• Tidak ada hasil yang ditemukan

Museum Musik Di Medan (Arsitektur Ikonik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Museum Musik Di Medan (Arsitektur Ikonik)"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

MUSEUM MUSIK di MEDAN

( ARSITEKTUR IKONIK )

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009 / 2010

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh

DANIEL RICARDO TURNIP

040406053

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

MUSEUM MUSIK di MEDAN

( ARSITEKTUR IKONIK )

Oleh :

DANIEL RICARDO TURNIP

04 0406 053

Medan, 18 Juni 2010

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 196307161998021001 Devin Defriza, ST. MT.

Pembimbing I

Firman Eddy, ST. MT.

(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Daniel Ricardo Turnip

NIM : 04 0406 053

Judul Proyek Tugas Akhir : Museum Musik di Medan Tema : Arsitektur Ikonik

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Koordinator TKA-490

1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3.

Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, !8 Juni 2010

A

B+

B

C+

C

D

E

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP: 196307161998021001

Koordinator TGA-490,

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Teknik, Departemen Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir ini adalah “ Museum Musik di Medan (Arsitektur Ikonik)“

Pada kesempata ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberikan bimbingan serta dukungan hingga selesainya tugas akhir ini. Terima Kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

 Bapak Devin Defriza,ST, MT.sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

 Bapak Firman Eddy,ST, MT. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.

 Bapak Prof. Dr. Ir. M. Nawawy Loebis, Mphil. Phd. dan Ibu Hilma Tamiami, ST. MT, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

 Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas Akhir Semester B TA. 2009/2010.

 Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.

 Teristimewa kepada Ayahanda J.W Turnip dan Ibunda M.Br.Sagala (alm) tercinta atas doa dan dukunganya baik moril maupun materil, juga kepada abang, dan kakak saya. Dan Kepada seluruh saudara-saudara.

 Teman-teman angkatan 2004; Samuel, Riana, Andi Cuplis, Fadil, Iir, Nanda, Azrul, Rangga, Richi, Syafri, Eva, Syafiz, Deva, Joy, Cory, Naomi, Lidya, Echo, Roby, Dini, Karin, DLL.

 Genk Leboy ; Dedi ‘Jack’, Jose, Taufik ‘Cobain’, Ibrahim Keledai. Genk Underground; Frend awak Timbo, Ochak (Bere awak yang ganteng). Terima kasih genk.

 Teman-teman satu kelompok sidang; Ulinata’04, Julia’04, Opung’03, Liza’06, Tari’06, Wahidin’02. Teman-teman tugas akhir angkatan XXIX, senior-senior alumni (IAA), 2003; Erik, Joseph Ono, Adit, DLL. Adik-adik stambuk 2005; Andi ‘Foe’, DLL, 2006, 2007; Guntur, Uncup, Tri, DLL, 2008, dan 2009.

Akhir Kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, 18 Juni 2010

(5)

D A F T A R I S I

Halaman

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... 5

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Maksud dan Tujuan ... 3

I.3. Perumusan Masalah ... 4

I.4. Metoda Pendekatan………. ... 5

I.5. Asumsi-asumsi ... 5

I.6. Kerangka Berpikir ... 6

I.7. Sistematika Laporan ... 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1. Terminologi Proyek ... 8

II.2. Tinjauan Umum ………. ……….. 10

II.2.1. Museum ... 10

II.2.1.1 Jenis dan Kedudukan Museum di Indonesia……….. 11

II.2.1.2 Struktur Organisasi Museum ……….... 14

II.2.1.3 Organisasi Ruang……… 15

II.2.2. Tinjauan Terhadap Musik ... 16

II.2.2.1 Pengertian Musik ……… 16

II.2.2.2 Sejarah Musik ………. 17

II.2.2.2.1 Sejarah Musik Dunia ………. . 18

(6)

II.2.2.3 Jenis-jenis Musik (Genre Musik) ... 18

II.3. Tinjauan Proyek ... 20

II.3.1 Deskripsi Proyek ... 20

II.3.2 Lokasi ... 21

II.3.2.1 Kondisi Lingkungan ... 21

II.3.2.2 Persyaratan Dan Kriteria Lokasi ... 22

II.3.2.3 Kriteria Desain Tapak ... 23

II.3.2.4 Analisa Pemilihan Lokasi ... 24

II.3.2.5 Pemilihan Lokasi ... 25

II.3.2.6 Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan ... 27

II.3.3 Kegiatan Pemakai dan Pengunjung ... 28

II.3.3.1Manajemen Koleksi ... 28

II.3.3.2 Skema aktivitas Pemakai ... 29

II.3.3.3 Program Kebutuhan Ruang ... 29

II.3.3.3.1 Fasilitas yang dibutuhkan ... 30

II.3.3.3.2 Pembagian Ruang Berdasarkan Tujuan Proyek ... 31

II.3.4 Studi Banding ... 32

BAB III ELABORASI TEMA III. 1. Pengertian Arsitektur Ikonik ... 37

III.2. Interpretasi Tema ... 41

III.3. Keterkaitan Tema dengan Judul ... 42

III.4. Studi Banding Tema Sejenis ... 42

BAB IV ANALISA IV.1. Analisis Eksisiting……… ... 47

IV.1.1 Analisa Lokasi (Posisi Site Terhadap Kota-Kawasan Lingkungan) .... 47

IV.1.2 Kondisi Eksisting Lahan ... 48

(7)

IV.1.4 Sarana dan Prasarana ... 51

IV.1.5 Analisa GSB, KLB, KDB dan Luasan Site……….. .... 52

IV.2. Analisa Potensi dan Kondisi Site ... 54

IV.2.1 Analisa Sirkulasi ... 54

IV.2.2 Analisa Pencapaian ... 56

IV.2.3 Analisa View ... 59

IV.2.4 Analisa Vegetasi dan Matahari ... 61

IV.2.5 Analisa Kebisingan ... 62

IV.3 Analisa Bangunan ... 63

IV.3.1 Bentuk ... 63

IV.3.2 Sirkulasi dan Penzoningan ... 64

IV.3.3 Sistem Struktur ... 68

IV.3.4 Analisa Utilitas Bangunan ... 70

IV.4 Analisa Fungsional ……….. 76

IV.4.1 Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kegiatan……….. 76

IV.4.2 Pola Kegiatan ……… 78

IV.4.3 Analisa Jumlah Pengunjung ……….. 79

IV.4.4 Besaran Ruang ……… 82

IV.4.5 Kebutuhan Areal Parkir ………. 88

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Penerapan Tema Pada Bangunan ... 89

V.2. Konsep Site ... 89

V.3. Konsep Bangunan ... 90

V.3.1 Massa Bangunan ... 90

V.3.2 Sirkulasi Bangunan ... 90

V.3.3 Struktur Bangunan ... 90

(8)

BAB VI HASIL PERANCANGAN

VI.1 Gambar Perancangan ... 94

VI.1.1 Site Plan ... 94

VI.1.2 Ground Plan ... 95

VI.1.3. Denah Lantai I ... 96

VI.1.4 Denah Lantai 2 ... 97

VI.1.5 Denah Lantai 3 ... 98

VI.1.6 Denah Lantai Ram ... 99

VI.1.7 Tampak ... 100

VI.1.8 Potongan... 102

VI.1.9 Rencana Pondasi ... 103

VI.1.10 Rencana Pembalokan ... 104

VI.1.11 Rencana Atap ... 106

VI.1.12 Detail... 107

VI.1.13 Rencana Fire System ... 108

VI.1.14 Rencana Ducting ... 109

VI.1.15 Rencana ME... 110

VI.1.16 Rencana Sanitasi ... 111

VI.1.17 Perspektif ... 112

VI.2. Foto Maket Studi ... 114

(9)

D A F T A R T A B E L

Halaman

Tabel 2.1. Potensi pengembangan wilayah kota Medan ... 21

Tabel 2.2. Perbandingan Lokasi Alternatif Site ... 26

Tabel 2.3. Fasilitas Museum Musik ... 30

Tabel 2.4. Pembagian Ruang Berdasarkan Tujuan Proyek... 31

Tabel 2.5. Perbandingan Contoh Museum Musik ... 36

Tabel 3.1. Tabel Perbandingan Bangunan Dengan Tema ... 46

Tabel 4.1. Keadaan Jalan Eksisting Sekitar Site ... 54

Tabel 4.2. Keterangan Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki... 55

Tabel 4.3. Keterangan Analisa Pencapaian Ke Site ... 56

Tabel 4.4. Analisa Pencapaian Terhadap Inti Kota ... 57

Tabel 4.5. Jenis Angkutan Kota Yang Melewati Site ... 58

Tabel 4.6. Keterangan Penempatan Entrance Berdasarkan Analisa Pencapaian ... 58

Tabel 4.7. Keterangan Analisa View Ke Luar Site ... 58

Tabel 4.8. Keterangan Vegetasi Sekitar Site ... 59

Tabel 4.9. Keterangan Analisa Kebisingan ... 62

Tabel 4.10. Perbandingan Bentuk Dasar Bangunan ... 64

Tabel 4.11. Jenis sirkulasi ………. ... 64

Tabel 4.12. Jenis Sirkulasi Pameran ……… 66

Tabel 4.13. Pembagian Zona Bangunan ……….... 67

Tabel 4.14. Struktur Bawah ... 70

Tabel 4.15. System Distribusi Udara... 73

Tabel 4.16. Pencahayaan ... 74

Tabel 4.17. Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kegiatan ... 76

Tabel 4.18. Jumlah Penduduk Kota Medan ... 79

(10)

