• Tidak ada hasil yang ditemukan

Side Events

Dalam dokumen Mediakom Edisi 24 Juni 2010 - [MAJALAH] (Halaman 34-36)

Menkes RI dan Delegasi RI telah berpartisipasi dalam sejumlah side events, yang diselenggarakan selama tanggal 17-21 Mei 2010, masing- masing:

Peluncuran prakarsa AS mengenai

Global Health Initiative (GHI) dengan alokasi bantuan sebesar US$ 63 milyar selama enam tahun yang

Peristiwa

difokuskan pada dukungan dalam peningkatan kesehatan perempuan, bayi yang baru lahir dan anak-anak. AS juga berinisiatif untuk melakukan penjajakan kerjasama di bidang kesehatan khususnya polio dan kesehatan reproduksi antara AS dengan negara-negara OKI.

Pada pertemuan dengan the Global Fund for AIDS, Tuberculosis and Malaria (GFATM), telah dibicarakan keinginan GFATM untuk bertemu dengan Presiden RI pada akhir bulan Juni 2010. Melalui kunjungan tersebut diharapkan dapat ditandatangani Round-9 yang diajukan Indonesia. GFATM menilai bahwa Indonesia merupakan negara “contoh” di dalam konteks WHO, Asia, OKI, serta bisa menyuarakan kepentingan-kepentingan public health dalam kerangka G20. GFATM juga mengharapkan peran Indonesia agar negara-negara OKI bersedia menjadi donor bagi GFATM.

Pada pertemuan dengan Deputy Executive Director UNAIDS, telah ditawarkan bantuan UNAIDS dalam bidang surveilans epidemiology terhadap HIV/AIDS di Indonesia. Pada tanggal 8-10 Juni 2010 tim surveilans UNAIDS akan datang ke Indonesia

yang dikoordinasikan dengan kantor UNAIDS di Indonesia. Dalam kaitan ini UNAIDS akan memanfaatkan kunjungan tersebut sekaligus untuk meningkatkan kerjasamanya dengan Pemerintah Indonesia.

Pada pertemuan dengan Kepala Sekretariat WHO Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), kami telah membicarakan kemungkinan mengkaji berbagai peluang peningkatan kerjasama dalam kerangka nasional maupun internasional. Dalam kaitan ini, FCTC juga menawarkan bantuan teknisnya kepada Pemerintah Indonesia khususnya dalam kerangka ratiikasi konvensi tersebut.

Dirjen Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes, pada tanggal 19 Mei 2010 telah diminta sebagai Co-Chair

bersama Assistant DG WHO, Dr. Eric Laroche pada side event mengenai pengalaman penanganan kesehatan saat terjadinya gempa bumi dengan mengambil contoh kasus di Haiti, China dan India.

Pada pertemuan dengan

International Narcotics Control Board

(ICNB), telah ditawarkan kepada Indonesia bantuan capacity building

terkait pengembangan data base

dan klasiikasi pseudo dan efedrin. Delegas RI juga telah melakukan pembicaraan dengan Senior Advisor of the DG-WHO, Mr. Keiji Fukuda, guna menindaklanjuti kerjasama pembangunan Collaborating Center

untuk Vaksin Inluenza di Indonesia. Delegasi RI juga telah

berpartisipasi sebagai salah seorang pembicara pada resepsi yang diselenggarakan oleh International

Federation of Manufacturers Association (IFPMA) pada tanggal 19 mei 2010, melalui presentasi bertema “Women’s Health”.

Pada tanggal 19 Mei 2010, Menkes RI juga telah menerima

Senior Expert WHO, Mr. Tikki Pangestu yang menawarkan kerjasama dalam

“Genomics and Public Health” dengan Pemerintah Indonesia.

Beberapa pertemuan dan side- events lainnya yang dihadiri oleh Delegasi RI adalah “Panel Discussion on 21st Century Approaches to

Public Health Governance” (yang diselenggarakan oleh the Public Health Agency of Canada; pertemuan dengan Profesor Kenzo Kikuni dari

the Sasakawa Foundation yang menawarkan kerjasama penanganan Lepra; Pertemuan dengan “Stop TBFoundation; Pertemuan dengan “Roll Back Malaria”; dan Pertemuan dengan GAVI (the Global Alliance for Vaccines and Immunisation).

