. Bagian kasa

Bagian ini memegang fungsi pembayaran gaji dan upah yang

bertanggungjawab mengisi cek guna membayar gaji dan upah serta

menguangkan cek tersebut ke bank.

f. Bagian kartu persediaan

Bagian ini memegang fungsi pencatatan biaya yang dalam sistem

Dokumen terkait