• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

Dalam dokumen ASPEK TEKNIS PER SEKTOR (Halaman 54-58)

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

Unit Landasan Kontainer

1) Pembebasan Lahan

2) Penyusunan DED landasan kontainer

3) Pembangunan unit landasan kontaier

4) Pemeliharaa unit landasan kontainer

Alat Angkut Stasiun Antara dan TPA

1) Pengadaan Dump Truck (terpilah)

2) Operasi dan pemeliharaan dump truck biasa

3) Pengadaan kontainer (terpilah)

4) Pemeliharaan kontainer

5) Pengadaan Amroll Truck

6) Operasi dan pemeliharaan Amroll truck

7) Operasi dan pemeliharaan sarana pendukung lainnya

TPST 3R

1) TPST Sampah Organik (UDPK)

>> Pembebasan lahan

>> Penyusunan DED / Perencanaan Teknis

>> Pembentukan lembaga pengelola

>> Pelatihan bagi pengelola

>> Pembangunan TPST

>> Supervisi

>> Operasi dan Pemeliharaan

2) TPST Sampah Plastik

>> Pembebasan lahan

>> Penyusunan DED / Perencanaan Teknis

>> Pembentukan lembaga pengelola

>> Pelatihan bagi pengelola

>> Pembangunan TPST

>> Supervisi

>> Operasi dan Pemeliharaan

3) TPST Sampah Logam

>> Pembebasan lahan

>> Penyusunan DED / Perencanaan Teknis

>> Pembentukan lembaga pengelola

>> Pelatihan bagi pengelola

>> Pembangunan TPST

>> Supervisi

>> Operasi dan Pemeliharaan

D. Prog. Pengembangan T P A Kabupaten ( TPA Marabose )

1) Pembangunan prasarana dasar/fasilitas umum TPA

1.a. Saluran Drainase

1.b. Jalan Masuk

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

VI - 55

SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN

1.d. Jembatan Timbang

1.e. Gedung Kantor

2) Pembangunan Fasilitas Penunjang TPA

2.a. Fasiltas untuk monitoring kualitas air

2.b. Jaringan Air bersih

2.c. Bengkel

2.d. Tempat cuci mobil

3) Pengadaan Fasilitas Operasional TPA

3.a. Pengadaan Land Compactor Type....

3.b. Pengadaan Loader Type

3.c. Pengadaan Dumptruck Type

5) Operasi dan Pemeliharaan TPA

5.a. Pemeliharaan Fasilitas Umum TPA

5.b. Pemeliharaan Fasilitas Perlindungan Lingkungan TPA

5.c. Fasilitas Penunjang

5.d. Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas Operasional

> Pengadaan dan penimbunan tanah timbunan

> O & P Instalasi Pengolah Lindi

> O & P Alat Berat (Exavator, Dozer, Land Compactor, Loader & Dumptruck)

Sumber : SSK Kab. Halmahera Selatan

6.4.3 Drainase A. Kondisi Eksisting

. Jaringan drainase selain berfungsi sebagai saluran air hujan juga berfungsi sebagai saluran pembuangan air yang bersumber dari limbah rumah tangga. Rencana pola jaringan drainase di kawasan permukiman prioritas hingga tahun 2032 mengikuti pola rencana jaringan jalan, dengan penempatan pada sisi kiri-kanan jalan. Besaran atau volume drainase menyesuaikan pada klasifikasi atau hirarki masing-masing jaringan, dengan menggunakan asumsi sebagai berikut :

 Drainase Primer, memfungsikan sungai, laut atau sungai yang ada sebagai saluran pembuangan utama atau drainase primer

 Drainase Sekunder, yaitu jaringan drainase yang bermuara pada drainase primer, penempatan jaringan pada kedua sisi jalan utama dan kolektor.

 Drainase tersier, yaitu drainase yang bermuara pada drainase sekunder dan berhubungan langsung pada saluran pembuangan rumah tangga.

 Penempatan jaringan diarahkan pada kedua sisi jalan kolektor sekunder dan jalan lokal.

 Jaringan drainase kondisi exsisting masih terdapat jaringan drainase tanah yang berfungsi sebagai saluran air hujan dan hanya berfungsi pada musim hujan. Sehingga untuk perencanaan hingga tahun 2032diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas yang mengikuti jaringan jalan.

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

VI - 56

B. Permasalahan

Permasalahan umum yang ada dalam pengembangan prasarana dan sarana drainase di Kabupaten Halmahera Selatan adalah:

1. Masih adanya jaringan drainase di kawasan Perkotaan Labuha yang belum terhubung dengan sempurna, sehingga permasalahan yang disebabkan oleh air banjir terlebih pada saat air laut pasang belum bisa teratasi dengan baik;

2. Bangunan prasarana dan sarana dari sistem drainase yang ada yang belum memenuhi kebutuhan, sehingga dapat mengurangi nilai ekonomis di kawasan tersebut;

3. Terbentuknya kawasan permukiman yang tidak sesuai dengan arahan dalam pembentukan penataan permukiman di perkotaan, sehingga sering muncul daerah permukiman yang terkesan liar;

4. Kesadaran masyarakat yang masih kurang dalam mendukung kebersihan lingkungan setempat seperti di sekitar pasar-pasar tradisional, sehingga membentuk kawasan-kawasan yang kumuh yang dalam hal ini jelas akan mengurangi nilai ekonomis di Kawasan Perkotaan Labuha tersebut.

