• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejauh mana Tingkat Kinerja Pelayanan Dinas dan Hal Kritis yang Terkait Dengan Pelayanan Dinas

Dalam dokumen Disosnakertrans Kabupaten Bogor (Halaman 56-60)

Kabupaten Bogor

A. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya, terpenuhinya atau melebihi target kinerja program/kegiatan yaitu :

V. Kebijakan/tindakan perencanaan dan pengganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut,

1. Sejauh mana Tingkat Kinerja Pelayanan Dinas dan Hal Kritis yang Terkait Dengan Pelayanan Dinas

Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan kinerja birokrasi bisa memperbaiki iklim ekonomi yang amat diperlukan oleh bangsa Indonesia untuk keluar dari krisis ekonomi berkepanjangan. Kinerja birokrasi pelayanan publik di Indonesia yang sering disoroti masyarakat menjadi faktor penentu yang penting dari penurunan minat investasi. Dalam kehidupan politik, perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik berimplikasi luas terutama dalam tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Kurang baiknya kinerja birokrasi menjadi salah satu faktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Perbaikan kinerja pelayanan publik diharapkan mampu memperbaiki kembali citra pemerintah di mata masyarakat, karena dengan kualitas pelayanan yang membaik, kepuasan dan kepercayaan masyarakat bisa dibangun kembali sehingga pemerintah bisa meningkatkan legitimasi yang lebih kuat di mata publik.

Pelayanan yang dilakukan pemerintah dalam berbagai jenis layanan masih dianggap belum sesuai harapan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari adanya berbagai pengaduan maupun keluhan, baik yang disampaikan langsung kepada institusi unit pelayanan maupun melalui media cetak atau elektronika. Di sisi lain, masyarakat sendiripun belum memberi kontrol yang efektif untuk mendorong peningkatan pelayanan publik. Karenanya, untuk lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, upaya-upaya peningkatan pelayanan publik terus ditingkatkan melalui berbagai pembenahan yang menyeluruh baik dari aspek kelembagaan, kepegawaian, tatalaksana dan akuntabilitas. Acuan pelaksanaan pelayanan publik harus berlandaskan pada pelayanan prima dengan prinsip lebih baik (better), lebih cepat (faster), lebih murah (cheaper), lebih sederhana (more simple dan aktual (newer)). Perlunya SPM dimaksudkan untuk :

Disosnakertrans

melaksanakan pelayanan dasar khususnya di bidang sosial, ketenagakerjaan dan ransmigrasi;

2. Menciptakan kesatuan langkah dalam menyelenggarakan

pelayanan dasar bidang sosial, ketenagakerjaan dan

transmigrasi sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah agar sejalan dengan tujuan nasioanl dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3. Memberikan perlindungan hak konstitusional, kepentingan

nasional, kesejahteraan masyarakat, ketenteraman dan

ketertiban umum kepada masyarakat.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah spesifikasi teknis atau patokan pelayanan secara minimal yang dapat digunakan sebagai acuan/pedoman bagi penyelenggaraan pelayanan dan sumber daya manusia, dan sarana prasarana.

Beberapa pelayanan yang harus dilaksanakan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bogor, yaitu :

Urusan Sosial

1. Pelaksanaan program/kegiatan bidang sosial skala

Kabupaten/Kota, yang meliputi pemberian bantuan sosial bagi PMKS skala Kabupaten/Kota dan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial skala Kabupaten/Kota.

2. Penyediaan sarana dan prasarana sosial skala

Kabupaten/Kota yang meliputi penyediaan sarana prasarana panti sosial skala kabupaten/kota dan penyediaan sarana prasarana pelayanan luar panti skala kabupaten/kota.

3. Penanggulangan korban bencana pada tahap tanggap darurat skala Kabupaten/Kota, yang meliputi bantuan sosial bagi korban bencana skala kabupaten/kota dan evakuasi korban bencana skala Kabupaten/Kota.

4. Pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan dan tidak mampu skala Kabupaten/Kota, yang meliputi

Disosnakertrans

dan mental dan lanjut usia tidak potensial skala kabupaten/kota.

Urusan Ketenagakerjaan

1. Pembinaan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja. Pelayanan dasar yang wajib diberikan berupa pelaksanaan pelatihan kerja.