Sehari setelah berlangsungnya sidang ke-63 WHA, pada tanggal 22 Mei 2010 dilangsungkan sidang ke-127 Executive Board. Pada sidang tersebut, Indonesia tidak lagi menjabat sebagai anggota EB, dan duduk sebagai peserta dengan klasiikasi negara WHO non-Executive Board. Kedudukan Indonesia digantikan oleh Timor Leste yang mewakili kawasan Asia Tenggara

Menkes berdiskusi dengan delegasi negara lain

Peristiwa

pada EB untuk periode 2010-2011. Disela-sela sidang ke-63 WHA, telah diselenggarakan pula upacara pemberian Health Award, masing- masing untuk Sasakawa Health Prize (yang diberikan kepada Dr. Xueping Du, Directior of the Yue Tan Community Health Service Center of FuXing Hospital, China); United Arab Emirates Health Foundation Prize (diberikan kepada National Center for Diabetes, Endocrinology and Genetics, Jordan dan the Early Childhood Intervention Programme,

Regional Administration of Health of Alentejo, Portugal; serta Dr LEE Jong- wook Memorial Prize for Public Health

(kepada Action for Aids, Singapura). Keberhasilan sidang ke-63 WHA yang dalam waktu lima hari berhasil menyelesaikan 20 resolusi dan 1 keputusan merupakan suatu capaian yang dinilai sangat baik. Namun demikian, beberapa negara mulai menyuarakan agar sidang-sidang WHO pada tingkat regional lebih diefektifkan guna menyelesaikan sejumlah isu bersama, tanpa harus menjadi perdebatan

berkepanjangan pada sidang WHA yang sangat padat agendanya.

Delegasi RI pada sidang ke-63 WHA telah memberikan kontribusi aktif dalam hampir seluruh mata agenda sidang. Selain itu, Delegasi RI juga telah berhasil memperlancar disahkannya tiga rancangan resolusi menjadi resolusi sidang ke-63 WHA, masing- masing mengenai keberlanjutan perundingan Pandemic Influenza Preparedness Framework. Resolusi mengenai “Improvement of health throughsafe and environmentally sound waste management”, serta Resolusi mengenai viral hepatitis. Terkait dengan disahkannya Resolusi “Improvement of Health Through Safe and Environmentally Sound Waste Management”, Executive Secretary of the Basel Convention, Ms. Katharina Kummer, secara khusus telah mengapresiasi upaya Pemerintah RI dalam menggolkan resolusi dimaksud.

Disahkannya resolusi mengenai kelanjutan perundingan Pandemic Influenza Preparedness (PIP)

merupakan kelanjutan keberhasilan Indonesia dan beberapa negara

yang tergabung dalam like-minded countries dalam menciptakan

mutual trust di antara negara-negara kunci bagi pentingnya pengaturan

virus sharing dan benefits sharing

yang adil, transparan, dan setara. Kesediaan negara-negara untuk membahas Standard Material Transfer Agreement (SMTA) merupakan manifestasi kesadaran masyarakat internasional bagi pentingnya ketersediaan dan akses vaksin dalam mengatasi pandemik tidak hanya di negara berkembang namun juga negara maju.

Proil diplomasi Indonesia di bidang kesehatan telah mendapat apresiasi dari negara berkembang lainnya mengingat kemajuan yang dicapai Indonesia di bidang kesehatan maupun komitmen dalam mendorong kerjasama internasional yang adil dan berimbang di bidang kesehatan publik global. Beberapa negara secara informal telah menyatakan apresiasinya kepada Delegasi RI atas kontribusi positif Delegasi RI pada pembahasan sejumlah resolusi sidang ke-63 WHA. npra

1. Pandemic inluenza preparedness: sharing of inluen- za viruses and access to vaccines and other beneits; 2. Implementation of the International Health Regula-

tion (2005);

3. The Establishment of the Working Group on Re- search and Development Goals;

4. Monitoring of the achievement of the health-re- lated Millenium Development Goals;

5. International recruitment of health personnel: draft global code of practise;

6. Infant and young child nutrition; 7. Birth defects;

8. Food safety;

9. Prevention and control of non-communicable dis- eases: implementation of the global strategy; 10. Strategies to reduce the harmful use of alcohol:

draft global strategy;

11. Tuberculosis control; 12. Viral hepatitis; 13. Leishmaniasis control;

14. Smallpox eradication: destruction of variola virus stocks;

15. Availability, safety and quality of blood products; 16. Strategic Approach to International Chemicals

Management;

17. Counterfeit medical products;

18. Treatment and prevention of pneumonia;

19. Health conditions in the accupied Palestinian terri- tory, including east Jerusalem, and in the occuppied Syrian Golan;

20. Partnership;

21. Decision on Appoinment of representatives to the WHO Staff Pension Committee

Dalam dokumen Mediakom Edisi 24 Juni 2010 - [MAJALAH] (Halaman 34-36)

Dokumen terkait