5. Keterbatasan kemampuan pihak pemerintah baik daya maupun dana dalam

pembangunan perkembangan wilayah yang masih terbatas, sehingga

menyebabkan perkembangan pembangunan wilayah menjadi terhambat.

6. Perlu segera diadakan peningkatan kualitas dan kemampuan jaringan pengairan terutama di kawasan pertanian di Gane Timur.

C. Analisa Kebutuhan Drainase

Jaringan drainase Kabupaten Halmahera Selatan terdiri dari buatan dan alami dengan kondisi kurang terpelihara dengan baik dan kurang optimal. Sistem jaringan drainasenya sendiri tidak terpola dengan struktur yang baik seharusnya pola aliran drainase dimulai dari jaringan drainase paling kecil/rendah (tersier) menuju ke jaringan drainase paling besar/tinggi (sekunder atau primer). Untuk itu diperlukan sarana dan sistem yang baik yang berguna, antara lain untuk :

 Mengeringkan erosi tanah, kerusakan jalan, dan sarana lainnya,

 Mengendalikan limbah air hujan yang berlebihan,

 Kegunaan tanah yang lebih baik, dan jika untuk daerah permukiman, terhindar dari kelembaban yang serius

 Mencegah timbulnya penyakit.

Jaringan drainase yang buatan terdapat di Kota Labuha dengan kondisi yang tidak terawat sehingga aliran air terganggu. Ditambah dengan tidak adanya jaringan drainase yang terstruktur secara hirarki pelayanannya. Jaringan drainase primer hanya memanfaatkan jaringan sungai yang terdekat dan tidak memiliki jaringan primer maupun sekunder buatan.

Ketidaktersediaan jaringan drainase buatan di mayoritas wilayah Kabupaten Halmahera Selatan disebabkan masih banyaknya lahan kosong dan daerah aliran sungai (DAS) yang luas. Namun di beberapa daerah yang memiliki topografi berupa cekungan dan rawan terjadi bencana banjir. Di Kabupaten Halmahera Selatan, bencana banjir pernah terjadi di Kota Labuha.

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

VI - 57

Analisis jaringan drainase ini dilakukan sebagai salah satu usaha menghindari bencana banjir dengan mengidentifikasi daerah-daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Halmahera Selatan terutama di daerah permukiman dan daerah-daerah cekungan.

Daerah cekungan ini diidentifikasi di beberapa kecamatan, yaitu di Kecamatan Gane Timur, Kecamatan Bacan Barat Utara, Kecamatan Bacan dan Kecamatan Bacan Timur. Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi topografi di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan dan DAS serta sebaran daerah permukiman dan budidaya secara keseluruhan.

6.4.4 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan PLP

Mengacu pada tujuan dan sasaran yang hendak dicapai pada pengembangan dan pembangunan drainase, maka ditetapkan empat program utama yaitu : 1) Program Pengembangan Manajemen dan Kebijakan Pengelolaan Drainase; 2) Program Pengembangan Infrastruktur Drainase Primer; 3) Program Pengembangan Infratruktur

Drainase Sekunder; 4) Program Pengembangan Infrastruktur Drainase

Tersier/Lingkungan; dengan rincian kegiatan sebagaimana tabel 6.24 Usulan program PLP pada Lampiran 6.4

Tabel .6.24. Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase 2013 -2017 SUB-SEKTOR DRAINASE

A. PROG. PENGEMBANGAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN DRAINASE

A.1. Penyusunan outline plan sistem drainase Kota Labuha

A.2. Penyusunan Detail Engineering Design (DED) drainase Kota Labuha A.3. Penyusunan database sistem drainase Kab. Halmahera Selatan A.4. Perda pengelolaan sistem drainase Kab. Halmahera Selatan A.5. Sosialiasi Perda pengelolaan sistem drainase dan outlineplan A.6. Monev

B. PROG. PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DRAINASE PRIMER

B.1. Pembangunan saluran drainase primer

a) Perencanaan Teknis Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

b) Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

c) Pembebasan lahan

d) Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

e) Supervisi Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer

B.2. Rehabilitasi saluran drainase primer B.3. Pemeliharaan saluran drainase primer

C. PROG. PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DRAINASE SEKUNDER

C.1. Pembangunan saluran drainase sekunder

a) Perencanaan Teknis Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder

b) Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder

c) Pembebasan lahan

d) Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder :

e) Supervisi Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Sekunder

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

VI - 58

Dalam dokumen ASPEK TEKNIS PER SEKTOR (Halaman 54-58)

Dokumen terkait