LAPORAN TUGAS AKHIR
Rancangan Bangun Sistem Kontrol Tekanan Air Automatic Shower Therapy berbasis mikrokontroler
Microcontroller-based Automatic Shower Therapy Water Pressure Control System Design
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)
Program Studi D3 Teknologi Elektromedis Fakultas Vokasi Universitas Sanata Dharma
Disusun oleh:
Hernawan Kevin Aldi Pramana Satya (181313050) PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI ELEKTROMEDIS
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2021
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Lengkap : Hernawan Kevin Aldi Pramana Satya
Tempat/Tanggal Lahir : Salatiga, 24 Agustus 2000
Asal Sekolah/Universitas(Fakultas) : Fakultas Vokasi Universitas Sanata Dharma
Dengan ini menyatakan bahwa karya dengan judul “Rancangan Bangun Sistem Kontrol Tekanan Air Automatic Shower Therapy berbasis mikrokontroler” belum pernah dipublikasikan dan tidak memuat karya orang lain terkecuali dibagian daftar pustaka selayaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Februari 2022 Yang menyatakan,
Hernawan Kevin Aldi Pramana Satya NIM : 18113050
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama :Hernawan: Kevin Aldi PS
Nomor Mahasiswa :181313050
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Rancangan Bangun Sistem Kontrol Tekanan Air Automatic Shower Therapy berbasis mikrokontroler
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari (search engine), misalnya google.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal :8 Februari 2022 Yang menyatakan
( Hernawan Kevin Aldi Pramana Satya )
vi ABSTRACT
Hydrotherapy is a therapeutic method that uses water as a means to perform therapy.
In hydrotherapy there are those that rely on water pressure and there are also those that only use the warmth of water. And one of the tools that use water pressure is a therapeutic shower. Shower therapy is a therapy that uses water media and pressure on water in its treatment. Water pressure is very useful in the field of hydrotherapy, because water pressure serves as a means in hydrotherapy. The water pressure used in the therapy is determined by the doctor and also depends on the part of the body that gets physiological and anatomical complaints. This research aims to design a tool and make a pressure control system to regulate water pressure. So the doctor can choose and adjust the pressure in shower therapy. In addition to regulating water pressure, the design of this system can also be used for pressure monitoring.
Keywords :Hydrotherapy, Water Pressure, Shower Therapy
vii ABSTRAK
Hydrotherapy adalah metode terapi yang menggunakan air sebagai sarana untuk melakukan terapi. Dalam hydrotherapy ada yang mengandalkan tekanan air dan ada juga hanya memanfaatkan kehangatan air. Dan salah satu alat yang menggunakan tekanan pada air yaitu shower terapi. Shower therapy merupakan terapi yang menggunakan media air dan tekanan pada air dalam pengobatannya.
Tekanan air sangat berguna dalam bidang hydrotherapy, karena tekanan air berfungsi sebagai sarana dalam hydrotherapy. Untuk tekanan air yang dipakai dalam terapi itu ditentukan oleh dokter dan tergantung juga bagian tubuh yang mendapatkan keluhan secara fisiologis dan anatomis. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain alat dan membuat sistem kontrol tekanan untuk mengatur tekanan air. Sehingga dokter bisa memilih dan mengatur tekanan pada shower therapy. Selain untuk mengatur tekanan air rancang bangun sistem ini juga bisa digunakan untuk monitoring tekanan. Berdasarkan dari hasil perencanaan, pembuatan, dan pengujian yang dilakukan serta didukung oleh teori yang ada, maka dapat diambil kesimpulan alat inkubator laboratorium yang dibuat dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
Kata Kunci :Hydrotherapy, Tekanan Air, Shower Therapy
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………i
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR……….ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... v
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Rumusan masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 2
1.4 Manfaat ... 2
BAB II ... 3
LANDASAN TEORI ... 3
2.1 Hydrotherapy ... 3
2.2 Tekanan Hidrostatis ... 4
2.3 Modul dimmer ... 6
2.4 Modul relay ... 6
2.5 Motor servo ... 7
2.6 Arduino Uno ... 8
2.7 Transducer pressure sensor ... 9
2.8 Liquid Crystal Display (LCD) 20X4 dan Inter Integrated Circuit (I2C) ... 10
2.9 Wasser Pump pb 169 ea ... 11
3.0. Sensor deteksi air ... 12
ix
BAB III ... 14
PERANCANGAN ... 14
3.1 Deskripsi Sistem ... 14
3.2 Diagram Blok ... 15
3.3 Perancangan Mekanik ... 16
3.4 Perancangan Elektrik ... 18
3.5 Perancangan perangkat lunak ... 18
BAB IV ... 21
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN ... 21
4.1 Implementasi Perencanaan Mekanik ... 21
4.2 Implementasi Perencanaan Elektrik ... 23
4.2.1 Rangkaian Tombol ... 23
4.3 Implementasi Perancangan Perangkat Lunak ... 23
4.4 Troubleshooting ... 25
4.4.1 Sensor Transduser membaca tekanan yang keluar secara acak. ... 25
4.5 Pengujian Alat ... 25
4.5.1 Pengujian rangkaian dimmer ... 25
4.5.2 Pengujian Rangkaian Tombol ... 26
4.5.3 Pengujian motor servo... 27
4.5.4 Pengujian liquid Crystal Display (LCD) dan Inter Integrated Circuit (I2C) 30 4.5.5 Pengujian Wasser Pump ... 31
4.5.6 Pengujian Modul Relay ... 31
4.5.7. Pengujian Transducer Pressure Sensor ... 32
4.5.8. Pengujian gabungan(dimmer,servo,sensor Transducer Pressure) ... 33
4.5.9. Pengujian Sensor water level ... 34
4.6.Pengujian Sistem ... 35
BAB V ... 37
PENUTUP ... 37
5.1 Kesimpulan ... 37
5.2 Saran ... 37
x
DAFTAR PUSTAKA ... 38
LAMPIRAN ... 40
Lampiran 1 Program Arduino : ... 40
Lampiran 2 Datasheet : ... 62
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Modul dimmer ... 6
Gambar 2.2. Modul Relay ... 7
Gambar 2.3 Motor servo ... 8
Gambar 2.4 Arduino Uno ATMega328 ... 8
Gambar 2.5 Transducer pressure sensor ... 9
Gambar 2.6 LCD dan I2C ... 10
Gambar 2.7 wasser pump pb 169 ea ... 11
Gambar 3.1 Desain shower therapy ... 14
Gambar 3.2 Diagram blok ... 15
Gambar 3.3 Blok pengatur tegangan otomatis pada modul dimmer ... 17
Gambar 3.4 Blok sistem control... 18
Gambar 3.5 Blok Saluran air ... 18
Gambar 3.6 Rangkaian tombol ... 18
Gambar 3.7 Diagram alir Rancang bangun sistem... 18
Gambar 4.1 Blok Modul Dimmer ... 21
Gambar 4.2 Blok Sistem Kontrol ... 22
Gambar 4.3 Blok Saluran air dan keseluruhan... 22
Gambar 4.4 Rangkaian Tombol ... 23
Gambar 4.5 Pengujian rangkaian tombol ... 27
Gambar 4.6 Hasil pengujian motor servo ... 29
Gambar 4.7 Hasil pengujian karakter LCD dan I2C ... 30
Gambar 4.8 Pengujian modul relay ... 32
Gambar 4.9 Pengujian Transducer Pressure Sensor ... 33
Gambar 5.0 Penempatan sensor water level batas atas ... 34
Gambar 5.1 Penempatan sensor water level batas bawah ... 35
Gambar 5.2 Penempatan sensor transducer pressure dan pressusre gauge ... 36
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifkasi Wasser Pump ... 11
Tabel 3.1 Input – Output diagram blok ... 15
Tabel 4.1 I/O pada sistem ... 24
Tabel 4.2 hasil pengujian modul dimmer 1 ... 25
Tabel 4.3 hasil pengujian modul dimmer 2 ... 26
Tabel 4.4 hasil pengujian modul dimmer 3 ... 26
Tabel 4.5 Data motor servo ... 28
Tabel 4.6 Data sensor ... 31
Tabel 4.7 hasil pengujian gabungan 1 ... 32
Tabel 4.8 hasil pengujian gabungan 2 ... 33
Tabel 4.9 hasil pengujian gabungan 3 ... 34
Tabel 5.0 Hasil pembacaan sensor Transducer pressure dan pressure gauge ... 35
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Berkembangnya teknologi dalam bidang kesehatan, membuat semakin banyak pengobatan yang menggunakan teknologi yang canggih untuk mendapatkan hasil yang memuasakan. Salah satu bidang yang kesehatan yang menggunakan teknologi untuk pengobatannya adalah bidang terapi. Dan salah satunya yaitu hydrotherapy.
