• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intlet

1 Inch

Outlet

Ya

3.0. Sensor deteksi air

Sensor Water Level adalah sensor ketinggian air yang murah dan mudah digunakan. Sensor ini terdiri sejumlah garis yang disusun paralel untuk menentukan ketinggian permukaan air. Nilai konversi ketinggian air ke sinyal analog yang dihasilkan dapat langsung dibaca board Arduino. [13].

13

Sumber : https://store.ichibot.id/product/sensor-water-level-ketinggian-air/

Gambar 2.8 Sensor deteksi air

14 BAB III PERANCANGAN 3.1 Deskripsi Sistem

Rancang bangun sistem kontrol tekanan air auitomatic shower therapy berbasis mikrokontroler dibuat untuk mengontrol tekanan pada air yang keluar sesuai yang kita inginkan. Sistem ini menggunakan Wasser Pump sebagai sumber tekanannya.

Dan rancang bangun sistem kontrol tekanan air pada alat shower therapy menggunakan rangkaian dimmer yang digunakan untuk mengatur tekanan air yang keluar dengan cara mengatur tegangan yang masuk pada Wasser Pump, serta sistem kontrol tekanan pada alat shower therapy ini dilengkapi dengan sensor Transducer pressure untuk mengukur tekanan air yang keluar dari Wasser Pump dan kemudian akan ditampilkan pada LCD. Alat ini juga dilengkapi dengan push button start, push button stop, push button mode 1, push button mode 2, push button mode 3 dan timer.

Gambar 3.1 Desain shower therapy

Untuk memulai terapi maka harus menekan push button start, jika push button ditekan modul relay akan aktif dan menghidupkan wasser pump. Rancang bangun sistem kontrol tekanan air pada alat shower therapy terdapat tiga pengaturan tekanan air, untuk mengubah pengaturan tekanan dengan cara menekan tombol angka 1

15

sampai dengan 3 pada push button mode 1 sampai 3. Dan jika push button stop ditekan maka relay akan mati dan mematikan wasser pump dan sistem akan mulai dari awal, masuk pada menu.

3.2 Diagram Blok

Gambar 3.2 Diagram blok

Berdasarkan dari gambar dapat dijelaskan fungsi dan cara kerjanya seperti pada tabel. :

Tabel 3.1 Input – Output diagram blok

Mikrokontroler ATmega328 = pusat sistem input, proses dan output INPUT

Driver tombol :

• Tombol Start

• Tombol Stop

• Tombol Up

• Tombol Start digunakan untuk memulai sistem.

• Tombol stop digunakan untuk

16

• Tombol down menghentikan sistem sebelum

waktu yang di atur habis.

• Tombol up digunakan untuk mengatur waktu .

• Tombol down digunakan untuk mengatur waktu

Tombol Mode Sebagai pengatur tekanan dengan menekan tombol pada Tombol Mode dari angka 1 – 3

Sensor Transducer Pressure Sebagai sensor tekanan air Sensor Deteksi Air Sebagai sensor pendeteksi air OUTPUT

Modul relay Sebagai saklar untuk mengalirkan listrik AC pada modul dimmer sebagai sumber tegangan untuk wasser pump.

Motor servo Sebagai pengatur tekanan dengan memutar potensio pada modul dimmer, sesuai inputan dari push button mode

LCD (Liquid Crystal Display) Sebagai tampilan hasil pembacaan sensor Transducer Pressuren.

Modul dimmer Sebagai pengatur tekanan air.

3.3 Perancangan Mekanik

Rancang bangun sistem pengatur tekanan air automatic shower therapy memiliki 2 bagian. Blok pengatur tegangan output pada modul dimmer secara otomatis dengan

17

menggunakan motor servo seperti pada gambar 3.3. Dan blok kontrol sistem yang digunakan untuk menempatkan beberapa modul seperti modul relay, modul dimmer, LCD tampilan, push button seperti pada gambar 3.4. Blok saluran air digunakan untuk menyalurkan air dari bak penampung sampai pipa nozzle, pada blok saluran air terdiri dari pipa 1 inch, selang, sambungan pipa. Seperti pada gambar 3.5.

Gambar 3.3 Blok pengatur tegangan otomatis pada modul dimmer

18

Gambar 3.4 Blok sistem control

Gambar 3.5 Blok Saluran air 3.4 Perancangan Elektrik

Adapun perancangan elektronik secara umum memiliki beberapa blok sistem yaitu pada blok sistem kontrol dengan memanfaatkan beberapa modul Arduino yang telah ada. Selain itu ada beberapa rangkaian pendukung lainnnya yaitu rangkaian tombol.

