• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Musik Dunia

Dalam dokumen Museum Musik Di Medan (Arsitektur Ikonik) (Halaman 33-43)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Diagram 2.3 Sejarah Musik Dunia

Jazz merupakan seni musik yang terbentuk dari karakter blue notes, Syncopation, swing, call and response, polyrhythms, dan improvisasi. Musik Jazz juga mendapat sebutan sebagai seni original pertama yang terbentuk untuk berkembang di Amerika Serikat yang menjadi bagian dari musik klasik, dan musik populer.

Rock and Roll merupakan musik yang berkembang di Amerika Serikat pada era

1950an. Rock and Roll merupakan gabungan dari elemen blues, boogie woogie, jazz, rhythm and blues (R&B), dan juga mendapat pengaruh dari musik rakyat Appalachian, gospel, dan country.

Progressive Rock merupakan gerakan untuk mempersatukan musik jazz, dan musik klasik kedalam musik Rock and Roll. Progressive Rock merupakan musik yang berkembang di Eropa dan terkenal pada era 1970an. Ciri khas Progressive Rock adalah komposisinya yang panjang, lirik yang kompleks, jenis instrumen yang banyak, dsb. Punk Rock merupakan gaya dari hard rock yang dimainkan dengan kecepatan tinggi

dengan lirik simpel yang kurang dari tiga chord. Alat musik yang digunakan pada umumnya adalah gitar elektrik, gitar bass elektrik, dan drum.

Heavy Metal merupakan bentuk musik yang memiliki karakter agresive, ritme yang driving, dan memiliki gitar yang terdistorsi sangat tinggi. Heavy Metal merupakan perkembangan dari musik blues, blues rock, dan rock.

Soul merupakan rhythm and blues (R&B) yang fundamental, yang mana berkembang dari musik gospel bangsa african-american, dan dari musik blues.

Funk merupakan gaya musik yang diciptakan oleh James Brown. Musik funk dapat dikenal dari ritmenya yang syncopated, garis bass yang tipis, ritme gitar yang tajam, vokal yang chanted, kuat, terorientasi pada ritme pada bagian terompet, perkusi yang utama, dan attitude yang upbeat.

Disco merupakan musik dengan gaya up-tempo yang bermula pada awal era 1970an. Merupakan turunan dari musik funk, salsa, dan soul.

Hip Hop merupakan musik yang terdiri dari dua elemen utama yakni rapping, dan Djing. Muncul saat seorang DJ mulai mengulang-ulang bagian percussion break tertentu dari funk ataupun disco.

Electronic music erupakan musik yang diproduksi oleh alat elektronik seperti Theremin, dimana alat ini memproduksi suara dari gesekan medan magnet. Electronic music terbagi atas beberapa sub-genre yakni : Techno, Trance, Goa, House, Drum and Bass, Jungle, Break Beats, IDM, Trip Hop, Ambient, Dark Wave, dan Experimental.

World music merupakan istilah yang digunakan untuk musik yang dibuat dengan cara traditional dan dibuat di luar dunia Anglo-Saxon. Yang termasuk World music diantaranya : reggae, crossover Bhangra, musik cretan, dan sebagainya.

New Age merupakan musik yang berkembang dari gabungan berbagai jenis musik

seperti jazz, rock, klasik, dan sebagainya. Jenis musik ini juga merupakan musik yang tercipta melalui coba-coba. Contoh musikini diantaranya merupakan musik Indie.

Selain berbagai jenis musik diatas, Indonesia mengenal jenis musik Dangdut yang cukup populer di kalangan masyarakat. Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur music India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music22.

II.3. Tinjauan Proyek

Tinjauan Proyek meliputi deskripsi proyek, lokasi proyek, kegiatan pemakai dan pengunjung, dan studi banding.

22

www.wikipedia.com

II.3.1 Deskripsi Proyek

Pada proyek ini berjudul Museum Musik Tradisional dan Modern di Medan, yang merupakan Proyek dengan fungsi sebagai pusat pameran, penelitian, pusat informasi tentang dunia Musik Indonesia. Museum ini harus memiliki kekhasan tersendiri yang berbeda dari daerah lainnya. Kekhasan Museum Musik Tradisional dan Modern di Medan ini dilihat dari koleksi alat musik traditional yang hanya membahas alat musik traditional Etnis Sumatera Utara, dan koleksi yang berhubungan dengan musik modern di Indonesia.

