• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.2 Sejarah PT. Sinar Indah Kertas

PT. Sinar Indah Kertas memiliki mesin dengan lebar trim 260 cm yang beroperasi pertama kali pada tahun 2000. Semula pabrik yang pertama didirikan adalah untuk memenuhi banyaknya permintaan kertas coklat dengan gramatur 70 gram untuk kertas bungkus

makanan. Produk tersebut dijual ke perusahaan pembuat kertas bungkus (wrapping paper). Oleh perusahaan tersebut, kertas coklat 70 gram tersebut diberikan lapisan/dilaminasi plastik PE (polyethylene). Laminasi tersebut bersifat dry laminating yaitu biji plastik PE dilelehkan kemudian dilapiskan ke permukaan kertas. Dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2006, PT. Sinar Indah Kertas hanya memproduksi kertas coklat 70 gram tersebut sehingga bisa dikatakan kondisi PT. Sinar Indah Kertas mengalami stagnan/tidak mengalami perubahan baik secara jumlah produksi maupun pengembangan produk lain.

Pada awal tahun 2007, PT Sinar Indah Kertas mengembangkan produk kertas warna putih seperti: kertas gambar, kertas manila/ BC putih, HVS 70 gram dan 45 gram. Produk tersebut mengalami kegagalan atau kurang diminati karena :

- Kertas gambar 120 gram, kasar sekali dan kotor banyak bercak hitamnya - BC putih 150 gram, kehalusannya kurang dan tidak bisa bersih.

- HCW 70 gram, kurang bersih dan tidak bisa untuk foto copy karena kertas lemas. - HCW 45 gram, banyak dikeluhkan oleh pabrik buku karena sering putus saat proses di

mesin cetak roll dan gramatur tidak rata, banyak sambungan dalam 1 roll.

Note: HCW adalah istilah yang digunakan oleh internal PT. Sinar Indah Kertas sendiri sebagai nama produk kertas putih dengan bahan baku afal putih diproses daur ulang.

Dari hasil evaluasi akhirnya disimpulkan bahwa fasilitas untuk produksi kertas putih dengan proses daur ulang kurang masih banyak kelemahan karena kurangnya fasilitas pendukung. Fasilitas yang kurang mendukung antara lain :

- De Inking. Adalah alat untuk memisahkan tinta pada kertas. Karena tidak memiliki alat tersebut sehingga hasil produksi masih kelihatan kotor karena tinta yang

menempel. Kebanyakan sampah kertas/afal warna putih yang didapatkan seperti HVS, Art Carton atau Art Paper kebanyakan ada tinta cetakan.

- Stock Preparation kurang memadai karena screen/saringan kotoran pada bubur tidak bagus.

- Callender/alat menghaluskan kertas kurang baik. Walaupun kertas keluarnya dari mesin sudah halus tapi kertas tersebut lemas (kurang kaku). Untuk produk HVS 70 gram yang lemas tersebut tidak bisa digunakan di mesin foto copy, foto copy sering

24 macet karena kertas menggulung di dalam mesin foto copy. Dan untuk HVS 45 gram juga banyak kendala sering putus saat dicetak garis untuk buku tulis.

Dan di bulan April tahun 2007, PT. Sinar Indah Kertas mengembangkan produk baru yaitu kertas coklat medium non size 125 gram dan 150 gram. Medium non size atau juga disebut medium liner tersebut dijual ke pabrik karton box. Medium liner digunakan sebagai salah satu bahan baku pada karton box. Kertas medium liner bisa digunakan sebagai lapisan luar untuk tampilan, lapisan dinding bagian dalam dan lapisan dalam pada karton box, tergantung pada permintaan pembeli.

Awal 2008, PT. Sinar Indah Kertas juga mengembangkan kertas jenis lainnya yaitu medium size press atau medium floating 125 gram dan 150 gram. Medium size press adalah kertas jenis medium liner yang ditambahkan bahan chemicaldipermukaan kedua sisi kertas (secara eksternal) sebagai penguat sehingga didapatkan spesifikasi kertas yang dibutuhkan Dengan adanya pengembangan produk medium liner dan medium floating tersebut yang membuat permintaan meningkat baik secara tonase/jumlah banyak maupun ukuran roll yang lebih lebar. Sehingga disimpulkan bahwa mesin PT. Sinar Indah Kertas lebar 260 cm memiliki keterbatasan untuk memenuhi pasar karton box.

