• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Studi Asupan Zat Gizi Mikro dan Paparan Pestisida dari Konsumsi Sayuran di Kabupaten Banggai adalah karya saya sendiri dibawah bimbingan Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MS dan Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada pihak manapun. Sumber informasi yang dikutip dari karya yang diterbitkan penulis lain telah dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2008

Firdayeni Firdaus

ABSTRACT

FIRDAYENI FIRDAUS. Dietary Intake Study of Micro and Pesticide Exposure from Vegetable Consumption at Banggai District. Supervised by Nuri Andarwulan and Lilis Nuraida.

Vegetables are the source of vitamins, minerals and natural fiber. Consuming vegetable without the assurance of food security can lead to dangerous risk such as the possibility of pesticide toxic accumulation in human body in a long term.

This study objective was to evaluate the adequacy of nutrition intake (vitamin and mineral) from vegetable consumption and the exposure of pestiside from vegetable consumption at Banggai District. The initial step of this research was conducting survey on vegetable consumption on household level at Luwuk, Toili, Pagimana and Batui Sub-districts. The nutrition intake ( vitamin A, vitamin B1, vitamin C, Calcium, Phosphor and Iron) of vegetable consumption, reckoned from vitamin and mineral rate at each kind of vegetable based on vitamin and mineral secondary data from Food Ingredient Composition List, released by Director of Nutrition, Indonesian Health Department (1981). The next phase was identifying the types of pesticide used in the practices of plant agitator organism (OPT: in bahasa) management on vegetable at Banggai District. Based the first two steps, the selected pestiside residue in selected vegetables was analysed. The survey data were used to calculate the nutrition intake (vitamin and mineral). The exposure of pesticide was calculated based on consumption level of vegetable and pesticide content in respective vegetables. Continued with the inspection of pesticide residue on dominat vegetable which consumed by respondents and using pesticide in cultivation. Then calculating the pestiside exposure and nutrition intake (vitamin A, vitamin B1, vitamin C, Calcium, Phosphor and Iron).

The result showed that the average value of vegetable consumption by all respondent is 226 g/person/day (recommendation by FDA 225 - 375 g/person/day). The results of the vitamins intake are 43% RDI of vitamin A, 11.91% RDI of vitamin B1 and 66.69% RDI of vitamin C. While the minerals intake are Calcium 23.98% RDI, Phosphor 30.43% RDI, and Iron 28.39% RDI. The level of intake from vitamin A, vitamin B1, vitamin C, Calcium, Phosphor, and iron are below Recommended Dietary Intake (RDI). According to the estimation of pesticide exposure value per respondent body mass, the result of estimation is below Acceptable Daily Intake (ADI). The exposure of methidathion from string bean consumption is 0.011 µg/kg BW (1.078% ADI), chlorpyrifos exposure of tomato consumption is 0.02 µg/kg BW (0.170% ADI), cyhalotrin exposure of chickpea consumption is 0.003 µg/kg BW (0.139% ADI), profenofos exposure of cabbage consumption is 0.02 µg/kg BW (0.243% ADI), chlorpyrifos exposure of celery consumption is 0.00004 µg/kg BW (0.0004% ADI), and cypermethrin exposure of consumption green mustard 0.069 µg/kg BW (0.138% ADI).

RINGKASAN

FIRDAYENI FIRDAUS. Studi Asupan Zat Gizi Mikro dan Paparan Pestisida dari Konsumsi Sayuran di Kabupaten Banggai. Dibimbing oleh Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MS dan Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc.

Kesadaran dan keinginan yang kuat untuk menjaga kesehatan diri pada sebagian masyarakat Kabupaten Banggai akan pentingnya mengonsumsi sayuran, dilatarbelakangi adanya bukti-bukti ilmiah manfaat sayuran dalam pencegahan berbagai penyakit degeneratif karena sayur merupakan sumber vitamin, mineral dan serat alami. Mengonsumsi sayuran tanpa jaminan keamanan pangan bisa menjadi sumber bahaya seperti kemungkinan keracunan pestisida dalam jangka panjang.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tingkat asupan zat gizi mikro dan tingkat paparan pestisida dari konsumsi sayuran di Kabupaten Banggai.