Pembahasan lokasi meliputi kondisi lingkungan, persyaratan dan kriteria lokasi, kriteria desain tapak, analisa pemilihan lokasi, pemilihan lokasi, dan deskripsi lokasi.

II.3.2 Lokasi

Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan terdiri dari 5 WPP, beserta wilayah per WPP, seperti terlihat pada tabel berikut:

II.3.2.1. Kondisi Lingkungan

WPP Cakupan Kecamatan Pusat

Pengembangan

Sasaran Peruntukkan

A 1. Kec. Medan Belawan 2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan

Belawan Pelabuhan, industri, pemukiman,

rekreasi, maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia Kawasan perkantoran, perdagangan,

rekreasi indoor, pemukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, dan sarana pendidikan

C 1.Kec. Medan Timur 2.Kec. Medan perjuangan

3.Kec. Medan Tembung 4.Kec. Medan Area 5.Kec. Medan Denai 6.Kec. Medan Amplas

Aksara Pemukiman, perdagangan, dan

rekreasi, pembangunan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan

D 1.Kec. Medan Johor 2.Kec. Medan Kota 3.Kec. Medan Baru 4.Kec. Medan Maimoon 5.Kec. Medan Polonia

Inti Kota Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman, dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan

E 1.Kec. Medan Barat 2.Kec. Medan Petisah 3.Kec. Medan Sunggal 4.Kec. Medan Selayang

5.Kec. Medan

Tuntungan

Sei Sikambing Kawasan pemukiman, perdagangan, dan rekreasi dengan program kegiatan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan

Untuk mendirikan suatu museum, maka perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan teknis yang harus dipenuhi sebagai bahan perencanaan pembangunan tersebut:

III.3.2.2. Persyaratan Dan Kriteria Lokasi

• Lokasi museum harus strategis. Strategis di sini bukan harus berada di pusat kota atau daerah kota yang ramai, melainkan lokasi yang mudah dijangkau oleh umum dengan modal transportasi apapun dan pejalan kaki.

• Lokasi museum harus sehat yang berarti:

 Lokasi tidak terletak pada daerah perindustrian yang banyak menimbulkan polusi udara.

 lokasi tidak berada daerah yang bertanah rawa atau berlumpur atau tanah yang berpasir, dan elemen-elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi yaitu terkait kelembaban udara, kelembaban udara harus mencapai kenetralan antara 55-65%. Kriteria lokasi berdasarkan persyaratan lokasi dapat dijadikan sebagai tolok ukur

standar yang dapat menjadi pertimbangan untuk pemilihan lokasi museum, yaitu :  Peruntukan lahan untuk fungsi museum harus sesuai dengan Master Plan RUTRK Kota Medan.

 Karakter penampilan lingkungan cukup baik yang berkaitan dengan konteksrual visual sejarah dan lain-lain.

 Kemudahan pencapaian/aksesbilitas oleh pengunjung, pengelola, maupun kendaraan servis, tidak sering terjadi kemacetan.

 Dekat dengan jalan utama ke/dari pemukiman.

 Berdekatan dengan ruang terbuka umum (misal taman kota), untuk kejelasan orientasi, sequence, kemungkinan untuk pengembangan kegiatan yang berhubungan (related use) seperti karnaval, dan lain-lain.

 Berdekatan dengan fasilitas penunjang seperti hotel, pusat perbelanjaan, restoran, dan lain-lain.

 Berdekatan dengan aksesbilitas keamanan.

 Tersedianya jaringan utilitas, seperti jaringan PLN, PDAM, Telkom, Riol Kota, dan lain-lain.

 Berdekatan dengan pergerakan/perpindahan publik.

Menurut Brian Hall dalam The Manual of Planning, masalah penyelesaian tapak harus mengikuti kriteria-kriteria tapak utama, yaitu:

II.3.2.3. Kriteria Desain Tapak

• Kriteria tapak untuk kepedulian atas koleksi, meliputi faktor-faktor sebagai berikut:  Keamanan

 Fisik dinding yang tidak dapat dimasuki dengan mudah, setiap bukaan untuk entrance, pencahayaan atau ventilasi, harus terkontrol.

