• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

JURNALTUGAS AKHIR

MUSEUM ALAT MUSIK TRADISIONAL DAN GEDUNG OPERA DI SURAKARTA Penekanan Pemecahan Masalah Bangunan Memiliki Daya Tarik Terhadap Musik Tradisional

BERPENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA

Diajukan oleh:

Dennis Kresnatama Basta NIM: A.0215.008

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT–SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK

2019

(2)

2 Nomor : --

Hal : Naskah Jurnal Lampiran : 1 (Satu) Berkas

Kepada Yth: Kota, Juli 2019

Pemimpin Redaksi

Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur

Fakultas Teknik-Universitas Tunas Pembangunan Jl. Walanda Maramis No. 31 Cengklik

Surakarta.

Bersama ini dengan hormat kami,

Nama : Dennis Kresnatama Basta NIP/NIDN : ...

Jabatan : ...

Alamat : Sorogenen RT 5 RW 6 Jagalan Jebres Kota Surakarta

Mengajukan naskah jurnal, dengan harapan dapat dipertimbangkan untuk memenuhi persyaratan dimuat dalam Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur. Adapun naskah jurnal yang kami ajukan terkait dengan Bidang Ilmu Teknik Sipil/Arsitektur, berjudul:

MUSEUM ALAT MUSIK TRADISIONAL DAN GEDUNG OPERA DI SURAKARTA

Besar harapan kami untuk dapat dimuatnya naskah jurnal yang kami ajukan di Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur.

Demikian, atas perhatian dan terkabulnya permohonan ini, diucapkan terima kasih.

Hormat kami,

( Dennis Kresnatama Basta)

(3)

3

CONTOH 2 : PENGANTAR KOREKSI NASKAH JURNAL Nomor : --

Hal : Koreksi ke: ... Naskah Jurnal Lampiran : 1 (Satu) File

Kepada Yth: Kota, Juli 2019

Pemimpin Redaksi

Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur

Fakultas Teknik-Universitas Tunas Pembangunan Jl. Walanda Maramis No. 31 Cengklik

Surakarta.

Bersama ini dengan hormat kami,

Nama : Dennis Kresnatama Basta NIP/NIDN : ...

Jabatan : ...

Alamat : Sorogenen RT 5 RW 6 Jagalan Jebres Kota Surakarta

Menyampaikan perbaikan atas koreksi naskah jurnal, dengan harapan dapat dipertimbangkan untuk memenuhi persyaratan dimuat dalam Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur. Adapun naskah jurnal yang kami ajukan terkait dengan Bidang Ilmu Teknik Sipil/Arsitektur, berjudul:

MUSEUM ALAT MUSIK TRADISIONAL DAN GEDUNG OPERA DI SURAKARTA

Besar harapan kami untuk dapat dipenuhinya perbaikan atas koreksi dan dimuatnya naskah jurnal yang kami ajukan di Jurnal Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur.

Demikian, atas perhatian dan terkabulnya permohonan ini, diucapkan terima kasih.

Hormat kami,

(Dennis Kresnatama Basta)

(4)

4 PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

MUSEUM ALAT MUSIK TRADISIONAL DAN GEDUNG OPERA Di SURAKARTA Berpendekatan Arsitektur Metafora

Nama: Dennis Kresnatama Basta Nim : A.0215.008

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

ABSTRAKSI

Perkembangan pariwisata kota Surakarta semakin meningkat tiap tahunnya.

Selain itu sektor industri, perdagangan dan jasa pembangunannya juga semakin maju, hal ini juga didukung oleh faktor letak geografis. Peluang dan potensi yang dimiliki Kota Surakarta sangat besar dalam peningkatan dan pendapatan di sektor parawisata.

Konsep perencanaan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di Kota Surakata, mengacu pada pariwisata edukasi tentang budaya indonesia sebagai penunjung program pemerintah serta mendukung pariwisata-pariwisata yang ada di Jawa Tengah.

Pengaruh globalisasi dunia semakin besar, arus informasi semakin mudah dan bebas didapat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan dengan cepat dan semakin canggih. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh pada perkembangan kebudayaan di Indonesia, sehingga kebudayaan yang terjadi tidak luput dari pengaruh kebudayaan asing, membuat kurangnya daya tari dan pengetahuan tentang budaya alat musik tradisional di Indonesia.

Dengan merencanakan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di Surakarta ini merupakan upaya kongkrit, wujud konsekuensi sebagai kota budaya. Serta dapat mendukung aspek pengetahuan alat musik tradisional, ekonomi dan pariwisata.

