• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skema Aktivitas Servis

Dalam dokumen Museum Musik Di Medan (Arsitektur Ikonik) (Halaman 44-86)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Diagram 2.7 Skema Aktivitas Servis

II.3.3.3.1 Fasilitas yang dibutuhkan .

A. Ruang Penerimaan • Ruang loket

• Ruang penitipan barang

• Lobi penerima

• Lobi VIP

B. Galeri dan Eksebisi/Ruang Pamer • Ruang pamer permanen

• Ruang pamer pengenalan Sejarah Musik • Ruang Hall of Fame

• Ruang Serbaguna/auditorium

C. Ruang Audiovisual • Music Cinema

• Ruang Audio + headset • Recording room • Perpustakaan

D. Ruang Pengelola • R. Kepala Museum

• R. Wakil Kepala Museum • Hall Ruang Tamu

• R. Tata Usaha • R. Presentasi • R. Studio Koleksi • R. Kepegawaian • R. Rapat • R. Bagian Keuangan

• R. Bagian Ilmiah dan Kependidikan • R. Loker Karyawan

E. Ruang Pendukung Galeri dan Eksebisi/Ruang Pamer

• Ruang kurator

• Gudang

F. Utilitas dan Service • Janitor

• R. Genset • R. AHU • Tangga Darurat • R. Pompa • R. CCTV Tabel 2.3 Fasilitas museum musik

• Trafo • Toilet • Kafetaria • Dapur • Souvenir Shop • Mushola+Wudhu

• Operator PABX & Sound II.3.3.3.2 Pembagian Ruang Berdasarkan Tujuan Proyek.

Tujuan Jenis Ruang

Penelitian • Perpustakaan

• Ruang Pameran Menyampaikan Informasi • Perpustakaan

• Music Cinema

• Ruang pamer permanen • Ruang Serba guna

• Ruang pamer pengenalan Sejarah Musik • Ruang Hall of Fame

Edukasi • Perpustakaan

• Ruang pamer permanen • Ruang pamer temporer

• Ruang pamer pengenalan Sejarah Musik

Edutainment • Music Cinema

• Auditorium

Entertainment • Ruang Audiovisual

• Ruang pameran

Wisata • Music Cinema

• Ruang pamer permanen

• Ruang pamer pengenalan Sejarah Musik • Ruang Hall of Fame

Wadah Sosialisasi • Cafetaria

• Music Club Tabel 2.4 Pembagian ruang berdasarkan tujuan proyek

Experience Music Project ( Frank O. Gehry ) II.3.4. Studi Banding

Gambar 2.7 exterior Experience Music Project

Bangunan Experience Music Project, didesain oleh Frank O. Gehry, merupakan sebuah gabungan antara exhibisi, teknologi, media, dan aktivitas yang mengkombinasikan museum traditional, suatu lembaga peneliti seni, tempat pertunjukan dan atraksi populer lainnya. Bangunan ini terletak di 5th Avenue yang berdekatan dengan space needle di pusat kota Seattle. Bangunan ini merupakan fasilitas yang dibangun untuk merayakan kreativitas dan inovasi dari budaya musik bangsa Amerika.

EMP mempresentasikan kesempatan masyarakat untuk mengeksplorasikan sejarah dan tradisi musik, turut serta dalam proses pembuatan musik, dan mempelajari rahasia dari komposisi dan performa musik yang baik. Bagian pameran dan program publik diperlihatkan dengan puzzle melayang berbentuk tiga dimensi yang terbentuk dari enam element, yang mana setiap bagian memiliki bentuk tersendiri, dan sesuai dengan keseluruhan.

