• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Kementerian Agama

Dalam pelaksanaan pembangunan nasional semangat keagamaan menjadi lebih kuat dengan ditetapkannya asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa sebagai salah satu asas pembangunan. Hal ini berarti bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral dan etik pembangunan.

Berdirinya Departemen Agama pada 3 Januari 1946, sekitar lima bulan setelah proklamasi kemerdekaan kecuali berakar dari sifat dasar dan karakteristik bangsa Indonesia tersebut di atas juga sekaligus sebagai realisasi dan penjabaran ideologi Pancasila dan UUD 1945. Ketentuan juridis tentang agama tertuang dalam UUD 1945 BAB E pasal 29 tentang agama ayat 1 (satu), dan 2 (dua).

Visi Kementerian Agama:

“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas,

mandiri, dan sejahtera lahir batin.” (Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010)

Misi Kementerian Agama:

a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama. b. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.

53 c. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi

agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan. d. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.

e. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa. 2. Struktur Organisasi Kementerian Agama

Struktur organisasi Kementerian Agama dapat dilihat di bawah ini: Bagan 4.1

Struktur Organisasi Kementerian Agama

Sumber: Peraturan Menteri Agama No. 10 Tahun 2010

Seperti yang terlihat pada bagan 4.1 di atas, Kementerian Agama terdiri dari Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, beberapa Direktorat Jenderal, dan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan serta

Kementerian Agama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Inspektorat Jenderal Sekretariat Jenderal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan serta Pelatihan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik

54 Pelatihan. Satuan kerja yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Sekretariat Jenderal

Bagan 4.2

Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal

Sumber: Peraturan Menteri Agama No. 10 Tahun 2010 Sekretariat Jenderal mempunyai tugas:

1) Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas

2) Menyelenggarakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada semua unit organisasi di lingkungan Kementerian Agama.

Susunan organisasi Sekretariat Jenderal seperti yang terlihat pada bagan 4.2 terdiri dari: Biro Perencanaan, Biro Kepegawaian, Biro Keuangan dan BMN (Barang Milik Negara), Biro Organisasi dan Tata Laksana, Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri, Biro Umum, Pusat

Sekretariat Jenderal Biro Kepegawaian Biro Perencanaan Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Biro Organisasi

dan Tata Laksana Biro Keuangan

dan BMN

Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Pusat Kerukunan

Umat Beragama Biro Umum

55 Kerukunan Umat Beragama, serta Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat

b. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Bagan 4.3

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Sumber: Peraturan Menteri Agama No. 10 Tahun 2010

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam bertugas menyelenggarakan perumusan serta melaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pendidikan Islam berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh menteri agama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yaitu: Penyiapan perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di bidang pendidikan Islam; perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang pendidikan Islam;

Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Sekretariat Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Pendidikan Madrasah Bagian Keuangan Bagian Organisasi dan Tata Laksana Bagian Umum

56 pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan Islam; pemberian pembinaan teknis dan evaluasi pelaksanaan tugas; pelaksanaan administrasi direktorat jenderal.

Susunan organisasi yang terdapat dalam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam seperti pada bagan 4.3 yaitu: Sekretariat, Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Pendidikan Agama Islam, dan Direktorat Pendidikan Tinggi islam.

c. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Struktur organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dapat dilihat di bawah ini:

Bagan 4.4

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Sumber: Peraturan Menteri Agama No. 10 Tahun 2010 Bagian

Perencanaan dan Sistem Informasi

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Sekretariat

Direktorat Pelayanan Haji dan Umrah Direktorat Pengelolaan dana haji Direktorat Pembinaan Haji Bagian Keuangan Bagian Organisasi dan Tata Laksana Bagian Umum

57 Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah melaksanakan urusan mengenai penyelenggaraan haji dan umrah. Struktur organisasi pada direktorat ini dapat dilihat pada bagan 4.4 di atas yaitu sebagai berikut: Sekretariat, Direktorat Pembinaan Haji, Direktorat Pengelolaan Dana Haji, dan Direktorat Pelayanan Haji dan Umrah.

d. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Bagan 4.5

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

b.

