• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN EKSISTING

2.1 Serat dan Tekstil

Serat merupakan material utama tekstil. Serat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu serat alami dan serat buatan atau sintetis. Berikut adalah macam serat tekstil beserta pembentuk dan karakteristiknya.

2.1.1 Serat Alami

Serat alami merupakan serat yang terbuat dari bahan-bahan alam antara lain tumbuhan, hewan dan mineral. Kapas, linen, dan rami adalah beberapa contoh serat yang terbuat dari tumbuhan. Sedangkan wol dan sutra adalah serat yang terbuat dari hewan. a. Katun atau Kapas

Kapas merupakan serat alami yang terbuat dari biji buah kapas. Serat ini memiliki karakteristik yang nyaman dan lembut. Selain itu daya serapnya baik dan mengalirkan panas dengan baik. Serat kapas akan mudah terbakar jika terkena suhu 150°C/320°F atau lebih dan menimbulkan bau seperti kertas atau kayu yang dibakar yang kemudian menjadi abu. Serat kapas terkadang digunakan sebagai campuran serat lainnya seperti rayon, poliester, spandeks, dan lain-lain.

b. Linen

Serat yang terbuat dari tanaman lenan ini merupa kan salah satu serat alami yang paling mahal. Hal ini dikarenakan kain yang dihasilkan dari serat ini bersifat sejuk dan segar saat dikenakan dalam cuaca panas. Kelebihan dari serat ini adalah memiliki daya serap yang tinggi dan merupakan konduktor panas yang baik namun mudah hangus dan terbakar. Karakteristik serat linen adalah berkilau dan terasa dingin.. Linen biasanya diaplikasikan pada pakaian, barang perabotan rumah (taplak, seprai, dekorasi jendela, dan lain-lain), tas koper, serta sebagai campuran dengan kapas.

c. Rami

Rami merupakan serat yang terbuat dari rumput rhea dan cina. Rami memiliki karakteristik kaku, lebih rapuh, dan berkilau. Rami paling sering diaplikasikan pada kain kanvas dan terkadang sebagai campuran katun atau sutra untuk menghasilkan kain yang lebih lembut. Selain itu rami juga dapat digunakan untuk bahan denim.

6

d. Wol

Wol merupakan serat yang terbuat dari domba. Serat wol yang baik

biasanya memiliki sisik yang lebih halus dan tampak kusam. Karakteristik

dari serat wol adalah elastis, tampak berkerut, mudah menyerap

kelembapan, dan menyatu pada suhu yang tinggi dibanding kapas. Serat

wol akan menjadi keras setelah terkena suhu 100°C/212°F, dan hangus

pada suhu 204°C/400°F.

e. Sutra

Serat sutra merupakan serat yang terbuat dari ulat sutra. Serat ini memiliki karakteristik berkilau, tekstur yang halus, tidak licin, ringan, kuat (dapat kehilangan 20% kekuatannya ketika basah), elastisitas sedang hingga buruk. Serat sutra akan terbakar pada suhu 165°C/330°F.

2.1.2 Serat Buatan/Sintetis

Berdasarkan pembentuknya, serat sintetis untuk tekstil terbagi menjadi dua, yaitu : a. Selulosa

Serat selulosa terbagi lagi menjadi 3 yang antara lain seperti rayon, asetat, dan tri asetat. Rayon merupakan serat yang terbuat dari polimer alami (serat selulosa alami) yang memiliki karakteristik halus, lembut, berkilau, dan daya serap tinggi. Rayon aka n terurai bila terkena suhu 176°C/350°F dan 204°C/00°F.

Asetat adalah serat yang terdiri dari senyawa selulosa asetat dengan karakteristik termoplastik, halus, lembut, daya serap tinggi sehingga cepat kering, dan berkilau. Suhu setrika yang baik untuk serat ini adalah 135°C/275°F. Pada suhu 176°C/350°F serat asetat akan lengket dan kemudian menjadi kaku. Serat ini digunakan pada kain seperti satin, brokat, kain taf, dan sebagainya.

Tri asetat merupakan serat yang termoplastik, kuat, tahan kerut dan susut, mudah dicuci, dan mempertahankan lipatan dan wiru dengan baik. Serat ini akan lengket pada suhu 298°C/570°F dan kemudian menjadi kaku. Serat ini dapat digunakan dengan poliester untuk menghasilkan pakaian tampak mengkilap.

b. Polimer non selulosa

Beberapa contoh serat polimer adalah nilon, aramid, poliester, akrilik, dan spandek. Nilon terbuat dari poliamida sintetik dengan karakteristik elastisitas yang tinggi,

7 sangat kuat dan tahan lama, termoplastik, dan tampilannya bisa menjadi sangat berkilau, semi berkilau atau kusam. Nilon akan meleleh bila terkena suhu 250°C/482°F.

