PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
1. Siapkan alat/sarana pengeringan
Sarana pengeringan yang dapat digunakan untuk pengeringan daun yaitu :
a. Cahaya matahari dibawah naungan (manual). b. Alat pengering / oven.
c. Kombinasi keduanya.
2. Pengeringan secara manual / menggunakan sinar matahari: a. Letakkan daun secara merata di atas nampan bambu
(widig), jangan ditumpuk.
b. Letakkan widig di atas 30 cm dari tanah. c. Tutup dengan kain hitam.
d. Bolak-balik daun setiap 4 jam sekali.
e. Daun dijemur selama 3 hari atau sampai kadar air 10% yang ditandai dengan daun kering / simplisia yang mudah dihancurkan.
f. Mengisi form kegiatan pengeringan. 3. Pengeringan menggunakan oven:
a. Letakkan daun pada alat pengering secara merata. b. Set suhu pengeringan sebesar 60o C.
c. Bolak-balik daun setiap 4 jam sekali.
d. Angkat simplisia dari alat pengering setelah kadar air mencapai 10 %.
Tabel 4.2 Rancangan Awal Prosedur Operasional (lanjutan)
Tahap Prosedur Operasional
Tahap penyortiran kering
1. Cuci tangan atau gunakan sarung tangan bersih sebelum proses penyortiran.
2. Pisahkan simplisia dari benda-benda asing dan pengotor lainnya yang masih tertinggal.
3. Pilih / sortir simplisia yang sudah kering sempurna, yaitu ditandai dengan daun yang mudah hancur jika diremas serta warnanya hijau kecokelatan atau hijau kelabu.
4. Mengisi form kegiatan penyortiran kering. Tahap
penimbangan kering
1. Cuci tangan atau gunakan sarung tangan bersih sebelum proses penimbangan.
2. Bersihkan terlebih dahulu alat timbang baik bagian luar maupun bagian dalam sebelum digunakan (BPOM, 2011). 3. Periksa kapasitas, ketelitian dan ketepatan alat timbang
agar sesuai dengan jumlah bahan yang ditimbang atau ditakar (BPOM, 2011). Ganti alat timbang yang sudah tidak layak.
4. Timbang simplisia pada alat timbang. Perbandingan bobot basah dengan kering sebesar 5:1, atau 5 kg saat bobot basah dan 1 kg saat bobot kering.
5. Catat berat simplisia pada form kegiatan penyortiran kering. Tahap
pengemasan dan pelabelan
1. Cuci tangan atau gunakan sarung tangan bersih sebelum proses pengemasan.
2. Siapkan bahan pengemas yang berupa plastik yang kedap udara.
3. Masukkan simplisia ke dalam kemasan.
4. Bersihkan terlebih dahulu alat timbang baik bagian luar maupun bagian dalam sebelum digunakan.
5. Menimbang berat bersih untuk setiap kemasan.
6. Masukkan silica gel ke dalam kemasan agar simplisia tetap kering dan tidak lembab.
Tabel 4.2 Rancangan Awal Prosedur Operasional (lanjutan)
Tahap Prosedur Operasional
7. Tutup kemasan dengan menggunakan mesin pres.
8. Beri label produk yang memuat informasi tentang simplisia, seperti no.kode, nama simplisia, tanggal penyimpanan, berat simplisia.
9. Jika simplisia akan dikirim, masukkan simplisia yang sudah dikemas ke dalam karung. Karung ditutup dengan cara dijahit hingga rapat.
10. Pengisian form kegiatan pengemasan. Tahap
penyimpanan
1. Penyimpanan dilakukan di gudang bersih, sirkulasi udaranya baik dan tidak lembab, suhu tidak melebihi 30o C (Sembiring, 2007).
2. Melakukan penyimpanan simplisia yang sudah dikemas dengan susunan sesuai dengan jenis dan waktu penyimpanan atau dengan metode FIFO (First In First Out) (BPOM, 2011).
3. Menjaga kebersihan gudang. 4. Mengisi form penyimpanan. Tahap
pengamatan
1. Melakukan pengamatan simplisia dalam gudang penyimpanan dengan jangka waktu pengamatan selama 3 bulan sekali.
2. Bila ditemukan simplisia hancur, berjamur, terkena serangga, atau berubah dalam hal warna, rasa, dan bau, maka simplisia ini sudah tidak layak dan tidak dapat digunakan lagi.
3. Bila ditemukan simplisia dengan kadar air meningkat atau simplisia lembab, maka lakukan penjemuran ulang terhadap simplisia.
2. Tahap Do
Tahap Do atau pelaksanaan ini merupakan tahapan implementasi dari tahap
Plan. Dalam tahap ini, dilakukan pelaksanaan rencana yang telah disusun
sebelumnya (tahap Plan) dan memantau proses pelaksanaan dalam skala kecil (proyek uji coba) dengan cara mengimplementasi draft SOP pengelolaan pasca panen Daun Kumis Kucing pada proses pasca panen. Pelaksanaan uji coba ini dilakukan oleh Bapak Sarwoko selaku Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki I dan praktisi budidaya tanaman Kumis Kucing pada tanggal 17 Mei 2012 pukul 09.00-selesai.