Tabel 4.20. Jumlah Pengunjung Museum Di Medan ... 79

Tabel 4.21. Perbandingan Golongan Usia ... 80

Tabel 4.22. Pertumbuhan Jumlah Siswa Dan Guru Sd Di Kota Medan ... 80

Tabel 4.23. Pertumbuhan Jumlah Siswa Dan Guru Sltp , Sma , Smk Kota Medan ... 80

Tabel 4.24. Besar Ruangan Ruang Penerimaan ... 82

Tabel 4.25. Besar Ruangan Pameran Tradisional Berdasarkan Alat Musik ... 82

Tabel 4.26. Besar Ruangan Pameran Tradisional Berdasarkan Etnis ... 83

Tabel 4.27. Besar Ruangan Pameran Musik Modern Berdasarkan Aliran Musik ... 84

Tabel 4.28. Besar Ruangan Pameran Sejarah Musik ... 84

Tabel 4.29. Besar Ruangan Pameran Temporer ... 84

Tabel 4.30. Besar Ruangan Musik Cinema ... 84

Tabel 4.31. Besar Ruangan Audio + Headset ... 85

Tabel 4.32. Besar Ruangan Perpustakaan ... 85

Tabel 4.33. Besar Ruangan Pengelola ... 85

Tabel 4.34. Besar Ruangan Pendukung Pameran ... 86

Tabel 4.35. Besar Total Pelayanan Utama... 86

Tabel 4.36. Besar Ruangan Utilitas Dan Servis... 86

Tabel 4.37. Total Besar Keseluruhan Ruangan ... 87

(11)

D A F T A R G A M B A R

Halaman

Gambar 2.1. Interior Museum Tradisional ... 9

Gambar 2.2 Interior Museum Musik Modern ... 10

Gambar 2.3 Gambar Peta Kota Medan dan WPP ... 25

Gambar 2.4 Peta alternatif 1 ... 25

Gambar 2.5 Peta alternatif 2 ... 26

Gambar 2.6 Peta alternatif 3 ... 26

Gambar 2.7 Exterior Experience Music Project ... 32

Gambar 2.8 Pintu Masuk Emp ... 32

Gambar 2.9 Interior Atrium EMP ... 32

Gambar 2.10 Interior Main Lobby EMP... 33

Gambar 2.11. Interior galeri EMP ... 33

Gambar 2.12 Exterior Rock and Roll Hall of Fame ... 34

Gambar 2.13 Exterior Rock and Roll Hall of Fame malam ... 34

Gambar 2.14 Interior Galeri Rock and Roll Hall of Fame ... 34

Gambar 2.15 Exterior Piazza Rock And Roll Hall Of Fame ……… ... 34

Gambar 2.16 Interior Galeri Bayernhof Music Museum ………... 35

Gambar 2.17 Interior Galeri Bayernhof Music Museum ……… ... 35

Gambar 2.18 Exterior Bayernhof Music Museum ………... 35

Gambar 2.19 Exterior National Music Museum ………... 35

Gambar 2.20 Exterior National Music Museum ……….. ... 35

Gambar 3.1 Gitar ... 41

Gambar 3.2 Drum Set ... 41

Gambar 3.3 Piano ... 42

Gambar 3.4 Exterior Notre Dame Du Haut... 42

(12)

Gambar 3.6 Exterior Clyde Auditorium ... 43

Gambar 3.7 Sketsa Clyde Auditorium ... 44

Gambar 3.8 Sydney Opera House main entrance ... 44

Gambar 3.9 Sydney Opera House from ship ... 44

Gambar 3.10 Exterior Museum Guggenheim, Bilbao ... 45

Gambar 3.11 Exterior Museum Guggenheim Bilbao 2 ... 45

Gambar 3.12 Tampak Museum Guggenheim Bilbao ... 45

Gambar 3.13 Potongan bangunan museum Guggenheim Bilbao ... 45

Gambar 3.14 Denah Museum Guggenheim Bilbao ... 45

Gambar 3.15 Interior Atrium Museum Guggenheim Bilbao... 46

Gambar 4.1 Analisa lokasi site ... 47

Gambar 4.2 Analisa Kondisi Sekitar Site ... 48

Gambar 4.3 Peta Tata Guna Lahan ... 49

Gambar 4.4 Peruntukan Lahan Berdasarkan Fungsinya ... 50

Gambar 4.5 Analisa Sarana Dan Prasarana Pada Site ... 51

Gambar 4.6 Analisa Skyline ... 52

Gambar 4.7 Skyline ... 52

Gambar 4.8 Analisa Bangunan Eksisting Sekitar Site ... 52

Gambar 4.9 Bangunan Eksisting Sekitar Site ... 53

Gambar 4.10 Analisa Sirkulasi Kendaraan ... 54

Gambar 4.11. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ... 55

Gambar 4.12. Analisa Pencapaian Ke Site ... 56

Gambar 4.13 Penempatan Entrance Berdasarkan Analisa Pencapaian... 58

Gambar 4.14 Analisa View Ke Luar Site ... 59

Gambar 4.15. Analisa View Ke Dalam Site ... 60

Gambar 4.16 Konsep View Vertikal ... 60

(13)

Gambar 4.18 Analisa Kebisingan ... 62

Gambar 4.19 Contoh Gambar Pencahayaan Dalam Ruang Galeri ... 75

Gambar 5.1 Konsep Zoning site ... 89

Gambar 5.2 Grafis Konsep Entrance Site ... 90

Gambar 5.3 Grafis Konsep Plazza ………... ... 90

Gambar 5.4 Grafis Konsep Massa ………... ... 91

Gambar 5.5 Grafis Perspektif Konsep Massa ... 91

Gambar 5.6 Konsep Gubahan massa alternative 2 ... 91

Gambar 5.7 Final Gubahan Massa ... 92

Gambar 5.8 Zoning Perlantai ... 93

Gambar 6.1 Site Plan ... 94

Gambar 6.2 Ground Plan ... 95

Gambar 6.3 Denah Lantai I ... 96

Gambar 6.4 Denah Lantai II ... 97

Gambar 6.5 Denah Lantai III ... 98

Gambar 6.6 Denah Lantai Ram... 99

Gambar 6.7 Tampak I ... 100

Gambar 6.8 Tampak II ... 101

Gambar 6.9 Potongan ... 102

Gambar 6.10 Rencana Pondasi ... 103

Gambar 6.11 Rencana Pembalokan Lt 1 ... 104

Gambar 6.12 Rencana Pembalokan Lt 2 ... 105

Gambar 6.13 Rencana Atap ... 106

Gambar 6.14 Detail ... 107

Gambar 6.15 Rencana Fire System ... 108

Gambar 6.16 Rencana Ducting ... 109

(14)

Gambar 6.18 Rencana Sanitasi ... 111

Gambar 6.19 Perspektif Eksterior ... 112

Gambar 6.20 Perspektif Interior ... 113

(15)

D A F T A R D I A G R A M

Halaman

Diagram 1.1 Kerangka Berfikir ... 6

Diagram 2.1 Struktur Organisasi Museum ... 14

Diagram 2.2 Organisasi Ruang Museum ... 15

Diagram 2.3 Sejarah Musik Dunia ... 18

Diagram 2.4 Diagram Koleks ... 28

Diagram 2.5 Skema Aktivitas Pengelola/pengunjung ... 29

Diagram 2.6 Skema Aktivitas Pengunjung ... 29

Diagram 2.7 Skema Aktivitas Servis... 29

Diagram 4.1 Elektrikal ... 71

Diagram 4.2 Saluran Air Kotor ... 71

Diagram 4.3 Saluran Air bersih ... 72

Diagram 4.4 Air buangan ... 72

Diagram 4.5 Pengkondisisan udara ... 73

Diagram 4.6 Skema Kegiatan Pengelola ... 78

Diagram 4.7 Skema Kegiatan Pengelola ... 78

(16)

Bab I

PENDAHULUAN

Untuk menyimpan data musikal sepanjang masa, sudah waktunya Indonesia memiliki museum khusus musik. Cita-cita mendirikan museum musik di Indonesia masih sebatas angan. Sejak lama, musisi Indonesia menginginkan tempat yang bisa merekam dan mendokumentasikan sejarah music negeri ini. Bagi musisi, museum musik merupakan suatu keharusan. Setidaknya, untuk membuktikan dan menyimpan lagu-lagu yang pernah dibuat putra bangsa. "Lagu Rasa Sayange tidak akan diakui negara lain jika kita punya bukti. Dan, bukti itu ada di museum musik," kata pengamat musik Bens Leo saat jumpa pers Dokumenter 100 Tahun Kebangkitan Nasional Astro Awani, di Gedung Joeang 45, Senin, 12/5-2008. Di negara maju, ungkap Bens, terutama Eropa, museum musik selalu tersedia. Di sana lah tersimpan berbagai dokumen yang khusus menyimpan data-data musikal. "Dulu data musik Indonesia banyak disimpan oleh RRI (Radio Republik Indonesia--Red) sempat dibuat meski belum lengkap. Tapi, kemudian setelah peristiwa kebakaran, semua data musik itu hilang." Hingga kini, sejak peristiwa kebakaran di RRI, belum ada lagi pihak yang berinisiatif untuk membangun kembali museum musik. "Sudah waktunya memang segera dibangun. Karena dari waktu ke waktu banyak negara lain yang tahu kalau Indonesia tidak punya bank data tentang musik. Bayangkan saja jika tiba-tiba ada negara lain mengakui lagu Bengawan Solo. Sementara kita tidak bisa melawan karena tidak punya bukti," tutur Bens. Kalaupun ada dokumen yang bisa menjadi bukti sejarah musik Indonesia, kata Bens, saat ini pemiliknya perorangan. "Belum ada kata terlambat untuk membangun museum musik sekarang," imbaunya.

