• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Semiotika

Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani

semeion yang berarti ―tanda‖. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai

sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Ada yang mengenal semiotika dengan semiologi, tentunya semiologi lebih dikenal oleh penganut mazhab

24 Charles R Berger, Michael E. Roloff & David R. Roskos. 2014. Handbook Ilmu Komunikasi. Bandung: Nusa Media

ahli semiotik Prancis, Ferdinand de Saussure. Sedangkan semiotik sendiri telah muncul di negara-negara Anglo-Saxon, namun untuk penggunaannya telah dihubungkan dengan karya ahli semiotik modern asal Amerika Serikat, Charles Sanders Pierce25

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda merupakan perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). (Barthes, 1988:179; Kurniawan, 2001:53)

Dari pengertian tersebut dapat dipahami jika semiotika dapat membantu manusia dalam memahami kehidupannya dalam dunia ini. Bahkan menurut Van Zoest26 manusia adalah homo semioticus, yang berarti manusia mencoba untuk mendapatkan tanda dari kekuasaan yang lebih tinggi, jika tidak ada jawaban, maka manusia itu akan memproklamasikan sesuatu, apa saja, sebagai tanda. Menurut Littlejohn dan Foss,27 Semiotik selalu dibagi kedalam tiga wilayah kajian—semantik, sintaktik dan pragmatik. Untuk penjelasannya masing-masing dapat dipahami sepeti berikut;

 Semantik

Berbicara tentang bagaimana tanda-tanda berhubungan dengan yang ditunjuknya atau apa yang ditunjukkan oleh tanda-tanda.

 Sintaktik 25 Sobur, Op.Cit., hlm. 12 26 Ibid., hlm. 14-15 27

Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi Theory of human

Adalah kajian diantara tanda-tanda. Dipahami sebagai tanda-tanda tidak berdiri dengan sendirinya. Hampir semuanya selalu menjadi bagian dari sistem tanda atau kelompok tanda yang lebih besar yang diatur dalam cara-cara tertentu.

 Pragmatik

Memperlihatkan bagaimana tanda-tanda membuat perbedaan dalam kehidupan manusia atau penggunaan praktis serta berbagai akibat dan pengaruh tanda pada kehidupan sosial.

2.2.1 Semiotika Charles Sanders Peirce

Peirce dalam sobur memandang tanda sebagai ―…something which stands to somebody for something in some respect or capacity28yang diartikan ―…sesuatu yang bagi seseorang mewakili

sesuatu (yang lain) dalam kaitan atau kapasitas tertentu‖ yang

tentunya dapat dipahami jika suatu tanda memiliki hubungan erat terhadap seseorang tertentu, dimaksudkan juga, pemaknaan tanda bisa terjadi jika individu tertentu tersebut secara kapasitas menginginkanya.

Lebih lanjut, dalam Sudjiman, Peirce mengemukakan bahwa semiotika bersinonim dengan logika. Logika harus mempelajari

28

Gambar 2.1 Elemen triadik Charles Sanders Peirce Sign/Representamen (X)

Objek (Y) Interpretan (X=Y)

Sumber: Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks dasar mengenai semiotika dan teori komunikasi, Yogyakarta: Jalasutra, 2010

bagaimana orang bernalar. Penalaran ini, menurut hipotesis teori Peirce yang mendasar, dilakukan melalui tanda-tanda.29

Peirce mengatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan contoh dari kepertamaan, objeknya adalah kekeduaan, dan penafsirnya—

unsur pengantara—adalah contoh dari keketigaan.30 Keketigaan yang ada dalam konteks pembentukan tanda juga membangkitkan semiotika yang tak terbatas, selama suatu penafsir (gagasan) yang membaca tanda sebagai tanda bagi yang lain (yaitu sebagai wakil dari suatu makna atau penanda) bisa ditangkap oleh penafsir lainnya.31

Charles Sanders Peirce menyebut tanda sebagai representamen dan konsep, benda, gagasan dan seterusnya, yang diacunya sebagai objek. Makna yang diperoleh dari sebuah tanda diberi istilah interpretant oleh Peirce. Tiga dimensi ini selalu hadir dalam signifikasi. Karenanya, Peirce memandang proses semiosis sebagai sebuah struktur triadik bukan biner.32 Hubungan Triadik tersebut ditampilkan seperti gambar ini.

29

Panuti Sudjiman (ed), Serba-serbi semiotika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992, hlm. 1

30 Sobur, Op.Cit., hlm. 41

31 Ibid.

32

Tanda yang dikaitkan dengan ground/representament dibaginya menjadi 3 macam; qualisign, sinsign, legisign. Untuk pejelasannya lebih lanjut akan menjadi seperti ini;

1. Qualisign; kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu.

2. Sinsign; adalah eksistensi actual benda atau peristiwa yang ada pada tanda; misalnya kata kabur atau keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. 3. Legisign; adalah norma yang dikandung oleh tanda,

misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh individu.33

Objek ataupun acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda, berdasarkan objeknya Peirce membagi tanda menjadi 3, yaitu;

1. Icon (ikon); yaitu tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya, potret dan peta

2. Index (indeks); adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang

33

bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan.

3. Symbol (simbol); adalah tanda yang menunjukkan yang merujuk bahwa hubungan antara representamen dan obyek bersifat konvensional.34

Interpretant atau penggunaan tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkan ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Berdasarkan interpretant, tanda (sign, representamen) dibagi menjadi 3, yaitu; rheme, dicent sign atau decisign dan argument.

1. Rheme; tanda yang memungkinkan orang individu menafsirkan berdasarkan pilihan.

2. Dicisign; adalah tanda yang ditafsirkan dengan keadaan nyatanya.

3. Argument; adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu.

Dokumen terkait