• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II KAJIAN LITERATUR

2.3 Sentra Pertanian Perkotaan

FAO (Food and Agriculture Organization) menjelaskan Pertanian Perkotaan sebagai industri yang memproduksi, memproses, dan memasarkan produk pertanian, terutama memenuhi permintaan harian konsumen di dalam perkotaan, dengan metode produksi intensif, memanfaatkan dan mendaur ulang sumber daya dan limbah perkotaan untuk menghasilkan beragam tanaman kebutuhan pangan masyarakat Perkotaan (Lee-Smith et al., 2010). Council on Agriculture, Science and Technology (CAST) menyatakan Pertanian Perkotaan mencakup aspek kesehatan lingkungan, remediasi, dan rekreasi. Di berbagai kota, Pertanian Perkotaan menjadi pendukung aspek keindahan kota dan kelayakan penggunaan tata ruang yang berkelanjutan. Pertanian Perkotaan juga dilakukan untuk meningkatkan pendapatan atau aktivitas memproduksi bahan pangan untuk dikonsumsi keluarga, dan di beberapa tempat dilakukan untuk tujuan rekreasi dan relaksasi (Nasr, 1997). Sekilas, istilah ‘pertanian perkotaan’ mungkin tampak seperti sebuah oxymoron. Pertanian umumnya dianggap sebagai aktivitas pedesaan klasik, dan pertanian perkotaan sering dianggap kuno, sementara, dan tidak pantas. Beberapa menganggapnya marjinal, mungkin kegiatan rekreasi yang konstruktif atau fungsi estetika yang membantu mempercantik kota ‘jelek’. Faktanya, pertanian perkotaan adalah kegiatan ekonomi yang signifikan, yang menjadi pusat kehidupan puluhan juta orang di seluruh dunia. Ini adalah industri yang berkembang pesat yang semakin penting untuk keamanan ekonomi dan gizi penduduk perkotaan, dan memiliki implikasi ekonomi, lingkungan, dan kesehatan yang luas. Dalam dunia urbanisasi yang kekurangan sumber daya alam, kemungkinan kota-kota dapat bergantung pada kecerdikan penduduknya untuk

menghasilkan ketahanan pangan bagi diri mereka sendiri yang signifikan. Di negara-negara di mana kelaparan dan kekurangan gizi merupakan masalah perkotaan yang dominan, suatu kegiatan yang dapat berkontribusi pada kemandirian gizi sangat diperlukan.

Di kota-kota yang tersedak oleh limbah dan polusi mereka sendiri, sebuah industri yang dapat menggunakan sampah perkotaan sebagai sumber daya dasar sangatlah penting.

Pertanian perkotaan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan sosial ekonomi kota dan kota di seluruh dunia. Di beberapa negara, khususnya negara berkembang, ini adalah salah satu industri perkotaan produktif terbesar. Di kota-kota berpenghasilan rendah, itu adalah generator utama pekerjaan.

Pertanian perkotaan adalah aktivitas kewirausahaan yang mudah dan mudah bagi orang-orang ditingkat pendapatan yang berbeda.

Bagi yang termiskin dari yang miskin, ini menyediakan akses yang baik ke makanan. Bagi orang miskin yang stabil, ini menyediakan sumber pendapatan dan makanan berkualitas baik dengan biaya rendah. Untuk keluarga berpenghasilan menengah, ini menawarkan kemungkinan tabungan dan pengembalian investasi mereka di properti perkotaan. Untuk pengusaha kecil dan besar, ini adalah bisnis yang menguntungkan.

Tidak ada petani perkotaan rata-rata. Seringkali, petani kota adalah wanita yang memiliki tempattinggal di kota atau kota selama lima tahun atau lebih, menanam sayuran dan memelihara ternak kecil untuk memberi makan keluarganya, dan memperoleh penghasilan dari penjualan dalam masyarakat. Tetapi petani perkotaan juga termasuk produsen kaya tanaman khusus untuk restoran mahal dan ekspor, agribisnis dengan perkebunan dan kontrak petani, koperasi nelayan, pekerja paruh waktu ‘Hanya

Sabtu’ yang menanam singkong di pinggir jalan, dan tukang kebun pasar dengan kontrak tahunan dengan supermarket dan hotel . 2.4 Pertanian Hidroganik