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah, pada Agustus sampai dengan September 2007. Penelitian ini mempunyai beberapa tahapan utama yaitu survei konsumsi sayuran di tingkat rumah tangga di Kecamatan Luwuk, Toili, Pagimana, dan Batui untuk estimasi asupan zat gizi vitamin dan mineral dan estimasi paparan pestisida dengan metode mengingat-ingat konsumsi pangan (Dietary recall method). Tahap berikutnya adalah melaksanakan survei penggunaan pestisida di petani sayuran di desa Salodik Kecamatan Luwuk untuk identifikasi jenis pestisida dan metode uji residu pestisida yang digunakan. Selanjutnya adalah pengambilan contoh sayuran di kebun petani sayuran di desa Salodik dan di pedagang sayuran di pasar tradisional Simpong Kecamatan Luwuk, pasar Cendana Pura Kecamatan Toili, pasar Pagimana Kecamatan Pagimana, pasar Balantang Kecamatan Batui. Hasil pemeriksaan residu pestisida pada contoh sayuran mentah yang dibudidaya dengan aplikasi pestisida akan digunakan untuk perhitungan tingkat paparan pestisida dari konsumsi sayuran di Kabupaten Banggai.

Profil kepala rumah tangga responden berdasarkan tingkat pendidikan didominasi oleh tingkat SLTA 35%, SD 29%, SLTP 26%, S1 5%, Diploma 4% dan sisanya 1% tidak tamat SD. Berdasarkan jenis pekerjaan kepala rumah tangga responden, persentase terbesar adalah wiraswata 33%, petani 28%, pegawai swasta 22%, pegawai negeri 15% dan pensiunan 2%. Profil anggota keluarga responden berdasarkan kelompok umur, dari 736 anggota keluarga responden diketahui 68% berusia > 19 tahun yakni mereka yang masuk dalam kelompok dewasa. Sedangkan sebesar 19% masuk dalam kelompok anak-anak (5 - 12 tahun) dan sisanya adalah kelompok remaja (13-18 tahun) sebesar 13%. Komposisi anggota keluarga responden berdasarkan jenis kelamin, didominasi oleh jenis kelamin perempuan 53% sedangkan laki-laki 47%. Rata-rata berat badan anggota keluarga responden pada kelompok usia 13-18 tahun adalah 43,09 kg, yang berarti masih berada dibawah standar berat badan remaja di Indonesia yang menurut AKG 2004 seharusnya berada pada rentang 48-55 kg. Sedangkan rata-rata berat badan kelompok anak-anak dan dewasa secara berurut adalah 22,20 kg dan 57,27 kg, yang sudah masuk dalam rentang berat badan standar AKG 2004 pada masing-masing kelompoknya.

Berdasarkan hasil survei konsumsi sayuran diketahui ada 47 jenis sayuran yang dikonsumsi rumah tangga responden. Dari jumlah tersebut, ada 10 jenis sayuran yang paling sering ditemukan dalam komposisi menu makanan di setiap rumah tangga responden. Persentase konsumsi responden dan anggota keluarga, dari 47 jenis sayuran tersebut didominasi oleh jenis tomat 16,12%, kangkung 11,20%, terong 10,55%, kacang panjang 10,50%, bayam 6,61%, daun singkong 4,59%, waluh 4,23%, kelor 4,11%, pepaya muda 3,47%, dan urutan ke-10 persentase konsumsinya adalah labu siam 2,58%.

Konsumsi rata-rata total sayuran pada seluruh responden dan anggota keluarga setelah dihitung bagian yang dapat dimakan adalah 226 g per orang per hari dengan konsumsi minimum 54 g per orang per hari dan maksimum 724 g per orang per hari. Pada seluruh responden dan anggota keluarga menunjukkan nilai persentil ke-95 konsumsi sayuran tertinggi per individu dengan konsumsi total sayuran 427 g per orang per hari. Anjuran untuk konsumsi sayuran yaitu 225 - 375 g per orang per hari (US-FDA dalam Astawan dan Andreas 2008).

