• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL MEMOIRS OF A GEISHA DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD

2.3 Setting Dalam Novel Memoirs Of A Geisha

Unsur-unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu:

a. Latar Tempat

Latar tempat menyaran lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan atau tidak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan. Deskripsi tempat secara teliti dan realistis ini penting untuk mengesani pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh-sungguh ada dan terjadi ditempat dan waktu seperti yang diceritakan itu.

Latar tempat dalam novel Memoirs Of a Geisha ini adalah ada di Yoroido, Kyoto dan New York. Hal tersebut bisa dilihat dari cuplikan dibawah ini:

Cuplikan hal 102

“Aku ingat betul bahwa suatu hari di Yoroido dulu seorang nak laki-laki mendorongku ke semak berduri dekat kolam.

Ketika aku berhasil susah payah melepaskan diri semak itu, aku marah sekali sampai bisa menggigit putus kayu.”

Cuplikan diatas menunjukkan latar tempat yang pertama adalah di Yoroido. Yoroido adalah nama sebuah perkampungan nelayan di sekitar Senzuru. Dari Senzuru diperkirakan 2 kali naik kreta api ke Kyoto dan perjalanannya mulai pagi hingga sore hari tiba di Kyoto. Di Yoroido adalah tempat dimana Sayuri tinggal bersama keluarganya hingga berusia 9 tahun sebelum di jual ke Kyoto.

Cuplikan hal 200

“Tur ini meninggalkan kesan yang cukup mendalam bagiku, karena inilah pertama kalinya aku melihat luasnya kota Kyoto yang terhampar di luar batas-batas Gion kecil kami , apalagi ini pertama kalinya aku naik limusin.”

Cuplikan diatas menunjukkan latar tempat yang kedua ada di Kyoto. Kyoto adalah kota tempat Chiyo dijual oleh tuan Tanaka ke sebuah Okiya yang disebut dengan Okiya Nitta pada usia 9 tahun. Dan disinilah Sayuri memulai karirnya sebagai Geisha yang sukses pada usia yang sangat muda.

Cuplikan hal 471

“Tetapi New York adalah kota yang sangat menggairahkan. Dalam waktu singkat New york terasa seperti rumah sendiri, seperti Gion.“

Cuplikan diatas menunjukkan latar tempat yang ketiga yaitu New York. New York adalah kota tempat Sayuri menghabiskan masa tuanya setelah pensiun dari Geisha dan menjalani hidup dengan Ketua.

b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual. Latar waktu juga harus dikaitkan

dengan latar tempat atau latar sosial sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan. Dalam novel ini latar waktu ditunjukkan pada cuplikan sebagai berikut:

Cuplikan hal 90

“Aku saat itu tidak tau, tetapi jalan-jalan sepi gara-gara depresi besar atau zaman Malaise. di era lain Miyagawa –Cho bisa saja jauh lebih ramai daripada Gion.”

Cuplikan diatas menunjukkan latar waktu pada zaman Malaise. Zaman Malaise adalah masa terjadinya krisis perekonomian di dunia yang terjadi sekitar tahun 1930_an. Termasuk di Jepang, selain terlibat perang Dunia ke II juga terjadi kesulitan ekonomi yang disebut kuraitani yang artinya lembah kegelapan.

Cuplikan hal 467

“Tetapi dalam musim gugur 1952, aku menemani Ketua dalam perjalanan keduanya ke Amerika Serikat.”

Cuplikan hal 364

“Sementara sebagian besar orang Jepang hidup dalam lembah kegelapan sepanjang tahun 1930-an, misalnya di Gion kami masih dihangati oleh sedikit matahari.”

Kedua cuplikan diatas menunjukkan cerita ini berlangsung pada zaman Showa yang berlangsung dari tahun 1926 - 1989.

c. Latar Sosial

Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehudupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan , pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap dan lain-lain. Disamping itu latar sosial

juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah atau atas.

Dalam novel Memoirs of a Geisha terdapar ruang lingkup, tempat dan waktu sebagai wahana para tokoh-tokohnya mengalami berbagai pengalaman kehidupannya. Peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam novel ini terjadi dalam tiga tempat, yakni Yoroido, Kyoto dan New York.