Hydrotherpy adalah metode terapi yang menggunakan air sebagai sarana untuk melakukan terapi. Dalam hydrotherapy ada yang mengandalkan tekanan air dan ada juga hanya memanfaatkan kehangatan air. Dan salah satu alat yang menggunakan tekanan pada air yaitu shower terapi. Shower therapy merupakan terapi yang menggunakan media air dan tekanan pada air dalam pengobatannya.
Dalam bidang terapi air terdapat beberapa jenis terapi air yaitu mandi rendam (underwater massage), pusaran air (whirlpool), kolam terapi (aquamedic), terapi semprot air (jet shower), pancuran air (veichy shower), terapi air panas dan dingin (contrast bath) [1].
Tekanan air sangat berguna dalam bidang hydrotherapy, karena tekanan air berfungsi sebagai sarana dalam hydrotherapy. Untuk tekanan air yang dipakai dalam terapi itu ditentukan oleh dokter dan tergantung juga bagian tubuh yang mendapatkan keluhan secara fisiologis dan anatomis[2].
Dalam tugas akhir alat ini saya kan membuat sistem kontrol tekanan untuk mengatur tekanan air. Sehingga dokter bisa memilih dan mengatur tekanan pada shower therapy. Selain untuk mengatur tekanan air rancang bangun sistem ini juga bisa digunakan untuk monitoring tekanan.
2 1.2 Rumusan masalah
Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini;
1. Bagaiamana merancang sistem pengontrol tekanan pada shower therapy?
2. Bagaimana merancang sistem monitoring tekanan air pada shower therapy?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas akhir;
1. Membuat rancang bangun sistem pengontrol, monitoring, deteksi dan tekanan air pada automatic shower therapy berbasis mikrokontroler.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari tugas akhir iniadalah;
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
a.
Shower therapy dapat menjadi alat peraga sebagai bahan ajar dalam perkuliahan.b.
Menjadi tolak ukur sejauh mana ilmu yang diserap selama perkuliahan 2. Bagi mahasiswaa.
Menjadi sarana mahasiswa dalam mengimplementasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan.b.
Menjadi sarana mahasiswa untuk mengasah keterampilan dan kreativitas, serta cara berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.c.
Menambah wawasan mahasiswa dalam hal penggunaan metode baru atau alternatif pada perkembangan alat kesehatan.3 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang teori dasar yang dipakai dalam pembuatan rancang bangun sistem kontrol tekanan air automatic shower therapy berbasis mikrokontroler.
2.1 Hydrotherapy
Hydrotherapy adalah perawatan menggunakan air untuk tujuan kesehatan, misalnya menghilangkan nyeri atau untuk menyembuhkan luka. Kolam renang, whirlpools dan hubbard tank (tangki yang memungkinkan penderita untuk merendam seluruh tubuhnya di dalam air) adalah contoh beberapa alat yang dapat dipergunakan untuk melakukan hydrotherapy. Tekanan dari air yang melawan gaya gravitasi memungkinkan penderita untuk melatih ototnya dengan beban yang lebih kecil terhadap sendi [3].
Manfaat Hydrothearpy :
• Menggunakan dan merelaksasikan otot
• Memperbaiki pola jalan dan postur tubuh
• Mengurangi nyeri, bengkak, kaku otot dan sendi
• Meningkatkan fungsi jantung, sirkulasi darah dan pernafasan.
• Meningkatkan kemampuan fungsional dan kualitas hidup
• Memperbaiki keseimbangan dan koordinasi
• Memperbaiki lingkup gerak sendi, stroke, nyeri sendi lutut dan penyakit rematik
Dr. Sulistiyawati Hoedijono, MA, Akp Ahli Massotherapy pada anak autis mengatakan terapi pijat anak autisme efektif memperlancar peredaran darah yang berfungsi mendistribusikan oksigen, nutrisi, dan mengangkut racun tubuh sehingga racun tidak mengendap dan menimbulkan penyakit. Karena pada prinsipnya penderita autis mengalami ketidak selarasan hubungan antara sel otak
4
satu dengan yang lain, maka berdasarkan teori akupuntur cina bernama tuina, fokus pemijatan untuk anak autis terletak di beberapa titik di bagian kepala, seperti seperti puncak kepala, tengkuk dibagian leher, pangkal tulang kepala dan area sclap atau area puncak ke samping kepala bersambung kearah telinga [4].
Pijatan di kepala dapat merangsang sistem saraf, meningkatkan konsentrasi,dan menenangkan. Pijatan di tengkuk dapat memperlancar sirkulasi darah ke susunan saraf dan menenangkan. Sensasi rileks yang dirasakan pada saat dipijat akan memudahkan anak tertidur. Ketika tidur, tubuh melakukan perbaikan menyeluruh termasuk kinerja otak, kontak mata, penguasaan kosa kata, mobilitas, sensitivasi, respons, dan interaksi. Selain itu, pemijatan dapat memberikan sensasi menenangkan dan mengatasi hiperaktivitas yang sering terjadi pada anak autisme.
