• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI Sifat Pihak Berelasi

a. PT Global Mediacom Tbk dan PT Bhakti Investama Tbk merupakan pemegang saham utama Perusahaan.

b. PT Bhakti Investama Tbk adalah pemegang saham utama PT Global Mediacom Tbk.

c. Pihak berelasi yang mempunyai pemegang saham yang sama dengan perusahaan adalah PT Datakom Asia pada tahun 2010 dan 2009.

d. Pihak berelasi yang merupakan entitas yang dikendalikan oleh personil manajemen kunci Perusahaan adalah PT Media Citra Indostar dan PT Nusantara Vision.

e. Pihak-pihak berelasi yang merupakan entitas anak PT Bhakti Investama Tbk adalah PT MNC Finance, PT MNC Asset Management, PT Media Citra Nusantara Tbk, PT Media Nusantara Informasi, PT Rajawali Citra Televisi Indonesia, PT Global Informasi Bermutu, MNC International Middle East Ltd dan Linktone Ltd.

Transaksi-transaksi dengan Pihak Berelasi

Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi yang meliputi antara lain:

a. Perusahaan memberikan manfaat jangka pendek kepada Komisaris, Direktur dan karyawan kunci Perusahaan sebagai berikut:

2011 2010 2009

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Direksi dan karyawan kunci 24.510 23.958 20.778 Dewan Komisaris 3.042 1.568 1.805

Jumlah 27.552 25.526 22.583

Karyawan kunci Perusahaan merupakan Kepala Divisi di Perusahaan.

b. Biaya sewa ruangan kantor per tahun kepada PT Datakom Asia adalah sebesar Rp 9.316 juta dan Rp 5.808 juta masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009 (Catatan 35c). Pada tanggal pelaporan, biaya sewa dibayar dimuka dicatat sebagai biaya dibayar dimuka (Catatan 10), sedangkan deposit yang dibayarkan tercatat sebagai uang jaminan.

c. Beberapa kendaraan bermotor perusahaan dibeli dari PT MNC Finance melalui liabilitas sewa pembiayaan.

d. Pada tahun 2009, Perusahaan menunjuk PT MNC Asset Management sebagai manajer investasi untuk mengelola dana Perusahaan sesuai dengan kebijakan investasi Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Catatan 6).

e. Pinjaman yang dimiliki Perusahaan (Catatan 14, 19, 20 dan 21) dijamin oleh pihak-pihak berelasi dan/atau dijamin dengan aset yang dimiliki oleh pihak berelasi.

f. Perusahaan mengadakan perjanjian pembelian dan transfer dengan PT Nusantara Vision (“NV”) atas Kontrak Pelanggan dan Database Pelanggan NV (Catatan 12).

g. Perusahaan juga melakukan transaksi di luar usaha dengan pihak-pihak berelasi seperti yang diungkap dalam Catatan 11 dan 16.

h. Rincian aset, liabilitas dan beban pihak berelasi sebagai berikut:

1 Januari

Catatan 2011 2010 2009 2009

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

Aset

Aset keuangan lainnya - lancar 6 - - 126.543 169.309 Persentase dari jumlah aset - - 5,8% 8,4%

Biaya dibayar dimuka 10

Bagian lancar - 9.316 5.808 1.008 Bagian tidak lancar - 74.527 87.351 48.530 Jumlah - 83.843 93.159 49.538 Persentase dari jumlah aset - 2,7% 4,3% 2,4% Aset keuangan lainnya - tidak lancar 11 - 721.286 721.286 721.286

Persentase dari jumlah aset - 23,5% 33,0% 35,7% Piutang lain-lain pihak berelasi 16 71.398 66.716 46.150 57.957

Persentase dari jumlah aset 2,1% 2,2% 2,1% 2,9%

Uang jaminan - 63 63 63 Persentase dari jumlah aset - 0,0% 0,0% 0,0% Liabilitas

Utang usaha 15 53.525 27.920 21.197 25.336

Persentase dari jumlah liabilitas 2,2% 1,3% 1,5% 1,8%

Utang lain-lain pihak berelasi 16 164.069 79.352 81.686 50.472

Persentase dari jumlah liabilitas 6,6% 3,7% 5,7% 3,7%

Liabilitas sewa pembiayaan

Bagian jangka pendek - - 839 1.043 Bagian jangka panjang - - - 739 Jumlah - - 839 1.782 Persentase dari jumlah liabilitas - - 0,1% 0,1% Beban

