• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Lingkungan Sekolah

4. Sekolah Adiwiyata

Melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan program Adiwiyata, menjelaskan bahwa sekolah Adiwiyata merupakan tempat yang baik dan ideal bagi peserta didik dimana peserta didik dapat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita‐cita pembangunan yang berkelanjutan. Sekolah adiwiyata merupakan tempat yang baik untuk siswa mempelajari ilmu pengetahuan. Didalam sekolah siswa diberikan pendidikan yang tujuannya mengarahkan siswa untuk dapat melindungi dan mengelola lingkungan.

Tujuan dari program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Sekolah harus melaksanakan empat indikator dengan beberapa kriterianya (Kementerian Lingkungan Hidup, 2009: 3-5), yaitu:

a. Pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan kebijakan-kebijakan sekolah yang sesuai dengan prinsip- prinsip dasar program Adiwiyata. Pengembangan kebijakan sekolah yang diperlukan yaitu:

1) Visi dan Misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan 2) Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran

pendidikan lingkungan hidup.

3) Kebijakan peningkatan SDM (tenaga kependidikan dan non kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.

4) Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam. 5) Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan

sekolah yang bersih dan sehat.

6) Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.

b. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan.

Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang lingkungan hidup. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan hidup yaitu:

1) Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.

2) Penggalian dan pengembangan materi serta persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekotar.

4) Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.

c. Pengembangan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.

Keterlibatan seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah sangat diperlukan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh warga sekolah dalam mengembangkan kegiatan berbasis patisipatif adalah:

1) Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah.

2) Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.

3) Membangun kegiatan kemitraan dalam pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.

d. Pengembangan dan atau pengelolaan sarana pendukung sekolah. Sarana prasarana di sekolah sangat dibutuhkan untuk mewujudkan sekolah yang peduli lingkungan. Pengelolaan dan pengembangan sarana tersebut yaitu:

1) Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup.

2) Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah.

3) Penghematan sumberdaya alam (air, listrik) dan ATK. 4) Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat. 5) Pengembangan sistem pengelolaan sampah.

Pelaksanaan program Adiwiyata dibagi menjadi tiga tahap yaitu proses seleksi tahap awal, proses penilaian dan pemberian penghargaan. Proses seleksi tahap awal dengan mengirimkan kuisioner (rekomendasi Provinsi) kepada Kementerian Negera Lingkungan Hidup (KNLH) kemudian tim penilai akan menilai dan menetapkan sekolah mana saja yang berhak

mengikuti penilaian lapangan. Kemudian penilaian lapangan dilakukan oleh tim dan ditetapkanlah nominasi calon penerima penghargaan Adiwiyata yang sebelumnya telah disahkan oleh Dewan Pertimbangan. Selanjutnya diberikan sertifikat calon penerima penghargaan Adwiyata. Sekolah yang telah menerima sertifikat akan memeproleh pembinaan. Evaluasi dan penilaian akhir dilakukan setelah pembinaan dilakukan untuk selanjutnya diberikan trophy Adiwiyata.

5. Lingkungan Sekolah

Menurut Hamalik (2003: 195) dalam Tri Rudiyati (2007: 13) lingkungan berperan sebagai dasar pengajaran merupakan faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang sangat penting. Lingkungan pendidikan terdiri dari:

1. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar maupun kelompok kecil.

2. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.

3. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.

4. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang mampu dijadikan sumber belajar serta menjadi faktor pendukung pengajaran. Termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan (Hamalik, 2003:195 dalam Tri Rudiyati 2007: 14).

Suatu lingkungan pendidikan/pengajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi psikologis: stimulus bersumber/berasal dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respon yang menunjukkan tingkah laku tertentu.

2. Fungsi pedagogis: lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khusunya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelayihan, lembaga-lembaga sosial.

3. Fungsi instruksional: program instruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran/pembelajaran yan dirancang secara khusus untuk mengembangkan tingkah laku siswa (Hamalik, 2003: 196 dalam Tri Rudiyati 2007: 14).

Proses pembelajaran merupakan sesuatu yang kompleks yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan. Salah satunya adalah lingkungan. Suryo Subroto (1983: 17) dalam Djoko Rohadi (2012: 10) mengatakan lingkungan adalah segala hal yang berada di luar diri anak (siswa) yang dapat mempengaruhi perkembang dirinya. Di dalam suatu lingkungan terdapat pendidik, pendidikan, situasi umum (politik, sosial, kebudayaan, dan lain-lain), susunan keluarga sekolah, masyarakat, adat istiadat, dan sebagainya.

Lingkungan dan sarana pendidikan merupakan sumber yang dapat menentukan kualitas dan berlangsungnya usaha pendidikan. Lingkungan yang bersifat fisik (kebendaan), sosial, dan budaya semuanya berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap usaha pendidikan (Dwi Siswoyo, 2007: 59).

Ki Hajar Dewantara (2004) dalam L. Hendrowibowo (2007: 148-149) membedakan lingkungan pendidikan berdasar pada kelembagaannya yaitu

lingkungan keluarga, lingkungan perguruan/sekolah dan lingkungan pergerakan organisasi pemuda. Lingkungan perguruan/sekolah adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan dan meneruskan pendidikan anak menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan bertingkah laku baik. Sekolah adalah lembaga sosial formal yang didirikan oleh negara maupun yayasan, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah disatu sisi mewakili orangtua/masyarakat disisi lain mewakili negara.

Berdasarkan pernyataan diatas maka lingkungan sekolah adalah segala hal yang berada di luar diri siswa yang mampu berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikannya. Lingkungan sekolah berfungsi mengembangkan dan meneruskan pendidikan anak menjadi warga negara yang cerdas.

Baca selengkapnya

Dokumen terkait