“Pijatan pada daerah tertentu membuat saraf dan otot berkontraksi sehingga meningkatkan aliran darah dan menciptakan keseimbangan tubuh [4].
2.2 Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis merupakan tekanan dari air menuju ke semua arah di titik ukur manapun yang diakibatkan gaya gravitasi. Tekanan hidrostatis meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman yang diukur dari permukaan air.
Karena adanya gaya gravitasi, partikel air akan menekan partikel yang ada di bawahnya, hal ini juga berlaku pada partikel-partikel air yang ada di bawahnya sehingga akan saling menekan ke dasar air yang mengakibatkan tekanan di bawah menjadi lebih besar dari tekanan yang di atas.
Semakin dalam suatu benda dari permukaan air, maka semakin banyak volume air yang ada di atas benda tersebut dengan permukaan air yang mengakibatkan tekanan yang diberikan air pada benda akan semakin besar.
Berikut adalah beberapa sifat tekanan hidrostatis:
• Besar Tekanan zat cair ke segala arah adalah sama.
• Besar Tekanan zat cair pada kedalaman yang sama adalah sama.
5
• Bergantung pada gravitasi.
• Bergantung pada massa jenis zat cair.
• Tidak akan bergantung pada bentuk wadah.
• Semakin jauh keadalaman benda dari permukaan air, tekanannya semakin besar.
Tekanan hidrostatis tidak dipengaruhi oleh luasan permukaan air, maupun bentuk wadah air. Tekanan hidrostatis menuju ke semua arah. Satuan tekanan adalah Pascal (Pa) atau Newton per meter kuadrat (N/m2).
Tekanan hidrostatis dirumuskan sebagai berikut:
P = ρ × g × h Keterangan :
• P = Tekanan Hidrostatik (N/m2 atau Pa).
• ρ = Massa Jenis Zat Cair (kg/m3).
• g = Percepatan Gravitasi (m/s2).
• h = Kedalaman Dari Permukaan Zat Cair (m).
•
1 Pascal = 1 N/m2 1 Pascal = 10−5 Bar
1 Pascal = 145.04×10−6 / 0,000145038 Psi
Rumus tersebut bisa dipakai untuk mengetahui berapa besar tekanan hidrostatis pada wadah tertutup. Misalnya botol, tangki, tabung tertutup.
Untuk mengukur besar tekanan di suatu titik di bawah permukaan air pada wadah terbuka misalnya danau, sungai, laut atau segala wadah terbuka, perlu ditambahkan besar tekanan atmosfer pada perhitungan [5].
6 2.3 Modul dimmer
Modul dimmer merupakan modul yang digunakan untuk mengontrol tegangan pada suatu beban. Dimmer modern yang dibangun dari silikon yang dikendalikan rectifier (SCR) bukan resistor variabel, karena mereka memiliki efisiensi yang lebih tinggi. Sebuah resistor variabel akan menghilang kekuasaan sebagai panas dan bertindak sebagai pembagi tegangan.
Sumber : https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/product- 1/2019/1/31/3044950/3044950_b1468f75-4f37-4447-8579-
1f56b0dbce48_700_700.jpg Gambar 2.1. Modul dimmer
Komponen utama rangkaian dimmer adalah TRIAC, DIAC dan Variabel Resistor. TRIAC sebagai komponen utama berfungsi mengatur tegangan AC yang masuk ke beban. DIAC dan VR berfungsi mengatur bias TRIAC yang menentukan titik kerja on-off dari TRIAC [6].
2.4 Modul relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar
7
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi [7].
Sumber :https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/product-
1/2018/2/15/17324859/17324859_b1f41629-a609-4d9e-bd2d-6eb2cb7e13a4_1000_750.jpg
Gambar 2.2. Modul Relay
Modul relay memiliki 6 pin utama yaitu VCC, GND, VOUT, NC, NO, dan Coil. Pin VCC dan GND dihubungkan pada VCC dan GND Arduino Uno, pin VOUT dihubungkan pada pin A2 Arduino Uno dan pin NO dan Coil dihubungkan pada listrik AC yang ingin digunakan, sedangkan pin NC tidak dihubungkan apa-apa.
Modul relay pada sistem pengatur tekanan berfunggsi sebagai saklar otomatis untuk menghidupkan wasser pump.
2.5 Motor servo
Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga dapat di-set-up atau diatur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari poros output motor.
Motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear yang melekat pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan meningkatkan torsi motor servo,
8
sedangkan potensiometer dengan perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran poros motor servo [8].
Sumber : https://fit.labs.telkomuniversity.ac.id/mengenal-motor-servo/
Gambar 2.3 Motor servo
Motor servo mempunyai 3 pin utama yaitu VCC, GND, dan VOUT. Pin VCC dan GND terhubung pada VCC dan GND pada Arduino dan VOUT terhubung apda pin digital 13. Motor servo pada sistem pengatur tekanan pada alat shower therapy berfungsi sebagai pengatur tekanan air dengan cara memutar potensio pada rangkaian dimmer .
2.6 Arduino Uno
Sumber: https://www.caratekno.com/pengertian-arduino-uno-mikrokontroler/
Gambar 2.4 Arduino Uno ATMega328
9
Arduino Uno adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada ATMega328. Arduino Uno memiliki 14 pin input/output (6 diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 pin input analog, sebuah osilator kristal 16MHz, sebuah konektor USB, sebuah power jack, dan sebuah tombol reset. Arduino memuat semua yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah komputer dengan menggunakan kabel USB atau mensuplainya dengan adaptor AC ke DC, atau menggunakan baterai untuk memulainya [9].
2.7 Transducer pressure sensor
Sensor tranduser pressure adalah sensor yang mengubah tekanan menjadi sinyal listrik analog. Konversi tekanan menjadi sinyal listrik dicapai dengan deformasi fisik gages regangan yang terikat ke diafragma transduser tekanan dan kabel ke konfigurasi jembatan wheatstone. Tekanan yang diterapkan pada transduser menghasilkan defleksi diafragma yang menyebabkan tekanan pada pengukur. Strain akan menghasilkan perubahan resistansi listrik sebanding dengan tekanan [10].
Sumber :
https://imgaz3.staticbg.com/thumb/large/oaupload/banggood/images/BF/EB/140a ba50-0aab-496b-8dd4-82ffc4e71827.jpg
Gambar 2.5 Transducer pressure sensor
10
Transducer pressure sensor memiliki 3 pin utama, yaitu pin VCC, GND, dan VOUT. Pin Vcc dan GND dihubungkan pa da VCC dan GND pada Arduino Uno, sedangkan pin Vout pada sensor dihubungkan ke pin A0 pada Arduino Uno.Sensor ini digunakan untuk membaca tekanan air yang keluar.