I.1 Latar Belakang

1

Sejarah Musik Indonesia bermula dari musik tradisional yang bermula pada zaman pra modern, dimana musik pada masa ini merupakan bagian dari budaya, dan pada umumnya Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam budaya. Secara tidak langsung, Indonesia memiliki budaya musik yang cukup beragam. Budaya Musik tersebut dapat berupa musik traditional maupun musik modern. Indonesia memiliki industri musik yang cukup sukses baik di dalam negeri hingga ke luar negeri. Hal ini dapat terlihat dari industri musik Indonesia yang telah merambah negeri Jiran seperti Malaysia, Singapura. Bahkan Industri Musik Indonesia juga telah Mencapai Australia, dan Jepang.

1

(17)

digunakan dalam ritual, maupun upacara adat tertentu. Seiring dengan perkembangan zama, Indonesia mulai mengenal musik klasik yang diperkenalkan oleh bangsa Belanda pada masa kolonialisasi Belanda. Perkembangan industri musik modern Indonesia dimulai pada masa tahun 1950an dimana merupakan massa sesudah kemerdekaan, dan setelah agresi militer Belanda selesai 2

Medan (ANTARA News) - Guru Besar Etnomosikologi Universitas Sumatera Utara (Sumut), Prof. DR Mauly Purba, menyatakan bahwa pewaris musik tradisi di Sumatera Utara kian hari kian sedikit, hal ini disebabkan tak mulusnya regenerasi seniman tradisi. "Salah satu tantangan terbesar musik tradisi Sumatera Utara adalah jumlah pewarisnya yang terus berkurang," kata Mauly Purba dalam pidato ilmiah berjudul, "Musik Tradisional Masyarakat Sumatera Utara: Harapan, Peluang dan Tantangan", di Medan, Senin. Saat ini pelestari musik tradisi tinggal kaum tua, sedangkan kaum muda memposisikan musik tradisional sebagai musik yang "old fashion"."Persepsi semacam itu sangat merugikan kesenian tradisional," katanya.Menurut dia, kehadiran institusi formal seperti Departemen Etnomusikologi di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan belum mampu secara maksimal menambah peminat musik tradisi. Minat mempelajari musik tradisional dari kalangan muda juga sulit ditumbuhkan. Hal ini bisa dilihat dari sedikitnya seniman-seniman lulusan Departemen Etnomusikologi yang menekuni kesenian tradisional. Departemen Etnomusikologi adalah lembaga pendidikan formal yang mendidik mahasiswa menjadi sarjana Etnomusikologi yang memiliki kemampuan analisis etnomusikogi. Dengan bekal itu, seharusnya mereka memiliki ketrampilan musik etnik. Mereka juga memiliki pengetahuan lebih untuk mengenali, memahami, menganalisis, menghayati, dan menjelaskan tentang kebudayaan musik dengan pendekatan etnomusikologi.

.

3

Sejak dulu musik Indonesia selalu berkembang. Hal ini terlihat ketika aliran musik hard rock sedang berjaya, di Indonesia lahir kelompok musik God Bless, lalu ketika The Beatles muncul ke permukaan, di Indonesia pun lahir Koes Plus, ketika ada Nirvana, maka di Indonesia Pupen. Terdapat beberapa tonggak penting dalam perkembangan musik Indonesia, bermula dari tahun 70 an oleh God Bless dan Koes Plus, tahun 80-an dengan Krakatau, Karimata, dan Fariz RM, sedangkan pada 80-an ditandai dengan lahirnya Iwan Fals yang melambung lewat album Sarjana Muda, era 90-an muncul grup Dewa 19, Sheila on 7, Slank,

.

2

www.mediaindonesia.com

3

(18)

Kantata Takwa, atau Swami, pada era 2000-an lahir Peterpan, Pas Band, dan pada era 2006 lahir grup Sore, Homicide, Superman Is Dead, dan lainnya. Selain itu juga terdapat album-album yang kurang terkenal, akan tetapi memberikan pengaruh terhadap musik Indonesia, Seperti Guruh Gypsy yang sukses memadukan unsur musik modern dengan musik tradisional dari Bali. Juga album Benny Soebardjo ketika masih bergabung dalam grup Shark Move atau sebelum ia membentuk grup Giant Step. Atau ada kelompok musik Arista Birawa. Selain jenis musik diatas, juga mulai berkembang jenis musik Indie yang memiliki gaya dan ekspresi yang lepas4

Medan sebagai kota ketiga terbesar dan ibukota propinsi Sumatera Utara memiliki jumlah penduduk 2.036.018 jiwa dan tingkat kepadatan 7.681(Jiwa/KM²)

.

5. Medan juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam sejarah musik Indonesia. Pada masa kemerdekaan, terdapat salah satu komposer lagu wajib national yang berasal dari Sumatera Utara, yakni L. Simanjuntak pengarang lagu Maju Tak Gentar. Selain itu juga terdapat seorang tokoh pemain biola yang terkenal di Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara yang bernama Lily Suhairy. Di dalam bidang musik piano terdapat seorang tokoh yang bernama Amir Pasaribu.6

Pengaruh Medan terhadap musik modern adalah band kota Medan merupakan pioneer yang muncul pada tahun 1970an berupa grup band The Mercy’s, yang sangat terkenal di masa itu dan menjadi panutan di dunia musik populer masa itu. Di bidang musik Jazz, terdapat tokoh yang bernama Dian Pramana Poetra yang cukup berpengaruh. Selain itu juga terdapat pengaruh musik melayu pada musik Dangdut yang merupakan musik paling populer di kalangan masyarakat pekerja7. Medan juga merupakan suatu akar musik modern.

• Membuat wadah penelitian terhadap musik Indonesia, baik musik modern maupun musik tradisional khususnya sumatera utara.

I.2 Maksud dan Tujuan Proyek

Maksud dan tujuan merancang Museum Musik Tradisional dan Modern di kota Medan adalah :

4

www.mediaindonesia.com

5

Badan Pusat Statistik Medan (2006) Medan dalam Angka.

6

www.wikipedia.com

7

(19)

• Menjadi wadah untuk menyampaikan informasi, edukasi, tentang musik yang telah berkembang di Indonesia secara edutainment.

• Sebagai alternatif tempat wisata baik bagi masyarakat lokal, maupun masyarakat international.

• Menyediakan wadah bagi pecinta musik untuk bersosialisasi.

Pada kasus proyek ini memiliki batasan dalam fungsi bangunan yaitu sebagai lembaga penelitian, pendidikan, serta memberikan informasi tentang budaya musik Indonesia dan juga musik tradisional sumatera utara. Informasi yang disampaikan berupa jenis musik yang berkembang di Indonesia, alat musik, dan sejarah musik.

I.3 Perumusan Masalah dan Batasan Proyek

Sedangkan permasalahan yang dihadapi pada kasus ini diantaranya:

• Bagaimana mewujudkan desain bangunan pada judul proyek ini sehingga sesuai dengan peruntukkan fungsi bangunan dan kelayakan studi proyek sesuai dengan kebutuhan pada lokasi proyek.

• Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain bangunan agar sesuai dengan fungsi bangunan dan prinsip-prinsip estetika dalam teori arsitektur. Apakah Tema Modern atau Tradisional. • Pemilihan lokasi proyek agar sesuai dengan peruntukan fungsi bangunan

berdasarkan literatur dan tata ruang pada kawasan lokasi.

Lingkup batasan proyek yang menjadi batasan perancangan dalam proyek ini adalah :

• Menyangkut masalah pemilihan lokasi site, dan peraturan pemerintah yang berlaku disekitar site.

• Fokus perancangan dikaitkan dengan aspek fisik dan non fisik perancangan yang menyangkut pemakai, pemgunjung, struktur, kebutuhan ruang, sirkulasi dalam dan luar. Perancangan tapak, massa bangunan, serta potensi pada lokasi. • Secara umum akan memadukan perancangan bangunan edukatif dan rekreatif. • Secara khusus museum yang dirancang akan memiliki fungsi untuk

(20)

Pendekatan-pendekatan dalam penyelesain masalah pada perancangan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:

I.4. Pendekatan

• Studi literatur dengan mempelajari permasalahan yang ada serta pemecahan masalah berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung dalam proses perancangan seperti buku panduan, standar bangunan maupun standar keselamatan pada bangunan sesuai dengan fungsi proyek dan kelayakannya.

• Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalah dan fungsi bangunan yang memiliki kesamaan dalam proyek sejenis maupun tema dalam judul proyek ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, media cetak lainnya, dan sumber-sumber yang dianggap penting.

• Survey lapangan dalam pemilihan lokasi dengan menganalisa potensi-potensi yang ada pada lingkungan sekitar.

• Mendapatkan informasi dari instansi-instansi terkait untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi proyek, baik dengan instansi pemerintah maupun swasta.

Proyek pada judul ini bersifat fiktif, maka asumsi-asumsi yang diperlukan untuk mendukung proses perencanaan dan proses perancangan antara lain:

I.5. Asumsi Asumsi

• Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik pemerintah daerah kota Medan yang diperuntukkan sebagai lembaga penelitian, pendidikan, dan hiburan yang berada dibawah naungan departemen kebudayaan.

• Lokasi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan memenuhi persyaratan fungsi bangunan sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan. • Kesadaran masyarakat terhadap budaya musik Indonesia dan musik tradisional

(21)

Data Perencanaan:

Data Tapak

Studi Literatur

Studi Banding

• Survei Lapangan

Wawancara.

I.5. Kerangka Berpikir

(22)

BAB I PENDAHULUAN I.8. Sistematika Laporan

Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah dan batasan, pendekatan, asumsi-asumsi, kerangka berpikir, dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang deskripsi proyek, tinjauan lokasi proyek, serta studi banding proyek sejenis, tinjauan Umum, pengertian secara umum, secara khusus, serta faktor pendukung proyek secara umum.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sejenis.

BAB IV ANALISIS

Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, dan hubungan antar ruang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep gubahan massa, konsep struktur, serta penzoningan baik luar maupun dalam.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja.

DAFTAR PUSTAKA

(23)

Bab II

DESKRIPSI PROYEK

Museum :

II.1 Terminologi Judul

Judul dari proyek ini adalah Museum Musik Tradisional dan Modern Di Medan. Berikut ini merupakan penjelasan terhadap judul kasus proyek tersebut:

 Museum adalah institusi permanen dalam hal melayani dan mengembangkan masyarakat, terbuka untuk umum yang mempelajari, mengawetkan, melakukan penelitian, melakukan penyampaian kepada masyarakat dan pameran untuk tujuan pembelajaran, pendidikan, rekreasi, dan memberikan tahukan asset-aset barang berharga yang nyata dan “tidak nyata” tentang lingkungannya kepada masyarakat.8  Secara Etimologi kata museum berasal dari bahasa latin yaitu “museum” (“musea”).

Aslinya dari bahasa Yunani mouseion yang merupakan kuil yang dipersembahkan untuk Muses (dewa seni dalam mitologi Yunani), dan merupakan bangunan tempat pendidikan dan kesenian, khususnya institut untuk filosofi dan penelitian pada perpustakaan di Alexandria yang didirikan oleh Ptolomy I Soter 280 SM.9

 Dalam kongres majelis umum ICOM (International Council of Museums) sebuah organisasi internasional di bawah UNESCO, menetapkan definisi museum sebagai berikut: “Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan dalam melayani masyarakat, terbuka untuk umum, memperoleh, mengawetkan, mengkomunikasikan dan memamerkan barang-barang pembuktian manusia dan lingkungan untuk tujuan pendidikan, pengkajian dan hiburan.”

 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995, museum memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan, dan memanfaatkan koleksi museum berupa Benda Cagar Budaya (BCB) tersebut. Museum juga merupakan sebuah lembaga pelestari kebudayaan bangsa, baik yang berupa benda (tangible) seperti artefak, fosil, dan benda–benda etnografi maupun tak benda (intangible) seperti nilai, tradisi, dan norma.

8

Ensiklopedia Nasional Indonesia

9

(24)

Musik :

 Musik secara etimologi, kata musik berasal dari bahasa Yunani “mousikê” yang berarti sebagai segala jenis seni ataupun pengetahuan yang diatur oleh muses. Musik dalam bahasa latin “musica” pada abad ke V terbagi dalam tiga major, yaitu musica universalis (yang termasuk order dari dunia dimana Tuhan menciptakannya dalam “ukuran, angka, dan berat); musica humana (mendesain daripada proporsi tubuh manusia); dan musica instrumentalis (musik sebagai suara yang dihasilkan dalam keteraturan).10

 Musik, dalam buku kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan. Musik Merupakan sebuah seni dan pengetahuan terhadap suara yang terorganisasi. Hal ini memanifest didalam setiap kebudayaan.

Tradisional

 Tradisional adalah unsur

kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek

moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketidamauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut. 11

Modern

 Modern biasanya merujuk pada sesuatu yang terkini, baru.

Kata modern sudah begitu meluas di seluruh dunia. Sebutan dan ejaan “modern” secara umum diakui berasal dari bahasa Inggris. Penduduk di pelosok dunia manapun, cukup paham apa yang dimaksud dengan “modern” tersebut. Untuk Eropa sendiri, pengertian modern diungkapkan dengan kata yang mirip seperti Spanyol (moderno/moderna), Prancis (moderne), Jerman/Belanda (modern). Orang Inggris adalah bangsa Eropa yang paling kesohor menyebarkan pengaruh ke berbagai wilayah seberang lautan (overseas). Maka tak heran bila kata “modern” telah menjadi istilah asing yang ikut memperkaya “perbendaharaan kata” bahasa nasional di berbagai bangsa. Fakta ini diperkuat dengan meluasnya bahasa

10

www.wikipedia.com

11

www.wikipedia.com

(25)

Inggris pada negara bekas jajahan Inggris di seluruh dunia. Sesudah merdeka, negara-negara tersebut kemudian tergabung dalam Persemakmuran (Commonwealth).

Museum Musik di Medan memiliki definisi sebagai suatu lembaga yang berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan, merawat, dan melestarikan sejarah musik tradisional Sumatera Utara dan musik Modern di Indonesia, baik

berupa alat musik, maupun catatan sejarah, dan catatan lagu yang dilengkapi dengan data ilmiah guna sarana pembelajaran, penelitian, sumber informasi, inspirasi dan rekreasi12.

II.2 Tinjauan Umum

Tinjauan umum membahas tentang museum secara keseluruhan dan musik secara umum.

“Institusi permanen dalam hal melayani dan mengembangkan masyarakat, terbuka untuk umum yang mempelajari, mengawetkan, melakukan penelitian, melakukan penyampaian kepada masyarakat dan pameran untuk tujuan pembelajaran, pendidikan, rekreasi, dan memberikan tahukan aset-aset barang berharga yang nyata dan “tidak nyata” tentang lingkungannya kepada masyarakat”.

II.2.1. Museum

Saat ini rumusan yang telah ditetapkan untuk fungsi museum adalah :

13

Definisi yang terdahulu menurut Association of Museum “Museum merupakan sebuah badan yang mengumpulkan, mendokumentasikan, melindungi, memamerkan dan menunjukkan materi bukti dan memberikan informasi demi kepentingan umum.” 14

Dalam kongres majelis umum ICOM (International Council of Museums) sebuah organisasi internasional di bawah UNESCO, menetapkan definisi museum sebagai berikut: “Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan dalam

melayani masyarakat, terbuka untuk umum, memperoleh, mengawetkan,

12

www.wikipedia.com

13

Ensiklopedia Nasional Indonesia

14

Museum Buildings ,By Laurence Vail Coleman

(26)

mengkomunikasikan dan memamerkan barang-barang pembuktian manusia dan lingkungan untuk tujuan pendidikan, pengkajian dan hiburan.”

Jenis-jenis museum

II.2.1.1 Jenis dan Kedudukan Museum di Indonesia

15

Museum Seni juga dikenal sebagai sebuah galeri seni, merupakan sebuah ruang untuk pameran seni, biasanya merupakan seni visual, dan biasanya terdiri dari lukisan, ilustrasi, dan patung.

berdasarkan jenis koleksi yang dimilikinya antara lain :

Museum Sejarah merupakan museum yang memberikan edukasi terhadap sejarah dan relevansinya terhadap masa sekarang dan masa lalu. Museum jenis ini memiliki koleksi yang beragam termasuk dokumen, artefak, seni, benda arkeologi.

Museum Maritim merupakan museum yang menspesialisasi terhadap objek

yang berhubungan dengan kapal, dan perjalanan di laut dan danau.

Museum Otomotif merupakan museum yang memamerkan kenderaan.

Museum sejarah alam merupakan museum yang memamerkan dunia alam yang

memiliki fokus di alam dan budaya. Pada umumnya memberi edukasi yang berfokus pada dinosaurus, sejarah kuno, dan antropologi.

Museum Open Air merupakan museum yang mengkoleksi dan membangun

kembali bangunan tua di daerah terbuka luar.

Science Museum merupakan museum yang membahas tentang seputar masalah

scientific, dan sejarahnya.

Museum Spesialisasi merupakan museum yang menspesialisasikan pada topik tertentu. Contoh museum ini adalah museum musik, museum anak, museum gelas, dsb. Museum ini pada umumnya memberi edukasi dan pengalaman yang berbeda dibandingkan museum lainnya.

Museum Virtual merupakan museum yang berada di dunia maya berupa internet dimana tidak memiliki fisik museum dan isinya hanya berupa data.

