• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.5 Pembahasan

4.5.1 Seleksi Strategi Alternatif

Setelah melakukan perumusan strategi, ditemukan beberapa strategi alternatif yang telah disebutkan sebelumnya. Strategi alternatif tersebut adalah strategi pengembangan produk, strategi penetrasi pasar, dan strategi diversifikasi konsentrik.

1. Strategi pengembangan produk

Strategi pengembangan produk adalah strategi yang dilakukan perusahaan dengan melakukan pengembangan produk, memodifikasi jasa yang dihasilkan. Doorsmeer Pianggu dapat melakukan inovasi jasa yang dihasilkan agar pasar tidak jenuh, walaupun pesaing dapat melakukan hal sejenis yang dilakukan oleh perusahaan, namun jika usaha jasa ini memiliki hal lain dari pesaing maka pelanggan dan konsumen akan loyal terhadap Doorsmeer Pianggu. Dalam kegiatan operasional menggunakan teknologi yang lebih efektif yaitu pencucian dengan salju, beberapa pelangggan akan lebih percaya ketika menggunakan jasa pencucian dengan salju karena menganggap pencucian menggunakan shampoo atau sabun khusus cuci mobil. menambahkan lagi mesin hidrolik pada Doorsmeer Pianggu juga perlu dilakukan agar sistem pengerjaan

setiap mobilnya tidak memakan waktu yang lama karena menunggu giliran.

2. Strategi penetrasi pasar

Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau layanan yang ada saat ini melalui upaya – upaya pemasaran. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemilik dan pengelola usaha Doorsmeer Pianggu dalam hal ini adalah dengan menawarkan harga pencucian yang lebih murah atau bersaing. Dengan menentukan hari – hari apa saja yang menawarkan harga discount di Doorsmeer Pianggu. Dilihat dari lokasi Doorsmeer Pianggu yang berada dilokasi padat penduduk dan merupakan jalan besar yang sering dilewati banyak mobil maupun angkutan hal ini dipastikan akan menarik perhatian pengunjung dan pelanggan Doorsmeer Pianggu untuk berkunjung di Doorsmeer Pianggu, menyebarkan informasi ini dapat dilakukan dengan membuat brosur yang diletakkan di tempat – tempat yang strategis di sekitar daerah HM. Joni dan sekitar kota Medan.

3. Strategi Diversifikasi Konsentrik

Strategi ini adalah strategi pengembangan usaha dengan menambah produk baru atau jasa baru, namun tetap berkaitan dengan usaha utamanya. Dengan melakukan penambahan usaha bengkel, menambah penjualan aksesoris mobil dan sparepart mobil. Adapun beberapa keuntungan menggunakan strategi

alternatif diversifikasi konsentrik adalah dapat memperluas pangsa pasar, pasar akan lebih luas ketika adanya penambahan jasa ataupun produk yang ditawarkan suatu usaha. Pelanggan yang datang tidak hanya ingin mencuci mobi Doorsmeer, salon Mobil, Ganti Oli, Variasi, Tune – Up, Cat ketok lagi tetapi bisa mengkonsultasikan perawatan mobil atau kebutuhan mobilnya.

Tujuan strategi alternatif diversifikasi konsentrik adalah dengan memberikan keberagaman dari jasa yang ditawarkan namun tidak jauh dari usaha jasa utama yang ditawarkan sebelumnya ini dilakukan agar pasar tidak jenuh.

Dengan beberapa strategi alternatif tersebut mampu meningkatkan perkembangan usaha pencuciam mobil Doorsmeer Pianggu dengan tujuan meningkatkan laba penjualan dari jasa yang ditawarkan sehingga usaha ini berkembang lebih dari yang sebelumnya.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis pada penelitian ini, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor internal yang menjadi kekuatan dan mempengaruhi pengembangan usaha pada Doorsmeer Pianggu ditinjau dari aspek sumber daya manusia yaitu ketelitian dalam hal kebersihan serta kecepatan dalam melayani pelanggan, dan tanggap terhadap pelanggan atau konsumen. Dari aspek kegiatan operasional yaitu ketersediaan bahan baku yang selalu ada, serta pelayanan yang ramah. Dari aspek pemasaran yaitu lokasi yang strategis, harga yang sesuai standar usaha sejenis, dan ruang tunggu yang nyaman dan fasilitas yang lengkap. Dari aspek keuangan yaitu menyediakan makanan dan minuman, dan bangunan dan modal yang merupakan milik pribadi.