2.4.1 Pemahaman tentang Hidroganik

Hidroganik berasal dari kata “Hidro” dan “Organik” yang didefinisikan sebagai sistem budidaya organik dengan memadukan sistem hidro dan sistem organik (Udin, 2017). Sumber nutrisi utama dari hidroganik ini diperoleh dari pupuk organik padat dan air sebagai nutrisi tambahan. Pupuk Organik yang dibutuhkan adalah pupuk organik plus agen hayati yang telah sempurna terdekomposisi dalam bentuk padat dan cair. Pupuk organik padat digunakan sebagai media tanam utama dan pupuk organik cair digunakan untuk suplai nutrisi tambahan bagi tanaman. Pupuk organik padat menggunakan perpaduan berbagai macam kotoran hewan untuk mendapatkan prosentase yang optimal dari kandungan masing-masing bahan tersebut. Kotoran ayam mempunyai kandungan tinggi phospor, kalium dan kalsium. Sementara kambing dan sapi tinggi nitrogen

Kelebihan Budidaya Hidroganik, antara lain:

1. Tidak perlu mengolah lahan 2. Tidak banyak gulma

3. Pengendalian hama lebih mudah 4. Tidak perlu penyemaian

5. Lebih hemat bibit 6. Perawatan mudah 7. Tidak perlu irigasi 8. Panen lebih mudah

9. Hasil panen lebih maksimal 1:4

10. Panen ikan

11. Tidak membutuhkan air banyak

12. Bisa dibuat disekitar rumah, di lahan kering, di atas bangunan dan halaman mall

13. Panen yang dihasilkan lebih sehat karena tidak menggunak pupuk kimia dan pestisida kimia

14. Dalam satu tahun bisa panen 4 kali

2.4.2 Proses Pembuatan Instalasi Hidroganik

Proses pembuatan instalasi Hidroganik digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Pembuatan Instalasi Hidroganik Sumber: (Basiri, 2019)

Peralatan utama adalah mesin bor yang bisa untuk melubangi dan menggerakkan baut drilling, gerinda untuk memotong dan meratakan permukaan. Sedangkan bahan utama adalah pipa paralon dan batang galvalum. Pekerjaan dimulai dengan pembuatan rangka galvalum, dilanjutkan dengan menata

pipa paralon yang sudah dilubangi sehingga instalasi hidroganik siap untuk digunakan.

Contoh instalasi Hidroganik digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4. Instalasi Padi Hidroganik Sumber: (Basiri, 2019)

Dalam pertanian hidroganik padi, media tanam adalah pupuk organik yang diletakkan pada netpot gelas plastik mineral.

Cara pembuatannya cukup dengan melobangi gelas plastik

menggunakan alat solder. Setelah itu dipasang kain flanel dan gelas diisi dengan pupuk organik sehingga netpot siap untuk ditanami.

Gambar 5. Pembuatan Netpot dengan Gelas Mineral Sumber: (Basiri, 2019)

2.4.3 Pupuk Organik Majemuk

1. Bahan Baku Pupuk Organik Majemuk

Bahan baku pembuatan pupuk organik majemuk adalah:

Tabel 2. Bahan Baku Pupuk Organik

No. BAHAN JUMLAH

1 Kotoran Ayam 80 Kg 2 Kotoran Kambing 20 Kg 3 Urin Kelinci 10 Liter

4 Air Kelapa 5 Liter

5 Air cucian beras 5 Liter

6 Tetes 1 Liter

7 Dekomposer*) 100 ml

*Jenis dekomposer harus mengandung 10 microba dan kandungan cfu/ml 105

Sumber: (Basiri, 2019)

Cara pembuatannya sbb: Siapkan kotoran ayam 80 kg, kotoran kambing 20 kg, urine kelinci 10 liter, air kelapa 5 liter, air cucian beras 5 liter, molase/tetes 1 liter dan dekomposer 100 ml. Buat larutan dekomposer yaitu dekomposer, molase yang dilarutkan dalam air dengan konsentrasi masing masing 10 cc/

liter. Air kencing kelinci 10 lt dan air 10 lt, campur dan aduk dalam drum plastik. Masing-masing bahan (kotoran ayam, kambing, sapi) disemprot larutan decomposer dengan ketinggian bahan maksimal 60 cm, biarkan selama satu minggu. Campur semua bahan kemudian diselep hingga halus. Semprot secara merata dengan larutan decomposer yang pembuatannya sama dengan di atas.

Masukkan bahan dalam karung (kapasitas 40 kg) atau ditumpuk

dan ditutup dengan terpal, biarkan selama minimal 2 minggu.

Pupuk organik siap digunakan (jika pupuk organik sudah tidak panas) dengan mencampur arang sekam dengan perbandingan 3:1.

