• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pendidikan Muhammadiyah

2. Sejarah pendidikan Muhammadiyah

Menurut tuturan dari Pradjokusumo (1990:164) di tahun 1912 KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah yang diberi nama Sekolah Muhammadiyah. Sekolah itu berbeda dengan sekolah negeri (umum) yang ada pada waktu itu tidak mengajarkan agama Islam, dan berbeda dengan pesantren yang tidak mengajarkan pengetahuan umum.

Sekolah Muhammadiyah menampilkan pendidikan dengan cara mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan ilmu agama, ilmu pengatahuan dan ilmu agama terintegrasi dalam satu pembelajaran. Jika melihat sejarah sekolah Muhammadiyah berkembang sangat

cepat bersamaan dengan berkembangnya cabang-cabang persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan.

Sejalan dengan itu Kantao (1990:154) menerangkan bahwa salah satu amal usaha yang dikembangkan Muhammadiyah dalam bergerak meraih tujuannya ialah mamajukan dan memperbaharui pendidikan, pengajaran dan kebudayaan serta memperluas ilmu pengetahuan menurut Islam. Muhammadiyah telah mengupgrading pendidikan agama dengan memodifikasi pendidikan agama kejalan modernisasi, menukar sistem pesantren/pondok dengan sistem pendidikan modern sesuai dengan tuntutan zaman.

Berbagai teori di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pendidikan Muhammadiyah hadir dari sebuah kegelisahan seorang Kyai yang melihat keadaan masyarakat sekitar dalam kondisi bodoh, baik dari segi pemikiran maupun akhlaknya karena pengaruh dari berbagai sektor, misalnya sektor politik, sektor ekonomi, dan keadaan masyarakat. Hal tersebut yang menjadikan seorang Kyai Ahmad Dahlan mendirikan sebuah lembaga pendidikan (sekolah) yang berbeda, pendidikan dalam prespektif Ahmad Dahlan mengaca dan mengambil dari konsep Pendidikan Barat, mengubah suasana belajar dari pesantren menjadi sekolah modern, mengubah seorang Kyai menjadi seorang guru, membebaskan pendapat santri sebagai ide/bahan pembelajaran.

3. Pendidikan Muhammadiyah

Menurut keputusan Tanfidz Muktamar ke-46, tentang bab rumusan filsafat Pendidikan Muhammadiyah, pendidikan Muhammadiyah adalah penyiapan lingkungan yang memungkinkan seseorang tumbuh sebagai manusia yang menyadari kehadiran Allah SWT sebagai Robb dan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Dengan kesadaran spiritual makrifat (iman/tauhid) dan penguasaan IPTEKS, seseorang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri, peduli sesama yang menderita akibat kebodohan dan kemiskinan, senantiasa menyebarluaskan kemakmuran, mencegah kemungkaran bagi pemuliaan kemanusiaan dalam kerangka kehidupan bersama yang ramah lingkungan dalam sebuah bangsa dan tata pergaulan dunia yang adil, beradab dan sejahtera sebagai ibadah kepada Allah. Pendidikan Muhammadiyah merupakan pendidikan Islam modern yang mengintegrasikan agama dengan kehidupan dan antara iman dengan kemajuan secara holistik. Sehingga pendidikan Muhammadiayah melahirkan generasi muslim terpelajar yang kuat iman dan kepribadiannya, sekaligus mampu menghadapi dan menjawab tantangan zaman. Inilah yang disebut dengan pendidikan Islam yang berkemajuan.

Menurut keputusan Tanfidz Muktamar ke46 menjelaskan bahwa IPTEKS adalah hasil pemikiran rasional secara holistik dan komprehensif atas realitas alam semesta (ayat kauniah) dan atas wahyu dan sunnah (ayat qauliyah) yang merupakan satu kesatuan integral melalui kegiatan penelitian dan pengembangan yang terus menerus diperbaharui bagi kemuliaan kemanusiaan dalam alam kehidupan yang lestari. Penguasaan IPTEKS adalah langkah awal dari tumbuhnya kesadaran makrifat, sehingga pemikiran rasional adalah awal dari kesadaran spiritual makrifat ketuhanan. Pengabdian ibadah kepada Allah meliputi ibadah yang terangkum dalam rukun Islam, penelitian dan pengembangan IPTEKS, penataan lingkungan hidup yang lestari berkelanjutan dalam kehidupan bersama yang beradab, berkeadilan dan sejahtera, serta

pembebasan setiap orang dari penderitaan akibat kebodohan dan kemiskinan.

Sejalan dengan kajian di atas Prodjokusumo (1990:166) kembali menjelaskan tentang pendidikan Muhammadiyah. Sistem pendidikan Muhammadiyah berada di dalam sistem pendidikan di Indonesia dan di dalam kebudayaan bangsa Indonesia yang berkembang. Pendidikan (sekolah) Muhammadiyah mempunyai ciri/identitas sekolah Muhammadiyah, di dalam pendidikan Muhammadiyah pendidikan Islam sangat kental dan ideal, serta wajib dilaksanakan. Akan tetapi hal tersebut masih sulit dilakukan di Indonesia, karena pendidikan itu sendiri adalah suatu produk dari manusia yang kepribadiannya sangat dipengaruhi olehalam dan kebudayaan masyarakatnya.

Rais (1985:14) menambah tentang perihal tersebut, Muhammadiyah telah mengadakan pembaharuan pendidikan agama dengan jalan modernisasi dalam sistem pendidikan, menukar sistem pendidikan pondok dan pesantren dengan sistem pendidikan yang modern yang sesuai dengan tuntutan zaman. Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah yang khas agama namun bersifat umum, dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

Kemudian Pasha (2009:117) menambahkan bentuk penerapan pendidikan Muhmmadiyah, bahwa salah satu sebab didirikannya Muhammadiyah ialah karena lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia sudah tidak memenuhi lagi kebutuhan dan tuntutan zaman. Tidak saja isi dan metode pengajaran yang tidak sesuai, bahkan sistem pendidikannya pun harus diadakan perombakan yang mendasar.

Sebuah gagasan yang besar dan penting dengan didirikannya sekolah yang memadukan antara pelajaran agama dan pelajaran yang digolongkan dengan ilmu umum. Dengan sistem tersebut bangsa Indonesia dididik menjadi bangsa yang utuh kepribadiannya, sehingga menjadi pribadi yang berilmu dan santun dalam bersikap.

Menurut Pasha (2012:118) untuk memadukan antara ilmu agama dan pengetahuan umum, maka ditempuh usaha perpaduan antara keduanya, yaitu dengan :

a. Mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukan ke dalamnya ilmu-ilmu keagamaan dan,

b. Mendirikan madrasah-madrasah yang juga diberi pendidikan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan umum.

Dengan usaha perpaduan tersebut, tidak ada lagi pembedaan mana ilmu agama dan ilmu umum, semuannya adalah perintah dalam naungan agama.

Melihat berbagai teori diatas maka dapat peneliti simpulan bahwa pendidikan Muhammadiyah adalah pendidikan yang melihat ke arah modernisasi, dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan menyesuaikan dengan keberadaan perubahan sosial. Pendidikan Muhammadiyah memadukan antara ilmu duniawi dan akhirati, aritnya ada perpaduan yang pas antara mengajarkan ilmu umum sebagai bekal hidup di masyarakat, dan mengajarakan ilmu agama sebagai bekal di

akhirat kelak. Sehingga timbul persepsi bahwa pendidikan di Muhammadiyah lebih nampak pada pembiasaan nilai karakter Islami.

Dokumen terkait