2. Adapun yang menjadi kelemahan usaha ini terdiri dari karyawan yang tidak disiplin, tidak adanya kegiatan promosi, dan penggunaan alat yang masih minim.

3. Faktor eksternal yang menjadi peluang mempengaruhi pengembangan usaha pada Doorsmeer Pianggu ditinjau dari aspek pasar Doosmeer Pianggu memiliki target pasar yang (Tidak

memandang status, gaya hidup, penghasilan, maupun umur dan gender). Ditinjau dari aspek pemasok Doosmeer Pianggu memiliki hubungan yang baik dengan pemasok sehingga pemasok selalu menyediakan bahan baku.

4. Faktor ancaman terdiri dari adanya kompetitor dengan usaha sejenis dibuktikan berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola usaha yang mengakui tingginya persaingan antar usaha pencucian mobil, dan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dan TDL (Tarif Daftar Listrik).

5. Berdasarkan dari faktor – faktor internal dan juga eksternal yang telah dibahas pada bab sebelumnya dan telah tertera diatas maka hasil yang didapatkan melalui matriks SWOT adalah alternatif strategi yang memanfaatkan peluang dan mempertahankan kekuatan yang ada, sementara hasil dari diagram SWOT menunjukkan bahwa Doorsmeer Pianggu berada pada posisi kuadran I yang mendukung strategi pertumbuhan agresif (growth oriented strategy). Strategi yang cocok digunakan pada kondisi ini adalah pentrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan keunggulan usaha dan dapat menghadapi para pesaing, usaha jasa pencuian mobil Doorsmeer Pianggu harus mengatur strategi pemasarannya seperti menawarkan harga discount pada hari yang telah ditentukan, menyebarkan brosur dan disebarkan sepanjang jalan HM. Joni dan sekitar kota Medan. Doosmeer Pianggu berada pada lokasi yang ramai penduduk dan merupakan jalan besar yang selalu dilewati banyak mobil maupun angkutan hal ini pasti akan menarik perhatian untuk berkunjung ke Doorsmeer Pianggu. Pemanfaatan media dan teknologi yang canggih seperti media elektronik, cetak maupun sosial juga perlu dilakukan agar memperluas pangsa pasar Doorsmeer Pianggu.

2. Selain itu, agar Doorsmeer Pianggu dapat meningkatkan kekuatan dan memanfaatkan peluang serta meminimalkan ancaman di dalam usahanya, usaha ini juga harus menjalankan alternatif – alternatif strategi untuk pengembangan usaha yang telah diformulasikan pada bab sebelumnya, agar dapat lebih maju dari jasa pencucian mobil lainnya.

3. Pemilik serta pengelola Doorsmeer Pianggu juga dapat memanfaatkan kredit dari Bank sebagai tambahan modal untuk mengembangkan usahanya. Seperti menambah produk baru atau

jasa baru yang masih berkaitan dengan bisnis utamanya seperti menambahkan usaha bengkel, menambah penjualan aksesoris dan sparepart mobil. Tujuannya adalah agar pelanggan tidak hanya berfokus untuk mencuci mobilnya saja tetapi juga bisa mengkonsultasikan perawatan dan kebutuhan mobilnya.

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1Pengertian Bisnis

Bisnis dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Istilah bisnis berasal dari bahasa inggris yaitu business, yang berasal dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. (Suryatama 2008: 1)

Menurut Huat dalam Suryatama (2008: 3) kata bisnis didalam artian yang luas istilah yang bersifat umum yang menunjukkan semua institusi dan kegiatan yang memproduksi jasa dan barang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Bisnis menjadi sebuah sistem yang memproduksi jasa dan barang untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat luas. 2.2Strategi

2.2.1 Pengertian Strategi

Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa yunani, yaitu ‘strategos’. Kata ‘strategos’ ini berasal dari kata ‘stratos’ yang berarti militer dan ‘ag’ yang artinya memimpin (Purnomo dan Zulkieflimansyah, 1999: 8). Berdasarkan pemaknaan ini, maka strategi pada awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran.