Diharapkan dengan terwujudnya Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di kota Surakarta dapat menjadikan wadah untuk koleksi alat musik tradisional, pementasan alat musik tradisional dan menambah wawasan tentang alat musik tradisional Indonesia bagi masyarakat. Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di Surakarta diharapkan mampu menjadi tujuan wisata seni budaya bangsa,

(5)

5

memiliki fungsi pelestarian sekaligus pendidikan bagi generasi muda terhadap alat musik tradisional dan sebagai daya Tarik masyarakat agar selalu mencintai alat musik tradisional.

1. PENDAHULUAN

Indonesia sebagai bangsa yang besar mempunyai ciri dan adat kebiasaan yang disebut dengan kebudayaan, yang merupakan hasil karya dan pengetahuan yang dimiliki manusia. Kesenian merupakan salah satu unsur yang memberikan sifat khusus yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya dan Alat musik tradisional sangatlah beragam yang membedakan suatu daerah dengan daerah lainnya di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari ragam alat musik tradisional yang ada di Indonesia dan Kesenian merupakan salah satu unsur yang memberikan sifat khusus Hal ini dapat dilihat dari ragam dan besarnya frekuensi pertunjukan musik digelar tiap tahunnya.

Pengaruh globalisasi dunia semakin besar, arus informasi semakin mudah dan bebas didapat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan dengan cepat dan semakin canggih. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh pada perkembangan kebudayaan di Indonesia, sehingga kebudayaan yang terjadi tidak luput dari pengaruh kebudayaan asing, membuat kurangnya daya tari dan pengetahuan tentang budaya alat musik tradisional di Indonesia.

Kota Surakarta, merupakan salah satu kota yang masih sangat lekat dengan kebudayaan Jawa mempunyai potensi yang cukup besar dalam bidang budaya, pariwisata dan perdagangan. Latar belakangnya berupa tempat-tempat budya seperti taman sriwedari, keratin Surakarta taman budaya Surakarta dan museum radya pustaka yang membuat nilai-nilai budaya dan tradisi mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Surakarta. Semakin meningkatnya apresiasi seni dan budaya telah menunjukkan bahwa seni dan budaya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Sedangkan pengertian museum menurut Drs. P. Robert Silalahi, museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani rakyat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, Pendidikan dan

(6)

6

kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya (Drs. P. Robert Silalahi, Pedoman Museum). Museum yang terdapat di Karesidenan Surakarta yaitu Museum Keraton Solo, Museum Radyapustaka, Museum Batik Danar Hadi, Museum Pers Nasional, Museum Lukis Dullah, Museum Pura Mangkunegaran dan Museum Keris. Museum juga digunakan sebagai sumber pendidikan di kota Surakarta seperti yang tertulis di Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Seperti yang tertuang dalam pasal 2 yang berbunyi: “Museum mempunyai tugas pengkajian, pendidikan, dan kesenangan”.

Dengan merencanakan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di Surakarta ini merupakan upaya kongkrit, wujud konsekuensi sebagai kota budaya. Serta dapat mendukung aspek pengetahuan alat musik tradisional, ekonomi dan pariwisata.

Diharapkan dengan terwujudnya Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di kota Surakarta dapat menjadikan wadah untuk koleksi alat musik tradisional, pementasan alat musik tradisional dan menambah wawasan tentang alat musik tradisional Indonesia bagi masyarakat. Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di Surakarta diharapkan mampu menjadi tujuan wisata seni budaya bangsa, memiliki fungsi pelestarian sekaligus pendidikan bagi generasi muda terhadap alat musik tradisional dan sebagai daya Tarik masyarakat agar selalu mencintai alat musik tradisional.

Perencanaan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di Surakarta sebagai pusat pelestarian alat musik tradisional merupakan daya tarik terhadap alat musik tradisional, pusat rekreasi budaya, edukasi tentang alat musik tradisional dan macam - macam alat musik tradisional di Jawa, di kemas dalam bangunan museum dan gedung opera dengan desain arsitektur Metafora di Surakarta sebagai kosep bentuk salah satu alat musik tradisional di Indonesia.