Gambar 3.6 Rangkaian tombol

3.5 Perancangan perangkat lunak

Berdasarkan gambar 3.7. menjelaskan sistem atau cara kerja dari Rancang bangun sistem kontrol tekanan alat shower therapy.

19

20

21 BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Perencanaan Mekanik

Perancangan Mekanik pada alat ini telah selesai dan sesuai dengan harapan pada setiap bloknya. Pada blok pengatur tegangan output modul dimmer secara otomatis. Dan hasilnya seperti gambar 4.1

Gambar 4.1 Blok Modul Dimmer

Hasil dari blok pengatur tegangn output modul dimmer sesuai dengan apa yang diharapkan motor servo berfungsi dengan baik untuk memutar potensio pada modul dimmer.

Ket :

1. Motor servo 2. Modul relay 3. Potensio 4. Modul dimmer

Dan pada blok sistem kontrol memiliki ukuran yang sesuai yang diharapkan yaitu dengan panjang kotak 28,5 cm, lebar kotak 23 cm, dan tinggi kotak 12 cm seperti pada gambar 4.2

1

4 3

2

22

Gambar 4.2 Blok Sistem Kontrol Keterangan :

1. LCD

2. Tombol start stop 3. Tombol naik turun 4. Tombol mode

Dan pada blok Saluran air dan alat keseluruhan sesuai dengan apa yang diharapkan tinggi 90cm lebar 46cm panjang 40cm

Gambar 4.3 Blok Saluran air dan keseluruhan 1

3 2

4

23 4.2 Implementasi Perencanaan Elektrik

Perencanaan elektronik yang telah direncanakan pada bab 3, telah selesai dikerjakan secara umum memiliki beberapa blok sistem yaitu pada blok sistem kontrol dengan memanfaatkan beberapa modul Arduino yang telah ada. Selain itu ada beberapa rangkaian pendukung yaitu rangkaian tombol.

4.2.1 Rangkaian Tombol

Rangkaian tombol berfungsi sesuai dengan yag diharapkan, inputan tombol sudah dapat dibaca oleh mikrokontroler. Rangkaian timbol seperti gambar 4.5.

Gambar 4.4 Rangkaian Tombol 4.3 Implementasi Perancangan Perangkat Lunak

Adapaun I/O(input – output) pada pin mikrokontrolerATmega 328 pada papan Arduino Uno yang digunakan pada rancangan ini seperti dijelaskan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 I/O pada sistem Arduino 1

24 INPUT

Pin Komponen / Modul

D9 Tombol down untuk atur waktu

D10 Tombol up untuk atur waktu

D11 Tombol stop untuk menghentikan sistem

D12 Tombol OK untuk memulai system

A1 Sensor Transducer Pressure

A2 Sensor deteksi air

OUTPUT

25

D3 Modul Servo

4.4 Troubleshooting

Selama melakukan pengujian setelah rancangan diimplementasikan, masih terjadi beberapa masalah atau kendala. Oleh sebab itu, selama pengujian dilakukan juga pengecekan ulang dan troubleshooting.

4.4.1 Sensor Transduser membaca tekanan yang keluar secara acak.

Ketika dilakukan percobaan sensor transduser membaca tekanan yang acak sehingga menyebabkan pembacaan yang tidak akurat.

➢ Analisa : konektor sensor yang kurang pas saat dimasukan

➢ Solusi : mengencangkan bagian konektor sensor dan menyoldernya

➢ Hasil : sensor bisa digunakan kembali 4.5 Pengujian Alat

Pengujian dari setiap komponen harus dilakukan untuk mengetahui ketepatan hasil dari komponen tersebut.

4.5.1 Pengujian rangkaian dimmer

Rangkain dimmer digunakan untuk mengatur tegangan yang masuk pada wasser pump, untuk mengatur tekanan air yang keluar pada pompa air. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Rincian hasil percobaan seperti pada tabel 4.2, 4.3 dan 4.4.

