• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sub Sektor Air Limbah Domestik

Seiring berkembangnya Kabupaten Pesisir Selatan dan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menyebabkan bertambahnya volume pencemaran dari air buangan domestik baik dari air limbah cucian, kamar mandi (grey water) dan limbah dari WC (Black Water). Sehingga diperlukan pengelolaan air limbah yang terpadu dalam mendukung pembangunan sanitasi Kabupaten Pesisir Selatan baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

Di dalam Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini telah ditentukan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah secara umum apakah sistem on site maupun sistem off site. Kriteria yang dipergunakan antara lain dalam penentuan prioritas pengembangan tersebut antara lain : Kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (rural), Resiko kesehatan lingkungan serta memperhatikan kajian data sekunder dan studi EHRA tahun 2011.

Berdasarkan kriteria tersebut dihasillkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut kelompokan ke dalam beberapa zonasi, zona tersebut sekaligus sebagai dasar bagi Kabupaten Pesisir Selatan dalam pengembangan rencana jangka pendek sampai dengan jangka panjang.

Untuk memulai pembangunan fisik khususnya upaya yang di lakukan adalah penyusunan DED UPL/UKL diseluruh kecamatan. Adapun rencana pengembangan dapat digambarkan sebagai berikut:

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Pesisir Selatan

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 59

Zona 1, : Dalam Peta diberi warna biru muda.

Merupakan area dengan tingkat resiko kesehatan menengah dan tinggi yang dapat diatasi dalam jangka pendek (5 tahun dari 2011 - 2015), dengan pilihan system setempat (on site) dengan skala rumah tangga (household based). Tahapan penanganannya dengan kegiatan utama untuk perubahan perilaku dan pemicuan. Zona ini mencakup :

 Kecamatan Lengayang

 Kecamatan Tarusan

 Kecamatan Bayang

 Kecamatan Ranah Pesisir

Zona 2, : Dalam Peta diberi warna hijau

Merupakan area dengan tingkat resiko kesehatan menengah dan tinggi yang dapat diatasi dalam jangka menengah (dari 2016-2021) dengan pilihan system setempat (on site) dengan skala rumah tangga (household based). Tahapan penanganannya dengan kegiatan utama untuk perubahan perilaku dan pemicuan. Zona ini mencakup :

 Kecamatan IV Jurai

 Kecamatan Sutera

 Kecamatan Batang Kapas

 Kecamatan Lunang Silaut

Zona 3, :Dalam Peta diberi warna merah hati

Merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat diatasi dalam jangka panjang (2021-2030) dengan pemilihan systemnya adalah system setempat dengan pendekatan komunal (tidak berbasis rumah tangga). Zona ini mencakup :

 Kecamatan Linggosari Baganti

 Kecamatan Basa Ampek Balai

 Kecamatan Bayang Utara

 Kecamatan Pancung Soal

Apabila memperhatikan hasil pemetaan zonasi air limbah domestik tersebut diatas dan dengan mempertimbangkan kemampuan daerah untuk melaksanakannya maka pada tahun 2013 pada 4 Kecamatan dengan layanan on site dengan pendekatan komunal melalui program sanitasi berbasis masyarakat bagi masyarakat yang kurang mampu dipadukan dengan pemicuan untuk layanan on site berbasis rumah tangga bagi masyarakat yang lebih mampu.

Berdasarkan zonasi sanitasi air limbah dengan memperhatikan RTRW Kabupaten Pesisir Selatan dan kemampuan daerah maka lokasi di dalam RPIJM Bidang PU/Ciptakarya untuk limbah cair adalah sebagai berikut:

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Pesisir Selatan

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 60 Gambar 2.6

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Pesisir Selatan

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 61 B. Sub Sektor Persampahan

Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasikan. Ada 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu; 1). Klasifikasi wilayah : Pasar, pemukiman, fasilitas umum, terminal, dsb; 2). Kepadatan penduduk serta memperhatikan kajian data sekunder dan studi EHRA tahun 2011. Berdasarkan kriteria penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Pesisir Selatan tedapat 3 zona yang dapat diiustrasikan sebagai berikut:

Zona 1 : Di dalam peta diberi warna kuning.

Merupakan area yang cukup padat, ada kawasan bisnis dan tempat umum yang harus terlayani secara penuh 100 % (Full coverage) dalam jangka waktu pendek dengan system layanan langsung dari sumber ke TPA. Meliputi pelayanan pengelolaan sampah pada kecamatan.

 Kecamatan Koto XI Tarusan

 Kecamatan Bayang

 Kecamatan Bayang Utara

 Kecamatan IV Jurai

Zona 2 : Dalam peta diberi warna merah.

Merupakan area yang harus terlayani dengan system tidak langsung yaitu dari rumah tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Minimal 70 % cakupan layanan harus diatasi dalam jangka menengah ( 5 tahun) ke depan juga individual dan komunal, Meliputi pelayanan pengelolaan sampah pada kecamatan:

 Kecamatan Linggo Sari Baganti

 Kecamatan Pancung Soal

 Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan

 Kecamatan Lunang Silaut

Zona 3 : Dalam peta diberi warna biru tua.

