• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

Bismillahirrahmanirrahiim

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah Yogyakarta, setelah: Menimbang : a. Bahwa Peraturan Ketua STIKES Nomor 1/PK-STIKES/Ak/

IX/2009 tanggal 1 September 2009 tentang Tata Terti b Mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta ti dak sesuai lagi dengan kebutuhan, sehingga perlu diganti ;

b. Bahwa dalam rangka menjaga keterti ban dan kelancaran kegiatan akademik dan kemahasiswaan, perlu menetapkan Peraturan Ketua STIKES ‘Aisyiyah tentang Tata Terti b Mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang RI Nomor: 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor: 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor: 37 tahun 2009 tentang Dosen;

5. Peraturan Pemerintah RI Nomor: 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

6. Peraturan Perguruan Tinggi ’Aisyiyah; 7. Statuta STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta;

8. Surat Keputusan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Nomor 005/ SK-PPA/A/VIII/2010 tentang Pengangkatan Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KETUA STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TENTANG TATA TERTIB MAHASISWA STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Tata Terti b Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta ini yang dimaksud dengan:

1. Tata Terti b adalah peraturan yang mengatur sikap, perkataan dan perbuatan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta;

2. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah peserta didik yang terdaft ar di sekolah ti nggi dan merupakan bagian dari civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta;

3. Ketua STIKES adalah pimpinan terti nggi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta;

4. Pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) terdiri dari Ketua, Wakil Ketua I, Wakil Ketua II, Wakil Ketua III;

5. Pimpinan Program Studi adalah pimpinan terti nggi di Program Studi yang terdiri dari Ketua Program Studi (Kaprodi) dan Sekretaris Program Studi (Sesprodi);

6. Pelanggaran Tata Terti b adalah seti ap sikap, perkataan dan perbuatan yang bertentangan dengan Tata Terti b Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta, yang diketahui pada waktu sedang atau setelah melakukan berdasarkan laporan dan pengaduan oleh keluarga besar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta, masyarakat dan atau pihak berwajib;

7. Proses pemeriksaan adalah usaha yang dilakukan dalam rangka mencari dan menemukan bukti -bukti , keterangan dan informasi tentang ada atau ti daknya pelanggaran Tata Terti b Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta;

8. Tindakan pendisiplinan adalah ti ndakan yang dikenakan kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta yang dilakukan oleh Kepala atau anggota Satuan Pengamanan, Dosen, atau Karyawan terkait; 9. Sanksi adalah suatu konsekuensi yang mempunyai fungsi agar Tata Terti b

ditaati dan atau sebagai akibat hukum atas pelanggaran Tata Terti b yang dilakukan oleh mahasiswa;

10. Pembelaan adalah upaya mahasiswa yang dinyatakan melakukan pelanggaran sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta untuk mengajukan alasan-alasan dan atau saksi-saksi yang meringankan dan atau membebaskannya dari sanksi;

11. Keberatan adalah upaya terakhir mahasiswa terhadap keputusan sanksi yang dikeluarkan oleh Ketua STIKES atau Ketua Program Studi;

12. Rehabilitasi adalah pemulihan hak mahasiswa yang terkena sanksi. BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Maksud diadakan Tata Terti b Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah untuk:

1. Menegakkan dan menjunjung ti nggi perintah Agama Islam; 2. Menanamkan sikap akhlaqul karimah dalam kehidupan mahasiswa;

3. Memberikan landasan dan arahan kepada mahasiswa dalam bersikap, berkata dan berbuat selama studi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Pasal 3

Tujuan diadakan Tata Terti b Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah untuk:

a. Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsungnya proses belajar mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta;

b. Terpeliharanya martabat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta sebagai amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah/‘Aisyiyah di bidang pendidikan ti nggi;

c. Menjadikan lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta sebagai sarjana Muslim yang berakhlaq mulia;