Tabel 4.2 hasil pengujian modul dimmer 1

Level kecepatan Vout

1 111V

2 144V

26

3 180V

Tabel 4.3 hasil pengujian modul dimmer 2

Level kecepatan Vout

1 135V

2 158V

3 200V

Tabel 4.4 hasil pengujian modul dimmer 3

Level kecepatan Vout

1 140V

2 175V

3 213V

4.5.2 Pengujian Rangkaian Tombol

Rangkaian tombol adalah rangkain yang digunakan untuk mengaktifkan tombol yang digunakan. Pengujian dengan cara memasukan program pembacaan pin Arduino yang dipakai oleh masing- masing tombol. Jika masing – masing tombol ditekan dan datanya terbaca oleh mikrokontroler maka rangkaian tombol dalam kondisi baik dan dapat digunakan.

27

Gambar 4.5 Pengujian rangkaian tombol

Dari hasil pengujian ini rangkain tombol berfungsi dengan baik dan tidak ada jalur yang putus.

4.5.3 Pengujian motor servo

Motor servo digunakan untuk mengatur tegangan pada rangkaian dimmer dengan cara setelah mendapatkan inputan dari Tombol mode lalu motor servo memutar potensio pada rangkaian dimmer sesuai kecepatan yang dipilih.

28

Tabel 4.5 Data motor servo

Level kecepatan

Gambar posisi Sudut

1 0 o

2 90 o

29

3 180 o

30

Gambar 4.6 Hasil pengujian motor servo

Rincian sudut yang digunakan motor servo untuk memutar potensio pada modul dimmer.

Seperti pada tabel 4.5.

4.5.4 Pengujian liquid Crystal Display (LCD) dan Inter Integrated Circuit (I2C)

Pengujian Liquid Crystal Display (LCD) dan Inter Integrated Circuit (I2C) dengan cara menghubungkan LCD pada I2C dan dihubungkan ada pin Arduino. Setelah selesai menghubungkan, dibuat kode program untuk diupload ke Arduino. Pada gambar 4.12.

menunjukkan bahwa LCD sudah menampilkan karakter. Hal ini menunjukkan bahwa LCD dapat berfungsi dengan baik

31

Gambar 4.7 Hasil pengujian karakter LCD dan I2C 4.5.5 Pengujian Wasser Pump

Wasser pump dapat digunakan dengan baik mode automatis dan manualnya juga berungsi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

4.5.6 Pengujian Modul Relay

Pengujian modul relay dengan cara menghubungkan pin VCC modul relay pada VCC Arduino, pin GND modul relay pada GND Arduino, dan pin IN4 modul relay pada pin 13 Arduino seperti pada gambar 4.16 Lalu masukan program blink pada Arduino. Lalu ukur tegangan yang masuk pada kaki NO dan COM modul relay dengan cara menggunakan multimeter, langkahnya :

1. Pilih voltmeter pada multimeter

2. Hubungkan Probe merah pada kaki COM 3. Hubungkan Probe hitam pada kaki NO

4. Lalu lihat pada multimeter, jika tegangan yang terbaca dan jeda pembacaanya selama 1 detik sesuai pada program blink tandanya relay masih baik dan dapat digunakan.

32

Gambar 4.8 Pengujian modul relay

Dari hasil pengujian yang dilakukan modul relay dapat bekerja bekerja dengan baik.

4.5.7. Pengujian Transducer Pressure Sensor

Pengujian Transducer Pressure Sensor dengan cara menghubungkan pin VCC sensor dengan VCC Arduino, GND sensor dengan GND Arduino dan pin data sensor dengan pin A0 Arduino. Untuk pengujian transducer pressure sensor dengan cara memberi tekanan pada sensor dengan meniup ujung sensor sekuat tenaga, dan amati perubahan nilai yang terbaca. Apabila sensor ditiup dan nilainya bertambah maka sensor masih baik dan dapat digunakan. Hasil pengukuran tekanan seperti gambar 4.9 dan untuk spesifikasi data sensor transducer pressure seperti pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Data sensor Data Sensor

Range Pressure 0 – 12 Bar ( 1.2 Mpa = 174 Psi )

VCC 5V DC

Output 0.5 – 4.5 V

33

Gambar 4.9 Pengujian Transducer Pressure Sensor 4.5.8. Pengujian gabungan(dimmer,servo,sensor Transducer Pressure)

Pengujian ini dilakukan supaya dapat memperoleh nilai dari setiap komponen sehingga dapat mengetahui tegangan yang dikeluarkan oleh dimmer dan dapat memperoleh tekanan yang dibaca oleh sensor transducer pressure. Rincian percobaan seperti pada tabel yang ada dibawah ini mulai dari tabel 4.7,4.8,4.9.