2.8 Liquid Crystal Display (LCD) 20X4 dan Inter Integrated Circuit (I2C)
Sumber : https://ae01.alicdn.com/kf/HTB11KifRCzqK1RjSZPxq6A4tVXas/Sunfounder-IIC-I2C-Twi-Serial- 2004-20X4-LCD-Modul-Perisai-untuk-Arduino-Uno-Mega2560-elektronik-DIY.jpg
Gambar 2.6 LCD dan I2C
LCD merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk menampilkan data, baik huruf atau karakter [11]. LCD perlu dihubungkan dengan port yang sesuai dengan port yang terdapat pada Arduino. Port yang telah digunakan untuk LCD tidak dapat digunakan untuk fungsi lain, sehingga untuk mengefisienkan jumlah port yang terpakai pada Arduino, maka digunakan sebuah modul komunikasi serial yang disebut Inter Integrated Circuit (I2C). I2C hanya menggunakan 2 jalur yakni serial clock (SCL), dan serial data (SDA).
Sistem pengatur tekanan ini menggunakan LCD 20X4 (20 karakter, 4 baris), dan I2C untuk menampilkan nlai pembacaan tekanan air yang keluar.
11 2.9 Wasser Pump pb 169 ea
Sumber :
https://www.tokopedia.com/rekomendasi/1125733452?ref=googleshopping&c=1149 2194246&m=283095005&p=1125733452&gclid=Cj0KCQjw_dWGBhDAARIsAMc
YuJyD-
HDVxluCmVxl3qCeqhd_uHE8I8kyZXdV2FLkXJczZ6B5vgO6J80aAjCxEALw_wc B&gclsrc=aw.ds
Gambar 2.7 wasser pump pb 169 ea
Wasser merupakan salah satu merek pompa air yang ada di pasaran. Pompa air Wasser terdiri dari beberapa jenis produk yang masing-masing berbeda fungsi dalam peruntukan dan penggunaannya [12].
Pompa Wasser untuk pompa booster - Pompa pendorong untuk meningkatkan tekanan air. dapat diaplikasikan pada pemanas air, peralatan, mandi, dan peralatan dapur. Tipenya antara lain :PB-169 EA,
Tabel 2.1 Spesifkasi Wasser Pump Daya Listrik Tanpa
Beban 130 / 110 / 80 Watt
Daya Listrik Full Load
198 /154/ 110 Watt
12 Daya Hisap
Tidak bisa Hisap
Daya Dorong
10 / 8 / 6 meter
Debit Air
60 / 48 / 38 liter/menit
Pressure
-
Intlet
1 Inch
Outlet
Ya
3.0. Sensor deteksi air
Sensor Water Level adalah sensor ketinggian air yang murah dan mudah digunakan. Sensor ini terdiri sejumlah garis yang disusun paralel untuk menentukan ketinggian permukaan air. Nilai konversi ketinggian air ke sinyal analog yang dihasilkan dapat langsung dibaca board Arduino. [13].
13
Sumber : https://store.ichibot.id/product/sensor-water-level-ketinggian-air/
Gambar 2.8 Sensor deteksi air
14 BAB III PERANCANGAN 3.1 Deskripsi Sistem
Rancang bangun sistem kontrol tekanan air auitomatic shower therapy berbasis mikrokontroler dibuat untuk mengontrol tekanan pada air yang keluar sesuai yang kita inginkan. Sistem ini menggunakan Wasser Pump sebagai sumber tekanannya.
Dan rancang bangun sistem kontrol tekanan air pada alat shower therapy menggunakan rangkaian dimmer yang digunakan untuk mengatur tekanan air yang keluar dengan cara mengatur tegangan yang masuk pada Wasser Pump, serta sistem kontrol tekanan pada alat shower therapy ini dilengkapi dengan sensor Transducer pressure untuk mengukur tekanan air yang keluar dari Wasser Pump dan kemudian akan ditampilkan pada LCD. Alat ini juga dilengkapi dengan push button start, push button stop, push button mode 1, push button mode 2, push button mode 3 dan timer.
Gambar 3.1 Desain shower therapy
Untuk memulai terapi maka harus menekan push button start, jika push button ditekan modul relay akan aktif dan menghidupkan wasser pump. Rancang bangun sistem kontrol tekanan air pada alat shower therapy terdapat tiga pengaturan tekanan air, untuk mengubah pengaturan tekanan dengan cara menekan tombol angka 1
15
sampai dengan 3 pada push button mode 1 sampai 3. Dan jika push button stop ditekan maka relay akan mati dan mematikan wasser pump dan sistem akan mulai dari awal, masuk pada menu.
3.2 Diagram Blok
Gambar 3.2 Diagram blok
Berdasarkan dari gambar dapat dijelaskan fungsi dan cara kerjanya seperti pada tabel. :
Tabel 3.1 Input – Output diagram blok
Mikrokontroler ATmega328 = pusat sistem input, proses dan output INPUT
Driver tombol :
• Tombol Start
• Tombol Stop
• Tombol Up
• Tombol Start digunakan untuk memulai sistem.
• Tombol stop digunakan untuk
16
• Tombol down menghentikan sistem sebelum
waktu yang di atur habis.
• Tombol up digunakan untuk mengatur waktu .
• Tombol down digunakan untuk mengatur waktu
Tombol Mode Sebagai pengatur tekanan dengan menekan tombol pada Tombol Mode dari angka 1 – 3
Sensor Transducer Pressure Sebagai sensor tekanan air Sensor Deteksi Air Sebagai sensor pendeteksi air OUTPUT
Modul relay Sebagai saklar untuk mengalirkan listrik AC pada modul dimmer sebagai sumber tegangan untuk wasser pump.
Motor servo Sebagai pengatur tekanan dengan memutar potensio pada modul dimmer, sesuai inputan dari push button mode
LCD (Liquid Crystal Display) Sebagai tampilan hasil pembacaan sensor Transducer Pressuren.
Modul dimmer Sebagai pengatur tekanan air.
3.3 Perancangan Mekanik
Rancang bangun sistem pengatur tekanan air automatic shower therapy memiliki 2 bagian. Blok pengatur tegangan output pada modul dimmer secara otomatis dengan
17
menggunakan motor servo seperti pada gambar 3.3. Dan blok kontrol sistem yang digunakan untuk menempatkan beberapa modul seperti modul relay, modul dimmer, LCD tampilan, push button seperti pada gambar 3.4. Blok saluran air digunakan untuk menyalurkan air dari bak penampung sampai pipa nozzle, pada blok saluran air terdiri dari pipa 1 inch, selang, sambungan pipa. Seperti pada gambar 3.5.
Gambar 3.3 Blok pengatur tegangan otomatis pada modul dimmer
18
Gambar 3.4 Blok sistem control
Gambar 3.5 Blok Saluran air 3.4 Perancangan Elektrik
Adapun perancangan elektronik secara umum memiliki beberapa blok sistem yaitu pada blok sistem kontrol dengan memanfaatkan beberapa modul Arduino yang telah ada. Selain itu ada beberapa rangkaian pendukung lainnnya yaitu rangkaian tombol.