Pada tahap Do ini pelaksanaan uji coba disertai dengan checklist. Checklist ini digunakan untuk membantu konfirmasi proses pasca panen dalam draft SOP dengan kondisi lapangan yang sebenarnya saat pelaksanaan uji coba. Checklist dari pengamatan uji coba rancangan awal prosedur dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Pengamatan Uji Coba Rancangan Awal Prosedur
Tahap Prosedur Operasional Check Keterangan
Pengumpulan daun segar
1. Siapkan karung (bagor). √ 2. Setelah pemanenan,
kumpulkan semua daun hasil panen dan masukkan ke dalam karung.
√
3. Mengisi form kegiatan
pengumpulan. √
Tahap penyortiran basah
1. Cuci tangan atau gunakan sarung tangan bersih sebelum proses penyortiran.
-
Belum melakukan prosedur tersebut secara konsisten. 2. Pilih daun yang cukup umur
panennya (umur: 10 minggu), layak atau tidak busuk.
√ 3. Bersihkan daun dari kerikil,
tanah, gulma, dan rumput dengan cara dipukul perlahan-lahan.
Tabel 4.3 Pengamatan Uji Coba Rancangan Awal Prosedur (lanjutan)
Tahap Prosedur Operasional Check Keterangan
4. Memilah daun berdasarkan ukuran agar ukuran simplisia seragam.
√ 5. Mengisi data kegiatan
penyortiran basah pada form kegiatan pencucian.
√ Tahap
pencucian
1. Daun dicuci dengan air mengalir untuk membersihkan dari sisa tanah dan bakteri yang masih menempel kemudian dibilas pada bak air.
√
2. Daun kemudian ditiriskan dan hindari kontaminasi langsung dengan tanah atau lantai.
√ 3. Menimbang daun untuk
mengetahui berat daun basah. √ 4. Mengisi form kegiatan
pencucian. √
Tahap penimbangan basah
1. Cuci tangan atau gunakan sarung tangan bersih sebelum
proses penimbangan basah. √ 2. Bersihkan terlebih dahulu alat
timbang baik bagian luar maupun bagian dalam sebelum digunakan (BPOM, 2011).
Tabel 4.3 Pengamatan Uji Coba Rancangan Awal Prosedur (lanjutan)
Tahap Prosedur Operasional Check Keterangan
3. Periksa kapasitas, ketelitian dan ketepatan alat timbang agar sesuai dengan jumlah bahan yang ditimbang atau ditakar (BPOM, 2011). Ganti alat timbang yang sudah tidak layak.
√
4. Timbang daun pada alat
timbang. √
5. Catat berat daun pada form
kegiatan pencucian. √ Tahap
pelayuan
1. Siapkan alas anyaman bambu
(widig). √
2. Hamparkan daun di atas alas anyaman bambu (widig), jangan ditumpuk terlalu tebal (Priadi, 2004).
√
3. Biarkan selama 1-2 malam. √ Tahap
pengeringan
1. Siapkan alat atau sarana pengeringan. Sarana pengeringan yang dapat digunakan untuk pengeringan daun yaitu :
a. Cahaya matahari dibawah naungan (manual).
b. Alat pengering / oven. c. Kombinasi keduanya.
√
2. Pengeringan secara manual /
Tabel 4.3 Pengamatan Uji Coba Rancangan Awal Prosedur (lanjutan)
Tahap Prosedur Operasional Check Keterangan
a. Letakkan daun secara merata di atas nampan bambu (widig), jangan ditumpuk.
√ b. Letakkan widig di atas 30 cm
dari tanah. -
Peletakkan widig
>50 cm dari tanah. c. Tutup dengan kain hitam.
- Tidak tersedianya kain hitam.
d. Bolak-balik daun setiap 4 jam
sekali. -
Belum melakukan prosedur tersebut secara konsisten. e. Daun dijemur selama 3 hari
atau sampai kadar air 10% yang ditandai dengan daun kering / simplisia yang mudah dihancurkan.
√
f. Mengisi form kegiatan
pengeringan. √
3. Pengeringan menggunakan oven:
a. Letakkan daun pada alat pengering secara merata. b. Set suhu pengeringan sebesar
60o C.
c. Bolak-balik daun setiap 4 jam sekali.
d. Angkat simplisia dari alat pe-ngering setelah kadar air mencapai 10 %.
-
Tahap Pengeringan dengan
menggunakan oven ini tidak dilakukan karena klaster masih melakukan
pengeringan secara manual.
Tabel 4.3 Pengamatan Uji Coba Rancangan Awal Prosedur (lanjutan)
Tahap Prosedur Operasional Check Keterangan
e. Mengisi form kegiatan
pengeringan. -
Tahap penyortiran kering
1. Cuci tangan atau gunakan sarung tangan bersih sebelum proses penyortiran.
-
Belum melakukan prosedur tersebut secara konsisten. 2. Pilih / sortir antara simplisia
yang sudah kering sempurna maupun yang belum.