Tabel 4.7 hasil pengujian gabungan 1

Servo Dimmer Sensor transducer pressure

0° 111V 6Psi

90° 135V 9Psi

180° 158V 11Psi

Tabel 4.8 hasil pengujian gabungan 2

Servo Dimmer Sensor transducer pressure

0° 135V 9Psi

90° 158V 11Psi

180° 200V 13Psi

34

Tabel 4.9 hasil pengujian gabungan 3

Servo Dimmer Sensor transducer pressure

0° 140V 10Psi

90° 175V 12Psi

180° 213V 14Psi

4.5.9. Pengujian Sensor water level

Pada pengujian water level ini dilakukan dengan cara menentukan nilai batas atas dan batas bawah menggunakan arduino sehingga dapat menentukan batas atas maupun bawah pada sensor water level . seperti pada gambar 5.0 batas atas dan 5.1 batas bawah

Gambar 5.0 Penempatan sensor water level batas atas

35

Gambar 5.1 Penempatan sensor water level batas bawah

Sensor water level dapat berfungsi dengan baik, bisa digunakan mendeteksi batas atas dan batas bawah.

4.6.Pengujian Sistem

Proses pengujian sistem dilakukan untuk menguji semua blok rangkaian dan semua komponen yang ada, apakah alat sudah dapat bekerja dengan baik (sesuai harapan) atau belum.

Dalam pengujian sistem tekanan pada alat shower therapy menggunakan sensor Transducer pressure dan pressure gauge, hasil yang di dapatkan dari hasil pembacaan sensor Transducer pressure dan pressure gauge seperti pada tabel 5.0. Dan untuk penempatan sensor transducer pressure dan pressure gauge pada alat shower therapy seperti pada gambar 5.2.

36

Gambar 5.2 Penempatan sensor transducer pressure dan pressusre gauge

Tabel 5.0 Hasil pembacaan sensor Transducer pressure dan pressure gauge No Transducer pressure sensors Pressure gauge

1 10psi 10 psi

2 12 psi 13 psi

3 14 psi 15 psi

Pada hasil pebacaan sensor transducer pressure dan pressure gauge terjadi perbedaan hasil pembacaan, ini mungkin dikarenakan pressure gauge yang dipakai mempunyai spesifikasi pembacaan sampai 16 bar, sedangkan tekanan yeng terbaca < 16 psi. Jadi jarum pada pressure gauge pembacaan tekanannya tidak terlalu terlihat, karena jarum hanya bergerak sedikit.

37 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil perancangan sistem kontrol tekanan pada alat shower therapy adalah sebagai berikut :

1. Rancang bangun sistem kontrol tekanan air automatic shower therapy berbasis mikrokontroler telah berhasil dibuat.

2. Sistem pengontrol tekanan sudah dapat bekerja dan dapat mengatur tekanan dengan 3 pilihan tekanan. Pada level 1 tekanan yang digunakan yaitu 10 psi, level 2 tekanan yang digunakan yaitu 12 psi, level 3 tekanan yang digunakan yaitu 14 psi.

3. Sistem keamanan deteksi air sudah dapat bekerja dengan baik. Ketika tidak air yang ada pada bak penampung maka sistem akan menampilkan pemberitahuan pada LCD.

5.2 Saran

Dari hasil pembuatan sistem pengatur tekanan alat shower therapy terdapat beberapa hal yang masih dapat ditingkatkan sebagai rekomendasi perbaikan alat kedepan dan peningkatan kualitasnya, diantaranya:

1. Mengganti modul dimmer dengan dengan modul dimmer elektrik yang mengatur keceptan motor pompa dengan mengatur sinyal PWM. Karena pada modul dimmer pada alat ini masih menggunakan potensio dan motor servo yang digunakan untuk memutar potensio uyntuk mengatur kecepatan putaran motor pompa air.

2. Mengganti tombol button dengan yang lebih baik karena supaya lebih mudah saat menekan/memilih mode.

38

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Ayasweda, “JENIS TERAPI AIR,” Terapi Air pada Spa, 30 Oktober 2012. [online].

Tersedia : https://sihusky.wordpress.com/2012/10/30/terapi-air-pada-spa/ [Diakses 10 Mei 2021].

[2]. LOUISE JUMARANI, The Essence Of ndonesian Spa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009.