The Sky Church, merupakan sebuah konsep yang terinspirasi oleh Jimi Hendrix yang merepresentasikan semua masyarakat bersatu didalam kekuatan, dan

kenyamanan musik. Lab Suara memberikan kesempatan untuk membuat dan mengilustrasikan hubungan antara musik, teknologi, dan manusia. The artist’s Journey memberikan sejarah kehidupan artist. Dan juga terdapat perpustakaan yang merupakan

Gambar 2.8 Pintu masuk EMP

archieve multimedia yang berisi koleksi EMP dan sumber informasi terhadap servis yang ada di lokasi maupun secara on-line.

Di dalam bangunan EMP terdapat ruang science fiction hall of fame yang merupakan ruang yang berfungsi untuk menghargai hasil kerja keras para tokoh yang mendedikasikan hidupnya untuk science fiction. Selain itu juga terdapat ruang lab suara yang memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk membuat, mengilustrasikan hubungan antara musik,

teknologi, dan manusia. Di dalam lab suara terdapat alat musik paling modern dan teknologi suara yang paling

mutakhir. Di ruang lab suara ini terdapat panduan multimedia yang membantu pengunjung untuk mengeksplorasi peralatan musik. Di dalam lab suara ini terdapat studio rekaman, dimana pengunjung dapat merekam sendiri CD yang telah mereka hasilkan. Selain itu juga terdapat ruang interaktif teknologi audio yang mengajarkan kepada pengunjung proses perekaman suara, dsb.

EMP tidak hanya berfungsi sebagai museum musik, akan tetapi secara tidak langsung juga merupakan sebuah pusat edukasi musik. Hal tersebut terlihat dari program yang ditawarkan oleh bangunan ini berupa pengetahuan sejarah yang disampaikan secara oral pada waktu tertentu oleh legenda musik yang dilakukan pada event tertentu. Selain itu juga pengunjung dapat mencoba untuk menjadi bagian dari suatu band musik dan belajar untuk bermain band. Juga terdapat segmentasi khusus untuk anak-anak berupa Spinkids station. Pada segmentasi ini, merupakan tempat untuk membina kreativitas anak dalam hal bermain musik, dan menambah kemampuan anak dalam mengeksplorasi musik.

Rock and Roll Hall of Fame Gambar 2.10 Interior main lobby EMP

Rock and Roll Hall of Fame merupakan sebuah museum di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat, dibangun untuk menyimpan sejarah dari beberapa artist paling terkenal dan berpengaruh, produser, dan orang-orang yang berpengaruh didalam dunia industri musik terutama rock and roll.

Museum ini mendokumentasikan seluruh sejarah dari Rock and Roll. Didalam bangunan ini terdapat Hall of Fame yang terletak di tempat khusus di dalam inti museum. Terdapat tujuh lantai bangunan di dalam bangunan ini. Pada tingkat pertama hingga tingkat

ke lima merupakan tempat pameran permanen dan tidak permanen berisi sejarah dari musik Rock and Roll. Pada Lantai enam dan tujuh merupakan tempat pameran non permanent, dimana memamerkan artist masa sekarang.

Bayernhof Music Museum

Bayernhof Music Museum terletak di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat. Bayernhof Music Museum dibangun oleh Charles B. Brown III, seorang pendiri perusahaan manufaktur di Pittsburgh. Pada awalnya bangunan ini merupakan rumah tempat tinggal Charles B. Brown III. Pada tahun 2004, Charles B. Brown III mengalih fungsikan bangunan ini menjadi museum.

Gambar 2.14 Interior Galeri Rock and Roll Hall of Fame Gambar 2.15 exterior piazza Rock and Roll Hall of Fame

Gambar 2.12 Exterior Rock and Roll Hall of Fame Gambar 2.13 Exterior Rock and Roll Hall of Fame malam

Museum Bayernhof Music Museum memiliki berbagai koleksi instrumen musik dari abad ke XIX dan abad ke XX. Museum ini lebih mengutamakan fungsi untuk memamerkan instrumen musik dibandingkan pertunjukan musik.