Beban pokok program dari MNC 22.945 17.906 15.204 Persentase dari jumlah beban

pokok pendapatan 1,7% 1,7% 1,7%

Beban sewa - 9.316 5.808 Persentase dari jumlah beban

pokok pendapatan - 0,9% 0,7% Beban keuangan pinjaman MCOM 6.663 2.253 439

Persentase dari jumlah beban

keuangan 3,3% 2,4% 1,1%

35. IKATAN

a. Perusahaan mengadakan perjanjian dengan berbagai pemasok program untuk menyalurkan program. Perusahaan harus membayar kompensasi tertentu sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam masing-masing perjanjian dengan setiap pemasok. Sebagian besar perjanjian akan berakhir antara tahun 2011 sampai 2018. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian terdapat beberapa perjanjian yang masih dalam proses perpanjangan. b. Perjanjian dengan Bank, Retailer dan Perusahaan Instalasi.

Sehubungan dengan peluncuran jasa penyiaran digital langsung oleh Perusahaan dan penjualan dekoder digital, Perusahaan melakukan perjanjian terpisah dengan:

(i) Beberapa bank, sesuai dengan perjanjian, pelanggan dapat melakukan pembayaran menggunakan debet langsung untuk rekening pelanggan di bank tersebut. Sebagai imbalannya, Perusahaan setuju untuk membayar biaya administrasi kepada bank.

(ii) Beberapa retailer, dimana Perusahaan setuju untuk membayar komisi kepada pengecer sebagaimana diatur dalam perjanjian sesuai dengan paket acara yang dipilih oleh pelanggan.

(iii) Beberapa perusahaan instalasi, dimana Perusahaan menunjuk beberapa perusahaan untuk memasang dekoder digital agar pelanggan dapat menerima dan menyaksikan acara televisi yang ditawarkan oleh Perusahaan. Sebagai imbalannya, Perusahaan setuju untuk membayar biaya pemasangan bulanan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam perjanjian.

c. Perjanjian Sewa dengan PT Datakom Asia (DKA)

Berdasarkan perjanjian sewa No. 152/LG-PKS/DTKA-MNSV/XII/09 tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa dengan DKA untuk menyewa ruang kantor di gedung yang berlokasi di Wisma Indovision, Jalan Raya Panjang Z/III, Green Garden, Jakarta untuk jangka waktu mulai dari 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2019 (Catatan 10).

d. Perjanjian Pembelian dan Pengadaan dengan Samsung Electronics Co. LTD

Berdasarkan Perjanjian Pembelian dan Pengadaan tanggal 18 Mei 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan Samsung Electronics Co. LTD untuk membeli MPEG4 set top boxes (STBs) dengan harga tertentu. Perjanjian ini berlaku untuk 2 (dua) tahun sejak tanggal efektif.

e. Perjanjian Penyediaan Satelit Transponder dengan Protostar II Ltd.

Pada tanggal 13 April 2007, Perusahaan dan PT Media Citra Indostar (”MCI”) melakukan Perjanjian Penyediaan Satelit Transponder dengan Protostar II Ltd. Perjanjian tersebut mewajibkan pembayaran tahunan, terutang dalam jumlah angsuran yang sama setiap bulan pada tanggal dua puluh lima (25). Pembayaran liabilitas ini dijamin oleh PT Global Mediacom Tbk dengan tanpa syarat, pasti dan tidak dapat dibatalkan.

Pada tanggal 29 Juli 2009, Protostar II Ltd. mengajukan petisi sukarela untuk bantuan di bawah Chapter 11 Bankruptcy Code in United States. Karena petisi sukarela, Protostar II Ltd. dengan persetujuan dari The United States Bankruptcy Court for the District of Delaware harus membuat pengaturan penawaran untuk beberapa aset mereka, termasuk satelit dari perjanjian tersebut.

Pada tanggal 16 Desember 2009, SES Satellite Leasing Limited (SES) menandatangani Perjanjian Pembelian dengan Protostar II Ltd. untuk pengadaan satelit transponder. Berdasarkan Bill of Sale antara SES Satellite Leasing Limited dan Protostar II Ltd., transaksi telah diselesaikan pada tanggal 4 Mei 2010.

Pada tanggal 18 Desember 2009, Perusahaan dan MCI menandatangai Perjanjian Pengadaan Satelit Transponder dengan SES. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan dan MCI memiliki tiga (3) pilihan pembelian dan pembayaran, yaitu (1) pembayaran pada akhir masa perjanjian; (2) 3 tahun dari penutupan kebangkrutan dan pada setiap perayaan tahunan berikutnya dari penutupan kebangkrutan selama jangka waktu perjanjian; atau (3) pembelian langsung dengan penutupan terjadi pada atau sebelum tanggal 1 Desember 2010. Perusahaan telah memilih opsi ketiga, yang merupakan metode pembelian langsung. Penjualan tersebut akan terjadi setelah diperoleh persetujuan yang diperlukan dan pembayaran telah dilakukan oleh Perusahaan kepada SES.