Hasil yang ditunjukkan Tabel 1, tingkat asupan vitamin A dan vitamin B1 responden dan anggota keluarga masih jauh di bawah AKG yaitu baru memenuhi 43% AKG dan 11,91% AKG. Sedangkan asupan vitamin C sudah mendekati AKG yang dianjurkan untuk orang Indonesia yaitu 50 – 90 mg per hari. Tingkat asupan rata-rata kalsium, fosfor dan zat besi responden dan anggota keluarga dengan rata-rata berat badan mayoritas anggota keluarga responden 57,27 kg masih jauh dari angka kecukupan mineral yang dianjurkan per hari.

Hasil survei penggunaan pestisida pada budidaya sayuran di Desa Salodik Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai selaku sentra produksi sayuran daerah setempat, menunjukkan bahwa dari 47 jenis sayuran yang dikonsumsi responden hanya ada 14 jenis sayuran yang dibudidaya menggunakan aplikasi pestisida yaitu bayam, buncis, daun bawang, kacang panjang, kangkung, ketimun, kol, sawi hijau, sawi putih, seledri, terong, tomat, wortel dan kentang.

Hasil pemeriksaan residu pestisida pada sayuran yang menggunakan pestisida untuk pengendalian OPT, hanya tomat, seledri, kacang panjang, buncis, sawi hijau, dan kol yang masih mengandung residu pestisida dengan nilai di bawah BMR. Residu sipermetrin pada sawi hijau meskipun belum ditetapkan batas maksimumnya, namun jika sawi hijau dikelompokkan dalam golongan sayuran kubis-kubisan dengan BMR sipermetrin 1 mg per kg sayuran maka hasil deteksi tersebut masih di bawah BMR. Demikian pula dengan residu lamda sihalotrin pada buncis yang belum ditetapkan batas maksimum residunya, jika buncis dikelompokkan golongan sayuran kubis-kubisan dengan BMR lamda sihalotrin 0,2 mg per kg maka residu lamda sihalotrin sebesar 0,05 mg per kg pada buncis masih di bawah BMR. Hasil ini menunjukkan bahwa petani sayuran pemasok sayuran di Kabupaten Banggai sudah menerapkan tata kerja yang baik dan benar dalam memproduksi sayuran dengan mengikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau petugas penyuluh.

Berdasarkan perhitungan nilai paparan pestisida per kg berat badan responden yang ditunjukkan Tabel 5, residu pestisida pada sayuran yang dikonsumsi responden, semuanya memberi nilai paparan pestisida per kg berat badan responden tidak melebihi ADI baik per individu maupun per pengkonsumsi