National Music Museum

National Music Museum merupakan pusat studi terhadap sejarah instrumen musik di Amerika Serikat, dan merupakan museum

instrumen musik di Amerika Serikat. National Music Museum ( NMM ) terletak di kota Vermillion, South Dakota, USA. Museum ini dibangun pada tahun 1973. NMM telah diakreditasi oleh American Association of Museum, dan mendapat sebutan sebagai “ A

Landmark of American Music “ oleh National Music Council.

NMM memiliki koleksi-koleksi yang terkenal, dimana diantaranya termasuk 13.500 alat musik dari Amerika, Eropa, dan instrumen musik dari luar kebudayaan Barat yang berasal dari semua kebudayaan dan semua masa. NMM memiliki koleksi alat musik bersejarah yang selamat oleh waktu. NMM dikunjungi oleh jutaan pengunjung setiap tahunnya dari berbagai negara bagian Amerika Serikat, dan International.

Gambar 2.16 interior galeri Bayernhof Music Museum Gambar 2.17 interior galeri Bayernhof Music Museum

Gambar 2.18 exterior Bayernhof music museum

Experience Music Project (EMP)

Rock and Roll Hall of Fame

Bayernhof Music Museum

National Music Museum

Arsitek Frank O. Gehry I.M.Pei - -

Gaya Bangunan

Modern Electic Modern Ecletic Klasik

Benda yang dipamerkan

Peralatan musik, sejarah musik, segala sesuatu yang berhubungan dengan musisi, maupun komposer Peralatan musik, sejarah musik, segala benda yang berhubungan dengan musisi, maupun komposer

Peralatan musik Peralatan musik

Media Pameran

Display alat musik, poster musisi, ambient sound, dsb

Display alat musik, poster musisi, ambient sound, dsb

Display alat musik Display alat musik

Fasilitas Tambahan

Sound Lab, Hall of Fame, dsb

Sound Lab, Hall of Fame, dsb

- -

Auditorium ya ya tidak ya

Bab III

ELABORASI TEMA

Hampir semua bangunan pemerintahan, perkantoran, dan museum terkenal (tidak terkecuali museum Guggenheim Bilbao) dibangun dengan metode ikonik. Pendekatan ikonik adalah sebuah usaha untuk memunculkan kemampuan bangunan arsitektur menjadi sebuah penanda (sign). Ikon yang dihasilkan dapat memunculkan identitas bagi bangunan yang bersangkutan. Dalam skala yang lebih besar, keberhasilan sebuah bangunan ikonik dapat menjelma menjadi landmark sebuah kawasan, memberikan identitas tidak hanya kepada dirinya sendiri, tetapi juga pada kawasan disekitarnya.

III.1. Pengertian Arsitektur ikonik

Dalam simile arsitektur, sebuah perusahaan yang memiliki kantor yang ikonik tidak perlu bersusah payah membuat logo perusahaan, sebab kantor mereka sudah cukup memberikan identitas bagi perusahaan, sehingga logo yang sepatutnya diambil cukup berbentuk outline dari bentuk bangunan kantor tersebut (Chales Jencks, 2003).

Pencarian identitas melalui metode ikonik tidak terlalu memperhatikan kedekatan analogi, metode ini jadi lebih fleksibel pemakaiannya terhadap lagam dan fungsi bangunan yang akan dirancang. Hal ini berbeda dengan metode-metode lain yang biasanya terikat erat dengan lagam yang sedang berkembang pada masa perkembangnnya. Metode ikonikme misalnya, terikat erat dengan lagam klasik yang kemudian di re-invent pada era post-modern, akan susah menerima pemikiran-pemikiran modern dan International Style yang dengan keras menolak cultural background (Phillip Jodidio, 1996). Konsekuensinya bangunan perkantoran (terutama milik perusahaan multi nasional) yang biasa dirancang dengan lagam modern-Internasional Style akan susah untuk menerima metode perancangan simbolik. Hal ini tidak berlaku bagi metode ikonik, ada begitu banyak contoh bangunan ikonik lintas lagam dan fungsi, dari era mitologi Yunani seperti gerbang Colossus of Rhodes, bangunan keagamaan era modern awal seperti Little Church de Rochamp rancangan Le Corbusier, gedung perkantoran modern seperti AT&T Building rancangan Philip Johnson, museum neo- klasik seperti Bonnefanten Museum rancangan Aldo Rossi, hingga museum post modern seperti Imperial War Museum rancangan Daniel Libeskind.