Di tahun 2008, di Indonesia masih banyak didapatkan pabrik karton menggunakan mesin yang lebar 160 dan 180 cm. Mesin dengan lebar 160 cm penggunaan kertas mulai dariukuran lebar roll 80 cm, 85 cm, 90 cm sampai dengan lebar roll kertas 160 cm (permintaan lebar roll biasanya kelipatan 5 cm). Dan mesin yang lebar 180 cm penggunakan lebar roll kertas dari 100 cm, 105 cm, 110 cm sampai dengan lebar roll kertas 180 cm. Tetapi ditahun 2010, banyak pabrik karton mulai menambah mesin atau beralih ke mesin yang lebih lebar dengan lebar 220 cm dan 250 cm. Mesin lebar 220 cm menggunakan lebar roll kertas 140 cm, 145 cm, 150 cm sampai dengan lebar 220 cm. Pabrik karton box tersebut, mengganti atau menambah mesin karton lebih lebar karena pertimbangan bertambahnya permintaan dan tingkat efisiensi. Contoh perubahan penggunaan ukuran lebar roll yang terjadi adalah untuk dos/karton mie, sebelum tahun 2010 pemakaian roll kertas dengan lebar 135 cm tetapi setelah tahun 2011 menjadi 225 cm.

Untuk mengantisipasi perubahan tersebut akhirnya pihak menejemen PT Sinar Indah Kertas memutuskan untuk menambah mesin kertas yang lebih lebar dan akhir beli mesin kertas dengan dengan lebar 360 cm. Mesin tersebut ditempatkan ditempat yang berbeda karena lahan pabrik pertama tidak bisa diperluas (adanya penolakan warga desa kalau tanah desa yang ada disekitar pabrik yang pertama dibeli atau diganti tanah di tempat lain). Mesin 2 pada awal produksi pertamakali di bulan Agustus 2012, hasil produksinya tidak memuaskan atau banyak dikeluhkan/dikomplain oleh customer. Keluhan customer saat itu antara lain meliputi :

- Kertas kotor dan kasar - Kertas berlubang - Gramatur tidak rata

- Gulungan roll tidak kencang dan tidak rapi - Kertas sering putus saat dipakai di mesin karton. - kertas melinting/keriput.

- Tidak masuk spesifikasi Standar Nasional Indonesia tentang ring crush, cob size.

Keluhan customer dievaluasi dan bagian produksi hanya bisa melakukan langkah memberhentikan mesin untuk dapat membersihkan screen/saringan yang ada agar tidak menutup saringan saluran sehingga kotoran bisa tersaring dengan baik dan tidak masuk dalam bubur yang menyebabkan kertas kotor, berlubang, putus-putus. Langkah bagian produksi menunjukkan hasil produksi kertas lebih bersih, tidak kasar, tidak berlubang. Tetapi hasil produksi yang lebih baik tersebut hanya sementara saja karena mesin setelah produksi 12 jam hasil produksinya kembali lagi seperti semula (kertas tidak bagus). Langkah tersebut sering dilakukan oleh bagian produksi dengan mematikan mesin sehingga jumlah hasil produksi tidak seperti yang diharapkan (jauh dari kapasitas mesin). Dan kejadian/problem hasil produksi kertas tidak bagus dialami PT. Sinar Indah Kertas sampai September tahun 2014.