Gambar 3.6 Rangkaian tombol
3.5 Perancangan perangkat lunak
Berdasarkan gambar 3.7. menjelaskan sistem atau cara kerja dari Rancang bangun sistem kontrol tekanan alat shower therapy.
19
20 SET WAKTU
TOMBOL START
TOMBOL START DITEKAN ?
PILIH MODE TEKANAN 1,2,3
TOMBOL STOP
SELESAI
T
Y
WAKTU SUDAH
HABIS?
SISTEM BERJALAN, WAKTU BERJALAN WASSER PUMP
HIDUP
TOMBOL STOP DITEKAN ?
T
Y
21 BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Perencanaan Mekanik
Perancangan Mekanik pada alat ini telah selesai dan sesuai dengan harapan pada setiap bloknya. Pada blok pengatur tegangan output modul dimmer secara otomatis. Dan hasilnya seperti gambar 4.1
Gambar 4.1 Blok Modul Dimmer
Hasil dari blok pengatur tegangn output modul dimmer sesuai dengan apa yang diharapkan motor servo berfungsi dengan baik untuk memutar potensio pada modul dimmer.
Ket :
1. Motor servo 2. Modul relay 3. Potensio 4. Modul dimmer
Dan pada blok sistem kontrol memiliki ukuran yang sesuai yang diharapkan yaitu dengan panjang kotak 28,5 cm, lebar kotak 23 cm, dan tinggi kotak 12 cm seperti pada gambar 4.2
1
4 3
2
22
Gambar 4.2 Blok Sistem Kontrol Keterangan :
1. LCD
2. Tombol start stop 3. Tombol naik turun 4. Tombol mode
Dan pada blok Saluran air dan alat keseluruhan sesuai dengan apa yang diharapkan tinggi 90cm lebar 46cm panjang 40cm
Gambar 4.3 Blok Saluran air dan keseluruhan 1
3 2
4
23 4.2 Implementasi Perencanaan Elektrik
Perencanaan elektronik yang telah direncanakan pada bab 3, telah selesai dikerjakan secara umum memiliki beberapa blok sistem yaitu pada blok sistem kontrol dengan memanfaatkan beberapa modul Arduino yang telah ada. Selain itu ada beberapa rangkaian pendukung yaitu rangkaian tombol.
4.2.1 Rangkaian Tombol
Rangkaian tombol berfungsi sesuai dengan yag diharapkan, inputan tombol sudah dapat dibaca oleh mikrokontroler. Rangkaian timbol seperti gambar 4.5.
Gambar 4.4 Rangkaian Tombol 4.3 Implementasi Perancangan Perangkat Lunak
Adapaun I/O(input – output) pada pin mikrokontrolerATmega 328 pada papan Arduino Uno yang digunakan pada rancangan ini seperti dijelaskan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 I/O pada sistem Arduino 1
24 INPUT
Pin Komponen / Modul
D9 Tombol down untuk atur waktu
D10 Tombol up untuk atur waktu
D11 Tombol stop untuk menghentikan sistem
D12 Tombol OK untuk memulai system
A1 Sensor Transducer Pressure
A2 Sensor deteksi air
OUTPUT
Pin Komponen / Modul
A4 SDA pada modul LCD I2C
A5 SCL pada modul I2C
Arduino 2 INPUT
Pin Komponen / Modul
D10 Tombol mode 3
D11 Tombol mode 2
D12 Tombol mode 1
OUTPUT
Pin Komponen / Modul
D2 Modul Relay
25
D3 Modul Servo
4.4 Troubleshooting
Selama melakukan pengujian setelah rancangan diimplementasikan, masih terjadi beberapa masalah atau kendala. Oleh sebab itu, selama pengujian dilakukan juga pengecekan ulang dan troubleshooting.
4.4.1 Sensor Transduser membaca tekanan yang keluar secara acak.
Ketika dilakukan percobaan sensor transduser membaca tekanan yang acak sehingga menyebabkan pembacaan yang tidak akurat.
➢ Analisa : konektor sensor yang kurang pas saat dimasukan
➢ Solusi : mengencangkan bagian konektor sensor dan menyoldernya
➢ Hasil : sensor bisa digunakan kembali 4.5 Pengujian Alat
Pengujian dari setiap komponen harus dilakukan untuk mengetahui ketepatan hasil dari komponen tersebut.
4.5.1 Pengujian rangkaian dimmer
Rangkain dimmer digunakan untuk mengatur tegangan yang masuk pada wasser pump, untuk mengatur tekanan air yang keluar pada pompa air. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Rincian hasil percobaan seperti pada tabel 4.2, 4.3 dan 4.4.
Tabel 4.2 hasil pengujian modul dimmer 1
Level kecepatan Vout
1 111V
2 144V
26
3 180V
Tabel 4.3 hasil pengujian modul dimmer 2
Level kecepatan Vout
1 135V
2 158V
3 200V
Tabel 4.4 hasil pengujian modul dimmer 3
Level kecepatan Vout
1 140V
2 175V
3 213V
4.5.2 Pengujian Rangkaian Tombol
Rangkaian tombol adalah rangkain yang digunakan untuk mengaktifkan tombol yang digunakan. Pengujian dengan cara memasukan program pembacaan pin Arduino yang dipakai oleh masing- masing tombol. Jika masing – masing tombol ditekan dan datanya terbaca oleh mikrokontroler maka rangkaian tombol dalam kondisi baik dan dapat digunakan.
27
Gambar 4.5 Pengujian rangkaian tombol
Dari hasil pengujian ini rangkain tombol berfungsi dengan baik dan tidak ada jalur yang putus.
4.5.3 Pengujian motor servo
Motor servo digunakan untuk mengatur tegangan pada rangkaian dimmer dengan cara setelah mendapatkan inputan dari Tombol mode lalu motor servo memutar potensio pada rangkaian dimmer sesuai kecepatan yang dipilih.
28
Tabel 4.5 Data motor servo
Level kecepatan
Gambar posisi Sudut
1 0 o
2 90 o
29
3 180 o
30
Gambar 4.6 Hasil pengujian motor servo
Rincian sudut yang digunakan motor servo untuk memutar potensio pada modul dimmer.
Seperti pada tabel 4.5.
4.5.4 Pengujian liquid Crystal Display (LCD) dan Inter Integrated Circuit (I2C)
Pengujian Liquid Crystal Display (LCD) dan Inter Integrated Circuit (I2C) dengan cara menghubungkan LCD pada I2C dan dihubungkan ada pin Arduino. Setelah selesai menghubungkan, dibuat kode program untuk diupload ke Arduino. Pada gambar 4.12.
menunjukkan bahwa LCD sudah menampilkan karakter. Hal ini menunjukkan bahwa LCD dapat berfungsi dengan baik
31
Gambar 4.7 Hasil pengujian karakter LCD dan I2C 4.5.5 Pengujian Wasser Pump
Wasser pump dapat digunakan dengan baik mode automatis dan manualnya juga berungsi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
4.5.6 Pengujian Modul Relay
Pengujian modul relay dengan cara menghubungkan pin VCC modul relay pada VCC Arduino, pin GND modul relay pada GND Arduino, dan pin IN4 modul relay pada pin 13 Arduino seperti pada gambar 4.16 Lalu masukan program blink pada Arduino. Lalu ukur tegangan yang masuk pada kaki NO dan COM modul relay dengan cara menggunakan multimeter, langkahnya :
1. Pilih voltmeter pada multimeter
2. Hubungkan Probe merah pada kaki COM 3. Hubungkan Probe hitam pada kaki NO
4. Lalu lihat pada multimeter, jika tegangan yang terbaca dan jeda pembacaanya selama 1 detik sesuai pada program blink tandanya relay masih baik dan dapat digunakan.