Cara lain yang dewasa ini lazim digunakan dalam menerapkan metode perancangan ikonik adalah dengan memunculkan nilai kontras pada proyek-proyek rekontekstualisasi dan pengembangan bangunan-bangunan bersejarah. Beberapa contoh yang terkenal diantaranya adalah: proyek refacade Pompidou Center rancangan Richard Rogers dan Renzo Piano, proyek extension Three Pyramid di depan Louvre Museum rancangan I.M. Pei, dan proyek extension Berlin Holocaust Museum di samping Berlin National Museum rancangan Daniel Libeskind.

Hal penting lain yang menjadi atribut metode ikonik adalah kesan hasil rancangan arsitektur yang setara dengan sebuah pop icon (Charles Jencks, 2005). Eksploitasi media adalah salah satu jalan menuju ketenaran, hal ini sejalan dengan visi bangunan ikonik dalam mencari identitas. Sebagai akibatnya bangunan ikonik seringkali mendapatkan banyak nama panggilan (nickname) seperti The Little Mermaid (panggilan dari Guggenheim Bilbao) dan Crystal Beacon (panggilan Re Headquarter), sebagai hasil dari similes publik (press), ejawantah resiko misseinterpertasi dari pesan atau analogi bangunan yang dengan sengaja memang tidak disampaikan secara optimal.

Paska tahun 1997, Frank O Gehry membuka jalan bagi tipe baru pendekatan ikonik. Beberapa pengamat menyebutnya sebagai lagam arsitektur ekspresionisme, tetapi Jencks lebih suka menyebutnya sebagai metode Post Bilbao Ikonik, sebuah metode ikonik yang benar-benar mengidahkan unsur cultural backgound (seperti lagam modern-International Style), tetapi masih sangat memperhatikan potensi locci site. Seperti pada kasus perancangan The Guggenheim Bilbao Museum, rancangan secara dangkal mengambil konsepsi hiruk pikukpasar ikan, tetapi proses perencanaan sitenya dilakukan dengan sangat seksama. permainan grid orientasi sirkulasi dan waterfront ditata sedemikian detilnya, hingga mampu memunculkan potensi site secara maksimal (Mimi Zeiger, 2005).

Setelah sedikit membahas tentang metode ini saya menyimpulkan bahwa Ikonik Post Bilbao adalah metode yang:

1. Bervisi mencari identitas yang mampu menjadikannya ikon atau landmark sebuah

kawasan.

2. Dirancang dengan metode analogi yang sederhana dengan pertautan yang terkadang

tidak terlalu berhubungan.

3. Cenderung bersifat fleksibel sehingga identitas (bentuk) tidak terlalu terikat dengan fungsi maupun lagam arsitektural manapun.

4. Seringkali menggunakan metode kontras untuk menampilkan dua sisi berbeda pada satu konsep perancangan terpadu.

5. Seringkali menjadi pop icon dengan banyak nicknames dan similes sebagai hasil

missnterpertasi publik dari pesan analogi bangunan yang memang dengan sengaja tidak disampaikan secara optimal.

6. Menggunakan Genus Locci hanya sebatas pengolahan site.

7. Kurang memperhatikan Cultural Background dan Regional Konteks.

Pada awalnya, metode Ikonik Post Bilbao seolah menjadi sebuah pencerahan bagi saya. The Bilbao Effect menghadirkan nominal-nominal mata uang yang fantastis.