2. PERMASALAHAN

Bagaimana Merencanakan dan Merancang bangunan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di Surakarta yang memiliki daya tarik masyarakat terhadap musik tradisional

3. METODE PENELITIAN

Metode pembahasan yang digunakan dalam hal ini ialah deskriptif analitik sintetis, yaitu proses identifikasi (mendeskripsikan, menguraikan, atau menjelaskan)

(7)

7

pada objek yang dipilih sebagai dasar proses analisis dalam penyusunan hasil (analitik) hasil pembahasannya dipadukan (sintesis) sebagai konsep perencanaan dan perancangan wadah kegiatan dimaksud. Kemudian dilakukan pendekatan bentuk, ruang dan fungsi atas dasar pertimbangan berbagai aspek yang berorientasi pada disiplin ilmu arsitektur, landasan teoritis dan standar yang ada, kemudian diperoleh hasil berupa altervative pemecahan masalah.

4. LANDASAN TEORI 4.1 Pengertian Museum

Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan.

4.2 Pengertian Gedung Opera

Suatu kegiatan mempertunjukan orkestra karya seni kepada orang lain (masyarakat umum) agar mendapat tanggapan dan penilaian gedung opera mempunyai karakter adanya sebuah pemisahan ruang yang jelas secara arsitektur antara ruang penonton dan panggung melalui musik orkestra dan banyaknya tempat duduk (1000 sampai hampir 4000 tempat duduk) dan sistem yang sesuai dengan tempat duduk tidak terikat (lepas) atau balkon, penting untuk jumlah penonton yang banyak.

4.3 Pengertian Alat Musik Tradisional

Alat musik tradisional adalah alat-alat musik yang berkembang secara turun- temurun pada suatu daerah yang digunakan untuk mengiringi lagu-lagu daerah asal berkembangnya alat musik tersebut. Indonesia adalah negara yang kaya akan seni budaya, begitu pula dengan alat musik tradisional.

4.4 Pengertian Arsitektur Metafora

Metafora merupakan bagian dari gaya Bahasa yang di gunakan menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk yang di wujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.

(8)

8

5. PENGENALAN LOKASI MUSEUM ALAT MUSIK TRADISIONAL DAN GEDUNG OPERA DI SURAKARTA

5.1 Letak dan Geografis Kota Surakarta

Secara geografis Kota Surakarta berada antara 110045’15”-110045’35” bujur timur dan antara 7036’00” – 7056’00” lintang selatan, dengan luas wilayah kurang lebih 4.404,06 Ha. Surakarta terletak di dataran rendah di ketinggian 105mdpl dan di pusat kota 95mdpl. Surakarta berada sekitar 65 km timur laut Yogyakarta, 100 km tenggara Semarang dan 260 km barat daya Surabaya serta dikelilingi oleh Gunung Merbabu (tinggi 3145 m) dan Merapi (tinggi 2930 m) di bagian barat, dan Gunung Lawu (tinggi 3265 m) di bagian timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Kota Surakarta dikelilingi oleh sungai Bengawan Solo, sungai terpanjang di Jawa, serta dilewati oleh Kali Anyar, Kali Pepe, dan Kali Jenes.

5.2 Kependudukan

Kota Surakarta dengan luas wilayah 44,04 km2didiami penduduk sebanyak 545.653 jiwa,terdiri dari 266.724laki-laki dan 278.929 jiwa perempuan, Penduduk ini tersebar di 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres, dan Kecamatan Banjasari. Dari tabel 1 terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Banjarsari yaitu 173.145 jiwa (31,73 persen), sedangkan Kecamatan Serenganmemiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 52.998 Jiwa (9,71 persen).

5.3 Potensi Kota Surakarta

Surakarta yang memiliki keanekaragaman budaya. Surakarta terkenal pula akan masyarakat yang ramah, hal itu ditandai dengan berkumpulnya kebudayaan dari masyarakat pendatang yang berasal dari berbagai daerah, tetapi tidak menjadi kendala untuk tetap berinteraksi satu dengan yang lainnya. Pertumbuhan penduduk di kota Surakarta mengalami peningkatan dalam tahun ke tahun, peningkatan penduduk terjadi sebanyak 0,46% yaitu 1945 jiwa/km2. Surakarta merupakan kota yang mengalami perkembangan yang sangat pesat, karena mulai banyaknya investasi yang masuk ke kota ini. Kota Surakarta mulai dikenal dengan budaya, hasil industri dan wisata yang diperkenalkan ke masyarakat.

Perkembangan insfrastruktur yang terdapat di Surakarta mengakibatkan tingginya pendatang dari luar serta dalam kota untuk melakukan kegiatan perekonomian dan

(9)

9

pelayanan jasa di kota tersebut. Pada tahun 2016, total nilai investasi di Surakarta mencapai 2,15 triliun. Sehingga pertumbuhan ekonomi di Surakarta tumbuh hingga 5 persen. (data badan pusat statistik kota Surakarta).

