• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOGOR

2010

Lampiran 1. Jalur biosintesis senyawa asiatikosida (Vickery & Vickery 1981) Fotosintesis Glikolisis Ket: PP = Pyrophospate Squalene Squalene epoxida Cycloartenol Steroid Dammarenediol Lupeol β - amyrin α - amyrin Isopentenyl PP Dimethyl allyl PP Asam mevalonat PP Geranyl PP

CO2 + H2O Glukosa

Asam piruvat Asetil Co-A Asam mevalonat Farnesyl PP 2, 4- methylane cycloartenol Asiaticosida

Lampiran 2. Denah penelitian studi kecukupan hara N, P, K pada pemupukan organik terhadap pertumbuhan dan produksi asiatikosida pegagan (Centella asiatica L. Urban) di dataran tinggi

Keterangan:

Rancangan percobaan : Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design)

Petak Utama : Taraf dosis pupuk kandang sapi

(tanpa pupuk kandang: K0, 10 ton/ha: K1,

20 ton/ha: K2, 30 ton/ha: K3, dan

40 ton/ha: K4

Anak Petak : Penggunaan batuan fosfat (tanpa batuan fosfat: P0 dan 300 kg/ha: P1)

Luas masing-masing unit percobaan : 1,6 m x 1,5 m Jarak antar petak utama : 0,5 m

Jarak antar anak petak : 0,3 m Jarak antar ulangan : 0,6 m

Jarak tanam : 30 cm x 40 cm Jumlah tanaman/unit percobaan : 20 tanaman

T B K 0 K 1 K 1 K 3 K 0 P 0 P 1 P 1 P 0 P 0 P 1 P 0 P 0 P 1 P 1 K 2 K 3 K 4 K 4 K 2 P 0 P 0 P 1 P 1 P 0 P 1 P 1 P 0 P 0 P 1 K 1 K 0 K 2 K 1 K 3 P 1 P 1 P 0 P 0 P 1 P 0 P 0 P 1 P 1 P 0 K 3 K 4 K 3 K 2 K 1 P 0 P 0 P 0 P 1 P 0 P 1 P 1 P 1 P 0 P 1 K 4 K 2 K 0 K 0 K 4 P 1 P 0 P 1 P 1 P 1 P 0 P 1 P 0 P 0 P 0 Ulangan I II III IV V

Lampiran 3. Metode analisis kandungan klorofil (Metode Sims and Gamon (2002))

Pelarut menggunakan acetris (aseton dan tris 1% pH 8 dengan perbandingan 85 : 15). Tahapan kerja melalui penggerusan sebagai berikut:

- Daun digerus dengan 1 ml Acetris sampai halus - Pindahkan ke dalam eppitube 2 ml

- Tepatkan dengan Acetris sampai tanda tera pada tabung - Centrifuge 14.000 rpm, 10 menit

- Pipet 1 ml larutan ke dalam tabung reaksi - Tambahkan Acetris sampai 3 ml

- Ukur pada panjang gelombang 663 nm dan 647 nm - Ulangi pengukuran pada 470 nm dan 537 nm

Penghitungan kandungan klorofil a dan b menggunakan rumus: Klorofil a = (0.01373 X A663)-(0.000897 X A537)-(0.003046 X A647) Klorofil b = (0.02405 X A647)-(0.004305 X A537)-(0.005507 X A663)

Keterangan: A537, A647, dan A663 adalah nilai absorban pada panjang gelombang masing-masing 537 nm, 647 nm, dan 663 nm

Lampiran 4. Metode analisis kandungan nitrogen total pada jaringan tanaman (Metode Kjedahl)

Ditimbang 0,5 g contoh tanah ukuran < 0,5 mm, lalu dimasukkan tabung digest. Ditambahkan 0,5 g campuran selen dan 3 ml asam sulfat pekat, didestruksi hingga temperatur 350o C (3-4 jam). Setelah sempurna (keluar asap putih) didinginkan lalu diencerkan dengan air bebas ion kira-kira 25 ml.