Strategi (Solihin 2012:24) didefenisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategik,

strategi tidak hanya didefenisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan karena strategi dalam konsep manajemen strategik mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan kompetitif perusahaanya. Tujuan utama pembuatan strategi oleh perusahaan adalah agar perusahaan mampu menghadapi perubahan lingkungan dalam jangka panjang. (Solihin 2012:25)

2.2.2 Tipe Strategi

Strategis pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atau pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. Terdapat dua belas tipe strategi yag dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokkan dalam empat bagian (David 2002: 46) yaitu:

1. Strategi Integrasi

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. Secara kolektif dirujuk sebagai strategi integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal membuat perusahaan dapat mengendalikan distributor, pemasok, dan atau pesaing.

a. Integrasi ke Depan

Integrasi ke depan termasuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer. Strategi ini dipilih jika distributor organisasi sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing dalam industri sedang bertumbuh, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang

diperlukan untuk mengelola bisnis baru, keunggulan produk stabil sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang besar.

b. Integrasi ke Belakang

Strategi yang mencari kepemilikan atau kendali lebih besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini tepat jika perusahaan pemasok tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi keperluan perusahaan.

c. Integrasi Horizontal

Integrasi horizontal merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau lebih besar atas perusahaan pesaing. Salah satu kecenderungan paling signifikan dalam manajemen strategis adalah bertambahnya pengunaan integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan. Merjer, akusisi, dan pengambilalihan diantara pesaing dapat mendongkrak skala ekonomis dan meningkatkan pengalihan sumber daya serta kompetensi. Strategi ini memiliki tujuan yaitu untuk mendapatkan kepemilikan atau untuk meningkatkan pengendalian para pesaing.

2. Strategi Intensif

Kelompok strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi yang kompetitif perusahaan dengan produk yang sudah ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi yaitu :

a. Strategi Penetrasi Pasar

Berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini banyak dilakukan sendiri atau kombinasi dengan strategi lain.

b. Pengembangan Pasar

Pengembangan pasar termasuk memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru. Tujuan dari strategi ini adalah memperbesar pangsa pasar.

c. Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Hal ini dapat dilakukan jika produk atau jasayang dihasilkan berada pada tahapan jenuh.

3. Strategi Diversifikasi

Terdapat tipe – tipe strategi diversifikasi yaitu konsentrik, horisontal, dan konglomerat.

a. Diversifikasi Konsentrik

Menambah produk atau jasa baru, tetapi berkaitan secara luas disebut diversifikasi konsentrik. Jika penambahan produk baru berkaitan secara signifikan akan memperkuat penjualan yang sudah ada.

b. Diversifikasi Horisontal

Menambah produk atau jasa yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan.

c. Diversifikasi Konglomerat

Menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan. Strategi ini baik dilakukan jika laba sedang menurun.

4. Strategi Defensif

Strategi defensif adalah strategi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun jenis dari strategi defensif adalah sebagai berikut :

a. Penciutan

Penciutan usaha terjadi ketika suatu organisasi mengubah kelompok lewat penghematan biaya dan aset untuk mendongkrak penjualan dan laba yang menurun. Strategi ini dapat disebut juga sebagai strategi berbalik atau reorganisasional, penciutan dlakukan untuk memperkuat kompetensi yang mendasar dari suatu organisasi.

b. Divestasi

Menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan penciutan dan gagal menghasilkan yang dibutuhkan.

c. Likuidasi

Menjual semua aset perusahaan bagian demi bagian untuk nilai dari aset berwujud. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan divestasi namun tidak berhasil.

2.2.3 Strategi Bisnis

Strategi bisnis merupakan strategi yang pada level unit bisnis dan starteginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi pesaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar tertentu (Solihin, 2012:196).

Strategi bisnis juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi strategi yang berhubungan dengan keuangan. (Rangkuti, 2009:7)

2.2.4 Manajemen Strategi

Manajemen strategi dapat didefenisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya.(David 2002:5).