Kedudukan museum di Indonesia sekarang di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

15

(27)

Berdasarkan jenis koleksi, museum terbagi atas:

1. Museum Umum

Koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan seni, disiplin ilmu dan teknologi.

2. Museum Khusus

Koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan salah satu cabang disiplin ilmu dan teknologi.

Berdasarkan Kedudukannya, museum terbagi atas:

1. Museum Nasional

Koleksinya terdiri atas kumpulan benda yang berasal, dan berkaitan dengan bukt i material manusia atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai Nasional.

2. Museum Provinsi

Koleksinya terdiri atas kumpulan benda yang berasal, dan berkaitan dengan bukt i material atau lingkungannya dari wilayah propinsi tertentu.

3. Museum Lokal

Koleksinya terdiri atas kumpulan benda yang mewakili dalam satu wilayah kabupaten atau kotamadya.

Berdasarkan Pengelolanya, museum terbagi atas:

1. Museum Pemerintah

Museum yang dikelola oleh pemerintah

2. Museum Swasta

Museum yang dikelola oleh pihak swasta.

Lembaga-lembaga yang termasuk museum adalah :

(28)

2. Peninggalan dan tempat-tempat alamiah, arkeologis, peninggalan dan tempat-tempat bersejarah yang mempunyai corak museum, karena kegiatan-kegiatannya dalam hal pengadaan, perawatan dan komunikasinya dengan masyarakat.

3. Lembaga-lembaga yang memamerkan makhluk hidup, seperti kebun tanam-tanaman dan binatang, akuarium, dan lain sebagainya.

4. Suaka alam.

5. Pusat-pusat pengetahuan dan planetarium.

Maka dari pemaparan-pemaparan di atas, Museum Musik Tradisional dan Modern di Medan ini termasuk dalam kategori :

• Museum spesialisasi, karena jenis barang-barang yang dipamerkan yaitu hanya memamerkan barang-barang yang sejenis yaitu barang-barang khusus musik.

• Museum Khusus, ditilik dari jenis barang-barang yang dipamerkan, yaitu hanya memamerkan barang-barang yang berasal dari satu cabang ilmu pengetahuan atau teknologi yaitu musik.

• Museum nasional, ditilik dari barang-barang yang dipamerkan berasal dari kumpulan-kumpulan yang bersifat nasional.

(29)

Struktur organisasi museum dapat dilihat seperti pada gambar 1: II.2.1.2 Struktur Organisasi Museum

Tugas Kepala museum:

• Membuat program kegiatan meseum secara rutin/ khusus • Menyediakan sarana/ fasilitas material untuk kegiatan museum • Mengkoordinasikan karyawa-karyawan museum

• Mengusahakan peneyediaan dana/ sumber dana

BIDANG TEKNIS Bidang konservasi Bidang Preparasi Bidang Perpustakaan Bidang Registrasi

Bidang Edukasi Bidang Kuratorial

UNSUR PEMBANTU PIMPINAN Subbag Rumah

Tangga Subbag Keuangan

Subbag kepegawaia

KEPALA MUSEUM DEP. P & K

BIDANG ADMINISTRASI

Petugas Keamanan Petugas Jaga Petugas Kebersihan

(30)

Tugas Bagian Pengelola Koleksi/ Kuratorial:

• Mengumpulkan, mendata, meneliti, dan mempelejari koleksi serta menyiapkan konsepsi yang berhubungan dengan presentasi/ tulisan ilmiah

• Preparasi: Mempersiapkan penyajian koleksi dan pameran. • Reproduksi: Memproduksi karya-karya seni dan kerajinan. • Konservasi: Merawat dan mencegahkerusakan koleksi.

• Pengadaan, penelitian, dan regristrasi (mengumpulkan materi pameran, meneliti, dan mencatat koleksi materi.

Tugas Bagian Pendidikan:

• Mengadakan penjelasan bagi rombongan anak-anak/ pelajar dan kelompok-kelompok. • Memberikan bimbingan untuk pengenalan, menanamkan daya apresiasi dan

penghayatan nilai koleksi. Tugas Bagian Pengelolaan Umum:

Mengurus urusan rumah tangga museum, urusan administrasi, keamanaan, dan mengurus personalia.

II.2.1.3 Organisasi Ruang

Reception

Restoration

Filling

Store

Research

Curator

Gallery

Lecture theatre

Check-in / entrance

(31)

Ruang-ruang yang diperlukan didalam sebuah museum haruslah tersusun dengan baik agar memudahkan penggunaannya oleh publik. Ruang-ruang yang dibutuhkan oleh museum diantaranya :

II.2.2 Tinjauan Terhadap Musik

Tinjauan terhadap musik meliputi pengertian musik, sejarah musik, Jenis-jenis alat musik, dan jenis-jenis musik.

Musik secara etimologi, kata musik berasal dari bahasa Yunani “mousikê” yang berarti sebagai segala jenis seni ataupun pengetahuan yang diatur oleh muses. Musik dalam bahasa latin “musica” pada abad ke V terbagi dalam tiga major, yaitu musica universalis (yang termasuk order dari dunia dimana Tuhan menciptakannya dalam “ukuran, angka, dan berat) musica humana (mendesain daripada proporsi tubuh manusia ) ; dan musica instrumentalis (musik sebagai suara yang dihasilkan dalam keteraturan ).

II.2.2.1 Pengertian Musik

16

Musik dapat memiliki arti yang special menurut waktu dan tempat tertentu. “Music is

the noblest arts to be used only for the glorification of God “ (Andreas Werckmeister,c.1690)

, “ Music is an entertainment … an innocent luxury “ ( Charles Burney, c.1776 ). Dari kedua pernyataan tersebut dapat kita ketahui bahwa pada abad XVII, Music digunakan sebagai alat untuk mengagungkan Tuhan, Sedangkan pada abad XVIII, dimana masa revolusi industri bermula, terlihat bahwa musik merupakan sarana hiburan. Pada zaman sekarang, musik merupakan sebuah seni suara dalam waktu tertentu yang mana mengekspresikan ide dan emosi didalam bentuk yang signifikan melalui elemen-elemen dari ritme, melodi, harmoni, dan warna.

Musik, dalam buku kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan. Musik Merupakan sebuah seni dan pengetahuan terhadap suara yang terorganisasi. Hal ini memanifest didalam setiap kebudayaan.

17

16

www.wikipedia.com

17

(32)

Terdapat beberapa definisi dari musik menurut beberapa ahli dalam bidang musik18

Thomas Clifton menyatakan musik sebagai : "an ordered arrangement of

sounds and silences whose meaning is

, diantaranya :

This definition distinguishes music, as an end in itself, from compositional

technique, and from sounds as purely physical objects." Hal ini menyebutkan

bahwa musik merupakan susunan suara dan keheningan, yang mana memiliki makna presentatif .19

Jean Molino menyatakan :”Music , often an art/entertainment, is a total social

fact whose definitions vary according to era and culture.” Dalam hal ini

menyatakan bahwa musik merupakan fakta sosial yang memiliki arti yang berbeda tergantung zaman dan budaya.

Jean-Jacques Nattiez menyatakan : “The border between music and noise is

always culturally defined—which implies that, even within a single society,

this border does not always pass through the same place; in short, there is

rarely a consensus.... By all accounts there is no single and intercultural

universal concept defining what music might be" 20

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa musik merupakan suatu susunan yang terorganisasi antara suara dan keheningan yang merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi, memiliki nilai estetis, diterima oleh masyarakat sebagai musik dimana tergantung kepada latar belakang kebudayaan masyarakat tersebut, dan terdapat unsur manusia didalam musik, sebagai pencipta, maupun sebagai bagiannya.

.

Dalam Hal ini menyatakan bahwa batasan antara musik dan suara ribut tergantung terhadap kebudayaan. Batasan tersebut tidaklah selalu sama.

18

www.wikipedia.com

19

(Clifton 1983, 1).

20

(Nattiez 1990, 47-8 and 55).

II.2.2.2 Sejarah Musik

(33)

Secara garis besar , sejarah musik dunia dapat dibagi seperti tabel berikut : II.2.2.2.1 Sejarah Musik Dunia

II.2.2.2.2 Sejarah Musik Indonesia

Sejarah musik Indonesia dimulai dari musik traditional, dan datangnya pengaruh musik barat (diatonis) melalui gereja-gereja pada kebudayaan Batak dan Maluku. Pengaruh musik diatonis terus berkembang hingga saat ini yang kita kenal sebagai musik pop, seriosa, keroncong, musik nationalis (perjuangan), dan lain-lain. Musik sebagai sarana rekreasi mulai diperkenalkan oleh bangsa Belanda, dan menjadi sarana rekreasi hingga zaman sekarang.

Perkembangan industri musik modern Indonesia dimulai pada masa tahun 1950an dimana merupakan masa sesudah kemerdekaan, dan setelah agresi militer Belanda selesai. Perkembangan musik Indonesia pada umumnya dipengaruhi oleh indus tri musik negara barat.

Selain musik populer, juga terdapat musik nationalis yang muncul pada masa kemerdekaan. Pada masa ini, musik digunakan sebagai alat untuk menambah semangat kemerdekaan dan jiwa nationalisasi bangsa. Contoh musik nationalis adalah lagu Indonesia Raya, Maju Tak Gentar, Garuda Pancasila, dan sebagainya.

