• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERDA KOTA TANGERANG NO 8 TAHUN 2005 TENTANG

A. Sekilas Tentang Kota Tangerang

Pembangunan Kota Administratif Tangerang secara makro berpijak pada kebijaksanaan pembangunan berdasarkan prioritas tahapan Repelita dimulai sejak Pelita I sampai Pelita V. Selain bertitik tolak dari prioritas tersebut, ada beberapa faktor pendorong dan faktor penarik diantaranya berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 Kota Tangerang ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten, pesatnya pertumbuhan ekonomi yang memungkinkan dapat memperbaiki kualitas kehidupan, masih banyak tersedianya sumber daya alam sehingga dapat menarik investor yang dapat menyerap lapangan kerja baru.

Sedangkan dalam lingkup Jabotabek sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 termasuk wilayah pengembangan Jabotabek yang dipersiapkan untuk mengurangi ledakan penduduk DKI Jakarta, mendorong kegiatan perdagangan dan industri yang berbatasan dengan DKI Jakarta, mengembangkan pusat-pusat pemukiman dan mengusahakan keserasian pembangunan DKI Jakarta dengan daerah yang berbatasan langsung.63

63

http://WWW.TangerangKota.go.id./view.php?mode=1&sort_no=12 diakses pada tgl, 25

Kota Tangerang secara geografis terletak antara 6º6’-6º13’ LS dan 106º36’ -106º42’ BT, dengan batas:

1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang

2. Sebelah Selatan, Berbatasan dengan Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong, dan Kecamatan Pondok Aren Kabupaten Tangerang

3. Sebelah Timur berbatasan dengan DKI Jakarta

4. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Cikupa kabupaten Tangerang. Kota Tangerang, secara resmi berdiri pada tanggal 28 Februari Tahun 1993, berdasarkan Undang-Undang No.2 Tahun 1993, dengan luas wilayah 183,78 Km²). Secara administratif Kota Tangerang terbagi menjadi 13 Kecamatan dan 104 Kelurahan, dengan jumlah penduduk 1.521.574 jiwa terdiri dari 775.797 jiwa penduduk laki-laki dan 745.778 jiwa penduduk perempuan.

Wilayah Administrasi Kota Tangerang

No Kecamatan Luas (Km²) 1 Tangerang 15,79 2 Cipondoh 17,90 3 Cibodas 9,61 4 Ciledug 8,77 5 Karawaci 13,48 6 Karang Tengah 10,47 7 Jatiuwung 14,41 8 Periuk 9,54 9 Larangan 9,40 10 Benda 5,92 11 Neglasari 16,08 12 Pinang 21,59 13 Batu Ceper 11,58

Sumber : Badan Pemerintahan Daerah Kota Tangerang, Data diolah dari hasil penelitian

Kota Tangerang ditinjau dari aspek penggunaan lahan merupakan daerah perkotaan (urbanized area). Hal ini ditunjukkan dengan luas wilayah yang sudah terbangun mencapai 48 % (± 8.510 Ha), sedangkan sisanya sekitar 52 % (± 9.220 Ha) belum terbangun. Lahan yang telah terbangun tersebut pemanfaatannya berupa permukiman, industri, perdagangan dan perkantoran.

Visi-Misi Kota Tangerang

Visi merupakan cara pandang ke masa depan yang mengilhami setiap tindakan secara emosional dan memotovasi secara positif untuk mencapai kondisi yang diinginkan. Pengembangan Kota Tangerang dengan melihat kondisi eksisting dari hasil analisis perekonomian, analisis sektor unggulan, analisis internal dan eksternal, maka dirumuskan Visi Kota Tangerang untuk tahun 2004-2008 sebagai berikut:

Kota Tangerang Sebagai Kota Industri, Perdagangan dan Permukiman Yang Ramah Lingkungan Dalam Masyarakat Yang Berakhlak Mulia”

Penjelasan dari Visi Kota Tangerang adalah:

1. Kota Tangerang dan Perdagangan.

Kota Tangerang secara spasial berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan menjadi bagian dari pengembangan Metropolitan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), serta menjadi pintu gerbang bagi masuknya pergerakan orang yang menjadikan Kota Tangerang memiliki letak geografis yang menguntungkan bagi Pembangunan kota. Dukungan

aksesibilitas yang baik, ketersediaan sarana dan prasarana, kemudahan berinvestasi, kondisi lingkungan yang kondusif menjadikan Kota Tangerang memiliki prospek yang cerah dan menjanjikan sebagai lokasi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi.