Masukkan dalam gelas plastik yang sudah dilubangi dan diberi kain flannel (wick system). Isi gelas hingga penuh, kemudian masukkan benih tanaman, taruh ditempat teduh hingga benih tumbuh dan siap dipindah ke paralon Instalasi Hidroganik (Udin, 2017).

Pembuat pupuk organik cair sbb: Siapkan bahan, yaitu Urine kelinci 100 liter, Urine kambing 15 liter, air 50 liter, dekomposer 2 liter. Campur semua bahan di mulai dari air, air kencing, sambil diaduk. Kemudian masukkan decomposer tetap sambil diaduk.

Lakukan pengadukan minimal 30 menit, kemudian biarkan tertutup rapat. Setiap hari dilakukan pengadukan selama 30 menit, hingga selama satu minggu. (atau gunakan aerator aquarium). Pupuk organik cair siap digunakan (Jika bau gas metan tidak keras). Pupuk cair ini diaplikasikan dengan cara semprot atau kocor seminggu 2 kali dengan konsentrasi 10-25cc/liter (Udin, 2017).

Mikro Organisme pada pupuk organik Majemuk adalah (Basiri, 2019):

j. Metharizium Nisopleae k. Rhizobium

a. Bacilus Megathirium

• Genom bakteri gram positive berbentuk batang dan anggota dari firmcutes.Spesies aerob abliyant (bergantung pada oksigen) atau anaerobik fakultatif (memiliki kemampuan untuk menjadi aerobik atau anaerobik)

• Menghasilkan senyawa yang menghambat bakteri yang merugikan

• Menghasilkan protease untuk mengurangi limbah protein dari sisa makanan dan kotoran (kompos)

b. Lactobacillus sp

• Bakteri ini dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan tanaman

• Meningkatakan percepatan perombakan bahan organik

• Menghancurkan bahan organik seperti lonin dan selulosa serta menfermentasi tanpa menimbulkan senyawa beracun yang ditimbulkan dari pembusukan bahan organik

• Bakteri ini dapat menekan pertumbuhan rusarium, yaitu mikroorganisme merugikan yang menimbulkan penyakit pada lahan / tanaman yang terus menerus ditanami.

c. Sterptomyces

• Penguraian bahan organik atau kompos

• Menghasilkan anti biotik As 1A yang mampu mencegah pertumbuhan penyakit layu pada tanaman

d. Azetobacter sp

• Rhizobakter salah satu fungsi INOKULON bakteri yang penting untuk menyediakan Nitrogen pada tanah dan tanaman

• Mampu meningkatkan kesehatan tanaman akibat adanya penggunaan bahan kimia dengan cara menguraikan karbon / residu kimia

e. Azospirilium

• Bakteri yang hidup di daerah akar tanaman bakteri ini berkembangbiak terutama pada perpanjangan akar dan pangkal

• Sumber energi yang mereka sukai adalah asam organik

• Fungsi nya mampu menambah nitrogen atmosfer dan memacu pertumbuhan tanaman

f. Psedomas Flourescens

• Sekelompok AEROP yang memanfaatkan oksigen sebagai penerima elektron (bakteri ini juga bisa tumbuh AN AEROP (tanah)

• Melindungi akar dari inveksi patogen tanah dengan cara kolonisasi

• Mengeluarakan senyawa yang mampu merangsang pertumbuhan dan perpanjangan pada akar

• Mampu melarutkan fosfot yang terikat oleh kalium

g. Aspergillus Niger

• Mempercepat fermentasi

• Fungsi utama memproduksi enzim dan asam organik (asam nitrat dan asam glukosa)

Genus dari fungsi estrogikata yang sangat penting dalam lingkungan alam serta produk makanan dan obat

• Beberapa anggota dari genus menghasilkan pimsillin , molekul yang digunakan sebagai anti biotik yang membunuh / menghentikan bakteri jahat

• Dapat digunakan dalam pembuatan keju

h. Pinicillium sp

• Genus fungi dari ordo hypomycetes filum askomycota penicillium sp memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konodium

• Genus jamur ascomycetous major ini menghasilkan sebuah molekul yang digunakan sebagai antibiotik yang membunuh atau menghentikan pertumbuhan beberapa jenis bakteri didalam tubuh dan tanaman

i. Trichoderma coningi

Sebangsa jamur yang memiliki enzim selulitik yang sangat aktif

• Cendawan antagonis ini merupakan agon pengendali hayati yang menpunyai banyak mekanisme dalam menyerang dan merusak patogen makanan

j. Metharizium amsoplene

• Jamur yang tumbuh secara alami dalam tanah diseluruh dunia dan menyebabkan penyakit diberbagai serangan dengan bertindak sebagai parasitoid

