• Tidak ada hasil yang ditemukan

74Setiap hari, biasanya para plasma dikunjungi oleh koordinator dari pihak perusahaan, hanya

untuk mengawasi pemeliharaan dan perawatan tanaman karet. Namun dari aksi itu saja, dirasa belum cukup oleh para plasma, karena tidak ada ilmu yang diperoleh. Plasma yang belum mempunyai kriteria cukup untuk dijadikan mitra perusahaan, sebaiknya diberikan penyuluhan. Penyuluhan atau pelatihan telah dilakukan sebenarnya, namun hanya diberikan dua kali dalam setahun. Pihak pemerintah yang bertanggung jawab mengenai agroindustri karet alam, dalam hal ini Departemen Kehutanan maupun Riset Perkebunan Nusantara juga diharapkan dapat memberikan penyuluhan- penyuluhan yang sifatnya lebih intensif.

Implikasi lainnya yaitu perusahaan mampu mengukur kinerjanya selaku pemelihara dan prosesor utama dalam agroindustri karet alam ini. Dengan adanya model pengukuran kinerja, perusahaan dapat menilai sendiri dimana faktor-faktor yang menjadi kelebihan dan harus dipertahankan. Kinerja perusahaan yang baik dapat menjadi faktor kesuksesan dan kunci berkembangnya perusahaan. Informasi rantai pasok karet alam yang disajikan juga dapat menjadi informasi bagi Departemen Perindustrian dan Departemen Kehutanan maupun Riset Perkebunan Nusantara.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan tema sistem penunjang keputusan manajemen rantai pasok karet alam dengan pendekatan Green Suplly Chain Operations Reference

studi kasus di PT. Condong Garut, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Rantai pasokan merupakan interaksi dari beberapa pihak yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Rantai pasokan karet alam terdiri dari rangkaian kegiatan produktif yang terhubung antara aktifitas nilai yang satu dengan nilai yang lain membentuk rantai nilai industri. Anggota utama rantai pasokan karet alam di Indonesia terdiri dari pemasok, pendistribusi, pengolah, dan konsumen (pasar). Pada PT. Condong Garut, petani kebun karet bertugas sebagai pemasok bahan baku, pemanen lateks, pengumpul dan penyaring lateks dan juga pendistribusi lateks ke pabrik. Pabrik sebagai pengolah bertugas untuk melakukan pemrosesan RSS danBrown Crepe. Karet alam yang sudah diproses akan dipasarkan kepada para pengumpul dan eksportir. Setiap anggota rantai pasokan melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan operasional untuk menghasilkan karet alam yang berkualitas. 2. Berdasarkan hasil analisis tujuh indikator penilaian padagreen stream maprantai pasok RSS di

PT. Condong Garut menunjukan bahwa untuk memproduksiribbed smoked sheetsebesar 120 ton/bulan, dibutuhkan energi berupa listrik sebesar 14,530 Kwh, air sebanyak 1,289 m3, material yang terbuang sebanyak 132,961 Kg, sampah sisa hasil produksi sebesar 147,353.6 Kg, transportasi yang ditempuh 2,769.17 Km dan emisi yang ditimbulkan sebesar 3,096.2 Kg CO2. Ketujuh indikator penilaian tersebut kemudian diukur di tiap tahapan prosesnya, mulai

dari kegiatan budidaya tanaman karet sampai menghasilkannya RSS.

3. Dengan dibuatnya suatu sistem penunjang keputusan diharapkan dapat membantu para pengambil keputusan memilih berbagai alternatif keputusan berupa hasil pengolahan informasi-informasi yang diperoleh. Kebutuhan akan sistem penunjang keputusan tersebut diimplementasikan dalam suatu program AGROGREENRUBBER. Sistem ini dilengkapi dengan model-model pemilihan yang merupakan representasi dari permasalahan yang ada di perusahaan. Model-model yang tersedia yaitu model pemilihan produk prospektif, model pemilihan konsumen potensial, model penentuan strategi pemilihan plasma unggul, dan model pengukuran kineja rantai pasok perusahaan.

4. Hasil keluaran dari model pemilihan produk prospektif menunjukkan bahwa produk terbaik untuk diproduksi adalah Ribbed Smoked Sheet I. Sementara model pemilihan konsumen potensial menyimpulkan bahwa konsumen terbaik untuk menawarkan produk olahan karet alam adalah WTP. Hasil keluaran dari kedua model tersebut didasarkan pada hasil perhitungan metode perbandingan eksponensial (MPE).

5. Model penentuan strategi pemilihan plasma unggul menghasilkan alternatif-alternatif yang dapat mewakili penilaian perusahaan inti terhadap plasma sebagai mitra perusahaan dalam pengelolaan perkebunan karet. Alternatif-alternatif tersebut diperoleh melalui pembobotan dengan pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) berdasarkan faktor-faktor kunci yang membuat suatu plasma unggul. Alternatif-alternatif tersebut jika diurutkan dari bobot yang paling besar yaitu merawat, memanen dan menyaring lateks sesuai prosedur sebesar 0.420, memiliki sarana dan prasarana yang memadai sebesar 0.268, memiliki lokasi pemeliharaan

6

dengan topografi terbaik sebesar 0.141, memiliki jumlah anggota plasma yang ideal sebesar 0.088, dan mengikuti pelatihan-pelatihan sebesar 0.083.

6. Model kinerja rantai pasok perusahaan diukur dengan menggunakan AHP yang dikombinasikan dengan GSCOR dimana metrik SCOR level 1 ditambahkan aspek lingkungan. Pengukuran kinerja tersebut berdasarkan semua aspek metrik kinerja yang telah mempunyai bobot. Data aktual dan wawancara dari perusahaan menjadi inputan dasar pada tabel pengukuran kinerja. Hasil yang diperoleh berdasarkan tabel pengukuran kinerja yaitu kinerja rantai pasok perusahaan terbaik. Keluaran rekomendasi dari sistem menunjukkan perbaikan pada aspek yang bernilai kurang dan cukup.

7. Di dalamsoftware Agrogreenrubber juga memberikan banyak informasi mengenai budidaya dan teknologi pengolahan karet alam, tools yang digunakan untuk penelitian, data-data rekapitulasi kuesioner dengan pakar, data produksi lateks, data produksi RSS dan Brown Crepe, peta afdeling, informasi mengenai rantai pasok perusahaan, dan standar mutu karet. Karena sistem dibuat berbasis web, semua informasi tersebut dapat diakses dengan mudah oleh para pengguna kapan pun dan dimana pun.

6.2

Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Sistem perlu dibuat lebih dinamis agar dalam penggunaannya menjadi lebih mudah dengan menambahkan fasilitas untuk mengubah, baik untuk menambah, mengurangi, mengedit, dan menghapus sehingga data dapat mengalami perubahan sesuai dengan keinginan pengguna. 2. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai pengukuran kinerja rantai pasok karet

dengan pendekatan GSCOR sehingga penilaian kinerja dapat dilakukan secara menyeluruh dan terperinci.

3. Perlu dibuat database mengenai profil-profil mitra plasma secara lebih detail sehingga pengukuran kinerja para mitra plasma juga dapat dilakukan.

SISTEM