saja. Untuk residu metidation sebesar 0,025 mg per kg kacang panjang, untuk memenuhi ADI, responden dapat mengkonsumsi maksimum kacang panjang sebanyak 2,29 kg per hari. Demikian halnya tomat yang merupakan sayuran yang paling sering ditemukan dalam komposisi menu makanan di setiap rumah tangga responden, dengan residu klorpirifos sebesar 0,02 mg per kg tomat, untuk memenuhi ADI, responden dapat mengkonsumsi maksimum tomat sebanyak 28,63 kg per hari. Residu sihalotrin sebesar 0,05 mg per kg buncis akan memberikan paparan 100% ADI sihalotrin jika responden mengkonsumsi buncis sebanyak 2,29 kg per hari. Residu profenofos sebesar 0,24 mg per kg kol akan memberikan paparan 100% ADI profenofos jika responden mengkonsumsi kol sebanyak 2,38 kg per hari. Residu klorpirifos sebesar 0.009 mg per kg seledri akan memberikan paparan 100% ADI klorpirifos jika responden mengkonsumsi seledri sebanyak 63,63 kg per hari. Residu sipermetrin sebesar 0,9 mg per kg sawi hijau akan memberikan paparan 100% ADI sipermetrin jika responden mengkonsumsi sawi hijau sebanyak 3,18 kg per hari.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa knsumsi sayuran responden dan anggota keluarga sudah sesuai anjuran FDA dalam piramida makanan untuk konsumsi sayuran yaitu 3-5 porsi sehari atau sebanyak 225 – 375 g per orang per hari, utuk dapat memenuhi angka kecukupan vitamin dan mineral yang dianjurkan tidak bisa didapat dari konsumsi sayuran saja, mrk pestisida yang digunakan pada usahatani sayuran di Kabupaten Banggai adalah merk yang sudah terdaftar di Pusat Perizinan dan Investasi Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian dan sesuai dengan peruntukan jenis tanaman, hsil pemeriksaan residu pestisida pada sayuran yang menggunakan pestisida untuk pengendalian OPT hanya tomat, seledri, kacang panjang, buncis, sawi hijau, dan kol yang masih menyimpan residu pestisida dan residu masih di bawah BMR, hsil perhitungan paparan pestisida dengan bahan aktif klorpirifos, sihalotrin, metidation, profenofos, sipermetrin menunjukkan sayuran yang beredar di Kabupaten Banggai aman dikonsumsi.

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

STUDI ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN PAPARAN

PESTISIDA DARI KONSUMSI SAYURAN DI

KABUPATEN BANGGAI

FIRDAYENI FIRDAUS

Tugas Akhir

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesi pada

Program Studi Teknologi Pangan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

Judul Tugas Akhir : Studi Asupan Zat Gizi Mikro dan Paparan Pestisida dari Konsumsi Sayuran di Kabupaten Banggai

Nama : Firdayeni Firdaus

NRP : F252060015

Program Studi : Teknologi Pangan

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MS Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc

(Ketua) (Anggota)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Magister Profesi Teknologi Pangan

Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc Prof.Dr.Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

PRAKATA

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, Yang Maha Kuasa, Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas rahmat dan hidayahNyalah karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Agustus 2007 ini adalah Studi Asupan Zat Gizi Mikro dan Paparan Pestisida dari Konsumsi Sayuran di Kabupaten Banggai.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah banyak berperan dalam membantu penulisan tesis ini. Terima kasih yang mendalam penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MS dan Ibu Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc selaku pembimbing yang telah sabar dan banyak meluangkan waktu, mengarahkan, dan membimbing penulis dari awal penulisan sampai terselesaikannya tesis ini. Terima kasih yang mendalam juga penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MSi selaku penguji yang telah banyak memberikan saran untuk perbaikan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Banggai, Sekretaris Daerah Kabupaten Banggai, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banggai dan Kepala Bagian Ketahanan Pangan Sekda Kabupaten Banggai serta rekan-rekan di Bagian Ketahanan Pangan Sekda Kabupaten Banggai yang telah memberikan dukungan dan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan sekolah pascasarjana. Terima kasih juga kepada ibu-ibu PKK Kecamatan Luwuk, Batui, Toili dan Pagimana atas bantuan dan kerjasamanya dalam pengambilan data survei. Akhirnya ungkapan terima kasih tak terhingga untuk keluargaku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta dorongan semangat untuk menyelesaikan studi. Semoga segala bantuan, dukungan semangat, perhatian dan doa yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis akan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amiin. Akhir kata penulis sampaikan dengan rasa syukur, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Bogor, Juli 2008 Firdayeni Firdaus

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung pada tanggal 14 Juni 1970 sebagai anak sulung dari Bapak Hi. Buyung Firdaus dan Ibu Hj. Djasni. Tahun 1989 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Tanjung Karang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Lampung pada Program Studi Teknologi Hasil Pertanian dan lulus pada Desember 1994.