Merupakan area yang harus terlayani dengan system tidak langsung yaitu dari rumah tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Minimal 70 % cakupan layanan harus diatasi dalam jangka panjang juga individual dan komunal. Meliputi pelayanan pengelolaan sampah pada kecamatan.:

 Kecamatan Batang Kapas

 Kecamatan Sutera

 Kecamatan Lengayang

 Kecamatan Ranah Pesisir

Apabila memperhatikan hasil pemetaan zonasi persampahan tersebut diatas dan dengan mempertimbangkan kemampuan daerah untuk melaksanakannya maka pada tahun 2011 akan dimulai peningkatan kapasitas layanan persampahan di ibukota kabupaten.

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 62 Peta 2.7

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Pesisir Selatan

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 63 C. Sub Sektor Drainase Lingkungan

Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat kecamatan, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu : Kepadatan penduduk, Hirarki dan fungsi utama (RTRW) untu kawasan perdagangan, jasa maupun permukiman, daerah genangan air hujan serta tingkat resiko kesehatan serta memperhatikan kajian data sekunder dan studi EHRA tahun 2011. Berdasarkan kriteria tersebut maka perencanaan penanganan drainase ke depan dapat digambarkan sebagai berikut:

Zona 1 : Dalam peta diberi warna merah

Merupakan area dengan tingkat resiko sangat tinggi karena merupakan kawasan padat, pusat perdagangan dan jasa (CBD) serta kondisi topografi kurang menguntungkan yang harus diatasi dalam jangka pendek meliputi :

 Kecamatan IV Jurai

 Kecamatan Basa Ampek Balai

 Kecamatan Ranah Pesisir

 Kecamatan Lengayang

Zona 2 : Dalam Peta diberi warna kuning

Merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi karena merupakan kawasan padat yang harus diatasi dalam jangka menengah mencakup :

 Kecamatan Bayang

 Kecamatan Koto XI Tarusan

 Kecamatan Sutera.

 Kecamatan Lunang Silaut

Zona 3 : Dalam peta diberi warna hijau

Merupakan area dengan tingkat resiko menengah dan resiko yang relative kecil yang dapat diatasi dalam jangka menengah dan panjang mencakup :

 Kecamatan Pancung Soal

 Kecamatan Linggosari Baganti

 Kecamatan Batang Kapas

 Kecamatan Bayang Utara

Prioritas pertama untuk sektor drainase dengan mempertimbangkan RTRW bahwa Kecamatan IV Jurai sebagai pusat Pemerintahan Kabupaten Pesisir Selatan maka pada tahun 2012 akan melengkapi pembangunan sistem drainasenya. Juga akan dibangun sistem drainase permukiman untuk setiap kecamatan prioritas lainnya mulai tahun 2012 sampai tahun 2015. Sementara kegiatan non fisik antara lain : penyusunan master plan drainase (2012), FS dan DED drainase lingkungan (2012)

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 64 Peta 2.8

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 1 D. Sub Sektor Air bersih

Pengembangan infrastruktur air bersih di Kabupaten Pesisir Selatan dilakukan oleh PDAM sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang dituntut untuk meningkatkan pelayanan air bersih untuk masyarakat. Wilayah cakupan layanan PDAM di Kabupaten Pesisir Selatan hingga saat ini baru mencapai 72.45 % melayani wilayah perkotaan. Dalam jangka tahun 2015 untuk dapat mengembangkan layanan sehingga mampu melayani 96.83 % masyarakat perkotaan Kabupaten Pesisir Selatan. Sumber air untuk PDAM di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 11 unit Pelayanan PDAM dengan sistem sambungan rumah (SR). Sedangkan berdasarkan data dari PU Cipta Karya untuk pembangunan sarana air bersih di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan secara keseluruhan adalah 38,25 %.

Rencana pengembangan disusun berdasarkan kriteria kepadatan penduduk, kualitas air dan kemampuan membayar masyarakat sedangkan untuk wilayah yang sulit di jangkau PDAM dilakukan dengan kegiatan Program PAMSIMAS dan WSLIC 2, (pemberdayaan masyarakat) bebrapa sistem akses layanan bervariasi seperti layanan komunal (sumur gali/semi perpipaan), SRserta memperhatikan kajian data sekunder dan studi EHRA tahun 2011, penyusunan pembangunan sarana air bersih direncanakan sebagai berikut :

Zona 1 : Dalam peta diberi warna biru muda

Merupakan area yang perlu penanganan jangka pendek dan segera ditangani mencakup baik

oleh PU CK dan DPAM:

 Kecamatan Lunang Silaut

 Kecamatan Bayang Utara

 Kecamatan Basa Ampek Balai

 Kecamatan Sutera

Zona 2 : Dalam peta diberi warna biru tua

Merupakan area yang perlu penanganan jangka menengah mencakup :

 Kecamatan Bayang

 Kecamatan Batang Kapas

 Kecamatan Ranah Pesisir

 Kecamatan Koto XI Tarusan

Zona 3 : Dalam peta diberi warna kuning muda

Merupakan area yang memerlukan penanganan jangka panjang melalui program

pembangunan sarana dan prasarana air bersih untuk nagari meliputi :

 Kecamatan IV Jurai

 Kecamatan Linggo Sari Baganti

 Kecamatan Pancung Soal

Pokja Sanitasi Pesisir Selatan II - 2 Gambar 2.9

Dokumen terkait