Untuk meminimalkan keluhan customer akhirnya dibentuklah devisi quality control/QC. Tugas devisi quality controladalah mensortir roll kertas yang bagus/kualitas bagus (KW1) dengan roll kertas yang tidak bagus (KW 2). Roll kertas yang bagus diberi label warna biru sedangkan roll kertas yang tidak bagus diberi label warna merah. Pembedaan warna tersebut untuk memudahkan saat pengambilan barang di gudang saat akan kirim, karena pembedaan warna itu tersebut bisa terlihat dari kejauhan dibanding tulisan KW 1 atau KW 2. Timbul masalah lain karena roll kertas yang telah disortir hasilnya produk KW2/label

26 merah lebih banyak dibandingkan produk KW1/label biru. Roll kertas yang tidak bagus tersebut tidak cepat terjual sehinggagudangpenuh dengan stok roll kertas KW2/label merah. Marketing berusaha menjual stok yang ada agar isi gudang bisa berkurang. Karena hanya customer tertentu saja yang masih mau memakai barang yang tidak bagus tersebut, sehingga faktor kehati-hatian dari marketing kurang diperhatikan. PT. Sinar Indah Kertas mengalami kredit macet di 2 customer dalam jumlah yang cukup besar.

Pemilik perusahaan dan manajemen mengadakan evaluasi secara keseluruhan baik terhadap mesin dan maupun karyawan bagian produksi. Disimpulkan bahwa mesin tersebut memang harus dilakukan banyak pembenahan dan penambahan fasilitas.Pembenahan dan penambahan yang terjadi antara lain:

A. Bagian Stock Preparation.

Stock preparation adalah bagian tahap awal pada pembuatan kertas, yaitu penguraian serat, pembersihan bubur dan penambahan bahan bahan kimia.

Pembenahan stock preparation terjadi di :

a) Hydra pulper. Mata pisau yang ada di hydra pulper untuk menghancurkan bubur diganti baru agar lebih efektif menghancurkan waste/afal kertas.

b) Screen. Pemasangan stop kran di centri cleaner. Centri clener merupakan screen yang berbentuk kerucut dan jumlahnya di mesin 2 PT. Sinar Indah Kertas lebih dari 40 dan seringkali macet karena ujung dari centri cleaner bagian pembuangan kotoran dipenuhi dengan pasir dan tidak bisa keluar. Akibat macetnya tersebut kotoran pasir kembali lagi dan masuk ke bubur. Untuk menhindari hal tersebut akhirnya ditiap tiap centri cleaner tersebut dipasang stop kran dengan tujuan kotoran pasir tidak bisa masuk kebubur lagi dan centri cleaner tersebut bisa segera dibersihkan.

c) Adanya penambahan penampungan bubur akhir/finalchest di stock preparation. Diperhitungkan dengan penambahan penampungan bubur akhir akan menjaga stabilitas kerja mesin kertas/PM.

B. Bagian Paper Machine

Proses pembuatan kertas pada PT. Sinar Indah Kertas dibagi menjadi 3 tahap yaitu, Stock preparation, paper machine atau proses utama dimana bubur dicetak, dikeringkan dan

digulung, terakhir rewinder atau bagian finishing dimana dilakukan penggulungan ulang pada roll jumbo kertas disesuaikan dengan lebar pesanan customer.

a. Pembenahan paper machine terjadi pada bagian pipa tempat keluarnya bahan kimia di size press. Mengganti pipa yang lebih besar agar tidak mudah buntu karena chemical dan mengatur letak pipa agar penyebaran bahan kimia bisa merata di semua kertas baik yang sisi atas maupun sisi bawah. Size press berfungsi untuk memperpadat kertas dan juga jalur penambahan bahan bahan kimia pada bagian kedua sisi kertas. Size press akan difungsikan ketika memproduksi kertas corrugated medium (CM).

b. Penambahan boiler dengan kapasitas 20 ton dengan tujuan agar kertas kekeringannya merata.

c. Penambahan Scanner yaitu alat yang ada radio aktifnya yang berfungsi mengatur gramature agar kertas keluar dari mesin lebih rata gramature dan juga mengontrol panasnya boiler dengan baik.

Setelah adanya perbaikan dan penambahan tersebut selesai pada akhir bulan Oktober 2014 akhirnya produk PT Sinar Indah Kertas menjadi jauh lebih baik dan stabil. Kertas medium size press 125 gram dan 150 gram produksi PT. Sinar Indah Kertas sudah mengacu dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga kendala untuk masuk pabrik besar yang memiliki kapasitas mesin besar dan lebar mesin besar lebih ada peluangnya dibanding sebelumnya.

4.3 Pembahasan

Dokumen terkait