Fokus manajemen strategis terletak pada memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untum mencapai keberhasilan organisasi. Proses

manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Pertama, perumusan strategi termasuk pengembangan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan. Kedua, implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalaokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi, dan menghubungkan konpensasi karyawan dengan prestasi organisasi. Ketiga, evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah : (1) Meninjau faktor – faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi (2) Mengukur prestasi (3) Mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan di masa depan. Keberhasilan selalu menciptakan masalah baru dan berbeda. (David, 2002:5)

2.3 Formulasi Strategi Melalui Informasi SWOT

Formulasi strategi merupakan rencana jangka panjang perusahaan. Formulasi strategi dimulai dengan kegiatan analisis situasi. Alat analisis situsional yang banyak dilakukan dalam melakukan formulasi strategi adalah analisa SWOT.

Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan (Kotler, 2009:51). Menurut Syafrizal Helmi (2008: 253) SWOT adalah singkatan dari Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan Threat (Tantangan). Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal berupa peluang dan tantangan. Strategi yang dipilih harus sesuai dengan kapasitas internal perusahaan dengan situasi eksternalnya. Hasil analisis SWOT akan diperoleh strategis memutuskan ke arah mana perusahaan dapat tumbuh dan berkembang. (Rangkuti, 2009: 19)

Jatmiko (2003: 179) SWOT adalah suatu alat yang penting yang dapat membantu para manajer mengembangkan tipe strateginya yang terdiri dari empat kemungkinan, yaitu : perpaduan antara kekuatan – peluang (SO), perpaduan antara kelemahan – peluang (WO), perpaduan antara kekuatan – ancaman (WT). Menentukan faktor kunci lingkungan internal dan eksternal merupakan bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT. Oleh karena itu setiap perusahaan harus melakukan analisis SWOT agar mampu memenangkan persaingan bisnis. Tanpa memiliki strategi yang baik, maka usaha tersebut akan mengalami kemerosotan.

Menurut Rangkuti (2009: 24) Proses penyusunan perencanaan strategi dalam analisis SWOT melalui dua tahapan yaitu :

1. Tahap pengumpulan data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan

pra-analisis. Pada tahap ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan internal. Model yang dapat dipakai pada tahap pengumpulan data terdiri atas dua yaitu:

a. Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

b. Matriks External Factors Analysis Summary (EFAS)

2. Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk mengetahui hasil sub total IFAS dan sub total IFAS. Secara lebih rinci, sub total dari masing masing akan dimasukkan kedala Diagram SWOT untuk mengetahui posisi dan strategi apa yang akan diterapkan pada perusaahaan.

2.4Analisis Lingkungan

2.4.1 Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal perusahaan merupakan kekuatan – kekuatan yang ada dalam perusahaan itu sendiri dan sifatnya di kontrol oleh perusahaan karena mencakup kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) perusahaan. Lingkungan internal berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi atau kinerja dari sebuah perusahaan (Amirullah dan Imam Hardjanto 2005: 30).

Menurut (David, 2002 : 148) bidang fungsional yang menjadi variabel dalam analisis internal adalah :

1. Manajemen

Manajemen merupakan pengaturan organisasi secara keseluruhan, mencakup lima aktivitas dasar yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, pemotivasian, penunjukan staff dan pengendalian.

2. Pemasaran

Pemasaran merupakan proses penetapan, mengantisipasi, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa. Pemasaran merupakan penghubung utama perusahaan kepada konsumen. Oleh karena itu, pemasar harus memperhatikan bauran pemasarannya. Adapun bauran pemasaran yang sering disebut dengan 4P (Hunger & Wheelen, 2003) yaitu :

a. Produk (Product)

Produk merupakan alat bauran pemasaran yang utama. Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan oleh produsen ke konsumen. Produk mencakup ragam produk, desain, fitur, nama merek, kemasan dan ukuran.

b. Tempat (Place)

Tempat merupakan bauran pemasaran yang menentukan lokasi dan saluran distribusi perusahaan untuk menyampaikan produk kepada pembeli.

Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan pembelinya. Promosi penjualan mencakup periklanan, promosi penjualan, penggunaan tenaga penjualan, hubungan masyarakat, dan pemsaran secara langsung.

d. Harga (Price)

Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli kosumen dan jumlah yang cukup untuk menutupi kegiatan produksi serta keuntungan yang diperoleh.

3. Keuangan (Akunting)

Keuangan perusahaan sangat penting untuk memformulasikan strategi secara efektif. Aspek keuangan mencakup uang dari berbagai sumber yang digunakan oleh perusahaan untuk menjalakan strategi. Bidang keuangan harus dianalisis sebaik dana ditangani.

