• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sertiikasi Radio Elektronika dan Operator Radio (REOR)

Antar Penduduk (IKRAP) dan Sertiikat Kecakapan Amatir

6.6. Sertiikasi Operator Radio

6.6.1. Sertiikasi Radio Elektronika dan Operator Radio (REOR)

Selama tahun 2012, telah diselenggarakan 32 kali ujian negara REOR yang diikuti oleh 2468 peserta. Jumlah penyelenggaraan ujian REOR pada tahun

2012 ini meningkat sebesar 23,1% dibanding tahun sebelumnya, namun jumlah pesertanya menurun sebesar 11% dibanding tahun sebelumnya. Ujian dilakukan di lima kota yaitu di Jakarta, Semarang, Makassar, Surabaya

dan Batam. Kota-kota penyelenggara ujian REOR di tahun 2012 ini sama

dengan tahun 2011. Maluku-Pa Sulawesi Kalimanta Bali-Nusa Jawa Sumatera 0% 20% 40% 60% 80% 100% apua 1 an 1 Tenggara 4 1 IAR 6.3% 11.7% 14.0% 7.6% 42.3% 18.2% IKRAP 4.7% 4.7% 9.6% 4.2% 56.7% 20.2% SKAR 14.2% 16.4% 11.9% 12.0% 33.1% 12.4% gambar 6.18. Distribusi sertiikat amatir radio di pulau besar di Indonesia

Dari distribusi peserta menurut tempat penyelenggaraan ujian, peserta ujian

REOR paling banyak masih terdapat di Jakarta. Proporsi peserta ujian di

Jakarta mencapai 57,5% dari total peserta ujian sepanjang tahun 2012 atau menurun dibanding tahun 2011 yang mencapai 70%. Penurunan proporsi peserta ujian di Jakarta ini diikuti juga dengan peningkatan peserta di wilayah

ujian lainnya yang cukup besar.Empat kota lain yang menyelenggarakan ujian REOR proporsinya meningkat hampir sama yaitu sekitar 3%-4%.

*) termasuk Tangerang Tingkat kelulusan peserta ujian REOR pada tahun 2012 mencapai 85,3%.

Pencapaian kelulusan pada tahun 2012 ini lebih tinggi dari pada tingkat

kelulusan ujian REOR selama setahun pada tahun 2010 yang hanya

mencapai 42,6% dan tahun 2011 yang hanya mencapai 77,4%. Gambar

6.19 menunjukkan tingkat kelulusan ujian REOR paling tinggi dalam penyelenggaraan ujian REOR adalah sama seperti tahun 2011 yaitu di

Makassar yang mencapai 92,6% atau meningkat 3% dari tahun sebelumnya. Namun jika dilihat kenaikan tingkat kelulusan dari tahun 2011 ke 2012, peningkatan terbesar justru terjadi di Surabaya dan Batam. Tingkat kelulusan

ujian REOR di Surabaya yang tahun 2011 baru mencapai 69,1 % meningkat

menjadi 88,5% di tahun 2012. Sementara di Batam tinngkat kelulusan ujian

REOR juga meningkat dari 67,6% di tahun 2011 menjadi 76,9% di tahun

2012.

Tingkat kelulusan ujian REOR di Jakarta yang pesertanya paling banyak,

mencapai 85,5%.Pencapaiankelulusan di Jakarta ini juga lebih besar daripada tahun 2010 dan 2011 yang hanya mencapai 43,6% dan 768%. Hanya

penyelenggaraan ujian REOR di Semarang yang menurun tingkat kelulusannya

namun hanya menurun sebesar 0,1%. Sehingga secara total tingkat kelulusan

ujian REOR di tahun 2012 ini lebih baik dibanding tahun 2011.

Kota 2010 2011 2012

Peserta Lulus Peserta Lulus Peserta Lulus Jakarta* 1098 479 1954 1500 1420 1214 Semarang 847 326 358 302 434 366 Makassar 214 95 144 129 211 196 Surabaya 364 175 109 76 156 138 Batam 0 0 219 148 247 190 Tabel 6.8. Peserta dan Kelulusan REoR Tahun 2010- 2012

6.6.2. Sertiikasi

Kecakapan operator Radio (SKoR)

Penyelenggaraan ujian

sertiikasi kecakapan

Operator Radio (SKOR) sampai akhir tahun 2012 baru dilaksanakan sebanyak 13 kali.Jumlah ini mengalami peningkatan tajam dibanding tahun 2010(6 kali ujian)atau pada tahun 2011(hanya 6 kali ujian). Penyelenggaraan ujian SKOR pada tahun 2012 dilaksanakan di 7 kota yaitu Batam, Mataram, Jakarta, Palembang, Samarinda, Bontang dan Ternate. Pada semester 2 2012 ini ujian SKOR diselenggarakan di setiap bulan pada beberapa kota, sementara di semeter 1 2012 hanya diselenggarakan di bulan Januari, Mei dan Juni.

