• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seleksi unit penangkapan ikan pelagis kecil berdasarkan aspek teknis (1) Keragaan unit penangkapan ikan pelagis kecil

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4) Jaring insang ( gillnet )

4.1.2 Seleksi unit penangkapan ikan pelagis kecil berdasarkan aspek teknis (1) Keragaan unit penangkapan ikan pelagis kecil

Kegiatan penangkapan ikan merupakan ujung tombak usaha penangkapan. Kegiatan tersebut membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung agar tingkat

tergantung pada unit penangkapan yang digunakan. Unit penangkapan ikan merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari, alat tangkap, kapal dan nelayan.

Tabel 17 Penilaian dan standarisasi aspek biologi unit penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang

No Alat tangkap Biologi WI UP1 W2 UP 2 W3 UP 3 W4 UP4 1 Gilnet 25,92 3 206 1 15 4 4 2 2 Bagan 15,98 4 140 3 14 3 1 4 3 Pancing 12,76 5 112 5 10 2 5 1 4 Purse seine 80,09 1 134 4 9 1 3 3 5 Payang 30,21 2 152 2 14 3 3 3 Hasil standarisasi No Alat tangkap Biologi Total Rata-rata UP V(W1) V(W2) V(W3) V(W4) 1 Gillnet 0,20 1,00 0,00 0,75 1,94 0,65 2 2 Bagan 0,05 0,29 0,38 0,00 0,72 0,24 5 3 Pancing 0,00 0,00 0,87 1,00 1,88 0,63 3 4 Purse seine 1,00 0,23 1,00 0,50 2,73 0,91 1 5 Payang 0,26 0,43 0,38 0,50 1,56 0,52 4

Sumber data primer 2007 Keterangan :

Wl = catch per unit effort (CPUE)(tahun) W2 = jumlah trip (tahun)

W3 = komposisi hasil tangkapan (jumlah jenis) W4 = ukuran ikan yang tertangkap (skor) UP = urutan prioritas

V(Wl) = catch per unit effort (CPUE) yang distandarisasi dengan fungsi nilai V(W2) = jumlah trip yang distandarisasi dengan fungsi nilai

V(W3) = komposisi hasil tangkapan yang distandarisasi dengan fungsi nilai V(W4) = ukuran ikan yang tertangkap yang distandarisasi dengan fungsi nilai 1) Alat tangkap

Alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Pandeglang terdiri atas payang, pukat cincin (purse seine), jaring insang atau gillnet (encircling gillnet, drift gillnet, dan set gillnet), bagan (perahu dan tancap) dan pancing. Perkembangan alat penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang dari tahun 1997 hingga 2006 cenderung mengalami peningkatan (Gambar 7). Pada tahun 2006 kelompok

alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Kabupaten Pandeglang adalah kelompok jaring angkat (lift net) sebanyak 370 unit dengan rincian 174 unit bagan tancap dan 196 unit bagan apung (perahu/bagan rakit). Kelompok kedua adalah jaring insang (gillnet) yang berjumlah 260 unit dengan rincian 116 unit (drift gillnet), 18 unit (encircling gillnet) dan 126 unit (set gillnet). Kelompok ketiga adalah pancing sebanyak 215 unit diikuti oleh payang yang berjumlah 77 unit dan 32 unit pukat cincin (purse seine). Data perkembangan unit penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18 Perkembangan alat penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang

Jenis Alat Tangkap Tahun

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Payang 76 84 86 86 86 59 78 78 78 77

Pukat cincin 15 16 12 12 12 12 33 33 34 32

Jaring insang hanyut 55 64 60 60 60 65 78 78 78 116

Jaring klitik 79 72 72 72 72 84 22 22 22 18

Jaring insang tetap 166 191 194 194 194 218 98 98 102 126 Bagan perahu rakit 117 114 113 112 97 146 151 151 152 196

Bagan tancap 113 104 101 101 116 113 200 200 203 174

Pancing 120 138 115 228 297 260 111 207 212 215

2) Nelayan

Nelayan adalah orang yang terjun langsung dalam kegiatan penangkapan ikan. Aktifitas penangkapan ikan di Kabupaten Pandeglang umumnya dilakukan oleh nelayan setempat, walaupun terdapat juga nelayan yang berasal dari luar Kabupaten Pandeglang diantaranya Cirebon, Bugis dan Indramayu.

Jumlah nelayan Kabupaten Pandeglang yang tercatat pada tahun 2006 adalah 4.849 orang. Nelayan tersebut dibagi ke dalam tiga golongan yaitu nelayan : penuh, sambilan utama dan sambilan tambahan yang masing-masing berjumlah 3.967 orang, 540 orang, dan 342 orang. Data jumlah nelayan Kabupaten Pandeglang tahun 2006 disajikan pada Gambar 8.