32
Gambar 4.8 Pengujian modul relay
Dari hasil pengujian yang dilakukan modul relay dapat bekerja bekerja dengan baik.
4.5.7. Pengujian Transducer Pressure Sensor
Pengujian Transducer Pressure Sensor dengan cara menghubungkan pin VCC sensor dengan VCC Arduino, GND sensor dengan GND Arduino dan pin data sensor dengan pin A0 Arduino. Untuk pengujian transducer pressure sensor dengan cara memberi tekanan pada sensor dengan meniup ujung sensor sekuat tenaga, dan amati perubahan nilai yang terbaca. Apabila sensor ditiup dan nilainya bertambah maka sensor masih baik dan dapat digunakan. Hasil pengukuran tekanan seperti gambar 4.9 dan untuk spesifikasi data sensor transducer pressure seperti pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data sensor Data Sensor
Range Pressure 0 – 12 Bar ( 1.2 Mpa = 174 Psi )
VCC 5V DC
Output 0.5 – 4.5 V
33
Gambar 4.9 Pengujian Transducer Pressure Sensor 4.5.8. Pengujian gabungan(dimmer,servo,sensor Transducer Pressure)
Pengujian ini dilakukan supaya dapat memperoleh nilai dari setiap komponen sehingga dapat mengetahui tegangan yang dikeluarkan oleh dimmer dan dapat memperoleh tekanan yang dibaca oleh sensor transducer pressure. Rincian percobaan seperti pada tabel yang ada dibawah ini mulai dari tabel 4.7,4.8,4.9.
Tabel 4.7 hasil pengujian gabungan 1
Servo Dimmer Sensor transducer pressure
0° 111V 6Psi
90° 135V 9Psi
180° 158V 11Psi
Tabel 4.8 hasil pengujian gabungan 2
Servo Dimmer Sensor transducer pressure
0° 135V 9Psi
90° 158V 11Psi
180° 200V 13Psi
34
Tabel 4.9 hasil pengujian gabungan 3
Servo Dimmer Sensor transducer pressure
0° 140V 10Psi
90° 175V 12Psi
180° 213V 14Psi
4.5.9. Pengujian Sensor water level
Pada pengujian water level ini dilakukan dengan cara menentukan nilai batas atas dan batas bawah menggunakan arduino sehingga dapat menentukan batas atas maupun bawah pada sensor water level . seperti pada gambar 5.0 batas atas dan 5.1 batas bawah
Gambar 5.0 Penempatan sensor water level batas atas
35
Gambar 5.1 Penempatan sensor water level batas bawah
Sensor water level dapat berfungsi dengan baik, bisa digunakan mendeteksi batas atas dan batas bawah.
4.6.Pengujian Sistem
Proses pengujian sistem dilakukan untuk menguji semua blok rangkaian dan semua komponen yang ada, apakah alat sudah dapat bekerja dengan baik (sesuai harapan) atau belum.
Dalam pengujian sistem tekanan pada alat shower therapy menggunakan sensor Transducer pressure dan pressure gauge, hasil yang di dapatkan dari hasil pembacaan sensor Transducer pressure dan pressure gauge seperti pada tabel 5.0. Dan untuk penempatan sensor transducer pressure dan pressure gauge pada alat shower therapy seperti pada gambar 5.2.
36
Gambar 5.2 Penempatan sensor transducer pressure dan pressusre gauge
Tabel 5.0 Hasil pembacaan sensor Transducer pressure dan pressure gauge No Transducer pressure sensors Pressure gauge
1 10psi 10 psi
2 12 psi 13 psi
3 14 psi 15 psi
Pada hasil pebacaan sensor transducer pressure dan pressure gauge terjadi perbedaan hasil pembacaan, ini mungkin dikarenakan pressure gauge yang dipakai mempunyai spesifikasi pembacaan sampai 16 bar, sedangkan tekanan yeng terbaca < 16 psi. Jadi jarum pada pressure gauge pembacaan tekanannya tidak terlalu terlihat, karena jarum hanya bergerak sedikit.
37 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil perancangan sistem kontrol tekanan pada alat shower therapy adalah sebagai berikut :
1. Rancang bangun sistem kontrol tekanan air automatic shower therapy berbasis mikrokontroler telah berhasil dibuat.
2. Sistem pengontrol tekanan sudah dapat bekerja dan dapat mengatur tekanan dengan 3 pilihan tekanan. Pada level 1 tekanan yang digunakan yaitu 10 psi, level 2 tekanan yang digunakan yaitu 12 psi, level 3 tekanan yang digunakan yaitu 14 psi.
3. Sistem keamanan deteksi air sudah dapat bekerja dengan baik. Ketika tidak air yang ada pada bak penampung maka sistem akan menampilkan pemberitahuan pada LCD.
5.2 Saran
Dari hasil pembuatan sistem pengatur tekanan alat shower therapy terdapat beberapa hal yang masih dapat ditingkatkan sebagai rekomendasi perbaikan alat kedepan dan peningkatan kualitasnya, diantaranya:
1. Mengganti modul dimmer dengan dengan modul dimmer elektrik yang mengatur keceptan motor pompa dengan mengatur sinyal PWM. Karena pada modul dimmer pada alat ini masih menggunakan potensio dan motor servo yang digunakan untuk memutar potensio uyntuk mengatur kecepatan putaran motor pompa air.
2. Mengganti tombol button dengan yang lebih baik karena supaya lebih mudah saat menekan/memilih mode.
38
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Ayasweda, “JENIS TERAPI AIR,” Terapi Air pada Spa, 30 Oktober 2012. [online].
Tersedia : https://sihusky.wordpress.com/2012/10/30/terapi-air-pada-spa/ [Diakses 10 Mei 2021].
[2]. LOUISE JUMARANI, The Essence Of ndonesian Spa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009.
[3]. Abu Muhammad, “Pengertian dan Ruang Lingkup Terapi Air atau Hydrotherapy,” Terapi menggunakan Air atau Hydrotherapy, 27 Februari 2019.[online]. Tersedia : https://qaritsa.net/pengertian-dan-ruang-lingkup-terapi-air-atau-hydrotherapy/ [Diakses 10 Mei 2021]
[4]. FK unair, “Alternatif Penyembuhan Anak Autis”, Natural Therapy With Massages, 30 Juli, 2011.