√ 3. Pisahkan simplisia yang sudah
kering dari benda-benda asing dan pengotor lainnya yang masih tertinggal.
√
4. Mengisi form kegiatan
penyortiran kering. √ Tahap
penimbangan kering
1. Cuci tangan atau gunakan sarung tangan bersih sebelum proses penimbangan.
-
Belum melakukan prosedur tersebut secara konsisten. 2. Bersihkan terlebih dahulu alat
timbang baik bagian luar maupun bagian dalam sebelum digunakan (BPOM, 2011).
√
3. Periksa kapasitas, ketelitian dan ketepatan alat timbang agar sesuai dengan jumlah bahan yang ditimbang atau ditakar (BPOM, 2011). Ganti alat timbang yang sudah tidak layak.
Tabel 4.3 Pengamatan Uji Coba Rancangan Awal Prosedur (lanjutan)
Tahap Prosedur Operasional Check Keterangan
4. Timbang simplisia pada alat timbang. Perbandingan bobot basah dengan kering sebesar 5:1, atau 5 kg saat bobot basah dan 1 kg saat bobot kering.
√
5. Catat berat simplisia pada form kegiatan penyortiran kering.
√ Tahap
pengemasan dan pelabelan
1. Cuci tangan atau gunakan sarung tangan bersih sebelum proses pengemasan.
-
Belum melakukan prosedur tersebut secara konsisten. 2. Siapkan bahan pengemas
yang berupa plastik yang kedap udara.
√ 3. Masukkan simplisia ke dalam
kemasan. √
4. Bersihkan terlebih dahulu alat timbang baik bagian luar maupun bagian dalam sebelum digunakan.
√
5. Menimbang berat bersih
untuk setiap kemasan. √ 6. Masukkan silica gel ke dalam
kemasan agar simplisia tetap kering dan tidak lembab.
-
Tidak tersedianya
silica gel.
7. Tutup kemasan dengan menggunakan mesin pres. -
Tidak tersedianya mesin pres saat uji coba.
Tabel 4.3 Pengamatan Uji Coba Rancangan Awal Prosedur (lanjutan)
Tahap Prosedur Operasional Check Keterangan
8. Beri label produk yang memuat informasi tentang simplisia, seperti no.kode, nama simplisia, tanggal penyimpanan, berat simplisia.
√
9. Jika simplisia akan dikirim, masukkan simplisia yang sudah dikemas ke dalam karung. Karung ditutup deng-an cara dijahit hingga rapat.
-
Opsional.
10. Pengisian form kegiatan
pengemasan. √
Tahap penyimpanan
1. Penyimpanan dilakukan di gudang bersih, sirkulasi udaranya baik dan tidak lembab, suhu tidak melebihi 30o C, ventilasi diberi kasa agar serangga / hewan pengerat tidak mudah masuk.
-
Gudang masih tercampur dengan bahan lain selain simplisia dan agak lembab.
2. Melakukan penyimpanan simplisia yang sudah dikemas dengan susunan sesuai dengan jenis dan waktu penyimpanan atau dengan metode FIFO (First In First Out) (BPOM, 2011).
√
3. Menjaga kebersihan gudang. √ 4. Mengisi form penyimpanan. √ Tahap
pengamatan
1. Melakukan pengamatan simplisia dalam gudang pe- -
Tahap Pengamatan akan dilakukan da-
Tabel 4.3 Pengamatan Uji Coba Rancangan Awal Prosedur (lanjutan)
Tahap Prosedur Operasional Check Keterangan
nyimpanan dengan jangka waktu pengamatan selama 3 bulan sekali.
lam jangka waktu 1 bulan sekali.
2. Bila ditemukan simplisia hancur, berjamur, terkena serangga, atau berubah dalam hal warna, rasa, dan bau, maka simplisia ini sudah tidak layak dan tidak dapat digunakan lagi.
√
3. Bila ditemukan simplisia dengan kadar air meningkat atau simplisia lembab, maka lakukan penjemuran ulang terhadap simplisia.
√
4. Pengisian form laporan
pengamatan √
Dari hasil pengamatan checklist uji coba tersebut, terdapat beberapa hal yang tidak dapat diimplementasikan dengan baik, antara lain:
a. Tahap Pengeringan dengan menggunakan oven ini tidak dilakukan karena klaster masih melakukan pengeringan secara manual.
b. Pada tahap pengeringan tidak menggunakan kain hitam untuk menyerap panas matahari dan menjaga kandungan zat aktif daun.
c. Pada tahap pengemasan tidak menggunakan mesin pres dan tidak diberikan
silica gel untuk menjaga kadar air, sebab bahan tersebut tidak tersedia saat uji
coba.
d. Pada tahap penyimpanan, hasil uji coba tidak sesuai dengan rancangan awal SOP, sebab kondisi gudang masih lembab dan tercampur dengan bahan lain. e. Tahap Pengamatan akan dilakukan dengan jangka waktu 1 bulan sekali.