Musik Populer yang sering kita kenal dengan musik Pop merupakan istilah yang digunakan untuk musik zaman sekarang

II.2.2.3 Jenis-jenis Musik (Genre Musik)

21

Blues merupakan bentuk musik instrumental dan vokal yang berkembang dari African American spirituals, jeritan, lagu bekerja, dan chants, yang memiliki akar di afrika barat. Musik Blues memiliki pengaruh di musik populer lainnya seperti ragtime, Jazz, Big Bands, Rhythm and Blues (R&B), Rock and Roll, dan musik country, begitu juga dengan lagu pop, dan musik klasik modern.

. Musik populer pada awalnya berkembang di Amerika Serikat. Jenis-jenis musik populer diantaranya :

Country Merupakan musik populer yang berkembang dari bagian selatan Amerika Serikat, dimana berakar dari musik rakyat (folk music), spiritual, dan musik Blues.

21

www.wikipedia.com

(34)

Jazz merupakan seni musik yang terbentuk dari karakter blue notes, Syncopation, swing, call and response, polyrhythms, dan improvisasi. Musik Jazz juga mendapat sebutan sebagai seni original pertama yang terbentuk untuk berkembang di Amerika Serikat yang menjadi bagian dari musik klasik, dan musik populer.

Rock and Roll merupakan musik yang berkembang di Amerika Serikat pada era

1950an. Rock and Roll merupakan gabungan dari elemen blues, boogie woogie, jazz, rhythm and blues (R&B), dan juga mendapat pengaruh dari musik rakyat Appalachian, gospel, dan country.

Progressive Rock merupakan gerakan untuk mempersatukan musik jazz, dan musik klasik kedalam musik Rock and Roll. Progressive Rock merupakan musik yang berkembang di Eropa dan terkenal pada era 1970an. Ciri khas Progressive Rock adalah komposisinya yang panjang, lirik yang kompleks, jenis instrumen yang banyak, dsb. Punk Rock merupakan gaya dari hard rock yang dimainkan dengan kecepatan tinggi

dengan lirik simpel yang kurang dari tiga chord. Alat musik yang digunakan pada umumnya adalah gitar elektrik, gitar bass elektrik, dan drum.

Heavy Metal merupakan bentuk musik yang memiliki karakter agresive, ritme yang driving, dan memiliki gitar yang terdistorsi sangat tinggi. Heavy Metal merupakan perkembangan dari musik blues, blues rock, dan rock.

Soul merupakan rhythm and blues (R&B) yang fundamental, yang mana berkembang dari musik gospel bangsa african-american, dan dari musik blues.

Funk merupakan gaya musik yang diciptakan oleh James Brown. Musik funk dapat dikenal dari ritmenya yang syncopated, garis bass yang tipis, ritme gitar yang tajam, vokal yang chanted, kuat, terorientasi pada ritme pada bagian terompet, perkusi yang utama, dan attitude yang upbeat.

Disco merupakan musik dengan gaya up-tempo yang bermula pada awal era 1970an. Merupakan turunan dari musik funk, salsa, dan soul.

Hip Hop merupakan musik yang terdiri dari dua elemen utama yakni rapping, dan Djing. Muncul saat seorang DJ mulai mengulang-ulang bagian percussion break tertentu dari funk ataupun disco.

(35)

World music merupakan istilah yang digunakan untuk musik yang dibuat dengan cara traditional dan dibuat di luar dunia Anglo-Saxon. Yang termasuk World music diantaranya : reggae, crossover Bhangra, musik cretan, dan sebagainya.

New Age merupakan musik yang berkembang dari gabungan berbagai jenis musik

seperti jazz, rock, klasik, dan sebagainya. Jenis musik ini juga merupakan musik yang tercipta melalui coba-coba. Contoh musikini diantaranya merupakan musik Indie.

Selain berbagai jenis musik diatas, Indonesia mengenal jenis musik Dangdut yang cukup populer di kalangan masyarakat. Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur music India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music22.

II.3. Tinjauan Proyek

Tinjauan Proyek meliputi deskripsi proyek, lokasi proyek, kegiatan pemakai dan pengunjung, dan studi banding.

22

www.wikipedia.com

II.3.1 Deskripsi Proyek

(36)

Pembahasan lokasi meliputi kondisi lingkungan, persyaratan dan kriteria lokasi, kriteria desain tapak, analisa pemilihan lokasi, pemilihan lokasi, dan deskripsi lokasi.

II.3.2 Lokasi

Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan terdiri dari 5 WPP, beserta wilayah per WPP, seperti terlihat pada tabel berikut:

II.3.2.1. Kondisi Lingkungan

WPP Cakupan Kecamatan Pusat

Pengembangan

Sasaran Peruntukkan

A 1. Kec. Medan Belawan 2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan

Belawan Pelabuhan, industri, pemukiman,

rekreasi, maritim, usaha kegiatan

pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan

B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia Kawasan perkantoran, perdagangan, rekreasi indoor, pemukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, dan sarana pendidikan

C 1.Kec. Medan Timur 2.Kec. Medan perjuangan

3.Kec. Medan Tembung 4.Kec. Medan Area 5.Kec. Medan Denai 6.Kec. Medan Amplas

Aksara Pemukiman, perdagangan, dan

rekreasi, pembangunan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan

D 1.Kec. Medan Johor 2.Kec. Medan Kota 3.Kec. Medan Baru 4.Kec. Medan Maimoon 5.Kec. Medan Polonia

Inti Kota Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman, dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan

(37)

E 1.Kec. Medan Barat 2.Kec. Medan Petisah 3.Kec. Medan Sunggal 4.Kec. Medan Selayang

5.Kec. Medan

Tuntungan

Sei Sikambing Kawasan pemukiman, perdagangan, dan rekreasi dengan program kegiatan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan

Untuk mendirikan suatu museum, maka perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan teknis yang harus dipenuhi sebagai bahan perencanaan pembangunan tersebut:

III.3.2.2. Persyaratan Dan Kriteria Lokasi

• Lokasi museum harus strategis. Strategis di sini bukan harus berada di pusat kota atau daerah kota yang ramai, melainkan lokasi yang mudah dijangkau oleh umum dengan modal transportasi apapun dan pejalan kaki.

• Lokasi museum harus sehat yang berarti:

 Lokasi tidak terletak pada daerah perindustrian yang banyak menimbulkan polusi udara.

 lokasi tidak berada daerah yang bertanah rawa atau berlumpur atau tanah yang berpasir, dan elemen-elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi yaitu terkait kelembaban udara, kelembaban udara harus mencapai kenetralan antara 55-65%. Kriteria lokasi berdasarkan persyaratan lokasi dapat dijadikan sebagai tolok ukur

standar yang dapat menjadi pertimbangan untuk pemilihan lokasi museum, yaitu :  Peruntukan lahan untuk fungsi museum harus sesuai dengan Master Plan RUTRK Kota Medan.

 Karakter penampilan lingkungan cukup baik yang berkaitan dengan konteksrual visual sejarah dan lain-lain.

 Kemudahan pencapaian/aksesbilitas oleh pengunjung, pengelola, maupun kendaraan servis, tidak sering terjadi kemacetan.

 Dekat dengan jalan utama ke/dari pemukiman.

 Berdekatan dengan ruang terbuka umum (misal taman kota), untuk kejelasan orientasi, sequence, kemungkinan untuk pengembangan kegiatan yang berhubungan (related use) seperti karnaval, dan lain-lain.

(38)

 Berdekatan dengan fasilitas penunjang seperti hotel, pusat perbelanjaan, restoran, dan lain-lain.

 Berdekatan dengan aksesbilitas keamanan.

 Tersedianya jaringan utilitas, seperti jaringan PLN, PDAM, Telkom, Riol Kota, dan lain-lain.

 Berdekatan dengan pergerakan/perpindahan publik.

Menurut Brian Hall dalam The Manual of Planning, masalah penyelesaian tapak harus mengikuti kriteria-kriteria tapak utama, yaitu:

II.3.2.3. Kriteria Desain Tapak

• Kriteria tapak untuk kepedulian atas koleksi, meliputi faktor-faktor sebagai berikut:  Keamanan

 Fisik dinding yang tidak dapat dimasuki dengan mudah, setiap bukaan untuk entrance, pencahayaan atau ventilasi, harus terkontrol.

 Pintu keluar masuk dibatasi dan dijaga, termasuk untuk pengelola.  Tersedia pintu keluar darurat.

 Alaram yang dihubungkan dengan pos sekuriti bangunan.  Perlindungan terhadap bahaya kebakaran.

 Lingkungan

 Lingkungan aman dan tertata baik  Konservasi

 Sebaiknya tidak berada pada daerah dengan tingkat polusi tinggi, karena akan membuat biaya operasinal dan maintance menjadi mahal untuk pengkondisian dan penyaringan udara.

 Ruang Ekspansi (perluasan)

 Lahan cukup luas untuk pengembangan secara horizontal.

 Taman untuk ekspansi pada masa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan koleksi museum.

 Loading Area

 Tersedia ruang untuk troly/mobil barang (misalnya 15 m), dan cukup untuk manuver kendaraan tersebut.