6. ANALISIS DAN HASIL PERANCANGAN HOTEL RESORT DI KARANGANYAR 6.1 Pola Pikir

a. Pengertian

Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung opera adalah suatu tempat atau bangunan yang digunakan sebagai wadah untuk memberikan wawasan tentang alat musik tradisional Jawa dan sebagai wadah untuk tempat orkestra kesenian musik tradisional agar musik tradisional Jawa selalu terjaga kelestariannya sehingga dapat menarik minat masayarakat untuk mencitai alat musik tradisional Indonesia yang di sesuaikan dengan ilmu arsitektur metafora.

b. Tujuan

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di Surakarta yang memiliki daya Tarik masyarakat terhadap musik tradisional di Surakarta.

c. Sasaran

1. Mendapatkan lokasi dan site banguna yang mudah diakses masyarakat pengguna dan mudah di lihat masyarakat sehingga membangkitkan minat masyarakat untuk mencintai alat musik tradisional.

2. Mendapatkan Program Ruang bangunan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung opera yang memiliki ruangan kusus untuk mendengar macam – macam alat musik tradisional.

4. Memudahkan sirkulasi bangunan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung opera yang memiliki sirkulasi luar dan dalam yang memiliki nuansa alat musik tradisional.

5. Mewujudkan bentuk massa bangunan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung opera yang dapat menarik minat masyarakat.

6. Mewujudkan struktur bangunan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera yang mengikuti bentuk masa.

(10)

10

7. Mewujudkan utilitas bangunan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung opera yang mengikuti bentuk masa.

6.2 Lokasi dan Tapak

1. Lokasi Tapak Strategis.

2. Aksesibilitas Ke Tapak Mudah

3. Lokasi Memiliki Daya Tarik Yang Tinggi.

4. Aksesibilitas Dengan Fasilitas Pendukung Baik

Lokasi Sriwedari (Jalan Bhayangkara)

Barat Lokasi Sriwedari Permukiman (Jl.

Kebangkitan Nasional)

Utara Lokasi Sriwedari Bank Mandiri

Timur Lokasi Sriwedari Museum Keris (Jl.

Bhayangkara)

(11)

11

Lokasi tapak berada di daerah Sriwedari, JL.Bhayangkara.

1) Lebar jalan di sekitar tapak 8 m2 merupakan 2 jalur.

2) Jarak dari jalan utama menuju ke lokasi 200 m 3) Topografi relative datar

4) Luas Lahan : 26.406,00 m2 5) KDB : 40% - 60%

6.3 Analisis Tapak

1. Pencapaian Makro

Alternatif pencapaian secara administrasi Kota Surakarta berbatasan dengan:

Sebelah utara: Kabupaten Dati II Karanganyar, Kabupaten Dati II Boyolali Sebelah selatan: Kabupaten Dati II Sukoharjo

Sebelah timu: Kabupaten Dati II Karanganyar, Kabupaten Dati II Sukoharjo Sebalah barat: Kabupaten Dati II Sukoharjo, Kabupaten Dati II Boyolali.

2. Pencapian Mikro

U

(12)

12

Tujuan pencapaian adalah untuk menentukan letak Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE). dibedakan antar pencapaian pejalan kaki, kendaraan, dan servis.

Dengan melihat kondisi tapak yang mempunyai 2 jalan utama yaitu jalan Bhayangkara yang terletak di timur site dan jalan Kebangkitan Nasional yang terletak di selatan site.

Maka untuk menentukan pencapaian ME dan SE mempergunakan kriteria-kriteria berikut.

Main Entrance (ME):

- Mudah dijangkau pengunjung Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera.

- Kelancaran dan keamanan lalu lintas bagi penghuni dan pengunjung.

- Tidak adanya crossing antara pengguna jalan.

- Menghadap langsung ke jalan utam.

Side Entrance (SE)

- Tidak mengganggu kegiatan di main enterance.

- Tidak menyebabkan kemacetan site.

3. Orientasi

Berdasarkan kriteria pemilihan tapak, tapak didukung oleh view yang bagus yaitu menhadap ke arah Timur Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di Surakarta jalan Bhayangkara sebagai jalan utama.

Aternatif 2

Aternatif 1

(13)

13 4. Titik tangkap

Tujuan titik tangkap adalah untuk menentukan point of interest (bagian yang diekspose tinggi).

