• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah PT Pos Indonesia

Dalam dokumen MASHLUCHI SUNDJAYA D1509052 (Halaman 40-44)

DESKRIPSI PERUSAHAAN

A. PT Pos Indonesia

1. Sejarah PT Pos Indonesia

Pada dasarnya sebuah perusahaan akan selalu mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan zaman yang seperti ini, baik mengenal perubahan jenis, struktur organisasi. Di Nusantara, komunikasi jarak jauh dengan surat sudah mulai sejak zaman kerajaan-kerajaan. Namun yang berkirim surat dan penerimanya adalah raja-raja, setidaknya kaum bangsawan, bukan orang kebanyakan. Dan surat itu diantarkan oleh pesuruh atau utusan kerajaan (kurir) dengan berjalan kaki atau menunggang kuda. Pesannya mungkin pendek saja tidak seperti surat-surat modern yang sifatnya pribadi atau bercerita panjang lebar tentang keadaan atau tempat.

Ketika bangsa belanda mulai menjajakan kaki di bumi Nusantara ini, surat menyurat menjadi “internasional”. Tidak saja antara raja dengan raja atau bangsawan dengan bangsawan di seantero Nusantara dan raja di negeri seberang, yaitu Eropa khususnya negeri Belanda. Kurirnya tidak lagi berjalan kaki atau naik kuda melainkan naik kapal. Dan waktunya tidak hanya beberapa hari atau minggu, tetapi berbulan-bulan. Ketika Belanda mendirikan perusahaan kongsi dagang dengan Hindia Timur di Nusantara dengan nama VOC (Verenigde

Oostindinche Compagnie – United East Indies Company – Perusahaan Persatuan

(Kongsi) Hindia Timur). Tanggal 20 Maret 1602 mereka (lama kelamaan) merasa butuh mendirikan juga kantor yang dapat mengurusi pengiriman dan penerimaan surat antara mereka yang berada di Hindia Belanda dan induknya di Negeri Belanda. Maka pada 26 Agustus 1746 VOC mendirikan Kantor Pos Pertama di Batavia atau Jakarta. Saat itu Batavia diperintah oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff. Tahun 1750 di Semarang kota pelabuhan di Jawa Tengah Utara, juga didirikan kantor pos.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Pada tahun 1922-1923 Kantor Pos jawatan PTT yang awalnya berkedudukan di Woltergarden dipindahkan ke Gedung Werken (Dinas Pekerjaan Umum) di Bandung. Selama masih menjadi jawatan, PTT terpecah-pecah. Pada masa itu masih terdapat jawatan PTT Sumatra, Jawa, dan Bandung. Pada saat pemerintahan Jepang menyerahkan Indonesia kepada pemerintahan Sekutu merupakan hari bakti postel dan sebagai kepala jawatan PTT RI adalah Bapak Soeharto dan sebagai wakilnya Bapak R.Dijar. Perkembangan Pos di Surakarta dipengaruhi oleh perkembangan global pos di Jawa, yaitu antara lain dengan dibuatnya sarana jalan yang membentang dari Anyer sampai Panarukan.

Pembuatan jalan raya pos dari Anyer sampai Panarukan sepanjang kurang lebih 1000 kilometer dimulai pada tahun 1908 dan selesai setahun kemudian. Pada mulanya jalan tersebut dipergunakan sebagai sarana militer, namun ternyata juga bermanfaat bagi perekonomian dan telekomunikasi khususnya pos. Surakarta yang terletak di tengah-tengah pulau Jawa disamping dijadikan sebagai tujuan pos juga dijadikan sebagai tempat penggantian kuda yang merupakan sarana penyampaian surat pada waktu itu.

Perkembangan PT.Pos Indonesia akan dijabarkan sebagai berikut : a) Dinas Pos sebagai Jawatan

Pada tahun 1864 Dinas Pos sebagai jawatan, berada dibawah pengawasan Directur Productieen en ciile magazijne dan pada tahun 1867 Dinas Pos disatukan dengan Dinas Telegram dengan nama status jawatan Post en Telegreph Dients (Staatblad 1876 No 4 tanggal 8 November 1876 tentang Algemenee Bepalingent Ontrent het Beher

Van De Groverments Post en Telegraf Dients).

b) Dinas Pos Sebagai Perusahaan ICW (Indische Comptabtinier Wet) Dengan Statblaad tahun 1906 No 395 lahir jawatan Pos, Telegraf dan Telepon atau jawatan PTT (di Hindia Belanda) yang berada di bawah Departemen Lalu Lintas dan Pengairan (Departemen Van Verkeze en