 Pintu keluar masuk dibatasi dan dijaga, termasuk untuk pengelola.  Tersedia pintu keluar darurat.

 Alaram yang dihubungkan dengan pos sekuriti bangunan.  Perlindungan terhadap bahaya kebakaran.

 Lingkungan

 Lingkungan aman dan tertata baik  Konservasi

 Sebaiknya tidak berada pada daerah dengan tingkat polusi tinggi, karena akan membuat biaya operasinal dan maintance menjadi mahal untuk pengkondisian dan penyaringan udara.

 Ruang Ekspansi (perluasan)

 Lahan cukup luas untuk pengembangan secara horizontal.

 Taman untuk ekspansi pada masa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan koleksi museum.

 Loading Area

 Tersedia ruang untuk troly/mobil barang (misalnya 15 m), dan cukup untuk manuver kendaraan tersebut.

 Ruang Luar

 Courtyard atau taman patung sebagai titik awal tempat istirahat bagi pengunjung, dapat juga untuk ruang pamerterbuka

• Kriteria tapak untuk akses publik, meliputi faktor-faktor sebagai berikut:  Pencapaian

 Kemudahan pencapaian oleh kendaraan pribadi atau angkutan umum dan tersedia juga jalur pejalan kaki

 Parkir

 Tersedia parkir untuk pengunjung, pengelola dan servis.

 Dapat memanfaatkan lahan parkir umum apabila jumlah pengunjung melebihi kapasitas.

 Mudahnya mengenal entrance, jalan keluar, tersedia parkir beratap,kanopi.  Kemudahan Dilihat (visibility)

 Sebaiknya tapak berada dekat simpang/sudut jalan utama (daripada di tengah- tengah blok bangunan), agar dapat menjadi issue untuk menarik donor dan dana masyarakat.

 Dapat menimbulkan image, memberi image, memberi impresi besar/agung misalnya dengan sedikit bukaan, ataupun image komersial.

 Sinergi Dengan Institusi Lain

 Berdekatan dengan institusi seni/budaya, teater, restoran, dan atraksi lainnya.  Umumnya museum menghidupi/mengelola sendiri dengan menyediakan sarana penjualan makanan dan servis lainnya yang berhubungan.

 Ketentuan Khusus

 Tanda penunjuk arah jelas terlihat

 Tersedia parkir khusus untuk penyandang cacat, yaitu dekat dengan pintu utama.

 Jalan ke bangunan dengan memakai ramp.

 Penataan titik penurunan antara tapak dengan jalan.

Museum Musik Tradisional dan Modern di Medan yang direncanakan berlokasi di kawasan Jl. Prof, HM Yamin, dan berada di Kecamatan Medan Timur, Kota Medan.

Kawasan tersebut dalam rencana RUTRK kota Medan termasuk daerah pusat kota yang termasuk WPP D yang diperuntukkan bagi daerah pendidikan, rekreasi, perumahan, dan perdagangan.

A. Alternatif 1

II.3.2.5. Pemilihan Lokasi

Lokasi Museum musik sebagai sarana edukasi dan rekreatif lebih baik berada di daerah dekat dengan pusat pendidikan, serta dekat denagn daerah perhotelan, dimana museum musik juga berfungsi untuk memberikan edukasi tentang sejarah musik Indonesia kepada masyarakat yang berasal dari luar daerah. Adapun lokasi alternatif Museum adalah :

Lokasi berada di Jl. Prof, HM Yamin dengan luas lahan ± 2 Ha terletak di Kecamatan Medan Timur. Berdekatan dengan Universitas Nomensen, SMA Negri 11, Lembaga Musik, Gelanggang remaja, Taman Budaya, Hotel Grand Angkasa, dan Hotel JW. Marriot.

WPP D

Pusat Bisnis(CBD), pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota dan pusat pendidikan

WPP E Perumahan, perkantoran,

konservasi, lapangan golf dan hutan kota.