Bentuk Dalam Arsitektur

Bentuk dalam arsitektur adalah suatu unsur yang tertuju langsung pada mata dan bendanya merupakan suatu unsur yang tertuju pada jiwa dan akal budi manusia. Batasan di atas pada satu pihak secara jelas memeberikan gambaran bahwa bentuk pada suatu karya arsitektur dapat menyampaikana arti kepada yang terlibat secara visual yaitu masyarakat. dalam arsitektur, arti kata bentuk memiliki arti yang berbeda-beda, sesuai dengan pandangan dan pemikiran pengamatnya misalnya :

- Hugo Haring : bentuk adalah suatu perwujudan dari organisasi ruang yang merupakan hasil dari suatu proses pemikiran. Proses ini didasarkan atas pertimbangan fungsi dan usaha pernyataan diri (ekspresi).

- Mies Van Der Rohe : bentuk adalah wujud dari penyelesaian akhir dari konstruksi yang pengertiannya sama.

Faktor-faktor yang mewujudkan bentuk : 1. Fungsi

Batasan fungsi secara umum dalam arsitektur adalah pemenuhan terhadap aktivitas manusia, tercakup di dalamnya kondisi alami. Sedangkan bangunan yang fungsional adalah bangunan yang dalam pemakaiannya memenuhi kebutuhan secara tepat dan tidak mempunyai unsur-unsur yang tidak berguna. Aktivitas timbul dari kebutuhan manusia baik itu kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan dapat berupa kegiatan, cahaya, udara, kebahagiaan, perlindungan, kesejukan, kenyamanan dan lainnya. Berkembang dan berubahnya fungsi tergantung dari waktu dan masyarakat.

2. Simbol

Dalam dunia arsitektur, pengenalan simbol merupakan suatu proses yang terjadi pada individu dan pada masyarakat. Melalui panca indera, manusia mendapat rangsangan dan kemudian menjadi pra persepsi, selanjutnya terjadi pengenalan objektif (fisik). Kemudian terwujudlah persepsi. Persepsi sangat dipengaruhi oleh pengalaman termasuk pengalaman pendidikan yang menentukan tingkat intelektual manusia. Meskipun tiap individu mempunyai pengalaman dan tingkat intelektual yang berbeda, masih ada suatu dasar yang sama pada tiap individu yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat yaitu kebudayaan.

Arsitek sebagai pewujud bentuk dapat menampilkan simbol sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, sehingga mudah dikenal oleh masyarakat. Simbol dapat pula timbul dari gagasan murni arsitek, tergantung pada kemampuan dan citra arsitek untuk mengeluarkan hal-hal yang baru. Simbol tadi mungkin dapat diterima dan diakui masyarakat setelah melalui proses adaptasi yang membutuhkan waktu relatif lama.

3. Teknologi struktur dan bahan

Teknologi struktur dan bahan merupakan faktor yang penting dalam arsitektur. Apakah yang dibangun hanya berupa atap sederhana, berupa ruangan besar untuk beribadah, berdagang, ruang susun tidaklah menjadi masalah. Bahan yang digunakan harus disusun dan dikonstruksikan dalam jumlah tertentu. Struktur pun mengandung keindahan karena struktur dibuat berdasarkan hukum keindahan. Dengan majunya pengetahuan manusia, struktur mengalami perkembangan baik system konstruksinya, bahan bangunannya maupun metode membangunnya. Sebab itu kemungkinan untuk menciptakan struktur yang kuat dan indah pun bertambah besar.

Aplikasi perwujudan bentuk 1. Kaitan fungsi dengan bentuk

Keberadaan fungsi menimbulkan bentuk. Pengertian fungsionil merupakan suatu hal yang menonjol dalam kaitan fungsi tertentu. Dengan kata lain, fungsi merupakan pertimbangan utama bagi suatu perancangan bentuk. Suatu fungsi dapat mempunyai bermacam-macam bentuk, tergantung dari keadaan lingkungannya, inilah yang disebut gaya.

