• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Sektor Kegiatan Pendidikan Dalam Pandangan Teor

Teori Ekonomi Wilayah mencakup didalamnya teori lokasi sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan ekonomi atau dapat juga diartikan sebagai ilmu tentang alokasi secara geografis dari sumber daya yang langka serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain (Tarigan, 2006). Dalam pandangan teori ekonomi wilayah, suatu institusi pendidikan dikategorikan sebagai salah satu aktivitas ekonomi sektor jasa yang memiliki kontribusi terhadap penyediaan tenaga kerja terdidik sebagai produknya dan juga sekaligus sebagai pasar potensial bagi kegiatan ekonomi lainnya apabila suatu institusi pendidikan memiliki jumlah populasi yang cukup besar.

Terkait dengan lokasi maka salah satu faktor yang turut mempengaruhi apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah tingkat aksesibilitas. Tingkat aksesibilitas merupakan tingkat menudahan di dalam mencapai dan menuju arah suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain disekitarnya (Tarigan, 2006). Menurut Tarigan, tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut.

Keberadaaan institusi pendidikan dilihat dari sisi permintaan dianggap sebagai suatu pasar. Lokasi penjualan sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari pasar, konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjualan semakin mahal.

Institusi pendidikan adalah pasar, dengan keberadaannya maka wilayah sekitarnya merupakan lokasi produksi dimana mahasiswa datang ke “pasar” untuk memenuhi kebutuhannya seperti makan minum, tempat kos, fotocopy, warnet, wartel dan bahkan membeli segala kebutuhan kuliahnya. Untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, masyarakat membuka usaha di sekitar institusi pendidikan agar mahasiswa dapat lebih mudah mendapatkan segala kebutuhannya.

Selain hal tersebut diatas, dalam pandangan teori basis ekonomi secara umum dan sederhana dijelaskan oleh Bendavid-Vall bahwa basis ekonomi daerah diartikan sebagai sektor atau sektor-sektor ekonomi yang aktivitasnya menyebabkan suatu daerah itu tetap hidup, tumbuh dan berkembang, atau sektor ekonomi yang pokok di suatu daerah yang dapat menghidupi daerah tersebut beserta masyarakatnya.

Teori basis ekonomi (economic base theory) adalah suatu teori atau pendekatan yang bertujuan untuk menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan daerah. Ide pokoknya adalah beberapa aktivitas ekonomi di dalam suatu daerah secara khusus merupakan aktivitas-aktivitas basis ekonomi, yaitu dalam arti pertumbuhannya memimpin dan menentukan perkembangan daerah secara keseluruhan, sementara aktivitas-aktivitas lainnya yang non-basis adalah secara sederhana merupakan konsekuensi dari keseluruhan perkembangan daerah tersebut menurut Hoover and Giarratni dalam Sirojuzilam (2006). Dengan demikian perekonomian daerah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu aktivitas- aktivitas basis dan aktivitas-aktivitas non-basis.

Inti dari teori basis ekonomi adalah proposisinya yang beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah pada akhirnya tergantung kepada permintaan

(demand) dari luar terhadap produk-produknya, Suatu daerah tumbuh dan menurun serta tingkat perkembangannya ditentukan oleh aktivitas basisnya sebagai pengekspor terhadap daerah-daerah lain. Produk-produk daerah yang diekspor ke daerah-daerah lain bisa berbentuk barang-barang dan jasa-jasa, termasuk tenaga kerja mengalir ke luar daerah, atau dalam bentuk bahan-bahan dagangan yang dibeli oleh orang-orang di luar daerah yang bersangkutan.

Dari pembahasan diatas, maka terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan menunjukkan bahwa keberadaan suatu institusi pendidikan yang memiliki skala pelayanan regional dapat menjadi sektor basis bagi pertumbuhan wilayah sekitarnya dimana produk yang dihasilkan adalah sumber daya manusia yang terdidik yang nantinya akan dikirim ke daerah lain. Dalam proses memproduksi sumber daya manusia terdidik tersebut membawa pengaruh kepada munculnya sektor kegiatan ekonomi ikutan sebagai pendukung dalam proses pendidikan pada suatu instansi pendidikan. Dengan adanya ketergantungan sektor kegiatan ikutan terhadap sektor basis juga menimbulkan multiplier effect bagi sektor kegiatan ekonomi lainnya.

Konsep multiplier didasarkan pada perputaran uang dan pendapatan dalam suatu sistem kota atau daerah. Uang akan mengalir dari suatu kota sebagai pengembalian dari penjualan dan pada waktu yang sama, uang mengalir ke luar kota, misalnya sebagai upah buruh dari luar daerah. Perputaran uang ini berhubungan dengan pembelian barang dan jasa dari daerah lain yang erat kaitannya dengan aktivitas sektor ekonomi tertentu. Efek multiplier tidak dengan sendirinya terjadi secara terus-menerus tanpa batas, tetapi semakin lama nilainya semakin kecil. Alasan ini ditunjukkan dengan adanya kebocoran dalam sistem

ekonomi regional. Adanya uang yang mengalir keluar masuk wilayah dengan bebas turut mempengaruhi besarnya kebocoran ini.

Ada tiga efek multiplier yang dihasilkan dalam suatu sistem perekonomian yaitu pengaruh langsung (direct multiplier), pengaruh tidak langsung (indirect multiplier), dan total effect. Yang dimaksud dengan pengaruh langsung yaitu pengaruh yang ditimbulkan terhadap suatu sektor secara langsung yaitu pengaruh kenaikan permintaan terhadap sektor itu sendiri. Pengaruh tidak langsung yaitu pengaruh yang ditimbulkan terhadap sektor lain akibat kenaikan permintaan di suatu sektor. Jumlah dari pengaruh ini dinamakan pengaruh total (Herawati, 1993).

Kegiatan basis merupakan kegiatan yang pertumbuhannya akan mendorong dan menetukan pola pembangunan daerah secara keseluruhan, sedangkan kegiatan non-basis merupakan kegiatan yang perkembangannya diakibatkan oleh pembangunan daerah secara keseluruhan. Menurutnya teori ekonomi basis dapat berfungsi untuk melihat peranan suatu sektor di dalam efek tenaga kerja maupun efek pendapatan, yaitu dengan cara menentukan apakah sektor itu merupakan sektor basis atau bukan (Sirojuzilam, 2008). Disamping itu, ekonomi basis dapat digunakan untuk :

1. Mengindentifikasi kegiatan daerah yang bersifat ekspor

2. Meramal pertumbuhan yang mungkin terjadi dalam aktivitas basis

3. Mengevaluasi pengaruh kegiatan ekspor tambahan terhadap kegiatan bukan basis

Dokumen terkait