[3]. Abu Muhammad, “Pengertian dan Ruang Lingkup Terapi Air atau Hydrotherapy,” Terapi menggunakan Air atau Hydrotherapy, 27 Februari 2019.[online]. Tersedia : https://qaritsa.net/pengertian-dan-ruang-lingkup-terapi-air-atau-hydrotherapy/ [Diakses 10 Mei 2021]

[4]. FK unair, “Alternatif Penyembuhan Anak Autis”, Natural Therapy With Massages, 30 Juli, 2011.

[5]. Mitha, “Tekanan Hidrostatis: Pengertian, Sifat, Rumus, Contoh Soal dan pembahasannya, 10 Mei 2021. [online]. Tersedia : https://gurubelajarku.com/tekanan-hidrostatis/

[Diakses 8 Juni 2021]

[6]. Herlan, & Prabowo, d. B. (2009). Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar.

INKOM, 14-21.

[7]. Saleh, muhamad, dan Munnik haryanti, “RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN RUMAH MENGGUNAKAN RELAY”, Jurnal Teknologi Elektro Universitas Mercubuana, vol.8, no.3, 181-186, September 2017.

[8]. Latifa, Ulinnuha, dan Joko Slamet Saputro, “PERANCANGAN ROBOT ARM GRIPPER

BERBASIS ARDUINO UNO MENGGUNAKAN ANTARMUKA LABVIEW”,

Barometer, vol.3, no.2, 138-141, Juli 2018.

[9]. Adriansyah, Andi, dan Oka Hidyatama, “Rancang Bangun Prototype Elevator Menggunakan Microcontroller Arduino Atmega328P”, Jurnal Teknologi Elektro Universitas Mercubuana, Vol IV, No.03. p.102, September 2013.

[10]. Migas, “Rangkuman Diskusi Pressure Transducer vs Oressure Transmitter”, instrumentasi Uncategorized, 6 November 2008. [online]. Tersedia : http://migas-indonesia.com/2008/11/06/rangkuman-diskusipressure-transducer-vs-pressure-transmitter/

[Diakses 23 Juni 2021]

39

[11]. Sinaulan, Olivia M., “Perancangan Alat Ukur Kecepatan Kendaraan Menggunakan ATMega 16”, E-Journal Teknik Elektro dan Komputer, 2015.

[12]. Rumah Material, “Pompa Air Wasser”, 18 Juni 2014. [online]. Tersedia : https://www.rumahmaterial.com/2014/06/pompa-air-wasser-electric-water-pump.html [Diakses 25 Juni 2021]

[13]. MUHAMAD YUSVIN MUSTAR, RAMA OKTA WIYAGI, “Implementasi Sistem Monitoring Deteksi Hujan dan Suhu Berbasis Sensor Secara Real Time”, JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA,2017

40 LAMPIRAN Lampiran 1 Program Arduino :

Arduino 1:

#include <Wire.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 20, 4);

#include <DallasTemperature.h>

OneWire pin_DS18B20(A0);//--->>>>>>>>PIN SENSOR DS18B20 DallasTemperature DS18B20(&pin_DS18B20);

int sensortranduser = A1;

int deteksiair = A2;

int val;

int minute = 0;

int m, s = 0;

int nilai = 38;

int HEATER = 8;

int state = 0;

int timer = 0;

41

pinMode(HEATER, OUTPUT);//PEMANAS INDUKSI pinMode(tmblOK, INPUT);//tStar

pinMode(tmblStop, INPUT);//tStop pinMode(tmblatas, INPUT);//tTambah pinMode(tmblbawah, INPUT);//tKurang pinMode(sensortranduser, INPUT);//tranduser pinMode(deteksiair, INPUT);//deteksi air

42 digitalWrite(HEATER, HIGH);

pinMode(4, OUTPUT);//--->>>>>>>KOMUNIKASI ARDUINO digitalWrite(4, HIGH);

lcd.setCursor(6, 0);

lcd.print("TUGAS AKHIR");

lcd.setCursor(2, 1);

lcd.print("AUTOMATIC SHOWER");

lcd.setCursor(6, 2);

lcd.print("THERAPHY");

delay(3000);

lcd.clear();

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.print("AAN KRISDIANTO_006");

lcd.setCursor(0, 2);

lcd.print("HERNAWAN KEVIN_050");

delay(3000);

lcd.clear();

state = 10;

}

void loop() {

43

44

45

46 delay(100);

}

if (digitalRead(tmblOK) == HIGH ) { //--->>masuk set timer lcd.clear();

state = 5;

} break;

//---r---

//seting pemanas air --- case 3:

lcd.clear();

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.print("PEMANAS PROSES...");

delay(3000);

lcd.clear();

state = 7;

break;

break;