4. Produksi/Operasional

Produksi/operasional dalam suatu perusahaan merupakan seluruh aktivitas yang merubah input menjadi output. Manajemen produksi terdiri dari lima fungsi atau bidang keputusan yaitu : Proses, Kapasitas, Sediaan, Tenaga Kerja dan Mutu.

a. Proses

Keputusan proses menyangkut desain dari sistem produksi fisik. Keputusan spesifik termasuk pilihan teknologi, tata letak fasilitas, analisis

lokasi fasilitas, keseimbangan lini, kendali proses, dan analisis transportasi.

a. Kapasitas

Keputusan kapasitas menyangkut penetapan tingkat keluaran maksimal untuk organisasi.

b. Sediaan

Keputusan sediaan mencakup mengelola banyaknya bahan baku, barang setngah jadi, dan barang jadi. Keputusan spesifik termasuk apa yang di pesan, kapan memesannya, berapa banyak yang dipesan dan penanganan material.

c. Tenaga kerja

Keputusan tenaga kerja berkenaan dengan mengelola tenaga kerja terampil, tidak terampil.

d. Mutu

Keputusan mutu bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang bermutu tinggi yang dihasilkan.

5. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan biasanya diarahkan pada produk – produk baru sebelum pesaing melakukannya.

2.4.2 Analisis Lingkugan Eksternal

Syafrizal Helmi (2008: 256) berpendapat bahwa lingkngan ini mencakup sejumlah variable yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berasal dari luar organisasi.

(David 2004: 82) Lingkungan eksternal menjadi dua bagian, yaitu :

1. Lingkungan umum

Lingkungan umum merupakan lingkungan luar atau lingkungan jauh dari perusahaan. Lingkungan umum terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi.

2. Lingkungan industri

Lingkungan industri merupakan eksternal yang memiliki implikasi relatif lebih langsung terhadap operasional perusahaan. Lingkungan industri terdiri dari persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman produk pengganti (substitusi), kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen, kekuatan tawar menawar penjual/pemasok, dan ancaman baru yang sering disebut lima kekuatan persaingan.

Lima Kekuatan Persaingan (Menurut Michael E. Porter)

Sumber : David (2004)

Adapun kekuatan persaingan adalah sebagai berikut :

a. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis

Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.

b. Ancaman Produk Substitusi

Persaingan tidak hanya datang dari produk sejenis melainkan dapat pula berasal dari produk yang tidak sejenis tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama. Produk seperti ini disebut produk substitusi.

c. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli/Konsumen

Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar menawar mereka menjadi kekuatan yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Kekuatan tawar menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standart atau tidak terdiferensiasi. Ketika kondisinya seperti ini, konsumen sering kali dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan paket aksesoris.

d. Ancaman Pesaing Baru

Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Perusahaan baru kadang – kadang memasuki suatu bisnis dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar. Dengan demikian, tugas penyusun strategi adalah untuk mengindentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk memonitor strategi pesaing baru, untuk membuat serangan balasan apabila dibutuhkan, serta untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada saat ini.

e. Kekuatan Tawar Menawar Penjual/Pemasok

Dalam hal ini pemasok dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang selama ini memperoleh input dari pemasok bila ketergantungan perusahaan kepada salah satu pemasok menjadi semakin besar dari waktu ke waktu. Dengan demikian pemasok dapat menetapkan berbagai syarat perdaganagn yang menguntungkan pemasok.

2.5 Pengembangan Usaha

Pengembangan Bisnis merupakan penyatuan kekuatan – kekuatan suatu bisnis dengan melakukan berbagai tahapan yang kemudian dikombinasikan bersama untuk menciptakan peluang pertumbuhan bisnis (Subagyo 2008:23).

Didalam melakukan kegiatan pengembangan usaha (business development) seorang wirausahawan pada umumnya akan melakukan pengembangan kegiatan usaha tersebut melalui tahap tahap pengembangan usaha sebagai berikut (Solihin 2006:123) :

1. Memiliki Ide Usaha

Usaha apa pun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan, pada umumnya berasal dari suatu ide usaha. Ide usaha yang dimiliki seorang wirausahawan dapat berasal dari beberapa sumber. Ide usaha juga dapat muncul setelah melihat keberhasilan bisnis orang lain. Selain melalui pengamatan

Dokumen terkait