Penulis bekerja di PT. Banggai Sentral Shrimp, Batui Sulawesi Tengah sebagai Quality Control Head pada Processing Departement sejak Mei 1996 sampai September 2000. Selanjutnya sejak Desember 2002 sampai sekarang penulis bekerja sebagai staf pada Bagian Ketahanan Pangan Sekretariat Daerah Kabupaten Banggai. Untuk mendalami ilmu dan teknologi pangan, penulis melanjutkan pendidikan Pascasarjana Program Studi Teknologi Pangan pada Desember 2006 melalui beasiswa yang diperoleh dari Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banggai.

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN PENDAHULUAN xi xiii xi xv xvii Latar Belakang Tujuan Kegunaan Ruang Lingkup 1 3 4 4 TINJAUAN PUSTAKA Sayuran 5

Asupan Vitamin dan Mineral 6

Kajian Paparan 13

Model Umum Kajian Paparan Bahan Kimia 18

Survei Konsumsi Pangan untuk Kajian Paparan Bahan Kimia 22

Pestisida 24

Gambaran Umum Kabupaten Banggai 31

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian

37 37 HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Responden 52

Pola Konsumsi Sayuran 55

Asupan Vitamin dan Mineral melalui Konsumsi Sayuran 62

Tingkat Paparan Pestisida 71

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 79

Saran 81

DAFTAR PUSTAKA 82

Halaman 1. Angka Kecukupan Vitamin A untuk Orang Indonesia

dibandingkansumber lain (µg RE/hari)

9

2. Angka kecukupan vitamin B1 untuk orang Indonesia dibandingkan sumber lain (mg/hari)

10

3. Angka kecukupan vitamin C untuk orang Indonesia dibandingkan sumber lain (mg/hari)

11

4. Angka kecukupan mineral: Kalsium, Fosfor, dan Besi yang dianjurkan untuk Indonesia (mg per orang per hari)

12

5. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data konsumsi pangan dari kelompok populasi dan individu