Peningkatan frekuensi ujian ini juga diikuti dengan peningkatan jumlah peserta ujian di masing-masing kota. Total peserta ujian SKOR pada tahun 2012hanya mencapai 464 orang atau meningkat sebesar 257% dibanding tahun 2011. Jumlah peserta ujian tahun 2012 juga leih besar dianding tahun 201o yang hanya 299 peserta. Peningkatan ini merupakan hasil dari

perbaikan upaya penjadwalan sertiikasi SKOR yang menyesuaikan dengan jam kerja operator serta upaya penyadaran akan pentingnya sertiikasi bagi

para operator radio serta proses mengikuti ujian yang lebih dipermudah.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Jakarta* Semarang Makassar Surabaya Batam 201 43.6 g 38.5 44.4 48.1 10 6% 5% 4% 1% 2011 76.8% 84.4% 89.6% 69.7% 67.6% 2012 85.5% 84.3% 92.9% 88.5% 76.9% gambar 6.19. Perbandingan Tingkat Kelulusan REoR menurut kota penyelenggara 2010- 2012

Dari sisi tingkat kelulusan ujian SKOR seperti ditunjukkan pada gambar 6.20 terjadi kenaikan tingkat kelulusan pada penyelengaraan ujian SKOR tahun 2012. Tingkat kelulusan ujian SKOR tahun 2012 mencapai 96,8%, meningkat dibanding tingkat kelulusan pada tahun 2010 dan 2011 yang masing-masing hanya 92,3% dan 94,6%. Peningkatan ini terutama berasal dari pencapaian ujian SKOR di Mataram dan Jakarta yang tingkat kelulusannya mencapai 100%. Sementara tingkat kelulusan ujian SKOR di Kalimantan Timur (Bontang dan Samarinda), juga mencapai leih dari 95%. Tingkat kelulusan ujian SKOR di Batam justru terus mengalami penurunan setelah tahun 2010 mencapai 92,5% dan tahun 2011 mencapai 83,7%, namun di tahun 2012 menjadi hanya 76,7%.

Kota 2010 2011 2012

Peserta Lulus Peserta Lulus Peserta Lulus

Batam 120 111 43 36 30 23 Pekanbaru 84 76 0 0 0 0 Denpasar 0 0 0 0 0 0 Balikpapan 0 0 53 53 0 0 Mataram 0 0 34 34 57 57 Banjarmasin 30 24 0 0 0 0 Jakarta 65 65 0 0 87 87 Palembang 0 0 0 0 79 76 Samarinda 0 0 0 0 103 100 Bontang 0 0 0 0 52 52 Ternate 0 0 0 0 56 54 TOTAL 299 276 130 123 464 449 Tabel 6.9. Peserta dan Kelulusan SKoR Tahun 2010- 2012 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Batam Pekanbar Denpasar Kaltim Mataram Banjarma Jakarta Palemban Ternate % % % % % % % % % % % 2 9 u 9 r sin 8 10 ng 2010 92.5% 90.5% 80.0% 00.0% 20 83.7 100. 100. 11 7% .0% .0% 2012 76.7% 98.1% 100.0% 100.0% 96.2% 96.4% % % % % % % gambar 6.20. Perbandingan Tingkat Kelulusan SKoR menurut kota penyelenggara 2010- 2012