Dasar pertimbangan analisis titik tangkap:

1) Titik tangkap terbesar diambil dari intensitas pemakai jalan terbesar dan mulai batas pandang terjauh dari tapak

2) Sudut pandang mobil 30 derajat, pengendara motor 45 derajat, dan sudut pandang manusia 180 derajat

3) Area titik tangkap terbesar dimanfaatkan untuk penempatan point of interst bangunan dan pengenalan terhadap fungsi bangunan.

5. Kebisingan

Keterangan:

1. Kebisingan terbesar berasal dari jalan Bhayangkara.

2. Kebisingan sedang berasal dari jalan kebangkitan nasional 3. Kebisingan terendah berasal dari permukiman warga.

(14)

14 Pengantisipasian:

Membuat ruang terbuka, sehingga menimbulkan jarak antara bangunan utama dan

sumber kebisingan, yang cukup sebagai peredam suara. Dan pohon juga sebagai barier peredam suara, dan dapat mengurangi kebisingan 5-10 db. Untuk kebisingan di dalam museum pengantisipasiannya menggunakan alat peredam suara/ pohon sebagai barier peredam suara.

6. Orientasi matahari

(15)

15

- Massa yang ideal menghadap kearah timur untuk mengoptimalkan sinar matahari - Pemasangan tritisaan di setiap sisi bukaan bangunan untuk mengurangi panas

matahari langsung

- Pemasangan grass block untuk perkerasan, dan sebagai penyerap silau matahari - Mempertahankan pohon pinus rindang dan tinggi yang ada sebagai penyaring

sinar matahari dan penyejuk tapak

- Pohon perdu sebagai penghasil oksigen dan penyerap panas serta karbondioksida

7. Angin

Tujuan analisis angin adalah untuk menentukan lay out yang ideal terhadap arah datangnya angin.

Dasar pertimbangan analisis angin :

1) Bukaan dinding sebagai penghawaan alami

2) Kualitas penghawaan alami secara optimal dengan ventilasi silang (cross ventilation) yang berada dalam ruang.

8. Hujan

Tujuan analisis hujan adalah untuk menentukan bangunan yang ideal dengan mengolah elemen tapak dalam perencanaan.

Dasar pertimbangan analisis hujan :

1) Kontur permukaan tapak beserta arah aliran air hujan

2) Saluran drainase tapak sebagai pengaliran air hujan dan saluran drainase lingkungan

3) Antisipasi genangan air hujan dengan pemanfaatan vegetasi untuk penyerapan air dan pengikat tanah.

(16)

16

Penanaman vegetasi dan rumput pada ruang-ruang terbuka tapak. Pembuatan saluran drainase di sekeliling bangunan, tepian jalur sirkuasi, dan sekeliling tapk untuk mengalirkan genangan air.

1. Pembuatan ground tank di bawah lapangan untuk penyimpanan air hujan, yang kemudian disedot untuk keperluan penyiraman tanaman.

(17)

17 6.5 Kebutuhan dan Besaran Ruang

a. Kebutuhan besaran ruang seluruhnya

1. Total Besaran Ruang Museum Alat Musik Tradisional

2. Total Besaran Ruang Gedung Opera

3. Regulasi

Berdasarkan RUTRK Kota Surakarta tentang peraturan pembangunan maka jumlah lantai dapat diketahui sebagai berikut:

- Luas Site: 26,406 m2

- Kebutuhan Ruang Ketinggian Museum = 8.846,6 m2 Ketinggian Gedung Opera = 9.466 m2

Ketinggian Penunjang Cafe = 1.900 m2

No Nama Fasilitas Besaran

Total (m2) 1 Kelompok Penerimaan Museum 647,48 m2 2 Kelompok Pengelola Museum 977,8 m2 3 Kelompok Koleksi Museum 1040,2 m2

4 Ruang Pameran 1004

5 Kelompok Keamanan 362,25 m2

6 Kelompok service 287,5 m2

7 Kelompok Parkir 4.305,2 m2

8 Luas Total 8.846,6 m2

No Nama Fasilitas Besaran

Total (m2)

1 Kelompok Penerimaan 647,45 m2

2 Kelompok Pengelola 834 m2

3 Kelompok Pagelaran 2.029,75 m2

4 Kelompok Keamanan 362,25 m2

5 Kelompok Servis 287,5 m2

6 Kelompok Parkir Luar Bangunan 4.305,2 m2

9 Luas Total 9.466 m2

(18)