Untuk penampung destilat disiapkan erlenmeyer 100 ml yang berisi 10 ml H3BO3 1% dan ditambah 3 tetes penunjuk Conway (warna larutan menjadi merah).

Tempatkan penampung sehingga pipa tempat keluar destilat tercelup larutan penampung. Hasil destruksi dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu didih (gunakan air bebas ion dan labu semprot) hingga didapat lebih kurang 100 ml larutan. Ditambahkan 20 ml NaOH 40%, secepatnya ditutup dengan sumbat penghubung ke alat destilasi. Destilasi dilakukan sampai warna penampung menjadi hijau dan diperoleh volume destilat sekitar 50-75 ml. Destilat dititar dengan H2SO4 0,050 N sampai warna larutan menjadi merah muda.

Kadar Nitrogen (%) = (Vc – Vb) x N x 14 x fk

___________________________ x 100 mg contoh

Ket : Vc, b = ml penitar contoh dan blanko N = normalitas larutan baku H2SO4

Lampiran 5. Metode analisis kandungan fosfor dan kalium pada jaringan tanaman

Ditimbang 0,5 g contoh tanaman < 0,5 mm ke dalam tabung digestion. Ditambahkan 5 ml HNO3 p.a. dan 0,5 ml HClO4 p.a. dan biarkan selama satu malam. Besoknya dipanaskan dalam digestions blok dengan suhu 100oC selama satu jam, kemudian suhu ditingkatkan menjadi 150oC. Setelah uap kuning habis suhu digestion blok ditingkatkan menjadi 200oC. Destruksi selesai setelah keluar asap pitih dan sisa ekstrak kurang lebih 0,5 ml. Tabung diangkat dan dibiarkan dingin. Ekstrak diencerkan dengan air bebas ion hingga volume tepat 50 ml dan kocok dengan pengocok tabung hingga homogen

Untuk pengukuran P, dipipet masing-masing 1 ml ekstrak contoh dan deret standar P ke dalam tabung kimia. Tambahkan 9 ml air bebas ion dan kocok (pengenceran 10x). Dipipet masing-masing 2 ml ekstrak encer contoh dan deret standar ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 10 ml pereaksi pewarna P. Kocok dengan pengocok tabung sampai homogen dan dibiarkan 30 menit. P dalam larutan diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm

Untuk pengukuran K, dipipet 1 ml ekstrak dan deret standar masing-masing ke dalam tabung kimia dan tambahkan 9 ml larutan La 0,25%. Kocok dengan menggunakan pengocok tabung sampai homogen. K diukur dengan alat flamephotometer dengan deret standar sebagai pembanding.

Perhitungan P dan K (%):

Ac - Ab

--- x ppm standar x 0,1 x Fk As

Lampiran 6. Metode pembuatan preparat anatomi jaringan tanaman (Sass, 1951) 1. Fiksasi dalam FAA

Pematian jaringan tanaman tanpa merusak struktur, yang dilakukan dengan merendam material ke dalam larutan FAA (Formaldehyd Acetic Acid Alcohol) dengan komposisi 50 ml asam asetat, 50 ml formalin, dan 900 ml alkohol 95% untuk setiap liter larutan. Perendaman selama 12-48 jam.

2. Dehidrasi

Pengeluaran air dari dalam jaringan tanaman agar parafin dapat masuk ke dalam jaringan tanaman dengan tahapan:

Alkohol 20% : 3 x 5 menit Alkohol 40% : 3 x 5 menit Alkohol 60% : 3 x 5 menit Alkohol 80% : 3 x 5 menit Alkohol 95% : 3 x 5 menit Alkohol 100% : 3 x 5 menit 3. Praparafinasi

Penghilangan alkohol agar jaringan dapat dimasuki larutan parafin. Dilakukan dengan mencelup material ke dalam larutan alkohol 100% dan xylol dengan tahapan:

Alkohol : Xylol 4 : 0 : 3 x 5 menit 3 : 1 : 3 x 5 menit 2 : 2 : 3 x 5 menit 1 : 3 : 3 x 5 menit 0 : 4 : 3 x 5 menit 4. Parafinasi

Proses pemasukan parafin ke dalam jaringan tanaman, merendam sampel ke dalam larutan xylol dan parafin dengan tahapan:

Xylol : Parafin 4 : 0 : 3 x 5 menit 3 : 1 : 3 x 5 menit 2 : 2 : 3 x 5 menit 1 : 3 : 3 x 5 menit 0 : 4 : 3 x 5 menit 5. Blocking

Pencetakan parafin yang mengandung material ke dalam bentuk balok 6. Embeding/pemotongan material

Pemotongan dengan menggunakan mikrotom dengan ukuran 10 μm. 7. Pewarnaan

Pewarnaan dimaksudkan agar bagian-bagian tertentu seperti sel dan jaringan menjadi lebih jelas, dengan menggunakan larutan pewarna

Sass JE. 1951. Botanical Microtechnique. Ed ke-2. Iowa: The Iowa State College Pr.

Scholes MC, Swift OW, Heal PA, Sanchez JSI, Ingram and Duda R. 1994. Soil Fertility research in response to demand for sustainability. In The

biologicalmanagemant of tropical soil fertility (Eds Woomer, Pl. and

Swift, MJ.) John Wiley & Sons. New York.

Sediyarso M, Prawirasumantri J, Adi W, Sudjadi M. 1983. Pengaruh Pupuk Fosfat Alam dan TSP terhadap Hasil Padi Sawah di Jawa. Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk No. 2.

Sediyarso M. 1999. Fosfat Alam Sebagai Bahan Baku dan Pupuk Fosfat. Pusat Penelitian Tanah Dan Agroklimat Bogor

Sell CS. 2005. A Fragrant Introduction to Terpenoid Chemistry. Ashford Kent UK: RS.C Advancing The Chemical Sciences.

Sims DA, Gamon JA. 2002. Relationship between leaf pigment content and spectral reflectance across a wide range of species, leaf structures and develpoment stages. Remot Sens Environ 81:337-354.

Smith JL, Papendicks RI, Bezdicek DF, and Lynch JM. 1993. Soil organic matter dynamic and crop residue management. In: Soil Microbial Ecology. Application in Agricultural and Environmental Management. FB Meeting, Jr. (Ed). Marcel Dekker, Inc.

Soepandie D. 2006. Perspektif Fisiologi dalam Pengembangan Tanaman Pangan di Lahan Marjinal. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Fisiologi Tanaman. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Soegihardjo C dan Koensoemardiyah. 1995. Produksi Asiatikosida dan Senyawa Sekerabat Dengan Kultur Suspensi Sel dari Centella asiatica (L) Urban. Fakultas Farmasi. UGM. 74hal.

Soepardi G. 1979. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Suriadikarta DA, Prihatini T, Setyorini D, Hartatik W. 2005. Teknologi Pengelolaan Bahan Organik Tanah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Sutardi. 2008. Kajian Waktu Panen dan Pemupukan Fosfor terhadap Pertumbuhan dan Produksi Asiatikosida Tanaman Pegagan (Centella

asiatica L. Urban) di Dataran Tinggi. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana

Sutedjo MM. 1987. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bineka Cipta. Jakarta. 175hal. Staba EJ. 1980. Plant Tissue Culture as A Source of Biochemicals. CRC. Press,

Inc. Boca Raton, Florida. 284p

Taiz L, Zeiger E. 2002. Plant Physiologi Third Edition. Sinauer Associates Inc. Publishers. Massachussetts. 690p.

Vickery ML and Vickery B. 1981. Secondary Plant Metabolism. London: The Macmillan Press Ltd. 335p

Wijayakusuma H, Wirian AS, Yaputra T, Dalimarta S, Wibowo B. 1994.

Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jilid 1. Jakarta:Pustaka Kartini.

Dokumen terkait