WPP A Merupakan Kawasan Pelabuhan, industri, pergudangan dan permukiman WPP B Merupakan kawasan perkantoran dan perdagangan WPP C Merupakan kawasan pemukiman,pendidikan,rekr

easi, dan perdagangan

Gambar 2.3 Gambar Peta Kota Medan dan WPP

B. Alternatif 2

Loksi berada di Jalan Sudirman dengan luas lahan ± 1,9 Ha terletak di kecamatan Medan Polonia. Berdekatan dengan Hotel Polonia Medan, Sekolah Harapan Medan, dan Sekolah Santo Imanuel Medan, serta berada di depan Taman A.Yani Medan.

C. Alternatif 3

Lokasi berada di persimpangan Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Rahmad, dengan luas ± 2 Ha terletak di Kecamatan Medan Maimun.

Kriteria Lokasi

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Luas lahan (1) 2 Ha (2) 1.9 Ha (3) 2 Ha Tingkatan Jalan (3)

Jalan Arteri Primer

(3) Jalan Arteri Primer

(3) Jalan Arteri Primer Pencapaian ke Lokasi (3)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

(3)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

(3)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

Jangkauan terhadap Struktur kota

(3)

Berada dipusat kota dan merupakan daerah pengembangan pendidikan, kesehatan, pemukiman, perdagangan

(3)

Berada dipusat kota dan merupakan daerah pengembangan pendidikan, kesehatan, pemukiman, dan perkantoran.

(1)

Berada diperkotaan dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan merupakan daerah pengembangan

perdagangan dan rekreasi

Fungsi Pendukung sekitar lokasi

(3)

Pertokoan, kantor, plaza,

(3) Perkantoran ,hotel,

(3) Pertokoan, sarana

Gambar 2.5 Peta alternatif 2

Gambar 2.6 Peta alternatif 3 Tabel 2.2 perbandingan lokasi alternatif site

hotel, pendidikan, sarana pariwisata lainnya.

pendidikan, sarana pariwisata lainnya , pemukiman mewah .

pariwisata lainnya, kantor, perhotelan

RUTRK (Pengembangan Perdagangan dan Rekreasi)

(3) Sesuai (1) Kurang Sesuai (3) Sesuai Fungsi eksisting (3) Pertokoan/ruko (2) Rumah Tinggal , bangunan kolonial (3) Pertokoan/ruko

Kontur Realtif datar Realtif datar Realtif datar

Pengenalan Entrance (2)  Baik  Berada di persimpangan jalan (3)  Baik

 Berada pada pertemuan jalan . (1) Sulit  Berada di persimpangan jalan Total Nilai 21 20 20 Peringkat 1 2 2 Keterangan :

3 : Baik sekali 1 : Cukup

2 : Baik 0 : Kurang

 Kasus Proyek : Museum Musik Tradisional dan Modern di Medan II.3.2.6. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan

 Status Proyek : Fiktif

 Pemilik Proyek : Pihak Pemerintah

 Lokasi Tapak : Jln. Prof, HM Yamin, Kecamatan Medan Timur

Kotamadya Medan

o Batas Utara : Jln. Perintis Kemerdekaan/ Jln. Olah Data Primer

o Batas Timur : Jln. Sutomo

o Batas Selatan : Jln. Prof, HM Yamin

 Luas Lahan : + 2 Ha (+ 20.000 m2)

 Kontur : Datar

 KDB : 60 %

 KLB : 3-5 lantai

 GSB

oJln. Perintis Kemerdekaan : 12 meter

oJln. HM Yamin : 12 meter

oJln. Sutomo : 12 meter

oJln. Timor : 5 meter

 Bangunan Eksisting : Ruko, Rumah Penduduk, Perkantoran  Potensi Lahan :

oTerletak dipusat kota

oBerada pada kawasan pendidikan dan pariwisata

oTransportasi lancar dan baik

oLuas site mendukung +

o Memiliki jalur utilitas yang baik. 2 Ha

Pembahasan kegiatan pemakai dan pengunjung meliputi managemen koleksi, skema aktivitas pemakai, dan program keburuhan ruang

II.3.3. Kegiatan Pemakai dan Pengunjung

Managemen koleksi merupakan kegiatan pengurus museum yang memegang peran penting dalam kegiatan pemakai dan pengunjung museum.

II.3.3.1 Manajemen Koleksi

Dalam dokumen Museum Musik Di Medan (Arsitektur Ikonik) (Halaman 33-43)

Dokumen terkait