Sumber: Peraturan Menteri Agama No. 10 Tahun 2010

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang bimbingan masyarakat Islam. Struktur Organisasi

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Sekretariat Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Bagian Keuangan Bagian Organisasi dan Tata Laksana Bagian Umum Direktorat Penerangan Agama Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Pemberdayaan Zakat

58 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam pada bagan 4.5 di atas, terdiri dari: Sekretariat, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Direktorat Penerangan Agama Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat, dan Direktorat Pemberdayaan Wakaf.

e. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen bertugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang bimbingan masyarakat Kristen. Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen dapat dilihat pada bagan 4.6 berikut ini:

Bagan 4.6

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen

c.

Sumber: Peraturan Menteri Agama No. 10 Tahun 2010 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen

Sekretariat Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Bagian Keuangan Bagian Organisasi dan Tata Laksana Bagian Umum Direktorat Pendidikan Kristen Direktorat Urusan Agama Kristen

59 f. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik memiliki tugas untuk menyelenggarakan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang bimbingan masyarakat Katolik. Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dapat dilihat pada bagan 4.7 yang terdiri dari: Sekretariat, Direktorat Urusan Agama Katolik, dan Direktorat Pendidikan Katolik.

Bagan 4.7

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik

Sumber: Peraturan Menteri Agama No. 10 Tahun 2010 g. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu memiliki tugas untuk menyelenggarakan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang bimbingan masyarakat Hindu berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri. Susunan

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik

Sekretariat Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Bagian Keuangan Bagian Organisasi dan Tata Laksana Bagian Umum Direktorat Urusan Agama Katolik Direktorat Pendidikan Agama Katolik

60 organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini, yang terdiri dari: Sekretariat dan Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Hindu.

Bagan 4.8

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

Sumber: Peraturan Menteri Agama No. 10 Tahun 2010 h. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha bertugas menyelenggarakan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang bimbingan masyarakat Budha berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri. Susunan organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha terdiri dari: Sekretariat dan Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Budha.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

Sekretariat Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Bagian Keuangan Bagian Organisasi dan Tata Laksana Bagian Umum Direktorat Urusan Agama Hindu Direktorat Pendidikan Agama Hindu

61 Struktur organisasi direktorat jenderal bimbingan masyarakat Budha dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Bagan 4.9

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha

d.

Sumber: Peraturan Menteri Agama No. 10 Tahun 2010 3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bagian Umum satuan kerja yang terdapat pada Kementerian Agama. Penyebaran kuesioner dilakukan dalam waktu dua hari, yaitu pada hari pertama disebarkan ke Biro Umum Sekretariat Jenderal, Bagian Umum Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang kantornya terletak di Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4, Jakarta Pusat. Sedangkan pada hari kedua, kuesioner disebarkan ke Bagian Umum Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Direktorat

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha Sekretariat Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Bagian Keuangan Bagian Organisasi dan Tata Laksana Bagian Umum Direktorat Urusan Agama Budha Direktorat Pendidikan Agama Budha

62 Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, dan Direktorat Bimbingan Masyarakat Budha yang kantornya terletak di Jalan M.H. Thamrin No.6, Jakarta Pusat. Total kuesioner yang disebarkan yaitu 40 dan telah kembali sebanyak 40 kuesioner kuesioner dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner

Satuan Kerja Jumlah

kuesioner yang disebarkan Jumlah Kuesioner yang kembali Persentase Sekretariat Jenderal 5 5 100%

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

5 5 100%

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

5 5

100%

Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam 5 5

100%

Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Kristen 5 5

100%

Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Katolik 5 5

100%

Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Hindu 5 5

100%

Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Budha 5 5

100%

Jumlah 40 40 100%

Sumber: Data yang diolah B. Analisis dan Pembahasan

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis regresi berganda, sehingga hasil pengolahan data dan pembahasannya yaitu sebagai berikut:

63 1. Statistik Deskriptif

a. Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-laki 25 62.5 62.5 62.5 Perempuan 15 37.5 37.5 100.0 Total 40 100.0 100.0 Sumber: Hasil SPSS