2. Kaitan bentuk dengan teknologi

Untuk mendapatkan suatu bentuk yang mempunyai fungsi tertentu, diperlukan bahan- bahan bangunan sebagai sarana dasar bangunan. Bahan-bahan yang merupakan elemen bangunan disusun menjadi suatu kesatuan yang membentuk konstruksi. Suatu sistem tepat yang perlu dipilih sehingga akan dapat menghasilkan fungsi yang diinginkan secara maksimal.

3. Kaitan bentuk dengan simbol

Suatu bangunan diekspresikan secara simbolik jika bangunan itu menunjukkan sesuatu yang lebih tinggi dari keadaan bentuk fisik yang semula. Bangunan tersebut cenderung untuk mewujudkan sebuah prinsip pengakuan umum. Para arsitek menggunakan bentuk ikonik untuk menyajikan pengalaman keindahan yang mendalam sesuai dengan daya bercitranya. Dalam dunia arsitektur juga dibutuhkan suatu penekanan kebutuhan simbol dalam perancangan.

1. Ikon Gitar

III.2 Interpretasi Tema

Penerapan arsitektur ikonik telah dapat dilihat dari penerapan aspek-aspek semiotika pada bangunan. Aspek ikonik dalam arsitektur dapat terlihat secara langsung melalui bentuk, maupun secara tidak langsung melalui konsep, dan ide yang berhubungan dengan ikonik tersebut. Simbol tidak hanya sebagai alat untuk berkomunikasi, tetapi juga sebagai wakil dalam penyampaian maksud. Bentuk simbol dapat berupa bentuk sempurna (nyata), maupun bentuk tidak sempurna (tersamar).

Beberapa ikon alat musik yang dapat diterapkan dalam perancangan :

2. Ikon Drum set

Gambar 3.1 gitar

3. Ikon Piano

Selain simbol diatas, juga dapat memanfaatkan unsur-unsur lainnya yang berpengaruh dalam terciptanya suatu musik, seperti air, dsb. Oleh karena itu dalam desain Museum Musik di Medan diharapkan dapat menjadi ikon bangunan musik di Medan.

Tema yang diterapkan adalah tema Arsitektur Ikonik . Hal ini sesuai karena dalam musik, terdapat simbol-simbol, dan objek-objek yang ukup berpengaruh dalam musik itu sendiri. Oleh karena itu simbol digunakan dalam pendekatan desain agar masyarakat dapat mengenal Museum musik di Medan, dan Museum musik di Medan memiliki bentuk arsitektur yang memiliki ciri khas tersendiri.

III.3 Keterkaitan Tema Dengan Judul

III.4 Studi Banding Tema Sejenis

otre Dame du Haut merupakan master piece dari Le Corbusier yang dibangun pada tahun 1955 dengan langgam ekspresionis modern.

Bangunan ini berupa kapel yang dibuat tanpa mementingkan prinsip kebebasan, melainkan mementingkan kemurnian alam. Kapel ini terletak di atas kaki bukit di pegunungan Vosges. Secara keseluruhan, bentuk bangunan ini sederhana tetapi juga rumit.

Dikatakan sederhana karena bangunan terbentuk dari bidang atap dan dinding massif dari beton kasar sehingga memberikan citra berani tetapi sederhana. Dikatakan rumit karena bangunan tidak seperti kapel pada umumnya, pertemuan bidang dinding dan atap tersusun secara diagonal membentuk perbedaan yang sangat kontras.