• M anisoplea dan spesies terkait untuk untuk dapat mengendalikan sejumlah hama seperti rayap , trip dll

k. Rhizobium

• Bakteri yang bersikap aerob merupakan penambah nitrogen yang hidup dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar logume , legumenuseae / disebut juga farebeae , merupakan tanaman berbunga yang di koros dengan keluaraga larang – larangan

2. Cara pembuatan pupuk organik majemuk

• Campurkan bahan organik padat menjadi satu

• Campurkan bahan organik cair kedalam satu wadah

• Siramkan ke media padat

• Diamkan minimal 5 hari jika pupuk tidak berbau maka bisa digunakan

Gambar 6. Proses Pembuatan Pupuk Organik Majemuk Sumber: (Basiri, 2019)

Pembuatan pupuk organik majemuk dimulai dengan pencampuran bahan pupuk organik yaitu: kotoran ayam, kotoran kambing, urin kelinci, air cucian beras, tetes dan dekomposter.

Selanjutnya dilakukan penggilingan dengan alat giling yang khusus dibuat untuk menggiling pupuk organik. Selanjutnya dilakukan peng-ayak-an sehingga didapatkan pupuk organik yang halus.

Hasilnya dimasukkan ke dalam karung-karung plastik sehingga siap dikirim atau disimpan di gudang khusus pupuk organik majemuk.

Pembuatan Media Tanam Hidroganik

Media tanam hidroganik dibuat dengan mencampurkan 4 bagian pupuk organid dengan 1 bagian arang sekam. Setelah tercampur dengan merata maka media tanam ini siap dimasukkan ke dalam netpot hidroganik berupa gelas plastik yang sudah dipersiapkan lengkap dengan lobang-lobang dan kain flanel pada bagian dasar netpot hidroganik.

Gambar 7. Pembuatan Media Tanam Hidroganik Sumber: (Basiri, 2019)

2.3.4 Analisa Usaha Tani Hidroganik

Perhitungan keuangan usaha tani hidroganik secara sederhana untuk tanaman bawang merah diuraikan sebagai berikut (Udin, 2017):

ʹͷ

2.3.4 Analisa Usaha Tani Hidroganik

Perhitungan keuangan usaha tani hidroganik secara sederhana untuk tanaman bawang merah diuraikan sebagai berikut (Udin, 2017):

1. Biaya investasi

a. Pembuatan instalasi untuk 208 net pot = Rp. 2.170.000 HASIL PANEN BAWANG MERAH SISTEM HIDROGANIK

Perkiraan hasil untuk 208 net pot 1 net pot = 0,1 kg untuk 208 net pot = 20,8 kg

Harga per kilo Rp. 25000 sehingga 20,8 X 25000 = Rp. 520.000 Biaya produksi keseluruhan

Biaya instalasi untuk 1 panen= Rp. 2.201.000 : 40 panen = Rp. 55.025

Biaya produksi: = Rp. 244.400

Total = Rp. 299.425

LABA = HASIL - BIAYA = Rp. 520.000 – Rp. 299.425 = Rp. 220.575 B / C RASIO Rp. 520.000 : Rp. 299.425 = 1.7 > 1 (feasible)

2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Surya 2.5.1 Panel Surya (Fotovoltaik)

Fotovoltaik (biasanya disebut juga sel surya) adalah piranti semikonduktor yang dapat merubah cahaya secara langsung menjadi menjadi arus listrik searah (DC) dengan menggunakan

kristal silicon (Si) yang tipis. Sebuah kristal silindris Si diperoleh dengan cara memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur sehingga Si itu berubah menjadi penghantar. Bila kristal silindris itu dipotong stebal 0,3 mm, akan terbentuklah sel-sel silikon yang tipis atau yang disebut juga dengan sel surya (fotovoltaik). Sel-sel silikon itu dipasang dengan posisi sejajar/seri dalam sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau baja anti karat dan dilindungi oleh kaca atau plastik. Kemudian pada tiap-tiap sambungan sel itu diberi sambungan listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar surya maka pada sambungan itu akan mengalir arus listrik. Besarnya arus/tenaga listrik itu tergantung pada jumlah energi cahaya yang mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu.