Berdasarkan tabel diatas, responden dalam penelitian ini sebagian besar di dominasi oleh responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang sebesar 62,5% dari total responden 40 orang. Sedangkan responden perempuan sebanyak 15 orang sebesar 37,5% dari total responden 40 orang.

b. Deskriptif Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.3

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid S1 28 70.0 70.0 70.0 S2 12 30.0 30.0 100.0 Total 40 100.0 100.0 Sumber: Hasil SPSS

Berdasarkan data diatas, responden dalam penelitian ini, paling banyak berasal dari tingkat pendidikan S1 sebanyak 28 orang sebesar 70% dari total 40 responden. Sedangkan sisanya berasal dari tingkat pendidikan S2 sebanyak 12 orang dengan persentase 30% dari total 40 responden.

64 c. Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 4.4 Lama Bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid > 10 tahun 20 50.0 50.0 50.0 1-5 tahun 12 30.0 30.0 80.0 6-10 tahun 8 20.0 20.0 100.0 Total 40 100.0 100.0 Sumber: Hasil SPSS

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini sudah bekerja dalam waktu > 10 tahun dengan jumlah sebanyak 20 orang sebesar 50% dari total responden. Responden yang tersisa, memiliki lama bekerja antara 1-5 tahun dan 6-10 tahun. Responden yang sudah bekerja selama 1-5 tahun berjumlah 12 orang sebesar 30%. Sedangkan responden yang sudah bekerja 6-10 tahun, sebanyak 8 orang sebesar 15% dari total responden.

d. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Hasil pengujian statistik deskriptif dapat dilihat di bawah ini: Tabel 4.5

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

PM 40 18 26 44 38.08 5.526 30.533 IA 40 15 17 32 27.00 4.782 22.872 PI 40 22 42 64 54.90 7.128 50.810 Valid N (listwise) 40 Sumber: Hasil SPSS

65 Tabel 4.5 menunjukkan statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan tabel 4.5, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap peranan manajemen (PM) menunjukkan range (jangkauan) sebesar 18, nilai minimum sebesar 26, nilai maksimum sebesar 44, mean (rata-rata) sebesar 38,08 dengan standar deviasi sebesar 5,526, serta varians sebesar 30,533. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap internal audit (IA) menunjukkan range (jangkauan) sebesar 15, nilai minimum sebesar 17, nilai maksimum sebesar 32, mean (rata-rata) sebesar 27,00 dengan standar deviasi sebesar 4,782, serta varians sebesar 22,872.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap pengendalian intern atas pengadaan barang/jasa (PI) menunjukkan range (jangkauan) sebesar 22, nilai minimum sebesar 42, nilai maksimum sebesar 64, mean (rata-rata) sebesar 54,9 dengan standar deviasi sebesar 7,128, serta varians sebesar 50,810.

2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Reliabilitas

Dalam pengujian reliabillitas ini, peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan sebesar > 0,70 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel > 0,70 maka butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang memadai (Nunnally, 1994) dalam Ghozali (2011:48). Hasil uji reliabilitas peranan manajemen,

66 inspektorat jenderal, dan pengendalian intern atas pengadaan barang/jasa dapat dilihat melalui tabel 4.6, 4.7 dan 4.8 berikut ini:

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Peranan Manajemen Variabel Cronbach’s

alpha N of Item Keterangan Peranan

Manajemen 0,817 11 Reliabel

Sumber: Hasil olahan data SPSS

Berdasarkan data tersebut, semua item pernyataan sebanyak 11 pernyataan yang terkait dengan variabel peranan manajemen adalah reliabel. Dengan dasar penilaian apabila nilai cronbach’s alpha > 0,7 maka reliabilitasnya memadai. Nilai cronbach’s alpha pada variabel ini

yaitu sebesar 0,817 > 0,7, sehingga item-item pernyataan mengenai peranan manajemen memiliki reliabilitas yang memadai.