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

Penuh Sambilan utama Sambilan tambahan

Ju

m

lah

Gambar 8 Jumlah nelayan Kabupaten Pandeglang tahun 2006. 3) Kapal/perahu

Jenis kapal atau perahu di Kabupaten Pandeglang di kelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu, jukung, perahu motor tempel, dan kapal motor dengan jumlah berfluktuasi setiap tahunnya.

Jukung pada tahun 1997 hingga 1999 tidak ada di Kabupaten Pandeglang hal ini kemungkinan besar karena belum tercatat, kemudian pada tahun 2000 hingga 2002 jukung mengalami peningkatan yang sangat besar tetapi berangsur-angsur mengalami penurunan drastis dari 264 unit pada tahun 2002 menjadi 88 unit pada tahun 2006.

Jenis perahu lainnya yang digunakan oleh nelayan Pandeglang adalah perahu papan yang dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu kecil, sedang dan besar. Perahu papan berukuran kecil memiliki kecenderungan meningkat walaupun sedikit, Sedangkan perahu papan ukuran sedang mengalami kecenderungan menurun dari 56 unit pada tahun 1997 menjadi 29 unit pada tahun 2002, sebaliknya parahu papan berukuran besar mengalami peningkatan dari tahun 1997 yang berjumlah 26 unit menjadi 29 unit pada tahun 2002.

Selain perahu papan, kapal motor juga dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu kapal motor di bawah 5 GT, 5-10 GT dan 10-20 GT. Ketiga jenis kapal motor tersebut mengalami perkembangan yang berbeda selama tahun 1997 hingga 2006. Kapal motor di bawah 5 GT mengalami penurunan dari 457 unit pada tahun 1997 menjadi 422 unit pada tahun 2006, sedangkan kapal motor berukuran 5-10 GT memiliki kecenderungan meningkat dari 22 unit pada tahun 1997 menjadi 92 unit pada tahun 2006 dan kapal 10-20 GT berjumlah 4 unit pada tahun 1997 hingga1998. Perkembangan perahu penangkapan ikan di Kabupaten Pandeglang disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19 Perkembangan perahu penangkapan ikan di Kabupaten Pandeglang

Jenis Kapal Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jukung 0 0 0 215 238 264 71 79 79 88 Perahu papan -Kecil 70 70 70 70 70 125 72 77 77 77 -Sedang 56 42 42 42 42 29 29 0 0 0 -Besar 26 18 37 37 37 29 29 0 0 0 Motor Tempel 125 269 258 258 258 220 121 115 115 115 Kapal Motor - < 5 GT 457 554 565 565 565 620 390 422 422 422 - 5-10 GT 22 51 37 37 37 28 69 84 84 92 - 10-20 GT 4 4 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 760 1.008 1.009 1.224 1.247 1.315 723 777 777 794

(2) Keragaan daerah penangkapan ikan pelagis kecil

Daerah penangkapan ikan merupakan salah satu aspek penting yang menentukan keberhasilan operasi penangkapan. Nelayan Kabupaten Pandeglang pada umumnya menentukan daerah penangkapan ikan (DPI) berdasarkan pengalaman dan tanda-tanda alam. Daerah penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang berada di sekitar Selat Sunda dengan radius 3 mil dari pantai. Kegiatan penangkapan ikan di daerah tersebut dapat dilakukan sepanjang tahun. Hal ini menunjukan bahwa daerah tersebut merupakan DPI potensial bagi masyarakat Pandeglang. Adapun rincian daerah penangkapan ikan dan musim penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20 Daerah penangkapan ikan dan musim penangkapan ikan pelagis kecil berdasarkan alat tangkapan di Kabupaten Pandeglang

Jenis Alat Tangkap Musim Penangkapan (Bulan)

Daerah Penangkapan Ikan

Payang Sepanjang tahun P. Legundi, P. Tegal, P. Kubur, P. Condong, P. Tangkil, Gn. Krakatau, P. Sebesi, P. Sebuku, P. Mengkudu dan perairan Kabupaten Pandeglang Bagan perahu Desember,

Januari-September

Perairan Kabupaten Pandeglang

Bagan tancap Desember,

Januari-September

Perairan Kabupaten Pandeglang

Jaring insang hanyut Maret - Nopember P. Mutun, P. Kubur, P. Tangkil, P. Pendikil, P. Condong, P. Tegal, P. Siuncal, P. Sentiga, Batu Alip, Gn. Krakatau, P. Sebesi dan perairan Kabupaten Pandeglang

Sumber: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (2000)

Berdasarkan Tabel 20, terdapat tiga pergerakan daerah penangkapan berdasarkan musim penangkapan yaitu, DPI nelayan pada musim peralihan berada di sekitar Kep. Rakata dan P. Panaitan, pada musim timur daerah penangkapan ikan nelayan tersebar di antara P. Rakata dan P. Panaitan. Sedangkan pada Musim Barat daerah penagkapan ikan berada di sekitar P. Panaitan, P. Rakata dan P. Sebuku. Hal ini disebabkan keadaan gelombang air laut pada musim ini 1,5 sampai 2,0 meter,

sehingga mereka umumnya mencari daerah-daerah dekat pulau untuk bersembunyi manakala ada gelombang yang besar. Pada musim ini kegiatan penangkapan sangat kurang bahkan terhenti.

