• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

2. Sejarah Singkat

Pembahasan tentang Pesantren Qotrun Nada ini akan difokuskan terutama pada pembahasan mengenai latar belakang, sejarah perkembangan dan tujuan serta visi dan misi dari pengembangan sistem pesantren dengan mengkolaborasikan pendidikan salafy dan modern atau pengembangan pendidikan klasikal secara terpadu. Kemudian sistem pengajaran, administrasi dan hasil yang dicapai serta permasalahan da solusinya. Bahan-bahan pembahasan pada bab ini seluruhnya berasal dari dokumen-dokumen mengenai pasantren Qotrun Nada, akta yayasan, dokumen pengurus di lembaga pesantren termasuk hal wawancara.

Qotrun Nada, sekilas memang masih asing ditelinga kita untuk nama sebuah lembaga keagamaan atau pondok pesantren karena memang terkesan unik dan aneh akan tetapi ini adalah kenyataan yang tak dapat dipungkiri lagi bahwa Qotrun Nada adalah nama sebuah Pondok Pesantren yang terletak di daerah Kelurahan Cipayung Jaya Kecamatan

Cipayung Kota Depok Jawa Barat. Meskipun terletak didaerah yang agak terdalam dan berada persis ditepi sungai namun tidak meruntuhkan niat para santri untuk menuntut ilmu disini, dengan keyakinan yang kuat itulah yang membuat ratusan santri berkumpul dalam sebuah wadah yang selalu dinantikan hasilnya.Meskipun mereka terdiri dari keberanekaragaman daerah, adat dan budaya seperti dari daerah Jawa, Sunda, Betawi bahkan ada juga yang berasal dari Aceh dan Jambi, namun mereka semua dengan teguh memegang prinsip “Bhineeka Tunggal Ika” sampai mereka akhirnya bersatu dalam kesatuan yang kokoh bak sebuah bangunan yang mana antara satu dengan yang lainnya saling menguatkan.83

Awalnya Qotrun Nada hanyalah sebuah Majlis Ta’lim kecil yang hanya digunakan oleh masyarakat Cipayung untuk kegiatan mengajarkan Al Qur’an namun tanpa disangka lambat laun akhirnya Majlis Taklim ini semakin diminati oleh masyarakat Cipayung dan sekitarnya, sampai akhirnya atas dorongan dan keyakinan yang kuat maka pada tahun 1995 mulailah diadakan penerapan pendidikan islam yang dikembangkan melalui pengajian kitab pada luar jam sekolah atau pada bahasa masyarakat cipayung adalah santri kalong.Santri kalong adalah santri yang pada saat itu mengikuti kegiatan pengajian kitab salafi pada waktu-waktu tertentu dan setelah selesai pengajian santri pulang kerumah masing-masing.

Dikarenakan peminat santri kalong semakin banyak dan permintaan dari para wali santri agar pengajian yang selama ini diadakn agarlebih dimaksimalkan lagi, maka pada saat itulah para santri diwajibkan untuk bermukim di majlis ta’lim,khusus putra bermukim disebelah kediaman kyai sedangkan khusus putri bermukim dikediaman orang tua sang kyai, yaitu al-walid H. Marzuki karena pada waktu itu belum tersedia tempat yang memadai untuk dijadikan tempat bemukim bagi para santri.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan,

83

dan tahun berganti tahun.Seiring dengan dukungan para masyarakat maka tepat pada tanggal 09 September 1996 dimulailah pelaksanaan peletakan batu pertama diatas tanah seluas 1500 M dan sejak itu pula majlis ta’lim tersebut dinamai oleh salah seorang kyai yang merupakan guru dari sang pimpinan yang bernama KH. Ahmad Zaini dengan nama “Qotrun Nada” yang memiliki arti “Tetesan Embun Pagi”, Dengan nama Qotrun Nada-lah kami selalu berharap bahwa nantinya santri kami akan menjadi generasi penerus yang memiliki pemikiran Kreatif, Inovatif, serta Positif dan dengan landasan yang berdasarkan atas Al Qur’an dan Hadits, seperti halnya tetesan embun yang senantiasa Allah turunkan dari langit yang membawa pencerahan untuk alam disekelilingnya.

Dan akhirnya tepat pada tahun 1997 dimulai secara resmi penerimaan santri baru dengan jumlah santri yang pada saat itu berjumlah 52 orang itu pun belum semuanya bermukim dikarenakan masih banyaknya kekurangan disana sini, walaupun terkesan begitu miris namun inilah yang dapat kami sampaikan sangat apa adanya, tanpa mengurangi atupun menambahkan dan alhamdulillah seiring dengan berjalannya waktu, Pondok Pesantren Qotrun Nada terus berkembang hingga detik ini atas do’a para kaum muslimin sekalian dan hingga saat ini pula kami telah memiliki sekitar 1200 santri dan seluruhnya bermukim dipondok.

Program pendidikan yang dikembangkan oleh pendiri Pondok Pesantren Qotrun Nada (The Family Fathors) yang terdiri dari : KH. Drs. Burhanuddin Marzuki, Ust. Syamwari, Ust. Achyanuddin Syakier. Secara perlahan-lahan dan dengan penuh kesabaran diiringi dengan dedikasi yang tinggi Beliau telah berhasil mengembangkan Pondok Pesantren Qotrun Nada menjadi suatu lembaga pendidikan keagamaan yang memiliki kaderisasi seorang yang berjiwa keagamaan. Program yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah program terpadu yaitu panduan belajar selama enam tahun yang meliputi

Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Namun Pondok Pesantren Qotrun Nada ini juga membuka program pendidikan yang agak singkat meliputi program Takhassus/Intensif yang setingkat dengan Aliyah yaitu hanya tiga tahun bagi para lulusan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau SLTP yang ingin melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Qotrun Nada ini.

Pondok Pesantren Qotrun Nada sangat terkenal dengan kedisiplinannya, mulai dari disiplin waktu sampai dengan disiplin akan peraturan yang telah ditetapkan. Dan QotrunNada sendiri terdiri dari berbagai macam organisasi, baik organisasi dalam lingkup yang besar(Majlis Guru) maupun yang masih dalam lingkup yang masih kecil/ISQN (Ikatan Santri Qotrun Nada) yang mana seluruh organisasi-organisasi tersebut saling bekerja sama dalam melaksanakan kewajibannya demi terwujudnya sebuah kedisiplinan yang senantiasa dijaga oleh para santrinya.

Upaya pengembangan Pondok Pesantren tidak cukup jika hanya dari banyaknya prestasi saja, tapi juga jasa dari pengasuh dan pimpinan yang senantiasa selalu mensyiarkan tentang Pondok Pesantren kehadapan publik sehingga masyarakat dapat mengenal lebih dekat tentang apa itu sebuah pondok pesantren dan bagaimana cara memilih pondok pesantren yang benar sehingga tidak menimbulkan kesalahan nantinya.selain itu juga ada kegiatan akhir tahun yang dilaksanakan oleh para calon alumni setelah mereka mengikuti Ujian Akhir (UN) yaitu kegiatan pembelajaran atau yang biasa kami sebut dengan PPM (Praktek Pengabdian Masyarakat) hasil dari kegiatan tersebutlah yang sedikit banyaknya mampu mengambil perhatian masyarakat yang menjadi tuan rumah dari kegiatan tersebut dan Alhamdulillah semuanya yang dilakukan oleh para santri kami semuanya dapat mereka terima dan dipandang dengan pandangan yang baik.

Dokumen terkait