18

KDB : 40% dari total luas tapak

: 40% x 26.406 m2

: 10.562,4 m2

KDH : 60% Dari Luas Tapak

: 60% x 26.406 m2

: 15.844 m2

a. Ketinggian Museum = total jumlah ruang Museum / jumlah ruang per lantai. (45% dari KDB)

= 8.846,6 / 4.224,96

= 2.1 lantai dibulatkan menjadi 3 lantai

b. Ketinggian Gedung Opera = total jumlah ruang Gedung Opera/

jumlah ruang per lantai. (45% dari KDB)

= 9.466 / 4.224,96

= 2.2 lantai dibulatkan menjadi 2 lantai

c. Ketinggian Penunjang = jumlah ruang Penujang Cafe / jumlah ruang per lantai. (10% dari KDB)

= 1.900 / 1.056,24

= 1.9 dibulatkan menjadi 2 lantai b. Zonning

Gambar Zonning Horizintal Sumber: Analisis pribadi

Keterangan : 1. Zona Publik 2. Zona Semi

Publik 3. Zona Privat

(19)

19 6.6 Ungkapan Fisik Bangunan

Gambar Zonning Vertikal Sumber: Analisis pribadi

2 1

3 1

1

Keterangan : 1) Zona Publik 2) Zona Semi

Publik 3) Zona Privat

(20)

20 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis perencanaan melalui survey, wawancara, dan literatur dihasilkan rancangan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di Surakarta menggunakan pendekatan Arsitek Metafora dengan konsep alat music tradisional Gong.

7.2 Saran

Dengan rancangan Museum Alat Musik Tradisional dan Gedung Opera di Surakarta Berpendekatan Arsitektur Metafora diharapkan dapat memenuhi tuntutan di bidang Pariwisata dan Edukasi Tentang Alat Musik Tradisional Indonesia.

(21)

21 8. DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Nomor 11, Pasal 2 tahun 2010 tentang Cagar Budaya Badan Pusat Statistik Surakarta, 2016.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Supriyo, dkk. 2008. Pedalangan : Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

“Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta”

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, Jakarta, 1998.

Neufert, Ernest, Jilid 2, Data Arsitek, Jakarta : Erlangga.

ICOM. 2007. Kode Etik Icom Untuk Permusueuman. Jakarta: Direktorat Jenderal Permuseuman

Direktorat Museum. 2009 . Ayo Kita Mengenal Museum. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Susilo dkk, 1993: 27 Susilo dkk, 1993: 19

Suutarga, Amir 1989. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta:

Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Egan (Winaya, 2010)

Sagio dan Ir. Samsugi. 1991. Wayang kulit Gagrag Yogyakarta, Jakarta: CV Haji Masagung

Sri Mulyono. 1983. Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang, Jakarta: CV Haji Masagung.

http://www.surakartakota.bps.go.id

www.wikipedia.com

Referensi

Dokumen terkait

Solo Art Theatre , sebagai wadah pertunjukan seni teater dan seni budaya tradisional yang berarti adalah sebuah tempat atau bangunan yang dapat menampung kegiatan

“Museum Kesenian Jawa Di Surakarta” adalah suatu tempat atau wadah, atau bangunan sebagai tempat untuk mengumpulkan,merawat, dan memamerkan benda- benda warisan

3 CPL-3 Merancang sistem, komponen, dan proses konstruksi bangunan sipil untuk lebih dari satu konteks keteniksipilan, yakni : gedung, bangunan air, pondasi dan bangunan

Mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan kreatif disain bangunan yang berbasis pada arsitektur Jawa dalam konteks kekinian/ kontemporer melalui penggunaan konsep

Ekspresi gedung pertunjukkan yang sesuai dengan jiwa musik dan tari kontemporer adalah ekspresi gedung dengan bangunan Jawa namun dalam bentuk yang lebih

gedung parkir depan tidak layak dan untuk alternatif II gedung parkir belakang didapat Net Present Value < 0, Benefit Cost Ratio < 1 tidak ada Break Event

peseni dan dapat di tempuh oleh masyarakat Kota Samarinda dan bagi pengunjung, maka di buatlah tempat atau wadah dimana perkumpulan karya karya itu dari para seniman

rancangan bangunan multi massa Sub-CPMK : Mahasiswa dapat menjelaskan Pengaturan sirkulasi dan akses massa bangunan dalam site perencanaan perancangan Materi Ajar :  Sirkulasi Ruang