2. Penempatan tenaga kerja. Pelayanan dasar yang wajib diberikan berupa : 1) Pelayanan Informasi Pasar Kerja, 2) Penempatan Tenaga Kerja di dalam Negeri dan 3) Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri.

3. Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Pelayanan dasar yang wajib berupa : 1) Pembinaan kelembagaan hubungan industrial dan syarat-syarat kerja dan 2) Pemerantaraan/mediasi perselisihan hubungan industrial.

4. Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan. Pelayanan dasar yang wajib berupa : 1) Pengawasan norma ketenagakerjaan, 2) Pengawasan Norma kerja perempuan dan anak, dan 3) Pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja.

Urusan Transmgrasi

1. Pemberian Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan Transmigran

2. Pembinaan / Pelatihan calon transmigran sesuai dengan tingkat kopetensi yang dibutuhkan /

dikembangkan.

Pada akhirnya, dengan adanya SPM bidang sosial, ketenagakerjaan dan transmigrasi dapat menjadi acuan untuk mengukur kualitas dan kuantitas pelayanan publik yang diberikan pemerintah daerah. Artinya, SPM itu juga merupakan ukuran untuk melihat kinerja dinas.

Tingkat kinerja pelayanan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai dengan SPM sebagian besar sudah dilaksanakan, namun dari tahun 2011 urusan sosial mengenai

Disosnakertrans

Kabupaten

Kabupaten/Kota, yang meliputi bantuan sosial bagi korban bencana skala kabupaten/kota dan evakuasi korban bencana skala Kabupaten/Kota. Pelayanan ini tidak dapat dilaksanakan di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi karena telah terbentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

2. Permasalahan dan Hambatan yang Dihadapi dalam

Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Dinas

Pada dasarnya Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan implementasi dari Tupoksi dan kewenangan yang ada dengan mensinergikan pada Kebijakan Prioritas Pembangunan Kabupaten Bogor melalui capaian Visi dan Misi. Semua tujuan dan sasaran serta indikator kinerja program dan kegiatan diarahkan untuk merealisasikan tujuan pembangunan masyarakat Kabupaten Bogor secara keseluruhan. Dalam pelaksanaannya, tidak hanya dapat dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi saja tetapi perlu dukungan SKPD lain.

Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi terealisasinya tujuan dan sasaran kegiatan yang dilaksanakan. Dinamika masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan dan lingkungan kerja yang ada menuntut percepatan dalam penyelesaian masalah yang cepat. Apabila faktor pengaruh dan permasalahan, baik internal maupun eksternal tidak teratasi akan menganggu pelaksanaan program dan kegiatan. Adapun Faktor pengaruh sekaligus permasalahan tersebut, adalah :

1) Keterbatasan SDM;

Kondisi ini terjadi disebabkan kurangnya SDM yang ada di dinas terutama pada bidang sosial dan kurangnya perputaran pegawai yang seharusnya dapat menjadi penyegaran dan pengalaman. Secara kuantitas juga, masih kurang memadai sehingga percepatan penyelesaian pekerjaan tertunda dari target waktu sehingga pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan dapat terganggu.

Disosnakertrans

Komposisi dan struktur anggaran yang diusulkan seringkali tidak dapat terealisir seluruhnya. Hal ini membawa konsekuensi perlunya revisi terhadap program dan kegiatan yang sudah diusulkan. Optimalisasi menjadi berkurang, disebabkan alokasi anggaran yang terbatas. Akibatnya program dan kegiatan yang dilaksanakan dengan alokasi anggaran yang ada menjadi kurang optimal dalam mencapai indikator kinerja yang diharapkan.

3) Sarana dan prasarana.

Kenyamanan kerja dan peningkatan kinerja sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini memberikan kontribusi yang besar terhadap pelaksanaan dan kelancaran program/kegiatan. Kesuksesan pelaksanaan program dan kegiatan juga tergantung adanya kelengkapan sarana dan prasarana yang dapat menunjang secara langsung. Seringkali kendala dalam pelaksanaan kegiatan dapat terjadi karena dukungan sarana dan prasarana yang kurang memadai. Kondisi pada akhirnya dapat tidak tercapainya sasaran dan tujuan kegiatan yang telah ditetapkan. Kekurangan perlengkapan kantor seperti sarana mobilitas.

3. Dampak terhadap pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah,

Dalam dokumen Disosnakertrans Kabupaten Bogor (Halaman 56-60)