Water Staat). Cara pengurusan dan pertanggung jawaban keuangan

tunduk pada ICW dan juga disebut perusahaan ICW. ICW diundangkan pertama kali dengan Staatblad tahun 1864 no.106,

commit to user

diumumkan lagi dengan Staatblad tahun 1925 no 448 (dengan perubahan terakhir sebutan Indische diubah menjadi Indonesiche dan seterusnya dengan singkatan ICW).

c) Dinas Pos sebagai Perusahaan IBW (Indische Bedrijven Wet) Status Dinas Pos sebagai ICW dianggap kurang tepat, maka pada tahun 1931 dengan Staatblad tahun 1931 no 524 jawatan pos, telegraf, telepon atau PTT diubah statusnya dari perusahaan ICW menjadi IBW. d) Dinas Pos sebagai Perusahaan Negara

Setelah UU no.19 PRP tahun 1960, maka semua perusahaan yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan Negara, baik yang terjadi karena Nasionalisasi berdasarkan UU no. 86 tahun 1985 menjadi perusahaan Negara. Menurut UU no.19 tahun 1960 dan lembaran Negara UU tahun 1809 jawatan pos, telegraf, dan telepon (PTT) kemudian menjadi perusahaan Negara yang didirikan berdasarkan ordinasi tahun 1931, telah ditetapkan sebagai perusahaan Negara berdasar IBW (Staatblad tahun 1927 no.419).

e) Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi

Berdasar PP no.240 tahun 1961, PN POS, Telegraf, dan Telepon yang diatur dengan ordinasi tanggal 28 tahun 1931 (Staatblad tahun 1927 no.524) tersebut ditunjuk sebagai perusahaan Negara dalam arti pasal 2 IBW dan berkedudukan di Bandung dan dilebur menjadi Perusahaan Negara dan Telekomunikasi (Pn Postel. Dalam peleburan segala hak, kewajiban, perlengkapan, dan kekayaan serta jawatan usaha dari pos,telegraf, dan telepon kepada PN Postel (Lembaran Negara No.306 tahun 1961 pasal 1).

f) Perusahaan Negara Pos dan Giro

Dengan PP no. 29 tahun 1965 (lembaran Negara No.62 tahun 1965) didirikan perusahaan Negara Pos yang terpisah dari Perusahaan Negara Telekomunikasi yang didirikan dengan PP no 31 tahun 1965.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

g) Perusahaan Umum Pos dan Giro (Perum Pos dan Giro)

Dinas Pos dan Giro merupakan Perusahaan Umum yang berdasarkan PP No. 30 tahun 1976. Perusahaan Pos dan Giro yang didirikan dengan PP no.29 tahun 1965 berdasar pada UU tahun 1960 yang dikembangkan menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro sesuai dengan UU No. 9 tahun 1969 dengan singkatan Perum Pos dan Giro.

h) Perum Pos dan Giro berdasarkan PP No.6 tahun 1984

UU. No.6 tahun 1984 menggantikan UU.No 4 tahun 1959 sebagai penyesuaian diri perusahaan dengan tuntutan jaman. Dengan perubahan UU tersebut, maka secara tidak langsung menyebabkan perubahan PP No.9 tahun 1978 dengan PP No.24 tahun 1984 tentang Perum Pos dan Giro.

i) PT. Pos Indonesia (Persero)

Dengan PP no. 5 tahun 1995 tentang pengalihan bentuk perum menjadi Persero, maka tanggal 20 Juni 1995 Perum Pos dan Giro berubah menjadi Perseroan dengan nama PT. Pos Indonesia (Persero).

2. Visi dan Misi PT. Pos Indonesia

Dalam pendiriannya PT. Pos Indonesia mempunyai visi dan misi sebagai arah orientasi perusahaan dalam melakukan pelaksanaan operasional. Adanya visi dan misinya adalah sebagai berikut :

a) Visi PT.Pos Indonesia (2009-2010)

Integrated mail,logistics, and service infrastructure.

(2011-2013)

Indonesia’s leader in the mail, logistic, and financial service.

(2014-2018)

ASEAN champion of postal industries.

Menjadi perusahaan pos yang berkemampuan memberikan solusi terbaik dan menjadi pilihan utama stakeholder domestik maupun internasional dalam

commit to user

mewujudkan pengembangan bisnis dan pola kemitraan, yang didukung oleh sumber daya manusia yang unggul dan menjunjung tinggi nilai.

b) Misi PT.Pos Indonesia

Memberikan solusi terbaik bagi badan,bisnis, pemerintah dan individu melalui penyediaan sistem bisnis dan layanan komunikasi tulis, logistik, transaksi keuangan, dan filateli berbasis jaringan terintegrasi, terpercaya, dan kompetitif di pasar domestik dan internasional.

Dalam dokumen MASHLUCHI SUNDJAYA D1509052 (Halaman 40-44)

Dokumen terkait