Pada tanggal 1 Desember 2010, Perusahaan dan SES telah menyelesaikan Bill of Sale yang digunakan Perusahaan untuk pembelian satelit transponder. Hal ini diperkuat dengan adanya surat yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat mengenai perpindahan kepemilikan atas dua belas (12) 27 MHz S-Band Transponders dari SES kepada Perusahaan dan MCI.

f. Pada tanggal 14 Juli 2010, Perusahaan, MNC (sebagai penjamin) dan RCTI, mengadakan License Agreement dengan United European Football Association untuk UEFA EURO 2012, UEFA EURO 2016, UEFA European Under 21 Championship and UEFA Women’s Euro. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 14 Juli 2010 sampai dengan tanggal 31 Desember di tiap tahunnya untuk masing-masing UEFA Championship berlangsung di tahun yang bersangkutan. Perusahaan dan RCTI harus melakukan pembayaran tertentu untuk lisensi atas program-program tersebut sesuai dengan cicilan yang tercantum dalam perjanjian. Perjanjian dijamin dengan corporate guarantee dari MNC.

g. Pada tanggal 11 Oktober 2010, Perusahaan mengadakan Service Agreement dengan PT Nusantara Vision ("NV"). Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan setuju untuk, antara lain, menyediakan konten penyiaran dan/atau saluran kepada NV dan berbagi fasilitas penyiaran tertentu dengan NV. Atas jasa yang diberikan Perusahaan, NV harus membayar service fee melalui bagi hasil sebesar 35% dari pendapatan kotor NV setiap bulannya kepada Perusahaan. Perjanjian ini dimulai sejak 1 Nopember 2010 dan secara otomatis diperpanjang setiap tahun, kecuali salah satu pihak memberikan pemberitahuan tertulis mengenai penghentian perjanjian. h. Perusahaan memperoleh fasilitas kredit jangka pendek dari HSBC yang terdiri dari fasilitas Kredit

Berdokumen, fasilitas Kredit Berdokumen dengan Pembayaran Tertunda dan Pinjaman Impor dengan jumlah maksimum keseluruhan sebesar USD 25.000.000.

i. Perusahaan merupakan pihak penuntut dalam gugatan terhadap All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC (Astro Malaysia), All Asia Networks, Plc (Astro Dubai) dan PT Direct Vision (PT DV) sehubungan dengan dugaan pelanggaran hukum persaingan usaha terkait hak siar English Premier League musim 2007-2010.

Berdasarkan surat dari AFS Partnership tanggal 12 Maret 2012 perihal pemberitahuan mengenai putusan perkara yang diajukan permohonan kasasi oleh Perusahaan, diinformasikan bahwa perkara permohonan kasasi yang diajukan oleh Perusahaan telah diputus oleh majelis hakim kasasi No. 780 K/PDT.SUS/2010 yang pada intinya bahwa perkara yang dimohonkan kasasi ditolak, dengan alasan bahwa Perusahaan bukan pihak yang diisyaratkan oleh undang-undang untuk mengajukan keberatan atas perkara yang diputuskan oleh KPPU dan atas putusan kasasi tersebut Perusahaan mempunyai hak untuk mengajukan upaya hukum peninjauan kembali terhadap putusan kasasi Mahkamah Agung tersebut.

36. KONTINJENSI

Dalam perkara perdata No. 434/Pdt.G/2011/ PN.Jak.Sel, tanggal 4 Agustus 2011, Hagus Suanto (“Penggugat”) mengajukan gugatan sehubungan dengan perbuatan melawan hukum terhadap beberapa pihak dimana Perusahaan merupakan Tergugat VI dan Direktur Utama Perusahaan merupakan Tergugat VII.

Penggugat mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum dengan alasan bahwa Para Tergugat telah memberikan, menggunakan dan menyebarluaskan data pribadi Penggugat secara tidak sah, tanpa hak dan melawan hukum, sehingga menimbulkan jumlah total kerugian kerugian materiil Penggugat sejumlah Rp 6.403 juta dan jumlah total kerugian immateriil Penggugat sejumlah Rp 999.889 juta.

Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian ini, perkara tersebut sedang dalam proses pemeriksaan pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Dokumen terkait