47

48 }

y = 1;

}

if (digitalRead(tmblbawah) == LOW) { y = 0;

}

if (digitalRead(tmblStop) == HIGH ) { lcd.clear();

if (state = 2 ) { state = 1;

} }

break;

//r---

//seting timer--- case 5:

lcd.clear();

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("Menit : ");

lcd.print(minute);

49

50

51

///--- ///sensor tranduser

int sensorVal = analogRead(sensortranduser);

// Convert the analog reading (which goes from 0 - 1023) to a voltage (0 - 5V):

output = map(sensorValue, 102.3, 920.7, 0, 174);

lcd.setCursor(0, 3);

52

53 while (digitalRead(tmblStop) == HIGH) { goto timeStop;

}

delay (1000);

break;

case 7:

lcd.clear();

if (DS18B20.getTempCByIndex(0) >= 50) { digitalWrite(HEATER, HIGH);

lcd.setCursor(3, 2);

lcd.print("AIR READY...");

delay(4000);

lcd.clear();

lcd.setCursor(1, 0);

lcd.print("SILAHKAN SET SUHU");

lcd.setCursor(8 , 1);

lcd.print("DAN");

lcd.setCursor(7, 2);

lcd.print("WAKTU");

delay(5000);

54

55

56

int val = 4;//komunikasi 2 arduino int sensor2 = 9;

int sensor1 = 8;

int In1 = 7;//motor int In2 = 6;//motor int ENA = 5;

int kecepatan1 = 12;

int kecepatan2 = 11;

int kecepatan3 = 10;

int Inrelay = 2;

int limit;

57 int laser;

int x = 0;

int y = 0;

int z = 0;

void setup() {

myservo.attach(3);//pin servo myservo.write(0);

pinMode(val, INPUT_PULLUP);

digitalWrite(val, HIGH);

pinMode(sensor1, INPUT);

pinMode(sensor2, INPUT);

digitalWrite(sensor1, LOW);

digitalWrite(sensor2, LOW);

pinMode(In1, OUTPUT);//motor pinMode(In2, OUTPUT);//motor pinMode(ENA, OUTPUT);//ena motor pinMode(Inrelay, OUTPUT);//relay pinMode(Inrelay, HIGH);//relay

}

58 void loop() {

int data = digitalRead(val);

if (data == LOW) { motornaik();

} }

void motornaik() {

int limit = digitalRead(sensor1);

int data = digitalRead(val);

if (limit == 1) { motorturun();

}

digitalWrite(Inrelay, LOW);

digitalWrite(In1, LOW);

digitalWrite(In2, HIGH);

digitalWrite(ENA, 255);

if (data == HIGH) { berhenti();

}

if (digitalRead(kecepatan1) == 1) { myservo.write(5);

digitalWrite(Inrelay, LOW);

59 delay(5);

}

if (digitalRead(kecepatan2) == 1) { myservo.write(90);

digitalWrite(Inrelay, LOW);

delay(5);

}

if (digitalRead(kecepatan3) == 1) { myservo.write(180);

digitalWrite(Inrelay, LOW);

delay(5);

}

motornaik();

}

void motorturun() {

int laser = digitalRead(sensor2);

int data = digitalRead(val);

if (laser == 1) { motornaik();

}

int mati = digitalRead(sensor2);

60 if (data == HIGH) {

berhenti();

}

digitalWrite(In1, HIGH);

digitalWrite(In2, LOW);

digitalWrite(Inrelay, LOW);

digitalWrite(ENA, 255);

if (digitalRead(kecepatan1) == 1) { myservo.write(5);

digitalWrite(Inrelay, LOW);

delay(5);

}

if (digitalRead(kecepatan2) == 1) { myservo.write(90);

digitalWrite(Inrelay, LOW);

delay(5);

}

if (digitalRead(kecepatan3) == 1) { myservo.write(180);

digitalWrite(Inrelay, LOW);

delay(5);

}

61 motorturun();

}

void berhenti() {

digitalWrite(In1, HIGH);

digitalWrite(In2, LOW);

digitalWrite(Inrelay, HIGH);

digitalWrite(ENA, 255);

int laser = digitalRead(sensor2);

int data = digitalRead(val);

if (laser == 1) {

digitalWrite(Inrelay, HIGH);

digitalWrite(In1, LOW);

digitalWrite(In2, LOW);

digitalWrite(ENA, LOW);

} }

62 Lampiran 2 Datasheet :

63