23

6. Deteksi level maksimum residu pestisida pada beberapa sayuran di Indonesia, 1986-1993

26

7. Residu pestisida pada tomat dan kubis setelah dicuci; dikuliti; direbus

31

8. Jumlah dan kepadatan penduduk per desa, per km² dan RT menurut kecamatan di Kabupaten Banggai Tahun 2005

32

9. Banyaknya pasar menurut kecamatan di Kabupaten Banggai

35

10. Produksi sayuran menurut jenisnya per kecamatan di Kabupaten Banggai

36

11. Jumlah minimum contoh tanaman/bagian tanaman dalam bentuk curah

45

12. Ukuran contoh tanaman/bagian tanaman untuk analisis residu pestisida

45

13. Batas waktu penyimpanan (termasuk lama pengiriman) beberapa bahan dan tipe analisis residu pestisida

48

14. Berat badan anggota keluarga responden berdasarkan kelompok umur

54

15. Konsumsi sayuran per individu per hari hasil konversi dari ukuran rumah tangga (URT) ke g

17. Konsumsi sayuran (bdd) per individu per hari 59

18. Konsumsi sayuran (bdd) responden pengonsumsi saja per individu per hari

61

19. Konsumsi sayuran bagian dapat dimakan (bdd) per kg BB per hari 64

20. Konsumsi sayuran (bdd) untuk responden pengonsumsi saja per kg BB per hari

65

21. Komposisi vitamin dan mineral sayuran per 100 g 66

22. Asupan vitamin dan mineral dari konsumsi sayuran segar 68

23. Asupan vitamin dan mineral dari konsumsi sayuran yang dimasak 69

24. Jenis pestisida pada budidaya sayuran di Kabupaten Banggai 73

25. Bahan aktif dalam pestisida 77

26. Hasil pemeriksaan residu pestisida pada sayuran 78

27. Nilai paparan pestisida dari konsumsi sayuran (mentah) 76

28. Konsumsi maksimum sayuran per orang dengan berat badan 57.27 kg untuk mencapai paparan pestisida setara nilai ADI

Halaman 1. Kerangka analisis risiko

14

2. Kerangka kerja kajian risiko

15

3. Komponen-komponen yang diperlukan dalam kajian paparan 19

4. Peta akses terhadap pangan dan pendapatan Kabupaten Banggai 2005

33

5. Tahapan utama penelitian studi asupan zat gizi mikro dan paparan pestisida dari konsumsi sayuran di Kabupaten Banggai

38

6. Lokasi penelitian studi asupan zat gizi mikro dan paparan pestisida dari konsumsi sayuran di Kabupaten Banggai

39

7. Cara pengambilan contoh laboratorium 46

8. Proses pengambilan contoh 47

9. Komposisi kepala rumah tangga responden berdasarkan tingkat pendidikan

52

10. Komposisi kepala rumah tangga responden berdasarkan jenis pekerjaan

53

11. Komposisi anggota keluarga responden berdasarkan kelompok umur

53

12. Komposisi anggota keluarga responden berdasarkan jenis kelamin

54

13. Jumlah konsumsi sayuran (bdd) per orang per hari

60

14. Persentase konsumsi berbagai jenis sayuran per orang per hari y dikonsumsi responden pengonsumsi

Halaman 1. Daftar isian pemantauan konsumsi sayuran

86

2. Konversi ukuran rumah tangga 89

3. Daftar isian penggunaan pestisida 91

4. Contoh komposisi makanan untuk memenuhi angka kecukupan gizi per hari berdasarkan kelompok umur

92

5. Rata-rata berat badan (kg) di Indonesia

dibandingkan dengan Baku WHO-NCHS (1983)

93

6. Batas maksimum residu pestisida hasil pertanian 94

Acceptable Daily Intake adalah merupakan jumlah suatu bahan yang dinyatakan dalam mg bahan per kg bobot badan, yang meskipun dicerna/dimakan setiap hari bahkan selama hidup bersifat aman, tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, efek keracunan ataupun risiko.

Angka Kecukupan Gizi adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua populasi menurut kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui.

Bahaya (hazard) adalah agen-agen biologis, kimia, maupun fisik yang terdapat dalam pangan dan berpotensi menyebabkan dampak buruk terhadap kesehatan.

Batas Maksimum Residu (BMR) Pestisida adalah konsentrasi maksimum residu pestisida yang secara hukum diizinkan atau diketahui sebagai konsentrasi yang dapat diterima dalam atau pada hasil pertanian, bahan pangan atau bahan pakan ternak. Konsentrasi tersebut dinyatakan dalam mg residu pestisida per kg hasil pertanian.

Deviasi standar adalah seberapa jauh nilai pengamatan tersebar di sekitar nilai rata-rata.

Kajian paparan adalah pengujian terhadap asupan bahan-bahan berbahaya baik melalui makanan, minuman atau sumber lain, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Metode mengingat-ingat konsumsi pangan (recall method) adalah metode survei konsumsi pangan dengan mencatat jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi pada waktu yang lalu (biasanya recall 24 jam).

Metode purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang tidak acak dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai tujuan penelitian, memilih sub-grup dari populasi sedemikian rupa sehingga sampel yang dipilih mempunyai sifat sesuai dengan sifat populasi.

Nilai maksimum adalah nilai yang paling besar atau nilai terakhir dari segugus data yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar.

Nilai persentil adalah nilai-nilai yang membagi segugus pengamatan menjadi 100 bagian yang sama. Nilai tersebut dilambangkan dengan P1, P2, …, P99,

bersifat bahwa dari 1% dari seluruh data terletak di bawah P1, 2% dari seluruh data terletak di bawah P2, …, 99% dari seluruh data terletak di bawah P99.

Nilai rata-rata (avg) adalah nilai rata-rata hitung.

No-Observed-Adverse-Effect Level adalah konsentrasi atau jumlah tertinggi suatu bahan, yang ditemukan melalui studi atau observasi, tidak menyebabkan perubahan buruk yang terdeteksi pada morfologi, kapasitas fungsional, pertumbuhan, perkembangan atau umur hidup target.

Prima I adalah peringkat penilaian yang diberikan terhadap pelaksanan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi, bermutu baik serta cara produksinya ramah terhadap lingkangan.

Dokumen terkait