BAB III

PERBUATAN MAHASISWA DI DALAM DAN DI LUAR LINGKUNGAN KAMPUS Bagian Pertama

Pasal 4

Perbuatan Di Dalam Lingkungan Kampus

1. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta wajib memakai pakaian seragam dan segala atributnya (papan nama) yang telah ditentukan sebagaimana diatur dalam lampiran Peraturan ini;

2. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta dilarang melakukan perbuatan di lingkungan kampus sebagai berikut.

a. Mengganggu proses belajar mengajar dan keterti ban kampus

b. Berpakaian yang ti dak sopan, seperti memakai kaos oblong, celana atau baju yang sengaja disobek, memakai celana pendek, memakai baju atau kaos tanpa lengan atau yang dapat dipersamakan dengan itu.

c. Memakai sandal atau yang bisa dipersamakan dengan itu. d. Memakai kaca mata gelap.

e. Merokok.

f. Bermalam di kampus tanpa seizin Pimpinan STIKES.

g. Melakukan kegiatan di kampus di atas pukul 21.00 WIB tanpa seizin pimpinan STIKES.

h. Berkhalwat/berduaan dengan lain jenis dan bukan muhrimnya di tempat yang sepi.

i. Melakukan perbuatan yang berbau SARA ataupun diskriminati f.

j. Membawa/menikmati barang cetakan atau elektronika yang tergolong pornografi ataupun porno acti on.

k. Berti ndak dan/atau bersikap negati f dengan maksud untuk merugikan pimpinan, dosen, karyawan, ataupun sesama mahasiswa.

l. Khusus bagi mahasiswa putra dilarang berambut gondrong dan memakai gelang, kalung, anti ng-anti ng atau asesoris lain yang kurang pantas dikenakan seorang pria.

m. Khusus bagi mahasiswa putri dilarang memakai perhiasan dan atau make up yang berlebihan dan atau mengenakan busana yang ti dak sesuai dengan kaidah syariat busana muslimah (ketentuan terlampir).

Bagian Kedua Pasal 5

Perbuatan Di Dalam Dan Di Luar Lingkungan Kampus

Seti ap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta dilarang melakukan perbuatan sebagaimana disebut di bawah ini baik di lingkungan kampus maupun di luar lingkungan kampus.

1. Berkata dan berbuat ti dak senonoh 2. Berkelahi

3. Melakukan perusakan 4. Berjudi

5. Meminum minuman keras

6. Membawa dan menggunakan senjata dengan tujuan mengancam jiwa orang lain

7. Memiliki, membawa, menyimpan, memperdagangkan, menyebarkan atau membuat obat terlarang dan menggunakannya untuk diri sendiri atau orang lain di luar tujuan pengobatan

8. Melakukan penipuan

9. Memalsukan sesuatu untuk memperoleh keuntungan, misalnya memalsukan tanda tangan

10. Melakukan pencurian

11. Membawa dan atau menggunakan bahan peledak

12. Berkhalwat/berduaan dengan lawan jenis dan bukan muhrimnya di tempat yang sepi, kamar kos, penginapan/hotel

13. Melakukan zina dan/atau hamil di luar nikah

14. Melakukan pernikahan yang ti dak memenuhi Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, seperti nikah siri, nikah kontrak

15. Membunuh

16. Memiliki, menyimpan, memperdagangkan, menyebarkan, membuat atau menggunakan narkoti ka, mariyuana dan obat terlarang lainnya

17. Perbuatan-perbuatan pidana lain yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Bagian Keti ga Pasal 6 Menikah

1. Seti ap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta diperbolehkan menikah selama masa studi;

2. Menikah seperti yang dimaksud ayat (1) Pasal 6 di atas adalah menikah yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan agama dan negara, dengan dibukti kan akta nikah;

3. Seti ap mahasiswa yang telah menikah diwajibkan menyerahkan salinan akta nikah yang telah dilegalisasi oleh Pelajabat yang berwenang kepada Dosen Pembimbing Akademik.