Poliester merupakan serat yang terbuat dari polimer sintetik. Merupakan serat yang termoplastik, kuat, dan hidrofobik (tidak menyerap). Poliester akan melunak atau menempel pada suhu 226°C/440°F hingga 243°/470°F serta mencair dan terbakar pada suhu 248°C/480°F hingga 290°C/554°F.

Spandeks memiliki merek dagang seperti cleer-span, glospan, dan lycra. Sifatnya sangat elastis, nyaman, dan ketahanan bentuknya tinggi serta tahan lama. Spandeks akan menjadi lengket pada suhu 175°C/347°F dan meleleh pada suhu 230°C/446°F.

Akrilik memiliki karakteristik lembut, hangat, resilient, dan bentuknya terjaga. Serat ini dapat menguning pada suhu di atas 148°C/300°F dan melunak atau menempel pada suhu 232°C/450°F.

2.1.3 Tekstil

Tekstil umumnya digolongkan menjadi dua kategori yaitu woven dan knit. Woven adalah tipe kain yang dibuat dengan cara tenun dimana benang-benang terjalin membentuk pola menyilang. Sedangkan knit adalah kain yang terbentuk dari benang-benang yang disimpul atau rajut seperti spandek, kaos jersey, dan terry. Selain dua kategori tersebut, kini juga dikenal istilah nonwoven fabric yaitu kain yang terbentuk dari serat atau bukan serat tanpa ditenun atau dirajut. Contohnya seperti felt yang terbuat dari wol atau serat sintetik yang dikempa menggunakan panas, tekanan dan uap hingga menjadi lembaran. Berikut ini adalah beberapa contoh kain.

a. Denim

Denim merupakan salah satu contoh kain berbahan katun. Biasanya ditenun dengan benang berwarna gelap (biasanya biru) dan putih dimana benang yang berwarna biru sebagai sisi depan dan benang putih sebagai sisi belakang kain.

8

Gambar 4. Denim Sumber : Firdhausyah, 2015

b. Suiting wool

Suiting wool merupakan salah satu contoh kain berbahan wol yang biasa digunakan untuk setelan seperti jas, celana, rok, dan lain-lain.

Gambar 5. Kain Seragam Berbahan Wool Sumber : Firdhausyah, 2015 c. Satin

Kain satin biasanya terbuat dari sutra dan memiliki banyak macam. Salah satunya adalah duchesse satin yang memiliki dua sisi yang berbeda. Satu sisinya mengkilap dan yang lainnya tampak doff. Selain dari sutra, satin juga dibuat dari poliester namun lebih kaku dan panas.

9

Gambar 6. Macam-Macam Kain Satin Sumber : Firdhausyah, 2015

d. Georgette dan Tulle

Georgette adalah kain yang seperti sifon tetapi memiliki tampilan crepe (kerisut) yang lebih dalam. Kain ini juga tersedia dalam sintetik dengan kelebihan lebih mudah untuk dijahit. Tulle adalah contoh lain kain berbahan sutra. Tetapi yang banyak dijual dipasaran adalah tulle berbahan nilon dengan karakteristik lebih keras dan harganya lebih murah.

Gambar 7. Georgette dan Tulle Sumber : Firdhausyah, 2015 e. Organdi dan Brokat

10

Kain organdi adalah kain yang lembut dan transparan terbuat dari sutra. Namun beberapa organza juga terbuat dari poliester dan nilon. Sedangkan brokat adalah kain tenun yang memiliki tampilan seperti sulaman. Brokat dapat terbuat dari sutra, rayon, poliester, katun, metalik sintetis atau gabungan dari beberapa material.

Gambar 8. Macam-Macam Brokat Sumber : Firdhausyah, 2015 f. Lace

Merupakan kain dengan tampilan pola ornamental yang disulam pada mesh (kain berlubang dengan teknik knit), tile, kain polos atau dibuat dari benang yang dirajut atau disimpul. Lace dapat terbuat dari katun, sutra, benang emas dan serat sintetik.

Gambar 9. Macam-Macam Lace Sumber : Firdhausyah, 2015

Dokumen terkait