(39)

 Ruang Luar

 Courtyard atau taman patung sebagai titik awal tempat istirahat bagi pengunjung, dapat juga untuk ruang pamerterbuka

• Kriteria tapak untuk akses publik, meliputi faktor-faktor sebagai berikut:  Pencapaian

 Kemudahan pencapaian oleh kendaraan pribadi atau angkutan umum dan tersedia juga jalur pejalan kaki

 Parkir

 Tersedia parkir untuk pengunjung, pengelola dan servis.

 Dapat memanfaatkan lahan parkir umum apabila jumlah pengunjung melebihi kapasitas.

 Mudahnya mengenal entrance, jalan keluar, tersedia parkir beratap,kanopi.  Kemudahan Dilihat (visibility)

 Sebaiknya tapak berada dekat simpang/sudut jalan utama (daripada di tengah-tengah blok bangunan), agar dapat menjadi issue untuk menarik donor dan dana masyarakat.

 Dapat menimbulkan image, memberi image, memberi impresi besar/agung misalnya dengan sedikit bukaan, ataupun image komersial.

 Sinergi Dengan Institusi Lain

 Berdekatan dengan institusi seni/budaya, teater, restoran, dan atraksi lainnya.  Umumnya museum menghidupi/mengelola sendiri dengan menyediakan sarana penjualan makanan dan servis lainnya yang berhubungan.

 Ketentuan Khusus

 Tanda penunjuk arah jelas terlihat

 Tersedia parkir khusus untuk penyandang cacat, yaitu dekat dengan pintu utama.

 Jalan ke bangunan dengan memakai ramp.

 Penataan titik penurunan antara tapak dengan jalan.

Museum Musik Tradisional dan Modern di Medan yang direncanakan berlokasi di kawasan Jl. Prof, HM Yamin, dan berada di Kecamatan Medan Timur, Kota Medan.

(40)

Kawasan tersebut dalam rencana RUTRK kota Medan termasuk daerah pusat kota yang termasuk WPP D yang diperuntukkan bagi daerah pendidikan, rekreasi, perumahan, dan perdagangan.

A. Alternatif 1

II.3.2.5. Pemilihan Lokasi

Lokasi Museum musik sebagai sarana edukasi dan rekreatif lebih baik berada di daerah dekat dengan pusat pendidikan, serta dekat denagn daerah perhotelan, dimana museum musik juga berfungsi untuk memberikan edukasi tentang sejarah musik Indonesia kepada masyarakat yang berasal dari luar daerah. Adapun lokasi alternatif Museum adalah :

Lokasi berada di Jl. Prof, HM Yamin dengan luas lahan ± 2 Ha terletak di Kecamatan Medan Timur. Berdekatan dengan Universitas Nomensen, SMA Negri 11, Lembaga Musik, Gelanggang remaja, Taman Budaya, Hotel Grand Angkasa, dan Hotel JW. Marriot.

WPP D

Pusat Bisnis(CBD), pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota dan pusat pendidikan

WPP E Perumahan, perkantoran,

konservasi, lapangan golf dan hutan kota.

WPP A

Merupakan Kawasan Pelabuhan, industri, pergudangan dan permukiman

WPP B

Merupakan kawasan perkantoran dan perdagangan

WPP C

Merupakan kawasan pemukiman,pendidikan,rekr

[image:40.595.76.506.130.462.2]

easi, dan perdagangan

Gambar 2.3 Gambar Peta Kota Medan dan WPP

[image:40.595.392.527.592.740.2]
(41)

B. Alternatif 2

Loksi berada di Jalan Sudirman dengan luas lahan ± 1,9 Ha terletak di kecamatan Medan Polonia. Berdekatan dengan Hotel Polonia Medan, Sekolah Harapan Medan, dan Sekolah Santo Imanuel Medan, serta berada di depan Taman A.Yani Medan.

C. Alternatif 3

Lokasi berada di persimpangan Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Rahmad, dengan luas ± 2 Ha terletak di Kecamatan Medan Maimun.

Kriteria Lokasi

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Luas lahan (1)

2 Ha

(2)

1.9 Ha

(3)

2 Ha

Tingkatan Jalan (3)

Jalan Arteri Primer

(3)

Jalan Arteri Primer

(3)

Jalan Arteri Primer

Pencapaian ke Lokasi (3)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

(3)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

(3)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

Jangkauan terhadap

Struktur kota

(3)

Berada dipusat kota dan merupakan daerah pengembangan pendidikan, kesehatan, pemukiman, perdagangan

(3)

Berada dipusat kota dan merupakan daerah pengembangan pendidikan, kesehatan, pemukiman, dan perkantoran.

(1)

Berada diperkotaan dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan merupakan daerah pengembangan

perdagangan dan rekreasi

Fungsi Pendukung sekitar

lokasi

(3)

Pertokoan, kantor, plaza,

(3) Perkantoran ,hotel,

(3) Pertokoan, sarana

[image:41.595.352.522.60.379.2]

Gambar 2.5 Peta alternatif 2

Gambar 2.6 Peta alternatif 3

(42)

hotel, pendidikan, sarana pariwisata lainnya.

pendidikan, sarana pariwisata lainnya , pemukiman mewah .

pariwisata lainnya, kantor, perhotelan

RUTRK (Pengembangan

Perdagangan dan Rekreasi)

(3) Sesuai (1) Kurang Sesuai (3) Sesuai

Fungsi eksisting (3)

Pertokoan/ruko

(2)

Rumah Tinggal ,

bangunan kolonial

(3)

Pertokoan/ruko

Kontur Realtif datar Realtif datar Realtif datar

Pengenalan Entrance (2)

 Baik

 Berada di persimpangan jalan

(3)

 Baik

 Berada pada pertemuan jalan .

(1)

Sulit

 Berada di persimpangan jalan

Total Nilai 21 20 20

Peringkat 1 2 2

Keterangan :

3 : Baik sekali 1 : Cukup

2 : Baik 0 : Kurang

 Kasus Proyek : Museum Musik Tradisional dan Modern di Medan II.3.2.6. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan

 Status Proyek : Fiktif

 Pemilik Proyek : Pihak Pemerintah

 Lokasi Tapak : Jln. Prof, HM Yamin, Kecamatan Medan Timur

Kotamadya Medan

o Batas Utara : Jln. Perintis Kemerdekaan/ Jln. Olah Data Primer

o Batas Timur : Jln. Sutomo

o Batas Selatan : Jln. Prof, HM Yamin

(43)

 Luas Lahan : + 2 Ha (+ 20.000 m2)

 Kontur : Datar

 KDB : 60 %

 KLB : 3-5 lantai

 GSB

oJln. Perintis Kemerdekaan : 12 meter

oJln. HM Yamin : 12 meter

oJln. Sutomo : 12 meter

oJln. Timor : 5 meter

 Bangunan Eksisting : Ruko, Rumah Penduduk, Perkantoran  Potensi Lahan :

oTerletak dipusat kota

oBerada pada kawasan pendidikan dan pariwisata

oTransportasi lancar dan baik

oLuas site mendukung +

o Memiliki jalur utilitas yang baik. 2 Ha

Pembahasan kegiatan pemakai dan pengunjung meliputi managemen koleksi, skema aktivitas pemakai, dan program keburuhan ruang

II.3.3. Kegiatan Pemakai dan Pengunjung

Managemen koleksi merupakan kegiatan pengurus museum yang memegang peran penting dalam kegiatan pemakai dan pengunjung museum.

II.3.3.1 Manajemen Koleksi

(44)

Skema aktivitas pemakai terdirri dari pengelola, karyawan, pengunjung, dan servis. Berikut ini adalah skema aktivitas pemakai bangunan museum musik :

II.3.3.2 Skema aktivitas Pemakai

• Pengelola dan Karyawan

• Pengunjung

• Servis

Pembahasan program kebutuhan ruang meliputi fasilitas yang dibutuhkan, kebutuhan ruang berdasarkan jenis kegiatan, pembagian ruang berdasarkan tujuan proyek, dan klasifikasi koleksi.

II.3.3.3 Program Kebutuhan Ruang Datang

Parkir Pengunjung

Entrance Loket dan

Penitipan Barang

penelitian

Edutainment

Pulang Istirahat

Servis Parkir Servis Loading Dock Entrance Regristrasi

Bangunan Ruang Teknis

Side/Servis Entrance

Datang

Parkir Pengelola

Entrance

penelitian

Loker Karyawan

Pulang Edutainment

Administrasi Kantor

Pengelola Istirahat

Diagram 2.6 Skema Aktivitas Pengunjung

Diagram 2.7 Skema Aktivitas Servis

(45)

II.3.3.3.1 Fasilitas yang dibutuhkan .

A. Ruang Penerimaan • Ruang loket

• Ruang penitipan barang

• Lobi penerima

• Lobi VIP

B. Galeri dan Eksebisi/Ruang Pamer • Ruang pamer permanen

• Ruang pamer pengenalan Sejarah Musik • Ruang Hall of Fame

• Ruang Serbaguna/auditorium

C. Ruang Audiovisual • Music Cinema

• Ruang Audio + headset • Recording room • Perpustakaan

D. Ruang Pengelola • R. Kepala Museum

• R. Wakil Kepala Museum • Hall Ruang Tamu

• R. Tata Usaha • R. Presentasi • R. Studio Koleksi • R. Kepegawaian • R. Rapat

• R. Bagian Keuangan

• R. Bagian Ilmiah dan Kependidikan • R. Loker Karyawan

E. Ruang Pendukung Galeri dan

Eksebisi/Ruang Pamer

• Ruang kurator

• Gudang

F. Utilitas dan Service • Janitor

(46)

• Trafo • Toilet • Kafetaria • Dapur

• Souvenir Shop • Mushola+Wudhu

• Operator PABX & Sound

II.3.3.3.2 Pembagian Ruang Berdasarkan Tujuan Proyek.