7

BAB

Kegiatan pengendalian sumber daya dan perangkat informatika dilakukan untuk memantau dan mengatur penggunaan spektrum frekuensi radio (frekuensi) oleh berbagai pihak, termasuk melakukan tindakan terhadap pelanggaran penggunaan frekuensi atau alat dan perangkat pos dan informatika. Pengendalian ini dilakukan melalui penggunaan perangkat sistem informasi manajemen spektrum, perangkat monitoring spektrum frekuensi radio. Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 3 Tahun 2011 tentang Tata Laksana Organisasi Unit PelaksanaTeknis Bidang Monitor Spektrum Frekuensi, pelaksanaan pemantauan frekuensi radio merupakan tugas pokok dari UPT (Unit Pelaksana Teknis) yang tersebar di 37 lokasi, yang dilaksanakan sesuai dengan program kerja UPT, dengan koordinasi dan tindaklanjut dengan Direktorat Pengendalian Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI). Kegiatan pemantauan dilaksanakan untuk keperluan monitoring, perencanaan, penetapan, perizinan (izin baru, izin perpanjangan, izin penggudangan) dan tertib penggunaan spektrum frekuensi radio, pelaksanaan kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. UPT melalui petugas pengendali frekuensi melaksanakan observasi dan monitoring pada pita/frekuensi yang dikehendaki atau sesuai dengan program kerja Tahun 2012 dengan mempergunakan sarana monitoring frekuensi radio yang ada dan memiliki fungsi observasi, pengukuran dan deteksi pancaran.

2. Dari hasil kegiatan monitoring tersebut, didapat hasil frekuensi yang termonitor, kemudian data frekuensi yang termonitor tersebut

diidentiikasi dan dibandingkan hasil monitoring dengan data Izin Stasiun

Radio (ISR) yang terdapat di Sistem Informasi Manajemen SDPPI (SIMS).

3. Dari hasil identiikasi tersebut, temuan pancaran spektrum frekuensi dapat diklasiikasikan menjadi :

a) Frekuensi yang memiliki izin (ISR) dan sesuai dengan peruntukan dan sesuai dengan karateristik teknis izinnya.

b) Frekuensi yang memiliki izin (ISR) namun tidak sesuai dengan peruntukan dan sesuai dengan karateristik teknis izinnya.

c) Frekuensi yang tidak memiliki izin (ISR), atau bisa disebut dengan frekuensi illegal.

4. Hasil data yang telah diidentiikasi selanjutnya ditindaklanjuti dengan

tahapan penertiban dilapangan dimana hasil monitoring yang illegal (tidak memiliki ISR) dijadikan target operasinya, namun demikian tidak semua hasil monitoring dijadikan target operasi keseluruhan hal ini mengingat keterbatasan biaya dan waktu penertiban yang ada di program kerja UPT, selebihnya hasil monitoring yang berstatus illegal (tanpa izin) akan dijadikan obyek pembinaan secara bersamaan melalui program sosialisasi penggunaan frekuensi radio di masing-masing wilayah kerja UPT.

Selain memantau penggunaan frekuensi, kegiatan pengendalian juga dilakukan dengan memantau penggunaan perangkat oleh berbagai kegiatan pemanfaatan sumberdaya pos dan informatika. Pemantauan dilakukan terkait dengan kesesuaian dengan peraturan atau kelayakan dari perangkat yang digunakan. Statistik pada bagian ini juga menyajikan kondisi dan kinerja dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) monitoring dan frekuensi sebagai ujung tombak kegiatan pemantauan dan engendalian penggunaan perangkat dan frekuensi. Monitoring atas kondisi dan kinerja UPT ini sangat penting untuk memastikan UPT dalam melakukan tugas dan fungsi dengan baik dalam melakukan pemantauan perangkat dan penggunaan frekuensi.

7.1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyajian data pada bidang pengendalian sumber daya dan perangkat ini dibagi untuk kegiatan pengendalian frekuensi radio yang

bagian ini. Penyajian data Pengendalian Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika merupakan wujud dari hasil pengaturan sumber daya dan perangkat pos dan informatika oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika sebagai regulator. Pengaturan dan penataan frekuensi dilakukan untuk menghindari terjadinya interferensi baik interferensi antar sistem maupun interferensi antar pengguna dalam suatu sistem. Pengaturan dan

penataan frekuensi juga dilakukan untuk tujuan eisiensi penggunaan spektrum

frekuensi sehingga tidak terjadi pemborosan dalam pemakaiannya. Data yang dimunculkan dalam statistikPengendalianSumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatikaini meliputi :

1) Monitoring penertiban penggunaan spektrum frekuensi radio selama tahun 2012;

2) Tindakan terhadap pelanggaran penggunaan spektrum frekuensi radio selama tahun 2012;

3) Temuan gangguan spektrum frekuensi radio selama tahun 2012;

4) Monitoring dan penertiban penggunaan perangkat pos dan informatika semester 2 dan total tahun 2012;

5) Kondisi masing-masing UPT Monitoring Spektrum Frekuensi Radio semester 2 tahun 2012.