[5]. Mitha, “Tekanan Hidrostatis: Pengertian, Sifat, Rumus, Contoh Soal dan pembahasannya, 10 Mei 2021. [online]. Tersedia : https://gurubelajarku.com/tekanan-hidrostatis/
[Diakses 8 Juni 2021]
[6]. Herlan, & Prabowo, d. B. (2009). Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar.
INKOM, 14-21.
[7]. Saleh, muhamad, dan Munnik haryanti, “RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN RUMAH MENGGUNAKAN RELAY”, Jurnal Teknologi Elektro Universitas Mercubuana, vol.8, no.3, 181-186, September 2017.
[8]. Latifa, Ulinnuha, dan Joko Slamet Saputro, “PERANCANGAN ROBOT ARM GRIPPER
BERBASIS ARDUINO UNO MENGGUNAKAN ANTARMUKA LABVIEW”,
Barometer, vol.3, no.2, 138-141, Juli 2018.
[9]. Adriansyah, Andi, dan Oka Hidyatama, “Rancang Bangun Prototype Elevator Menggunakan Microcontroller Arduino Atmega328P”, Jurnal Teknologi Elektro Universitas Mercubuana, Vol IV, No.03. p.102, September 2013.
[10]. Migas, “Rangkuman Diskusi Pressure Transducer vs Oressure Transmitter”, instrumentasi Uncategorized, 6 November 2008. [online]. Tersedia : http://migas- indonesia.com/2008/11/06/rangkuman-diskusipressure-transducer-vs-pressure-transmitter/
[Diakses 23 Juni 2021]
39
[11]. Sinaulan, Olivia M., “Perancangan Alat Ukur Kecepatan Kendaraan Menggunakan ATMega 16”, E-Journal Teknik Elektro dan Komputer, 2015.
[12]. Rumah Material, “Pompa Air Wasser”, 18 Juni 2014. [online]. Tersedia : https://www.rumahmaterial.com/2014/06/pompa-air-wasser-electric-water-pump.html [Diakses 25 Juni 2021]
[13]. MUHAMAD YUSVIN MUSTAR, RAMA OKTA WIYAGI, “Implementasi Sistem Monitoring Deteksi Hujan dan Suhu Berbasis Sensor Secara Real Time”, JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA,2017
40 LAMPIRAN Lampiran 1 Program Arduino :
Arduino 1:
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 20, 4);
#include <DallasTemperature.h>
OneWire pin_DS18B20(A0);//--->>>>>>>>PIN SENSOR DS18B20 DallasTemperature DS18B20(&pin_DS18B20);
int sensortranduser = A1;
int deteksiair = A2;
int val;
int minute = 0;
int m, s = 0;
int nilai = 38;
int HEATER = 8;
int state = 0;
int timer = 0;
41 int tmblOK = 12;
int tmblStop = 11;
int tmblatas = 10;
int tmblbawah = 9 ; int x = 0;
int y = 0;
int z = 0;
void setup() {
// put your setup code here, to run once:
lcd.init();
lcd.init();
lcd.backlight();
Serial.begin(9600);
DS18B20.begin();
pinMode(HEATER, OUTPUT);//PEMANAS INDUKSI pinMode(tmblOK, INPUT);//tStar
pinMode(tmblStop, INPUT);//tStop pinMode(tmblatas, INPUT);//tTambah pinMode(tmblbawah, INPUT);//tKurang pinMode(sensortranduser, INPUT);//tranduser pinMode(deteksiair, INPUT);//deteksi air
42 digitalWrite(HEATER, HIGH);
pinMode(4, OUTPUT);//--->>>>>>>KOMUNIKASI ARDUINO digitalWrite(4, HIGH);
lcd.setCursor(6, 0);
lcd.print("TUGAS AKHIR");
lcd.setCursor(2, 1);
lcd.print("AUTOMATIC SHOWER");
lcd.setCursor(6, 2);
lcd.print("THERAPHY");
delay(3000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("AAN KRISDIANTO_006");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("HERNAWAN KEVIN_050");
delay(3000);
lcd.clear();
state = 10;
}
void loop() {
43 DS18B20.requestTemperatures();
//Menu Tampilan Awal switch (state) {
//--- ---
//bagian menu SET suhu case 0:
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("->");
lcd.setCursor(3, 0);
lcd.print("Pemanasan Air");
lcd.setCursor(3, 1);
lcd.print("Set suhu");
lcd.setCursor(3, 2);
lcd.print("Set Timer");
if (digitalRead(tmblbawah) == HIGH ) { lcd.clear();
state = 1;
delay(100);
}
if (digitalRead(tmblOK) == HIGH ) { //--->>masuk set suhu lcd.clear();
44 state = 3;
delay(250);
} break;
case 1:
lcd.setCursor(3, 0);
lcd.print("Pemanasan Air");
lcd.setCursor(3, 1);
lcd.print("Set suhu");
lcd.setCursor(3, 2);
lcd.print("Set Timer");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("->");
if (digitalRead(tmblbawah) == HIGH ) { lcd.clear();
state = 2;
delay(100);
}
if (digitalRead(tmblOK) == HIGH ) { //--->>masuk set suhu lcd.clear();
state = 4;
delay(100);
45 }
if (digitalRead(tmblatas) == HIGH ) { lcd.clear();
state = 0 ; delay(100);
} break;
//---r--- ---
//bagian menu SET timer case 2:
lcd.setCursor(3, 0);
lcd.print("Pemanasan Air");
lcd.setCursor(3, 1);
lcd.print("Set suhu");
lcd.setCursor(3, 2);
lcd.print("Set Timer");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("->");
if (digitalRead(tmblatas) == HIGH ) { lcd.clear();
state = 1;
46 delay(100);
}
if (digitalRead(tmblOK) == HIGH ) { //--->>masuk set timer lcd.clear();
state = 5;
} break;
//---r--- ---
//seting pemanas air --- case 3:
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("PEMANAS PROSES...");
delay(3000);
lcd.clear();
state = 7;
break;
break;
47
//--- //seting suhur--- case 4:
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Set Suhu: ");
lcd.setCursor(11, 0);
lcd.print(nilai);
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("<--Tekan Back/Stop ");
if (digitalRead(tmblatas) == HIGH && x == 0 && z == 0 ) { nilai = nilai + 1;
if (nilai >= 40) { nilai = 40;
} x = 1;
}
if (digitalRead(tmblatas) == LOW) { x = 0;
}
if (digitalRead(tmblbawah) == HIGH && y == 0 && z == 0) { nilai = nilai - 1;
if (nilai <= 37) { nilai = 38;
48 }
y = 1;
}
if (digitalRead(tmblbawah) == LOW) { y = 0;
}
if (digitalRead(tmblStop) == HIGH ) { lcd.clear();
if (state = 2 ) { state = 1;
} }
break;
//r---
//seting timer--- case 5:
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Menit : ");
lcd.print(minute);