Sel surya didefinisikan sebagai teknologi yang menghasilkan listrik dc dari suatu bahan semikonduktor ketika dipaparkan oleh cahaya. Selama bahan semikonduktor tersebut dipaparkan oleh cahaya maka sel surya akan selalu menghasilkan energi listrik, dan ketika tidak dipaparkan oleh cahaya, sel surya berhenti menghasilkan energi listrik.Pada dasarnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang bekerja dalam proses tak seimbang dan berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam proses itu sel surya menghasilkan tegangan 0,5-1 volt tergantung intensitas cahaya dan jenis zat semikonduktor yang dipakai. Sementara itu intensitas energi yang terkandung dalam sinar surya yang sampai ke permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi energi radiasi menja-di energi listrik berdasarkan efek fotovol-taik baru mencapai 25%, maka produksi listrik maksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m2 (Suryani et al., 2018). Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa

sel surya fotovoltaik. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat.

Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya

Bentuk moduler dari panel surya memberikan kemudahan pemenuhan kebutuhan pemenuhan listrik untuk berbagai skala kebutuhan. komponen utama panel surya adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapasel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel.

Gambar 8. Panel Surya

Gambar 9. Struktur Sel Surya

Pada perkembangannya, saat ini sel surya banyak memanfaatkan silikon dan bahan semikonduktor yang bervariasi untuk bahan bakunya. Beberapa sel surya yang biasa digunakan di pasaran adalah jenis monocrystalline dan polycrystalline. Panel surya monocrystalline merupakan panel surya yang paling efisian menghasilkan energi, namun kelemahannya adalah efisiensi akan menurun drastis pada cuaca berawan. Sedangkan panel surya polycrystalline memiliki efisiensi yang lebih rendah dibandingkan jenis monocrystaline. Namun demikian, panel jenis polycrystalline ini mampu menghasilkan energi listrik di cuaca mendung atau berawan (Pratama & Siregar, 2018).

Sel Surya Monocrystalline

Sel-sel surya Monocrystalline juga dikenal sebagai sel-sel kristal tunggal. Monocrystalline sangat mudah diidentifikasi karena berwarna hitam pekat. Sel monocrystalline terbuat dari bentuk silikon yang sangat murni, membuatnya menjadi bahan paling efisien untuk konversi sinar matahari menjadi energi.

Gambar 10. Sel Surya Monocrystalline

Selain itu, sel monocrystalline juga merupakan bentuk solar sel silikon yang paling hemat ruang. Selain itu juga keuntungan lainnya adalah menjadi sel yang bertahan paling lama dari semua sel surya berbasis silikon.

Keunggulan sel surya monocrystalline, antara lain: a) Monocrystalline memiliki tingkat efisiensi tertinggi pada 15-20%, b) Monocrystalline membutuhkan lebih sedikit ruang dibandingkan dengan jenis lain karena efisiensi yang tinggi, c) Jenis sel surya monocrystalline dikenal paling awet, c) Monocrystalline performanya lebih baik dari polycristalline pada saat cuaca mendung, membuat sel jenis ini ideal untuk daerah yang sering dilanda hujan. Sedangkan kelemahan sel surya monocrystalline adalah: a) Monocrystalline merupakan sel surya paling mahal di pasar, jadi tidak masuk dalam anggaran semua orang, b) Tingkat kinerja cenderung menurun saat peningkatan suhu ekstrem. Namun, itu adalah kerugian kecil bila dibandingkan dengan jenis sel surya lainnya, c) Terdapat banyak limbah ketika sel silikon dipotong selama pembuatan.

Sel Surya Silikon Polycrystalline

Panel surya pertama berdasarkan silikon polycrystalline yang juga dikenal sebagai polysilicon (p-Si) dan multi-kristal silikon (mc-Si), diperkenalkan ke pasar pada tahun 1981.

Tidak seperti panel surya berbasis monocrystalline, panel surya polycrystalline tidak membutuhkan proses Czochralski. Silikon mentah dilebur dan dituangkan ke dalam cetakan persegi, yang didinginkan dan dipotong menjadi wafer persegi.

