• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesi 5 : Support system

Dalam dokumen Modul terapi (1) (Halaman 33-36)

CARA AKU MELAWAN PIKIRAN NEGATIFKU

D. Metode : Diskusi dan tanya jawab E. Langkah Kegiatan

2.5 Sesi 5 : Support system

Pada sesi 5 ini, terapis mendiskusikan dengan keluarga tentang pikiran negatif yang dialami oleh klien dan cara mengubah pikiran negatif yag dialami klien. Sehingga pada sesi ini keluarga memiliki pengetahuan tentang kondisi klien dan dapat membantu klien dalam mengatasi pikiran negatif yang muncul.

Duval dan Logan (1986) menyatakan bahwa keluarga adalahsekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta social dari anggota keluarga.Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) mengungkapkan bahwa keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam

24

Workshop Keperawatan Jiwa ke-IX, Depok. 25 Agustus 2015

Program Studi Ners Spesialis I Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Berdasarkan definisi diatas sangat jelas pengaruh dukungan keluarga sangat penting agar efektifitas pemberian terapi yang diberikan pada klien dapat maksimal dirasakan oleh klien.

Menurut Friedman (1998) terdapat lima fungsi dasar keluarga yaitu, fungsi: 1) afektif, 2) sosialisasi, 3) reproduksi, 4) ekonomi, dan 5) perawatan keluarga.Kelima fungsi tersebut dijalankan oleh keluarga sebagai suatu unit, dengan uraian:

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basiskekuatan keluarga.Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga yang gembira dan bahagia.Anggota mengembangkan citra diri yang positif, perasaan dimiliki, perasaan berarti dan berharap yang merupakan sumber kasih sayang, dukungan yang dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan di hubungan dalam keluarga.

Aspek yang perlu dipengaruhi oleh keluarga untuk fungsi afektif adalah: Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antara anggota keluarga. Tiap anggota keluarga ayng mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota keluarga yang lain akan memiliki peningkatan kemampuan untuk memberikan hal yang sama kepada anggota keluarga yang lain, sehingga terbina hubungan yang hangat dan saling mendukung (Friedman, 1998). Hubungan erat dan saling mendukung dalam keluarga merupakan asset dasar untuk membina hubungan dengan orang lain di luar keluarga.

Saling menghargai, dengan mempertahankan iklim positif dimana tiap anggota di akui dan dihargai keberadaan dan haknya baik orang tua maupun anak, maka fungsi afektif akan tercapai. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimuali sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.Kemudian dikembangkan dengan kesesuaian pada berbagai aspek kehidupan, keinginan yang tidak dapat dicapai sendiri, misalnya mempunyai anak. Hubungan dikembangkan dengan hubungan orang tua dan anak, antara anak dengan anak melalui proses identifikasi.

Proses identifikasi merupakan intidari ikatan kasih sayang yang sangat penting dibina, sehingga anak akan meniru perilaku orang tua melalui hubungan interaksi mereka yang kondusif. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga.Gejala gangguan kesehatan jiwa yang sering kali terjadi akibat dari fungsi afektif yang tidak terpenuhi.

25

Workshop Keperawatan Jiwa ke-IX, Depok. 25 Agustus 2015

Program Studi Ners Spesialis I Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam lingkungan social (Gegas, 1979, dikutip oleh Friedman, 1998). Sosialisasi terjadi sepanjang kehidupan, dan keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi.Dalam tiap tahap perkembangan keluarga dan individu (anggota keluarga) dicapai melalui interaksi/ hubungan yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar tentang disiplin, norma, budaya, perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga yang selanjutnya memungkinkan sebagai individu mempau berperan dilingkungan masyarakat.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga mempunyai fungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah jumlah sumber daya manusia di dunia.Pengendalian jumlah kelahiran perlu diikuti dengan peningkatan sumber daya manusia tersebut.Salah satu upaya utamanya adalah dengan memfasilitasi keluarga untuk mempunyai kemampuan menjalankan tugas dan fungsi keluarga.

d. Fungsi Ekonomi

Pemenuhan kebutuhan keluarga yaitu makanan, pakaian, rumah, membutuhkan sumber financial, sementara tidak semua keluarga dapat memenuhinya untuk dapat, hidup layak, terutama bagi keluarga miskin.Oleh karena itu, tenaga kesehatan, khususnya perawat bertanggung jawab membantu mencarikan sumber yang tersedia di masyarakat agar dapat dimanfaatkan oleh keluarga sehingga bisa meningkatkan kondisi kesehatan keluarga.

e. Fungsi Perawatan Keluarga

Keluarga memberikan asuhan keperawatan untuk mecegah terjadinya gangguan atau merawat anggota yang sakit.Keluarga pula yang menentukan kapan anggota keluarga yang terganggu perlu meminta pertolongan tenaga profesional.Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga dan kelaurga secara keseluruhan.

Keluarga perlu memiliki pemahaman yang baik tentang sehat sakit yang mempengaruhi perilaku keluarga meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah kesehatan dalam keluarga, kemampuan keluarga melakukan perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapatdiketahui melalui kemampuan keluarga menjalankan tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melakukan tugas kesehatan keluarga dengan baik akan mampu menyelesaikan

26

Workshop Keperawatan Jiwa ke-IX, Depok. 25 Agustus 2015

Program Studi Ners Spesialis I Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

masalah kesehatan keluarga. Tugas kesehatan keluarga meliputi lima tingkatan (Maglaya, 1978), yaitu: 1) mengenal masalah kesehatan; 2) membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat; 3) memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit; 4) mempertahankan suasana rumah yang sehat; dan 5) menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Kondisi klien yang sedang mengalami penyakit fisik yang menimbulkan perubahan rasa nyaman, kelelahan, mual, muntah, timbulnya nyeri yang hebat dan sering, penurunan semangat dan gairah hidup membuat klien membutuhkan adanya dukungan orang lain dalam melewati hari-hari yang diwarnai dengan perasaan dan pikiran yang tidak menyenangkan. Dukungan keluarga, sebagai support system utama klien sangat dibutuhkan untuk keberhasilan terapi. Keluarga dapat membantu klien saat melatih melakukan counter pikiran sehingga pikiran negatif dapat diganti menjadi pikiran positif.

2.5.1 Strategi pelaksanaan kegiatan sesi 5 A. Tujuan

1. Meningkatkan komunikasi perawat dengan klien dan keluarga 2. Klien mendapat dukungan (support system) dari keluarga 3. Keluarga dapat menjadi support sistem bagi klien

B. Setting tempat : Klien, keluarga dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang

Dalam dokumen Modul terapi (1) (Halaman 33-36)