Tujuan Jenis Ruang

Penelitian • Perpustakaan

• Ruang Pameran Menyampaikan Informasi • Perpustakaan

• Music Cinema

• Ruang pamer permanen • Ruang Serba guna

• Ruang pamer pengenalan Sejarah Musik • Ruang Hall of Fame

Edukasi • Perpustakaan

• Ruang pamer permanen • Ruang pamer temporer

• Ruang pamer pengenalan Sejarah Musik

Edutainment • Music Cinema

• Auditorium

Entertainment • Ruang Audiovisual

• Ruang pameran

Wisata • Music Cinema

• Ruang pamer permanen

• Ruang pamer pengenalan Sejarah Musik • Ruang Hall of Fame

Wadah Sosialisasi • Cafetaria

(47)

Experience Music Project ( Frank O. Gehry ) II.3.4. Studi Banding

Gambar 2.7 exterior Experience Music Project

Bangunan Experience Music Project, didesain oleh Frank O. Gehry, merupakan sebuah gabungan antara exhibisi, teknologi, media, dan aktivitas yang mengkombinasikan museum traditional, suatu lembaga peneliti seni, tempat pertunjukan dan atraksi populer lainnya. Bangunan ini terletak di 5th Avenue yang berdekatan dengan space needle di pusat kota Seattle. Bangunan ini merupakan fasilitas yang dibangun untuk merayakan kreativitas dan inovasi dari budaya musik bangsa Amerika.

EMP mempresentasikan kesempatan masyarakat untuk mengeksplorasikan sejarah dan tradisi musik, turut serta dalam proses pembuatan musik, dan mempelajari rahasia dari komposisi dan performa musik yang baik. Bagian pameran dan program publik diperlihatkan dengan puzzle melayang berbentuk tiga dimensi yang terbentuk dari enam element, yang mana setiap bagian memiliki bentuk tersendiri, dan sesuai dengan keseluruhan.

The Sky Church, merupakan sebuah konsep yang terinspirasi oleh Jimi Hendrix yang merepresentasikan semua masyarakat bersatu didalam kekuatan, dan

[image:47.595.188.386.102.250.2]

kenyamanan musik. Lab Suara memberikan kesempatan untuk membuat dan mengilustrasikan hubungan antara musik, teknologi, dan manusia. The artist’s Journey memberikan sejarah kehidupan artist. Dan juga terdapat perpustakaan yang merupakan

[image:47.595.76.214.308.435.2]

Gambar 2.8 Pintu masuk EMP

(48)

archieve multimedia yang berisi koleksi EMP dan sumber informasi terhadap servis yang ada di lokasi maupun secara on-line.

Di dalam bangunan EMP terdapat ruang science fiction hall of fame yang merupakan ruang yang berfungsi untuk menghargai hasil kerja keras para tokoh yang mendedikasikan hidupnya untuk science fiction. Selain itu juga terdapat ruang lab suara yang memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk membuat, mengilustrasikan hubungan antara musik,

teknologi, dan manusia. Di dalam lab suara terdapat alat musik paling modern dan teknologi suara yang paling

mutakhir. Di ruang lab suara ini terdapat panduan multimedia yang membantu pengunjung untuk mengeksplorasi peralatan musik. Di dalam lab suara ini terdapat studio rekaman, dimana pengunjung dapat merekam sendiri CD yang telah mereka hasilkan. Selain itu juga terdapat ruang interaktif teknologi audio yang mengajarkan kepada pengunjung proses perekaman suara, dsb.

EMP tidak hanya berfungsi sebagai museum musik, akan tetapi secara tidak langsung juga merupakan sebuah pusat edukasi musik. Hal tersebut terlihat dari program yang ditawarkan oleh bangunan ini berupa pengetahuan sejarah yang disampaikan secara oral pada waktu tertentu oleh legenda musik yang dilakukan pada event tertentu. Selain itu juga pengunjung dapat mencoba untuk menjadi bagian dari suatu band musik dan belajar untuk bermain band. Juga terdapat segmentasi khusus untuk anak-anak berupa Spinkids station. Pada segmentasi ini, merupakan tempat untuk membina kreativitas anak dalam hal bermain musik, dan menambah kemampuan anak dalam mengeksplorasi musik.

[image:48.595.77.194.110.250.2]

Rock and Roll Hall of Fame Gambar 2.10 Interior main lobby EMP

[image:48.595.381.504.281.448.2]
(49)

Rock and Roll Hall of Fame merupakan sebuah museum di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat, dibangun untuk menyimpan sejarah dari beberapa artist paling terkenal dan berpengaruh, produser, dan orang-orang yang berpengaruh didalam dunia industri musik terutama rock and roll.

Museum ini mendokumentasikan seluruh sejarah dari Rock and Roll. Didalam bangunan ini terdapat Hall of Fame yang terletak di tempat khusus di dalam inti museum. Terdapat tujuh lantai bangunan di dalam bangunan ini. Pada tingkat pertama hingga tingkat

ke lima merupakan tempat pameran permanen dan tidak permanen berisi sejarah dari musik Rock and Roll. Pada Lantai enam dan tujuh merupakan tempat pameran non permanent, dimana memamerkan artist masa sekarang.

Bayernhof Music Museum

Bayernhof Music Museum terletak di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat. Bayernhof Music Museum dibangun oleh Charles B. Brown III, seorang pendiri perusahaan manufaktur di Pittsburgh. Pada awalnya bangunan ini merupakan rumah tempat tinggal Charles B. Brown III. Pada tahun 2004, Charles B. Brown III mengalih fungsikan bangunan ini menjadi museum.

Gambar 2.14 Interior Galeri Rock and Roll Hall of Fame Gambar 2.15 exterior piazza Rock and Roll Hall of Fame

Gambar 2.12 Exterior Rock and Roll Hall of Fame Gambar 2.13 Exterior Rock and Roll Hall of Fame malam

[image:49.595.322.480.75.232.2]
(50)

Museum Bayernhof Music Museum memiliki berbagai koleksi instrumen musik dari abad ke XIX dan abad ke XX. Museum ini lebih mengutamakan fungsi untuk memamerkan instrumen musik dibandingkan pertunjukan musik.

National Music Museum

National Music Museum merupakan pusat studi terhadap sejarah instrumen musik di Amerika Serikat, dan merupakan museum

instrumen musik di Amerika Serikat. National Music Museum ( NMM ) terletak di kota Vermillion, South Dakota, USA. Museum ini dibangun pada tahun 1973. NMM telah diakreditasi oleh American Association of Museum, dan mendapat sebutan sebagai “ A

Landmark of American Music “ oleh National Music Council.

NMM memiliki koleksi-koleksi yang terkenal, dimana diantaranya termasuk 13.500 alat musik dari Amerika, Eropa, dan instrumen musik dari luar kebudayaan Barat yang berasal dari semua kebudayaan dan semua masa. NMM memiliki koleksi alat musik bersejarah yang selamat oleh waktu. NMM dikunjungi oleh jutaan pengunjung setiap tahunnya dari berbagai negara bagian Amerika Serikat, dan International.

Gambar 2.16 interior galeri Bayern

Gambar

Gambar 2.4 Peta alternatif 1
Gambar 2.6 Peta alternatif 3
Gambar 2.8 Pintu masuk EMP
Gambar 2.11 Interior galeri EMP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Desain Interior Museum Alat Musik Tradisional Jawa-Bali Di Surakarta ini dibatasi pada elemen interior pada ruang utama Lobby dan Ruang Pamer terutama pada segi

Desain Interior Museum Alat Musik Tradisional Jawa-Bali Di Surakarta ini dibatasi pada elemen interior pada ruang utama Lobby dan Ruang Pamer terutama pada segi

Gambar 6.12 Kebutuhan Ruang Kantor pada Museum Khazanah Musik Nasional Sumber : Analisis Penulis, 2015. Gambar 6.13 Visualisasi pencahyaan object 3D pada alat musik gitar Sumber

Gambang kromong adalah musik khas Betawi (orang asli Jakarta) yang memadukan alat musik gamelan dengan alat musik Barat, yaitu Cina. Musik gambang kromong hampir tidak pernah

Tujuan dari penekanan studi pada proyek museum dan tempat pertunjukan musik tradisional di Bantul adalah terwujudnya konsep perencanaan dan perancangan bangunan museum

Perencanaan dan perancangan bangunan museum musik tradisional Jawa Tengah di Benteng Vastenburg Surakarta yang sesuai dengan konservasi bangunan serta menggabungan

leluhur, aktualisasi alat musik tradisional dalam adat telah menjadi sakral karena. tidak dapat diubah dengan alat musik modern seperti: keyboard

Pengertian Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung opera adalah suatu tempat atau bangunan yang digunakan sebagai wadah untuk memberikan wawasan tentang alat musik tradisional Jawa