Gambar 11. Sel Surya Polycrystalline

Keunggulan Sel Surya Polycrystalline adalah: a) Proses yang digunakan untuk membuat silikon polycrystalline lebih sederhana dan lebih murah. Jumlah limbah silikon yang dihasilkan juga lebih sedikit dibandingkan dengan monocrystalline, b) Panel surya polycrystalline cenderung memiliki toleransi panas sedikit lebih rendah daripada panel surya monocrystalline. Secara teknis ini berarti bahwa polycrystalline performanya sedikit lebih buruk daripada panel surya monocrystalline pada suhu tinggi. Panas dapat mempengaruhi kinerja panel surya dan memperpendek masa hidupnya. Namun, efek ini kecil, dan sebagian besar pengguna tidak perlu khawatir. Sedangkan kekurangan Sel Surya Polycrystalline

adalah: a) Efisiensi panel surya berbasis polycystalline biasanya 13-16%. Karena kemurnian silikon yang lebih rendah, panel surya polycystalline tidak seefisien panel surya monocrystalline, b) Efisiensi ruang lebih baik. Biasanya dibutuhkan permukaan yang lebih besar untuk menghasilkan daya listrik yang sama seperti panel surya yang terbuat dari silikon monocrystalline.

Namun, ini tidak berarti setiap panel surya monocrystalline bekerja lebih baik daripada pada silikon polycrystalline, c) Panel surya monocrystalline cenderung tampil lebih estetis karena memiliki tampilan yang lebih seragam dibandingkan dengan warna biru polycystalline yang berbintik-bintik.

2.5.2 Solar Charge Controller

Controller regulator adalah alat elektronik pada system Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik (PLTSF). Berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke baterai (apabila baterai sdh penuh maka listrik dari modul surya tidak akan dimasukkan ke baterai dan sebaliknya), dan dari baterai/accu ke beban (apabila listrik dalam baterai tinggal 20-30%, maka listrik ke beban otomatis dimatikan.

Controller regulator (Pengontrol muatan) atau pengatur muatan pada dasarnya adalah pengatur tegangan dan / atau arus, untuk menjaga baterai dari pengisian yang berlebihan. Ini mengatur tegangan dan arus yang datang dari panel surya dan pergi ke baterai.

Sebagian besar panel “12 volt” menghasilkan sekitar 16 hingga 20 volt, jadi jika tidak ada regulasi, baterai akan rusak karena pengisian berlebih (Dunlop, 1997).

Pertanyaan yang jelas kemudian muncul - “mengapa panel tidak hanya dibuat untuk mengeluarkan 12 volt?” Alasannya adalah

jika Anda melakukan itu, panel akan memberikan daya hanya ketika dingin, dalam kondisi sempurna dan sinar surya penuh. Ini bukan sesuatu yang dapat Anda andalkan di sebagian besar tempat. Panel perlu memberikan tegangan ekstra sehingga ketika sinar surya rendah di langit, atau Anda memiliki kabut tebal, tutupan awan, atau suhu tinggi, Anda masih mendapatkan beberapa output dari panel, sehingga panel harus mengeluarkan setidaknya 12,7 volt dalam kondisi kasus terburuk.(Osaretin & Edeko, 2015).

Fungsi utama dari pengontrol pengisian daya adalah untuk menjaga baterai pada kondisi pengisian daya setinggi mungkin.

Pengontrol pengisian daya melindungi baterai dari pengisian berlebih dan memutus beban untuk mencegah pelepasan muatan yang dalam. Idealnya, charge controller langsung mengendalikan keadaan baterai. Pengontrol memeriksa status pengisian baterai antara pulsa dan menyesuaikan sendiri setiap kali. Teknik ini memungkinkan arus secara efektif “meruncing” dan hasilnya setara dengan pengisian “tegangan konstan”. Tanpa kontrol pengisian, arus dari modul PV akan mengalir ke baterai yang sebanding dengan radiasi, apakah baterai perlu diisi atau tidak. Jika baterai terisi penuh, pengisian yang tidak diatur akan menyebabkan tegangan baterai terlalu tinggi.

Solar charge controller adalah komponen didalan sistem PLTS yang berfungsi sebagai pengatur arus atau tegangan keluaran panel surya yang digunakan untuk mengisi baterai dan mengatur daya dari baterai ke beban untuk menjaga baterai dari pengisian yang berlebihan (over-charge). Pada umumnya solar charge controller yang sering ditemukan di pasaran adalah tipe Modulasi Lebar Pulsa (Pulse Width Modulation/PWM)) dan Tipe Maximum Power Point Tracker (MPPT).

Pulse Width Modulation (PWM) atau Modulasi Lebar Pulsa adalah salah satu teknik modulasi dengan mengubah lebar

Pulse Width Modulation (PWM) atau Modulasi Lebar Pulsa adalah salah satu teknik modulasi dengan mengubah lebar

Dokumen terkait