49 lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("<--Tekan OK/STAR ");
delay(400);
if (d
igitalRead(tmblatas) == HIGH) { if (minute >= 30) {
minute = 0;
delay(100);
} else { minute++;
} }
if (digitalRead(tmblbawah) == HIGH) { if (minute < 1) {
minute = 30;
delay(100);
} else { minute--;
} }
if (digitalRead(tmblStop) == HIGH ) {
50 lcd.clear();
if (state = 4) { state = 2 ; }
}
if (digitalRead(tmblOK) == HIGH ) { //--->>masuk menu star lcd.clear();
state = 6;
} break;
case 6:
lcd.clear();
m = minute;
s = 0;
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("----SISTEM AKTIF----");
delay(2000);
lcd.clear();
//menampilkan waktu yang telah diatur for (m; m >= 0; m--) {
for (s; s >= 0; s--) { digitalWrite(4, LOW);
51
///--- ///sensor tranduser
int sensorVal = analogRead(sensortranduser);
// Convert the analog reading (which goes from 0 - 1023) to a voltage (0 - 5V):
output = map(sensorValue, 102.3, 920.7, 0, 174);
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("psi=");
lcd.setCursor(9 , 3);
lcd.print(pressure_psi);
///--- ///sensor ds18B
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("suhu Air:");
lcd.setCursor(9, 1);
DS18B20.requestTemperatures();
lcd.print(DS18B20.getTempCByIndex(0));
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("Set = ");
lcd.setCursor(6, 2);
lcd.print(nilai);
if (DS18B20.getTempCByIndex(0) >= nilai) { digitalWrite(HEATER, HIGH);
52 }
else if (DS18B20.getTempCByIndex(0) <= nilai ) { digitalWrite(HEATER, LOW);
}
//--- lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Timer : ");
lcd.print(m);
lcd.print(" : ");
lcd.print(s);
if (digitalRead(tmblStop) == HIGH) { goto timeStop;
}
delay(1000);
} s = 59;
}
digitalWrite(HEATER, HIGH);
digitalWrite(4, HIGH);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("---Proses Selesai---");
state = 8;
53 while (digitalRead(tmblStop) == HIGH) { goto timeStop;
}
delay (1000);
break;
case 7:
lcd.clear();
if (DS18B20.getTempCByIndex(0) >= 50) { digitalWrite(HEATER, HIGH);
lcd.setCursor(3, 2);
lcd.print("AIR READY...");
delay(4000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(1, 0);
lcd.print("SILAHKAN SET SUHU");
lcd.setCursor(8 , 1);
lcd.print("DAN");
lcd.setCursor(7, 2);
lcd.print("WAKTU");
delay(5000);
54 state = 1;
}
else if (DS18B20.getTempCByIndex(0) <= 50 ) { lcd.clear();
digitalWrite(HEATER, LOW);
lcd.setCursor(3, 1);
lcd.print("SILAHKAN TUNGGU");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("AIR BELUM READY...");
} break;
case 8:
timeStop:
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("----Sistem Mati----");
delay (2000);
digitalWrite(HEATER, HIGH);
digitalWrite(4, HIGH);
state = 10;
lcd.clear();
break;
55 case 10:
int val = analogRead(A2);
if (val < 600) { lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("---ADA AIR---");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("SILAHKAN PANASKAN");
lcd.setCursor(8, 2);
lcd.print("AIR");
delay(3000);
lcd.clear();
state = 0;
}
if (val > 600) { lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("---WARNING---");
lcd.setCursor(2, 1);
lcd.print("AIR BELUM SIAP");
lcd.setCursor(3, 2);
lcd.print(" PERIKSA AIR ");
56 delay(5000);
lcd.clear();
} break;
} }
Arduino 2:
#include <Servo.h>
Servo myservo;
int val = 4;//komunikasi 2 arduino int sensor2 = 9;
int sensor1 = 8;
int In1 = 7;//motor int In2 = 6;//motor int ENA = 5;
int kecepatan1 = 12;
int kecepatan2 = 11;
int kecepatan3 = 10;
int Inrelay = 2;
int limit;
57 int laser;
int x = 0;
int y = 0;
int z = 0;
void setup() {
myservo.attach(3);//pin servo myservo.write(0);
pinMode(val, INPUT_PULLUP);
digitalWrite(val, HIGH);
pinMode(sensor1, INPUT);
pinMode(sensor2, INPUT);
digitalWrite(sensor1, LOW);
digitalWrite(sensor2, LOW);
pinMode(In1, OUTPUT);//motor pinMode(In2, OUTPUT);//motor pinMode(ENA, OUTPUT);//ena motor pinMode(Inrelay, OUTPUT);//relay pinMode(Inrelay, HIGH);//relay
}
58 void loop() {
int data = digitalRead(val);
if (data == LOW) { motornaik();
} }
void motornaik() {
int limit = digitalRead(sensor1);
int data = digitalRead(val);
if (limit == 1) { motorturun();
}
digitalWrite(Inrelay, LOW);
digitalWrite(In1, LOW);
digitalWrite(In2, HIGH);
digitalWrite(ENA, 255);
if (data == HIGH) { berhenti();
}
if (digitalRead(kecepatan1) == 1) { myservo.write(5);
digitalWrite(Inrelay, LOW);
59 delay(5);
}
if (digitalRead(kecepatan2) == 1) { myservo.write(90);
digitalWrite(Inrelay, LOW);
delay(5);
}
if (digitalRead(kecepatan3) == 1) { myservo.write(180);
digitalWrite(Inrelay, LOW);
delay(5);
}
motornaik();
}
void motorturun() {
int laser = digitalRead(sensor2);
int data = digitalRead(val);
if (laser == 1) { motornaik();
}
int mati = digitalRead(sensor2);
60 if (data == HIGH) {
berhenti();
}
digitalWrite(In1, HIGH);
digitalWrite(In2, LOW);
digitalWrite(Inrelay, LOW);
digitalWrite(ENA, 255);
if (digitalRead(kecepatan1) == 1) { myservo.write(5);
digitalWrite(Inrelay, LOW);
delay(5);
}
if (digitalRead(kecepatan2) == 1) { myservo.write(90);
digitalWrite(Inrelay, LOW);
delay(5);
}
if (digitalRead(kecepatan3) == 1) { myservo.write(180);
digitalWrite(Inrelay, LOW);
delay(5);
}
61 motorturun();
}
void berhenti() {
digitalWrite(In1, HIGH);
digitalWrite(In2, LOW);
digitalWrite(Inrelay, HIGH);
digitalWrite(ENA, 255);
int laser = digitalRead(sensor2);
int data = digitalRead(val);
if (laser == 1) {
digitalWrite(Inrelay, HIGH);
digitalWrite(In1, LOW);
digitalWrite(In2, LOW);
digitalWrite(ENA, LOW);
} }
62 Lampiran 2 Datasheet :
63