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Inspektorat Jenderal Variabel Cronbach’s

alpha N of Item Keterangan Inspektorat

Jenderal 0,833 8 Reliabel

Sumber: Hasil olahan data SPSS

Berdasarkan data tersebut, semua item pernyataan dengan total 8 item mengenai inspektorat jenderal adalah reliabel. Dengan dasar

penilaian apabila nilai cronbach’s alpha > 0,7 maka reliabilitasnya memadai. Nilai cronbach’s alpha pada variabel ini yaitu sebesar 0,833

> 0,7, sehingga item-item pernyataan mengenai inspektorat jenderal memiliki reliabilitas yang memadai.

67 Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas Pengendalian Intern atas Pengadaan Barang/Jasa

Variabel Cronbach’s

alpha N of Item Keterangan Pengendalian Intern

atas Pengadaan Barang/Jasa

0,866 16 Reliabel

Sumber: Hasil olahan data SPSS

Berdasarkan data tersebut, semua item pernyataan dengan total 16 item mengenai pengendalian intern atas pengadaan barang/jasa

adalah reliabel, dengan dasar penilaian apabila nilai cronbach’s alpha >

0,7 maka reliabilitasnya memadai. Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas yang terdiri dari peranan manajemen, inspektorat jenderal, dan pengendalian intern atas pengadaan barang/jasa, maka semua variabel tersebut dinyatakan reliabel.

Nilai reliabilitas masing-masing variabel tersebut berada > 0,7. Dari hasil tersebut, dapat dijelaskan bahwa responden memiliki jawaban yang konsisten atau stabil dari waktu ke waktu sehingga kuesioner tersebut memiliki isi yang tidak akan berubah apabila digunakan kembali untuk waktu yang akan datang dan untuk menjelaskan item yang sama.

b. Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Untuk menguji apakah masing-masing item valid atau tidak, dilihat dengan cara

68 melihat hasil output cronbach alpha pada kolom Correlated Item – Total Correlation untuk masing-masing variabel penelitian. Kemudian bandingkan nilai Correlated Item – Total Correlation dengan hasil perhitungan r tabel.

Pada penelitian ini, jumlah sampel adalah 40. R tabel alpha 0,05 untuk sampel 40 responden yaitu: (df) = 40-2 = 38, yaitu 0,312 (Ghozali, 2011:52). Nilai correlated item – total correlation dibandingkan dengan nilai r tabel 0,312. Apabila nilai r hitung > r tabel dan nilainya positif maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Hasil uji validitas masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.9, 4.10, dan 4.11 berikut ini:

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Peranan Manajemen

Variabel Item r-hitung r-tabel Keterangan

Peranan Manajemen Pernyataan 1 0,495 0,312 Valid Pernyataan 2 0,498 0,312 Valid Pernyataan 3 0,463 0,312 Valid Pernyataan 4 0,634 0,312 Valid Pernyataan 5 0,521 0,312 Valid Pernyataan 6 0,718 0,312 Valid Pernyataan 7 0,318 0,312 Valid Pernyataan 8 0,425 0,312 Valid Pernyataan 9 0,460 0,312 Valid Pernyataan 10 0,519 0,312 Valid Pernyataan 11 0,359 0,312 Valid Sumber: Hasil olahan data SPSS

69 Berdasarkan data diatas, masing-masing item pernyataan mengenai variabel peranan manajemen dengan total 11 pernyataan adalah valid. Dengan menggunakan dasar penilaian apabila r hitung > r tabel dan positif, berarti data yang diperoleh adalah valid.Pada kolom r-hitung, tiap-tiap item memiliki nilai lebih besar dari 0,312. Sehingga item-item mengenai peranan manajemen memiliki tingkat validitas yang memadai.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Inspektorat Jenderal

Variabel Item r-hitung r-tabel Keterangan

Inspektorat Jenderal Pernyataan 1 0,399 0,312 Valid Pernyataan 2 0,789 0,312 Valid Pernyataan 3 0,380 0,312 Valid Pernyataan 4 0,471 0,312 Valid Pernyataan 5 0,665 0,312 Valid Pernyataan 6 0,749 0,312 Valid Pernyataan 7 0,624 0,312 Valid Pernyataan 8 0,369 0,312 Valid Sumber: Hasil olahan data SPSS

Berdasarkan data diatas, masing-masing item pernyataan mengenai variabel inspektorat jenderal dengan total 8 pernyataan valid. Dengan menggunakan dasar penilaian apabila r hitung > r tabel dan positif, berarti data yang diperoleh adalah valid. Pada kolom r-hitung, tiap-tiap item pertanyaan memiliki nilai lebih besar dari 0,312. Sehingga item-item mengenai inspektorat jenderal memiliki tingkat validitas yang memadai.