(3) Penilaian aspek teknis unit penangkapan ikan pelagis kecil

Penilaian aspek teknis terhadap kegiatan perikanan pelagis kecil dititikberatkan pada lima alat tangkap dominan yaitu, jaring insang (gillnet), bagan (lift net), pancing (hook), pukat cincin (purse seine) dan payang (boat seine).

Penilaian/scoring metode penangkapan didasarkan pada tingkat kemudahan operasi penangkapan. Berdasarkan nilai skor tersebut, maka alat tangkap yang diprioritaskan adalah pancing, kemudian bagan dan gillnet serta terakhir purse seine dan payang.

Kriteria ke-2 adalah daya jangkau operasi penangkapan ikan. Penilaian dilakukan berdasarkan kemampuan daya jangkau unit penangkapan dimana semakin jauh maka nilainya semakin baik. Berdasarkan hasil tersebut, maka unit penangkapan yang diprioritaskan berdasarkan kemampuan daya jangkau terhadap daerah penangkapan ikan adalah purse seine, kemudian payang dan gillnet serta bagan dan pancing pada prioritas terakhir.

Kriteria ke-3 adalah pengaruh lingkungan fisik terhadap pengoperasian unit penangkapan. Berdasarkan tersebut, maka unit penangkapan yang diprioritaskan adalah pancing, kemudian kelompok prioritas yang kedua adalah payang dan purse seine dan alat tangkap yang menjadi prioritas terakhir adalah bagan dan gillnet.

Kriteria ke-4 adalah selektivitas alat penangkapan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka unit penangkapan yang memiliki selektivitas terbaik adalah pancing kemudian diikuti oleh gillnet, purse seine serta bagan dan payang sebagai prioritas terakhir.

Kriteria terakhir dari aspek teknis adalah tingkat penggunaan teknologi. Dari lima unit penangkapan yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil di Pandeglang maka, yang diprioritaskan adalah purse seine (skor 4), kemudian diikuti

adalah pancing (skor 2). Kriteria penilaian aspek teknis kegiatan penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang disajikan pada Tabel 21.

Berdasarkan perhitungan aspek teknis secara menyeluruh yang distandarisasi dengan fungsi nilai, maka alat tangkap pancing merupakan unit penangkapan yang menjadi prioritas utama, diikuti oleh gillnet dan purse seine pada prioritas kedua, payang pada prioritas ketiga dan bagan pada prioritas terakhir. Nilai-nilai parameter teknis yang telah distandarisasi disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21 Penilaian dan standarisasi aspek teknis unit penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Pandeglang

No

Alat tangkap

Teknis

X1 UP1 X2 UP2 X3 UP3 X4 UP4 X5 UP5

1 Gillnet 3 2 4 2 3 2 4 2 3 2 2 Bagan 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 3 Pancing 5 1 2 3 5 1 5 1 2 3 4 Payang 2 3 4 2 3 2 2 4 3 2 5 Purse seine 2 3 5 1 3 2 3 3 4 1 Hasil standarisasi No Alat tangkap Teknis

Total rata-rata Urutan V(X1) V(X2) V(X3) V(X4) V(X5) 1 Gillnet 0,30 0,67 0,33 0,70 0,50 2,50 0,50 2 2 Bagan 0,30 0,00 0,00 0,00 0,50 0,83 0,20 4 3 Pancing 1,00 0,00 1,00 1,00 0,00 3,00 0,60 1 4 Payang 0,00 0,67 0,30 0,00 0,50 1,50 0,30 3 5 Purse seine 0,00 1,00 0,30 0,30 1,00 2,67 0,50 2

Sumber data primer 2007

Keterangan :

X1 = Metode pengoperasian alat tangkap (skor) X2 = Daya jangkau unit penangkapan (mil)

X3 = Pengaruh lingkungan fisik terhadap alat tangkap (skor) X4 = Selektivitas (skor)

X5 = Penggunaan teknologi (skor) UP = Urutan prioritas

V(X1) = metode pengoperasian alat tangkap yang distandarisasi dengan fungsi nilai V(X2) = daya jangkau unit penangkapan yang distandarisasi dengan fungsi nilai

V(X3) = pengaruh lingkungan fisik terhadap alat tangkap yang distandarisasi dengan fungsi nilai

V(X4) = selektivitas yang distandarisasi dengan fungsi nilai

V(X5) = penggunaan teknologi yang distandarisasi dengan fungsi nilai

4.1.3 Seleksi unit penangkapan ikan pelagis kecil berdasarkan aspek sosial