• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Laundry

Laundry adalah kata benda yang mengacu pada tindakan pencucian pakaian dan linen, dimana proses pencucian sedang dilakukan atau yang telah dicuci. Laundry pertama kali dilakukan di sungai dengan merendam dan membiarkan air membawa pergi bahan yang dapat menyebabkan bau dan noda. Usaha ini untuk menghilangkan kotoran, dilakukan dengan cara sering menggosok, memutar atau memukul-mukulkan pada batu atau papan. Tehnik ini umum digunakan di Eropa, Amerika Utara, Jepang bahkan sampai di Indonesia. Cara mencuci ini dipergunakan perkiraan pada abad ke-19 di Eropa, Amerika Utara dan dunia dengan menggunakan peralatan binatu. Awalnya menggunakan sebuah bak air panas, sebuah papan dalam bingkai kayu. Air dapat dipanaskan dalam panci besar, logam besar atau tembaga pada pengapian.

Sekitar tahun 1864-an terlihat dua orang tentara yang mencuci menggunakan peralatan untuk mencuci yang bisa dibawa ke tepi sungai, pada periode ini sabun telah mulai digunakan dalam mencuci. Sabun yang dipakai terbuat dari senyawa alcali dan cara penggunaannya yaitu dengan mencampur sabun dengan air panas agar noda cepat menghilang.

58

Pada 1880-an produksi sabun telah semakin meningkat dan perkembangan akan kehidupan rumah tangga pun semakin meningkat. Dalam dunia binatu pun telah semakin berkembang, binatu telah menggunakan pati kanji atau bubuk biru untuk pakaian atau linen yang berwarna putih dan terang. Berbagai bahan kimia mulai digunakan untuk meningkatkan daya pelarut air.

Pada tahun 1914-an Chruch Roy dan Christine Clark

mengembangkan sebuah produk yang berupa produk perlengkapan rumah tangga termasuk peralatan mencuci. Dan pada awal abad 20-an mulai ditemukan proses mekanik dalam mencuci menggunakan mesin cuci.

Sejak Indonesia merdeka, kegiatan pembangunan di Indonesia menjadi semakin marak. Mereka yang terlibat dalam pembangunan prasarana tersebut menjadi manusia sibuk yang sering tidak bisa meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan seperti laundry. Maka kemudian penduduk yang sibuk mulai memerlukan orang lain untuk merawat pakaiannya. Mereka memerlukan orang yang mau melaundry

pakaian dan kain-kain lain seperti sprey, sarung bantal, jaket dan sebagainya. Disinilah awal mula jasa laundry diperlukan.

Pada awalnya, untuk membantu dalam melakukan laundry maka orang mencari pembantu rumah tangga untuk melakukan kegiatan laundry

pakaian serta linen seluruh anggota keluarga yang beratnya bisa berkilo-kilo. Dan sebagian lainnya menyerahkan pakaian serta linen mereka kepada pihak lain yang menjajakan jasa laundry. Laundry dahulu

59

penghitungannya dilakukan perbijian, namun seiring dengan perkembangan akan permintaan kegiatan laundry kini penghitungannya pun dilakukan dengan kiloan yang kini sering disebut dengan nama laundry kiloan.

Dalam perkembangannya laundry kiloan menjadi cukup terkenal dan disukai banyak orang, karena pada laundry kiloan pakaian ditimbang beratnya dan jasa laundry kiloan dibayar berdasarkan berat kilo dari pakaian tersebut, bukan berdasarkan jumlah pakaiannya.

Sekarang ini, konsumen yang mendominasi usaha jasa laundry

berasal dari kalangan Mahasiswa. Laundry Mahasiswa pertama kali muncul sekitar tahun 1998 di Yoyakarta. Seiring dengan meluasnya kebiasaan Mahasiswa mencuci di laundry, bisnis ini pun tumbuh seperti cendawan di musim hujan. Kebiasaan mencuci di laundry juga bisa menggambarkan perubahan gaya hidup di kalangan Mahasiswa yang merupakan anak kost. Ketika krisis ekonomi terjadi tahun 1997, Mahasiswa kost di Yogya dikenal sangat prihatin dan hemat. Jangankan untuk laundry, untuk makan sehari – hari saja mereka mengandalakan nasi angkringan atau nasi kucing. Seiring dengan membaiknya ekonomi nasional, kantong Mahasiswa pun kian meningkat sehingga bisa mengikuti gaya hidup.

Pada awalnya, bisnis laundry diperuntukkan oleh masyarakat kalangan menengah atas yang artinya, orang – orang yang menggunakan jasa laundry hanyalah berasal dari orang – orang kelas atas. Hal tersebut

60

didasarkan fakta bahwa dahulu, orang – orang yang memiliki baju berkualitas adalah orang – orang dari kalangan menengah saja. Akan tetapi sekarang, jasa laundry tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan elite maupun eksekutif, tetapi telah mewabah ke kalangan nonelite, seperti Mahasiswa, masyarakat umum, dan karyawan. Selain itu, jasa laundry pun memberikan layanan yang spesial kepada golongan tersebut, yaitu hemat khas anak kos. Laundry hemat ala anak kost adalah jenis bisnis laundry

kiloan. Dalam hal ini, satuan yang digunakan ialah kiloan. Konsumen hanya perlu mengeluarkan biaya mulai Rp. 2.000,00 sampai Rp. 3.500,00 per kilogram baju yang dimasukan ke jasa laundry. menurut hasil survei di sebuah koran harian, pangsa pasar terbesar laundry kiloan adalah Mahasiswa dengan presentase sekitar 48 %, Pekerja 32 %, rumah tangga 16 %, dan lain – lain sebanyak 4 %.

Usaha laundry awal keberadaannya disebut binatu. Yang mana dalam bahasa modern saat ini, usaha pencucian baju lebih dikenal dengan istilah laundry & dry clean, pakaian dibersihkan menggunakan cairan kimia khusus yang bisa membersihkan dan merontokan kotoran di pakaian tanpa dicuci seperti biasa. Usaha jenis ini, yang dulu hanya dilakukan secara rumahan atau terdapat di hotel – hotel mewah untuk fasilitas tamu, mulai menjamur di tahun 1900-an, sejak dimulainya sistem franchise dari luar negeri. Layanan ini, tadinya hanya diperuntukan bagi masyarakat kelas atas, tapi kini bisa dinikmati masyarakat kelas menengah ke bawah. Sebuah situs internet berani menyatakan bahwa laundry kiloan menempati

61

posisi kedua dalam jajaran bisnis dengan prospek terbaik di Yogyakarta. Kini, Yogyakarta menjadi pelopor bagi bisnis laundry yang telah dikembangkan di berbagai kota lainnya. Seiring dengan tuntutan gaya hidup dan kapitalistik pada era mendatang kebutuhan akan jasa laundry

akan semakin meningkat.

Dokumen terkait