2. Permukiman

Kota Tangerang sebagai kota untuk pengembangan berbagai kegiatan ekonomi, secara tidak langsung akan menarik penduduk untuk bermukim di Kota Tangerang. Pelaksanaan pembangunan yang memperhatikan daya dukung lingkungan menciptakan Kota Tangerang merupakan tempat yang ideal dan nyaman sebagai lokasi permukiman.

3. Pembangunan yang Ramah Lingkungan.

Kondisi Kota Tangerang yang nyaman, aman dengan masyarakat yang agamis, rukun dan toleransi, menjadi faktor utama bagi terlaksananya kesinambungan pembangunan. Peran serta masyarakat serta kondusifnya situasi Kota Tangerang yang didukung dengan kebijakan pembangunan yang memperhatikan aspek lingkungan..

4. Masyarakat yang Berakhlak Mulia

Masyarakat yang berakhlak mulia dicerminkan melalui kualitas hubungan antara manusia dengan Tuhan dan hubungan antara manusia itu sendiri, sehingga menjadi landasan moral dan etika dalam bermsyarakat, berbangsa dan bernegara. Pemahaman dan pengalaman agama secara benar diharapakan dapat mendukung terwujudnya masyarakat Kota Tangerang yang religius,

demokratis, mandiri, berkualitas sehat jasmani dan rohani, serta tercukupi kebutuhan material-spiritual.64

Misi

Misi merupakan sesuatu hal yang harus dilaksanakan agar visi dapat direalisasikan dengan baik. Bertolak dari rumusan Visi Kota Tangerang tahun 2004-2008, maka dirumuskan misi Kota Tangerang berupa:

1. Memulihkan dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kota Tangerang Yang Mandiri, dan Berakhlakul Mulia, melalui pengembangan sektor-sektor ekonomi unggulan daerah, meningkatkan peran serta dan kemandirian masyarakat dalam pengembangan serta mewujudkan keserasian dan keharmonisan masyarakat Kota yang berbudaya dan berakhlak mulia.

2. Menigkatkan kualitas dan Kuantitas Pelayanan Publik, melalui pembangunan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanan dasar kota dengan menyediakan dan meningkatkan pelayanan dasar (Basic Service) dibidang pendidikan, kesehatan bagi masyarakat, dan bidang infrastruktur serta menyediakan perumahan layak huni yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

3. Membangun dan menguatkan Tata Kepemerintahan yang baik (Good Governance); melalui pembangunan pada aspek sumberdaya manusia, sarana

64

Bapeda (Badan Pemerintahan Daerah) Kota Tangerang, Penyusunan Profil Daerah Kota Tangerang, h.II-4

prasarana, karakter mulia dan harmonisasi antar Stakholders untuk menciptakan aman dan nyaman bagi masyarakat.

4. Membangun Terwujudnya Pembangunan Berwawasan Lingkungan Dan Berkelanjutan (Suistanable Development), melalui pembangunan yang memperhatikan dan menciptakan pola kesinambungan ekologi dan membangun kesadaran ekologis masyarakat dunia usaha dan industri dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Nilai Inti Budaya

Nilai inti budaya merupakan pijakan bagi seluruh masyarakat Kota Tangerang dalam mengimplementasikan visi dan misi pemerintahan Kota Tangerang. Nilai inti budaya tersebut adalah:

1. Inovasi; berarti setiap pelaksanaan pembangunan dapat memberikan kontribusi yang mampu menggerakkan berbagai sector perekonomian kota (income generation) dan meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakat.

2. Kebersamaan (Unity); Keberhasilan pembangunan kota tidak terlepas dari kebersamaan dari seluruh stakeholders Kota Tangerangyang meliputi pemerintah, Swasta, dan Masyarakat. Kesepakatan yang terjalin dari seluruh stakholders ini meniptakan hubungan yang harmonis untuk mendukung pelaksanaan pembangunan di Kota Tangerang.65

65

http://WWW.TangerangKota.go.id./view.php?mode=1&sort_no=12, diakses pada tgl 20

3. Profesionalisme; Kegiatan pembangunan di Kota Tangerang harus didukung oleh aparat pemerintah yang profesional dan senantiasa memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Kota Tangerang, dengan didasari prinsip-prinsip

good governance.

4. Akhlakul Karimah; Aparat Pemerintah Kota Tangerang diharapkan dapat melaksanakan tugas kepemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dengan ketulusan hati. Dengan demikian pelaksanaan tugas sehari-hari dapat menjadi sarana di dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta upaya untuk mendapatkan ridho Allah SWT.66

B. Latar Belakang Lahirnya Perda Kota Tangerang No.8 Tahun 2005 tentang

Dokumen terkait