Notre Dame du Haut – Le Corbusier

Gambar 3.4 exterior Notre Dame du Haut Gambar 3.3 Piano

Pada bagian depan dinding bagian selatan dan timur yang cekung seakan tertarik ke suatu titik tertentu di bawah atap yang menggantung

(over hang) yang sangat lebar. Sedang pada bagian belakang, dinding utara dan barat berbentuk melengkung hingga ke menara tanpa atap. Antara utara dan barat dipersatukan dengan sebuah pintu di antara dinding yang melengkung. Sedangkan pada bagian dalam, ruangan berbentuk segi empat yang tidak teratur

memanjang ke tenggara sampai ke altar. Pada rancangan kapelnya, Le Corbusier memadukan potensi-potensi alam pada daerah tersebut dengan makna-makna religius Kristiani sehingga bentuknya mengandung banyak arti dan memberi bermacam-macam simbol.

Sudut dinding yang menjorok ke atas diasumsikan sebagai haluan kapal. Atapnya diibaratkan sebagai perahu Nabi Nuh yang miring pada sisinya yang menyelamatkan umat manusia dari air bah. Kapel yang merupakan perpaduan gaya purbakal dan gaya Kristian ini menggunakan sistem struktur dinding pemikul dan atapnya merupakan suatu struktur rongga yang ditopang sebagian kolomnya dan sebagian lagi menopang pada blok di puncak dinding.

Pada bagian interior kapel, dinding, atap dan lantainya membentuk kurva menuju altar, mengikuti bentuk alami dari lembah. Bentuk kompleksnya bermula dari tema parabola yang terdapat pada dinding timur untuk memantulkan suara dari luar altar kembali ke lembah. Bentuk geometri dari bangunan ini didapat dari gaya bangunan Le Corbusier terdahulu yaitu fractal dan bentuk-bentuk alami yang membuat Ronchamp menjadi bangunan post modern pertama.

Bangunan ini dirancang oleh Norman Foster dan terletak di pinggir sungai Clyde, sebelah barat jembatan Kingston dan pusat kota. Bangunan ini dijuluki “The Armadillo” karena bentuknya diadopsi dari binatang bernama sama yaitu armadillo (trenggiling). Bangunan ini mampu menampung 3000 orang untuk

kepentingan pertemuan tingkat dunia. Bangunan ini terdiri dari auditorium, aula ekshibisi dan ruang seminar.

The Clyde Auditorium (The Armadillo)

Gambar 3.5 Interior Notre Dame du Haut

Gambar 3.6 exterior Clyde Auditorium

Strukturnya terbuat dari cangkang yang dilapisi alumunium yang terpisah-pisah dan diatur secara bertimpa menciptakan bentuk yang unik pada skyline. The Clyde Auditorium secara teknis merupakan pernyataan seni. Kompleks bangunan secara keseluruhan seluas 25 Ha di mana di dalamnya termasuk kompleks ekshibisi, konferensi dan kompleks hiburan dengan arena

berkapasitas 12.500 orang sementara The Armadillo sendiri merupakan bangunan tambahan yang dibuka tahun 1997.

Sydney Opera House berada di Sydney, New South Wales, Australia yang merupakan salah satu bangunan menakjubkan dan terkenal pada abad ke-20. Berlokasi di pelabuhan Sydney dengan taman di sebelahselatan dan dekat dengan jembatan pelabuhan Sydney, bangunan dan lingkungan sekelilingnya menjadi iconic bagi image Australia. Bagian cangkang berbentuk spherical mengingatkan kepada kapal layar yang sering berlabuh di sana. Opera House ini merupakan rumah bagi Opera Australia, Teater Sydney dan Sydney Symphony Orchestra. Kompleks bangunan ini memiliki luas lahan 1,8 Ha dan untuk kantor seluas 4,5 Ha. Tinggi bangunan 183 m dan lebar 120 m. Bangunan didukung oleh 580 pondasi tiang pancang beton yang tertanam sejauh 25 m di bawah laut. Bangunan ini berkapasitas 25.000 orang. Bangunan

Dalam dokumen Museum Musik Di Medan (Arsitektur Ikonik) (Halaman 44-86)

Dokumen terkait