70 Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Pengendalian Intern atas Pengadaan Barang/Jasa

Variabel Item r-hitung r-tabel Keterangan

Pengendalian Intern atas Pengadaan Barang/Jasa Pernyataan 1 0,384 0,312 Valid Pernyataan 2 0,454 0,312 Valid Pernyataan 3 0,405 0,312 Valid Pernyataan 4 0,590 0,312 Valid Pernyataan 5 0,606 0,312 Valid Pernyataan 6 0,622 0,312 Valid Pernyataan 7 0,613 0,312 Valid Pernyataan 8 0,493 0,312 Valid Pernyataan 9 0,397 0,312 Valid Pernyataan 10 0,344 0,312 Valid Pernyataan 11 0,565 0,312 Valid Pernyataan 12 0,702 0,312 Valid Pernyataan 13 0,487 0,312 Valid Pernyataan 14 0,472 0,312 Valid Pernyataan 15 0,376 0,312 Valid Pernyataan 16 0,595 0,312 Valid Sumber: Output SPSS

Berdasarkan data diatas, masing-masing item pernyataan mengenai variabel pengendalian intern atas pengadaan barang/jasa dengan total 16 pernyataan valid. Dengan menggunakan dasar penilaian apabila r hitung > r tabel dan positif, berarti data yang diperoleh adalah valid. Pada kolom r-hitung, tiap-tiap item pertanyaan memiliki nilai lebih besar dari 0,312. Sehingga item-item mengenai pengendalian intern atas pengadaan barang/jasa memiliki tingkat validitas yang memadai.

71 Berdasarkan hasil uji validitas diatas yang terdiri dari peranan manajemen, inspektorat jenderal, dan pengendalian intern atas pengadaan barang/jasa, maka semua variabel tersebut dinyatakan valid. Nilai validitas masing-masing item dalam variabel tersebut lebih besar dari r-tabel 0,312. Dari hasil tersebut, dapat dijelaskan bahwa indikator yang digunakan mampu menggambarkan variabel penelitian. Dan dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kuesioner adalah valid.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas

Pada penelitian ini, uji multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, maka tidak terjadi multikolonieritas pada persamaan regresi penelitian (Ghozali, 2011:106). Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolonieritas (Constant) Collinearity Statistic

Tolerance VIF

PM 0,475 2,107

IJ 0,475 2,107

a Dependen Variabel: PI Sumber: Output SPSS

Dari tabel 4.12 di atas, bahwa tidak terdapat multikolonieritas dalam model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis, karena masing-masing variabel independen, yaitu peranan manajemen (PM) dan inspektorat jenderal (IJ) mempunyai nilai tolerance yang masing-masing nilainya lebih besar dari 0,1 yaitu 0,475 dan nilai VIF yang

72 kurang dari 10 yaitu 2,107. Sehingga tidak terjadi hubungan atau korelasi diantara variabel independen, jadi model regresi dalam penelitian ini ideal.

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1

Sumber: Output SPSS

Pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya diperoleh hasil tidak adanya pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengendalian intern atas pengadaan barang/jasa berdasarkan variabel bebas yaitu manajemen dan inspektorat jenderal.

73 c. Hasil Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar mendekati diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka hal tersebut menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, apabila data (titik) menyebar menjauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011:163).

Gambar 4.2

Sumber: Output SPSS

Dengan melihat tampilan grafik normal P-P Plot pada gambar 4.2 di bawah ini, dapat disimpulkan bahwa grafik normal plot terlihat

titik-74 titik menyebar disekitar diagonal, serta penyebarannya mengikuti garis diagonal. Grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

Dokumen terkait