Kyoto dalam novel ini lebih spesifik lagi ditempatkan di Tominaga-cho di distrik Gion, yang merupakan salah satu pusat Geisha yang terkenal di Jepang pada saat itu. Pada umur 9 tahun Sayuri datang ke Kyoto dan menetap disana kira-kira 28 tahun. Keadaan Kyoto dalam novel ini terjadi pada tahun 1930 sampai 1940-an yang dalam kurun waktu tersebut telah menjadi salah satu kota besar di Jepang. Wilayahnya terdiri dari jalan-jalan yang besar, kiri dan kanannya berjejer rumah dan bangunan-bangunan besar. Karena telah mempergunakan listrik, di tepi jalan juga sudah menggunakan lampu-lampu kota yang indah.

Kyoto memiliki penduduk yang cukup padat sehingga di seputaran kota dapat dilihat orang banyak berlalu-lalang, sepeda, mobil, dan truk. Selain itu stasiun kreta api merupakan salah satu sarana transportasi antar daerah yang utama pada saat itu.

Jalannya membentang dan berblok-blok, ditepinya berderet rumah-rumah

kayu yang berdempetan, yang sebagian besarnya adalah Okiya yaitu rumah-rumah

Geisha. Sedangkan distrik Gion itu sendiri merupakan daerah Kyoto yang dibelah oleh sungai shirakawa.

Pada tahun 1930-an, di seluruh dunia sedang terjadi depresi ekonomi yang disebut dengan zaman Malaise. Demikian juga di Jepang, selain terlibat dalam perang dunia II juga diseluruh daerah mengalami kesulitan ekonomi, tak terkecuali di Kyoto. Kehidupan para Geisha di Kyoto dikatakan juga semakin menyedihkan, tidak ada lagi yang bersenang-senang atau mengadakan pesta karena kegiatan seperti itu dianggap tidak patriotisdan tidak memikirkan keadaan bangsa dalam keadaan krisis. Kemudian pada tahun 1943 dan puncaknya pada saat perang pacific terdapat

keputusan dari pemerntah bahwa selama perang semua district-district Geisha

ditutup.

Pada tahun 1946 telah ada keoptimisan dari rakyat Jepang bahwa keadaan Jepang akan kembali pulih. Beberapa bulan kemudian di disrict-district Geisha dan

tempat-tempat hiburan di Kyoto kembali dibuka. Kali ini mulai mengikuti

kebudayaan barat karena saat itu banyak juga orang-orang asing yang datang bahkan menetap di Kyoto.

Yoroido adalah sebuah desa yang terletak di laut Jepang, tempat kelahiran Sayuri dan menghabiskan masa kecilnya sampai berusia 9 tahun dan akhirnya

dibawa ke Kyoto. Yoroido adalah sebuah perkampungan nelayan yang sering

mengalami badai dan masyarakatnya miskin. Terletak di tepi ceruk dan hanya punya satu jalan besar dan di sana terdapat satu-satunya pabrik sebagai tempat penampungan ikan.

Sepanjang jalan terdapat deretan rumah yang bagian depannya digunakan sebagai toko. Rumah-rumah penduduknya berukuran kecil dan terbuat dari kayu yang berwarna abu-abu dan berkarat karena udara laut yang asin. Masyarakatnya

masih bersifat tradisional dan sangat percaya pada tahayul dan dalam kedudukan sosialnya perempuan berstatus lebih rendah dari laki-laki, bahkan tidak diperkenankan mencampuri pekerjaan laki-laki. Pakaian penduduknya pun masih sederhana yakni pakaian petani untuk prianya dan wanita tidak pernah memliki pakaian yang lebih mewah dari baju katun atau linen dengan motif ungu sederahana.

Diceritakan Sayuri pindah ke New York pada 1956, kira-kira pada umur 36 tahun. dan tinggal disana sampai pada masa tuanya. New York merupakan kota yang menggairahkan penduduknya padat dan terdiri dari berbagai macam ras dunia. Jalan-jalan rayanya ramai akan peJalan-jalan kaki dan wanita-wanita yang berpergian untuk berkerja dan penuuh dengan suara-suara bising mobil-mobil yang memadati jalan dan klakson taksi-taksi kuning yang meluncur cepat untuk mencari penumpang setiap harinya.

Dokumen terkait